cover
Contact Name
Fitriani
Contact Email
fitriani@uika-bogor.ac.id
Phone
+62251-7160993
Journal Mail Official
jurnal.ame@uika-bogor.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl. KH. Soleh Iskandar KM.2 Kedung Badak, Kec.Tanah Sareal. Kota Bogor. Kode Pos 16162
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
ISSN : 24603988     EISSN : 25810979     DOI : https://doi.org/10.32832/ame.v8i2
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi):Jurnal Ilmiah Teknik Mesin merupakan jurnal ilmiah yang berisi hasil penelitian, kajian lapangan, pemikiran atau gagasan yang berkaitan dengan ilmu Teknik Mesin yang tidak terbatas pada Energi, Mekanika Stuktur, Material& Manufaktur, dan Mekatronika.
Articles 100 Documents
ANALISIS KINERJA GASIFIER UNGGUN TETAP ALIRAN KE BAWAH MENGGUNAKAN UMPAN KAYU UNTUK MESIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS Gaos, Yogi Sirodz; Putra, Hanang Agna Pradana; Bahry, Syamsul
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.194 KB) | DOI: 10.32832/ame.v1i1.104

Abstract

PERFORMANCE ANALYSIS OF FIXED BED GASIFIER USING FLOW DOWN PINECHIPWOOD FOR GAS ENGINE POWER GENERATION. In recent years energy resources dwindling oil so it is necessary to replace it with renewable energy sources. Biomass is one of the renewable energy sources which has gasification technology, in which these technologies can transform wood into gas fuel (syngas).The research methodology is how to design and manufacture of; gasifier, cyclone and wet scrubber based on the needs of the gas engine performance. The apparatus for wood analysis by using Thermal Conductivity Detection (TCD) and Firing Ionization Detection (FID) to get the calorific value, proximate (containing of; moisture, ash, volatile matter and fixed carbon) and ultimate(containing of; carbon, hydrogen, nitrogen and oxygen) in the wood. Gas chromatography analyser is used to determine the syngas chemical composition and Thermocouple K-type (National Instrument) is used to obtain temperature distribution.From the test results in the data obtained in the temperature distribution in the drying zone of the gasifier at 41ºC, pyrolysis zone at 98 ºC, oxidation zone at 970 ºC and reduction zones at 63 ºC. Meanwhile, syngas temperature in the cyclone outlet is 36,8 ºC and in the wet scrubber outlet is 35,96ºC. Syngas chemical composition generated output gasifier as follows; CO=29,3%, H2=5,6%, CH4=1,03%, CO2=1,33%, and N2=47,35%, meanwhile on the output side of the cyclone; CO=28,05%, H2=4,15%, CH4= 0,44%, CO2= 1,39%, and N2= 49,61% and on the output side of the wet scrubber; CO= 25,63%, H2= 4,49% , CH4= 0,80%, CO2=1,72%, and N2= 51,01%.
ANALISIS FENOMENA PATAHAN BRACKET AKIBAT PEMBEBANAN SISTEM ROTARY MATERIAL SK-5 Firmansyah, Yusup; Sutoyo, Edi
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.536 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i2.2472

Abstract

Bracket merupakan komponen yang digunakan pada industri otomotif berfungsi sebagai sistem penggerak rotary pada mekanisme sistem vibrator. Bracket berfungsi juga balancing force, sehingga memerlukan ketahanan yang merata di seluruh permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk investigasi terhadap kegagalan fungsi bracket (patah) setelah mengalami pembebanan rotary pada komponen assembly unit, untuk mengetahui penyebab terjadinya patahan pada bracket diperlukan investigasi terhadap jenis patahan, aktual proses manufakturing bracket, uji komposisi kimia material SK-5, distribusi kekerasan Bracket, serta foto mikro. Hasil Pengujian dan Observasi : patahan termasuk jenis brittle, adanya initial crack propagation pada visual patahan, proses austempering adanya perbedaan jumlah content mass (kg) 12 – 46 kg, patahan memiliki fluktuasi kekerasan 48-55 HRC serta distribusi kekerasan tidak merata 550-760 HV kedalaman 0,5 mm, fotomikro menunjukkan adanya penyebaran pearlit pada fasa bainit pembesaran 100x dan 200x. Dari hasil pengujian dan observasi dapat disimpulkan bahwa fenomena patahan pada bracket terjadi karena adanya timbul pearlit pada fasa bainit. Hal ini menunjukkan adanya penyebaran suhu yang tidak merata saat pada proses austempering sehingga pada fasa transformasi tertentu suhu benda kerja di angka < 720°C sehingga menyebabkan distribusi kekerasan tidak merata pada seluruh permukaan bracket dan beach mark membentuk crack propagation.
ANALISIS KESEIMBANGAN TERMAL SISTEM PENDINGIN MESIN PEMBANGKIT LISTRIK ORC (ORGANIC RANKINE CYCLE) KAPASITAS 500 kW Maulana, Yahya; Gaos, Yogi Sirodz; Wiradinata, Irvan
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.647 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i1.2354

Abstract

Sistem pendingin Organic Rankine Cycle (ORC) merupakan komponen sistem pendingin yang sangat penting. Sistem ini terdiri dari kondensor, dry cooler, dan pompa yang berfungsi untuk memaksimalkan efisiensi pada sistem ORC. Jenis kondensor yang digunakan yaitu jenis one shell one pass tube fluida yang juga digunakan pada sistem pendingin, n-pentane (sebagai fluida panas) dan air (sebagai fluida dingin). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan termal pada kondensor, dry cooler, dan pompa serta  mendapatkan hasil perhitungan analisis termal pada laju perpindahan panas fluida n-pentane dan fluida air pendingin pada kondensor, dry cooler, dan pompa ORC 500 kW. Proses pendinginan pada sistem pendingin ORC pada dry cooler telah mencapai temperatur pendingin optimum pada nilai temperatur 25°C sampai 35°C. Hal ini ditunjukkan pada nilai temperatur pendingin dry cooler berkisar pada temperatur 31°C sampai 32°C. Keseimbangan energi pada laju perpindahan panas n-pentane Qdc = 2,34 kW sedangkan laju energi yang diterima fluida air dingin yaitu Qc = 1,70 kW dan laju energi pada dry cooler Qeq = 0,64 kW menurut perhitungan diagram p-h.
MODIFIKASI DAN DESAIN ULANG MESIN ROTATING MIXER Hartono, Budi
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1554.891 KB) | DOI: 10.32832/ame.v1i1.105

Abstract

Pewarnaan komponen plastik pada industri cetak injeksi plastik dilakukan dengan mesin rotating mixer. Sebagai alat pendukung produksi mesin injeksi, rotating mixer akan selalu beroperasi selama mesin injeksi beroperasi. Ketidak-lancaran operasi rotating mixer sangat berpengaruh pada kapasitas produksi mesin injeksi. Tujuan modifikasi alat ini adalah meningkatkan kapasitas produksi sebesar 30% dari 50 kg/3 menit menjadi 65 kg/3 menit, untuk mengefisiensikan biaya produksi, dan menambah kesempatan waktu pemeliharaan alat. Penerapan modifikasi rotating mixer dilakukan pada konstruksi dengan menghitung kekuatan komponen yang dibutuhkan dan kemudian diperbandingkan dengan komponen yang ada. Setiapkomponen dapat dipertahankan bila batas ijin kekuatannya berada diatas beban baru yang diberikan.Komponen akan diganti spesifikasinya bila tidak dapat menopang beban baru atau bila komponen lain yang berhubungan berubah sehingga mempengaruhi dimensi komponen tersebut. Dari perhitungan didapatkan bahwa dengan memodifikasi alat dapat meningkatkan kapasitas sebesar 30% dengan mengganti komponen motor daya, bearing, poros, puli, sabuk V. Komponen yang masih dapat dipertahankan adalah sambungan baut, dan rangka batang.
KARAKTERISASI TEKANAN AIR PANAS PADA ORGANIC RANKINE CYCLE BERBASIS SOLAR KOLEKTOR PIPA SIRIP JENIS LONGITUDINAL Yanto, Dwi; Gaos, Yogi Sirodz; Alkindi, Hablinur
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.084 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i1.2326

Abstract

Sistem Organic Rankine Cycle (ORC) Kolektor Surya menggunakan air sebagai fluida dan sistem sirkulasi air panas. Pipa sirip jenis longitudinal digunakan karena jenis pipa yang sangat baik untuk aplikasi perpindahan panas. Tekanan dalam laju aliran sirkulasi air panas berpengaruh terhadap sistem ORC agar berjalan secara optimal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan perhitungan jumlah tekanan pada sistem sirkulasi air panas untuk mengetahui apakah terdapat head loss (mayor dan minor) yang terjadi dan faktor yang mempengaruhi terjadinya head loss pada sistem sirkulasi air panas. Dari hasil pengujian dan perhitungan dalam menganalisis tekanan pada sistem sirkulasi air panas, diperoleh data head loss mayor sebesar 3,093769m, head loss minor sebesar 2,762065 m, dan head loss pada evaporator sebesar 0,00002 m, dengan total head loss sebesar 5,855853m. Berdasarkan hasil perhitungan, penggunaan pipa sirip longitudinal pada sistem perpipaan sirkulasi air panas tidak bekerja secara optimal karena head loss yang terjadi pada pengujian ini lebih besar dari pada head loss perhitungan teoritis yakni 17m berbanding dengan 5,855853m, terdapat selisih yang cukup besar yakni sebesar 11,144147m. Faktor yang mempengaruhi terjadinya head loss pada sistem sirkulasi air panas yaitu banyaknya sambungan las pada pipa, kekasaran ekivalen pada material pipa, dan jenis material serta diameter pipa yang beragam sehingga tekanan air yang terjadi pada saat sirkulasi berubah-ubah.
Pengaruh Perubahan Material CuNi dengan Stainless Steel SA 213 TP304 terhadap Performansi Air Cooler Generator di PLTA Saguling Gaos, Yogi Sirodz; Widiawati, Candra Damis
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.619 KB) | DOI: 10.32832/ame.v1i1.101

Abstract

Alat penukar kalor merupakan peralatan yang mampu menukar kalor dari fluida panas ke fluida dingin. Parameter yang paling kritis dalam desain alat penukar kalor adalah overall thermal conductivity. Jika overall thermal conductivity lebih besar, maka unjuk kerja alat penukar kalor menjadi lebih baik, dimana kondisi tersebut dipengaruhi oleh konduktivitas termal pipa dan material sirip. Material yang paling banyak digunakan alat penukar kalor adalah copper, karena konduktivitas termalnya paling besar sekitar 385 W/moC. Akan tetapi untuk kondisi lainnya, copper nickel (CuNi) pipa, Titanium pipa dan pipa stailess steel AISI 304 yang biasanya digunakan untuk fluida bersifatkorosif. Analisis konduktivitas termal pipa menggunakan tiga metode dan perbedaan masukan data, yaitu 1)perhitungan sederhana; pendingin generator dengan udara di PLTA Saguling, 2) Perhitungan Shell and Tube; pendingin minyak pelumas mesin SWD 6TM410RR, 3) Perhitungan Guentner;pendingin air SWD 6TM410RR. Analisis perhitungan sederhana, shel and tube dan Guentner secara berturut-turut menghasilkan: kapasitas kalor fluida panas masing-masing, Qhot= 433 kW, 305 kW and 510 kW; kapasitas pendinginan udara pendingin pada pipa CuNi, Qhe= 433 kW, 460 kW and 603.62kW; kapasitas pendinginan udara pendingin menggunakan pipa AISI 304, Q’he = 432 kW, 454 kW and 594.35 kW; dan kapasitas pendinginan turun sebesar 0,24%, 1,30% and 1,54%. Berdasarkan perhitungan shell and tube dengan Guentner, kapasitas pendinginan udara menggunakan pipa stailesssteel AISI 304 harus dibalik menjadi 20% untuk mengantisipasi konduktivitas termal yg rendah dari pipa stailess steel AISI 304. Sehingga direkomendasikan untuk menambah luas permukaan sentuh kisaran 20%, sehingga kapasitas pendinginan udara yg menggunakan pipa stailess steel AISI 304menjadi 518 kW.
DESAIN DAN UJI EKSPERIMENTAL EVAPORATOR PADA ORGANIC RANKINE CYCLE Sobar, Ade; Gaos, Yogi Sirodz; Alkindi, Hablinur
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.439 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i2.2336

Abstract

Penelitian desain dan uji eksperimental evaporator pada organic rankine cycle telah dilakukan. Metode uji dilakukan berdasarkan pada perpindahan panas yang terjadi pada evaporator sistem ORC. Material tube yang digunakan adalah SA 304 dengan diameter luar tube 10mm, diameter dalam tube 7,11mm, panjang tube 1000 mm, jumlah tube 158 dengan susunan tube segi tiga, pitch tube 13 mm, dan diameter shell 200 mm, jumlah baffle 4. Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh perpindahan panas hasil pengujian sebesar 1,07 kW sedangkan perpindahan panas hasil desain sebesar 5,05 kW atau baru tercapai 21,19% perpindahan dari desain. 
KARAKTERISASI LAJU ALIRAN MASSA PADA PIPA BAGIAN HEATER BERDASARKAN PERUBAHAN DAYA DI UNTAI (FASSIP-01) MOD.1 Fauzi, Ahmad; Juarsa, Mulya; Giarno, Giarno; Heru, Gregorius Bambang; Haryanto, Dedy; Irianto, Ignatius Djoko
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.455 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i1.2331

Abstract

Kecelakaan reaktor nuklir di Fukushima Daiichi Jepang pada 11 Maret 2011, menyebabkan dilakukannya penelitian ini di berbagai negara termasuk Indonesia yang sedang mengembangkan sistem  keselamatan pasif dengan alat Untai FASSIP-01 Mod.1 di PTKRN-BATAN Serpong. Ada beberapa komponen pada Untai FASSIP-01 Mod.1 yaitu komponen pemanas yang dinamakan Blanket Ceramic Heater (BCH-02), komponen pendingin dengan sistem refrigerant cooling  system (RCS), dan tabung  ekspansi. Sistem pasif menerapkan hukum alami untuk mengamati kondisi yang tidak stabil pada  reaktor. Perlu dilakukannya eksperimen untuk mengetahui karakterisasi distribusi temperatur pada pemanas BCH-02 di Untai FASSIP-01 Mod.1 dengan memvariasikan daya dan tegangan 20 volt – 160 volt. Pengujian dilakukan selama 120 menit dan tegangan dinaikkan sebesar 20 volt selama 15 menit,  eksperimen pada BCH-02 dilakukan dengan posisi vertikal dan horizontal. Hasil eksperimen  pada BCH-02, semakin besar daya yang diberikan maka temperaturnya semakin tinggi. Temperatur yang berada di permukaan ceramic-brick lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur di dalam pipa section, hal ini disebabkan karena terjadi heat loss pada celah celah ruang di dalam BCH-02 sebelum mencapai pipa section.
Pemilihan Fluida Kerja pada Pengembangan Organic Rankine Cycle Gaos, Yogi Sirodz; Juarsa, Mulya; Marzuki, Edi; Yulianto, Muhamad
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.311 KB) | DOI: 10.32832/ame.v1i1.106

Abstract

Studi ini menjelaskan perbandingan 3 fluida kerja yang digunakan dalam pengembangan Siklus Rankine Cycle. Menurut Tabel refrigerant yang sering digunakan, makalah ini menggunakan fluida kerja R134a, R141b dan n-penthane. Analisis menggunakan fluida kerja untuk pengembangan ORC berdasarkan kreteria termodinamika, lingkungan dan ekonomi seperti efesiensi, non-flammability,toksin rendah, tidak ada penipisan ozon dan cost yang rendah. Metode penelitian untuk analisis menggunakan software Cycle Tempo dan penentuan sifat-sifat fluida kerjanya dengan software Refprop. Hasil analisis menunjukkan bahwa efisiensi sistem adalah 8,42%, 11,79% dan 16,92% secara berturut-turut untuk R134a, R141b dan n-penthane pada temperature inlet 160oC. Sehingga dapatdisimpulkan bahawa penggunaan fluida kerja terbaik adalah fluida R134.
STUDI FAKTOR PERSEBARAN SUHU DAN ALIRAN FLUIDA DALAM PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN METODE NUMERIK DAN CFD Haryanto, Aris; Sutoyo, Edi; Sutisna, Setya Permana
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1513.161 KB) | DOI: 10.32832/ame.v5i1.2361

Abstract

Pada desain sistem pengering supaya mendapatkan desain dengan kinerja efisiensi tinggi memerlukan lebih banyak biaya dan waktu karena terdapat banyak variabel yang perlu diperhitungkan. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini melakukan simulasi distribusi suhu di ruang pengering menggunakan metode CFD. Ruang pengering akan dianalisis menggunakan 3 skenario geometri yaitu kotak (balok), bulat (tabung), dan poligon (prisma). Pada dasarnya, perbedaan dalam skenario ke-1 hingga ke-3 adalah dalam posisi geometri dan kipas inlet, sedangkan komponen dan dimensi (volume) dari ruang pengering dibuat sama sehingga data yang diperoleh lebih valid. Hasil simulasi skenario 1 mendapatkan suhu rata-rata 39,08 °C, hasil simulasi skenario 2 mendapatkan suhu rata-rata 38,98 °C, hasil simulasi skenario 3 mendapatkan suhu rata-rata 34,77 °C sehingga disimpulkan bahwa simulasi suhu paling seragam berada di skenario 2 dengan ruang pengering bulat.

Page 5 of 10 | Total Record : 100