cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan
Published by Universitas Warmadewa
ISSN : 25977555     EISSN : 25989871     DOI : https://doi.org/10.22225/wicaksana
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
TRANSPORT, METABOLISME DAN PERAN VITAMIN A DALAM IMUNITAS Putu Nita Cahyawati
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.2.2.2018.43-47

Abstract

Vitamin A sangat penting bagi kehidupan. Vitamin A diperoleh melalui makanan yang mengandung prekursor vitamin A (seperti carotenoid) atau vitamin A itu sendiri dalam betuk retinyl ester. Asam retinoat merupakan metabolit aktif dari vitamin A, yang berfungsi untuk meregulasi berbagai fungsi seluler seperti proliferasi sel, diferensiasi dan kematian sel pada berbagai tipe sel. Vitamin A juga berperan dalam berbagai fungsi biologis tubuh seperti perkembangan embrio, penglihatan dan fungsi otak.1,2 Defisiensi vitamin A merupakan salah satu masalah kesehatan serius, khususnya di negara berkembang. Kondisi ini menyebabkan tingginya risiko infeksi gastrointerstinal, infeksi paru, dan rendahnya respon terhadap vaksinasi, sehingga meningkatkan angka mortalitas pada anak-anak.1 Peran vitamin A pada sistem imun pertama kali dicetuskan pada abad ke 20 oleh Edward Mellanby dan Harry Green.2 Selama dekade terakhir penelitian tentang peran vitamin A pada imunitas telah banyak dilakukan. Melalui artikel ini penulis mencoba memberikan gambaran dan pemaparan tentang transport, metabolisme dan peran vitamin A serta peranannya dalam imunitas.
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDEN VERZET) TERHADAP PUTUSAN VERSTEK P Pradnyawati; I Nengah Laba
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.2.1.2018.25-33

Abstract

Bahwa Derden Verzet merupakan upaya perlawanan dari pihak ketiga terhadap pelaksanaan putusan hakim. Derden verzet bukan merupakan upaya hukum oleh pihak ketiga terhadap putusan verstek, dan apa bila hal tersebut dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak ikut sebagai pihak dalam putusan verstek, maka perlawanan ini sudah seharusnya ditolak oleh hakim dan bukan merupakan derden verzet. Perlawanan derden verzet yang sudah diajukan oleh pihak ketiga terhadap putusan verstek tersebut sudah semestinya ditolak karena bukan merupakan upaya hukum dari putusan verstek. Bahwa upaya hukum yang dapat dilakukan atas penjatuhan putusan verstek adalah verzet, dimana upaya hukum tersebut dilakukan oleh pihak tergugat, maka hakim didalam mempertimbangkan perlawanan pihak ketiga terhadap putusan verstek telah tidak memperhatikan dan mengabaikan ketentuan hukum acara perdata yang sudah berlaku. Sehingga putusannya bukan mengabulkan perlawanan, namun dalam hal ini pelawan harus dinyatakan sebagai pelawan yang tidak benar dan menolak perlawanan pelawan untuk seluruhnya.
MODEL PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN MENGELOLA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI BALI I.G.A.W Upadani
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 1 No. 1: 2017
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.1.1.2017.11-22

Abstract

Modal sosial merupakan sumber penting bagi individu dalam bertindak dan memberikan kualitas hidup yang baik. Oleh karenanya, modal sosial akan membentuk masyarakat menjadi kuat dan berkepribadian yang sanggup mengatasi permasalahan dengan cepat tanpa harus dirugikan (Coleman, 1988). Pemberdayaan masyarakat akan mengalami kegagalan tanpa menyadari pentingnya melibatkan dimensi kultural dan mendayagunakan peran modal sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Modal sosial yang berisikan kepercayaan, pertukaran timbal balik, norma-norma sosial, dan nilai-nilai etis merupakan pondasi penopang yang akan menentukan perkembangan dan keberlanjutan beragam aktifitas usaha di berbagai sektor kehidupan. Dalam menjaga keseimbangan lingkungan dengan masyarakat di daerah pedesaan, maka keterlibatan manusia yang bermukim di daerah hilir perlu dipertimbangkan, sehingga daerah aliran sungai yang ada disekitarnya akan dapat dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement). Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya adanya ketidakterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut. Pengelolaan DAS terpadu dilakukan secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan, penentuan sasaran dan tujuan, rencana kegiatan, implementasi program yang telah direncanakan serta monitoring dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu selain mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu sampai hilir juga perlu mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum. DAS sebagai suatu sistem akan memelihara keberadaannya dan berfungsi sebagai sebuah kesatuan melalui interaksi antar komponennya. Kualitas output dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh kualitas interaksi antar komponennya, sehingga dalam proses ini peranan tiap-tiap komponen dan hubungan antar komponen sangat menentukan kualitas ekosistem DAS (Senge, 1994 dan Kartodihardjo et al., 2004). Keyword: Modal sosial, Pemberdayaan, Masyarakat Desa, dan DAS
PKM KELOMOK TANI IKAN DI DESA BEBETIN, KECAMATAN SAWAN, KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI Dewa Nyoman Sadguna; I Made Kawan; Ni Made Darmadi
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.1-20

Abstract

Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Anakan Jepun dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng adalah berdasarkan kebutuhan kelompok tani mitra untuk memproduksi benih ikan Nila baik secara kuantitas maupun berkualitas melalui penerapan teknologi tepat guna yaitu pemijahan ikan menggunakan “Kantong Jaring Tenggelam” dan panen benih menggunakan “Jaring Gelar” serta penerapan manajemen administrasi kegiatan kelompok pada kelompok mitra. Teknologi ini sangat diharapkan mengingat sampai saat ini kelompok belum mampu memenuhi kebutuhan benih ikan nila untuk pembudidaya ikan KJA di Danau Batur. Kelompok mitra yang telah diberikan penyuluhan & diskusi, pelatihan manajemen administrasi kegiatan kelompok dan praktek pemijahan ikan penggunakan “kantong jaring tenggelam” dan praktek panen benih menggunkan “jaring gelar”, telah mengikuti kegiatan dengan serius dan 95 persen (%) peserta mampu menenerapkan teknologi tepat guna yang telah diprogramkan. Hasil praktek penggunakan alat pemijahan dengan “kantong jaring tenggelam” dan penen benih dengan “jaring gelar”, dapat menghasilkan benih dengan daya hidup 99% dimana sebelumnya hanya bisa mencapai kurang dari 50%. Demikian pula benih yang dikirim sampai kepada konsumen benih (para Pembudidaya ikan di Danau Batur) dapat mecapai daya hidup 100% dibandingkan sebelumnya maksimal mencapai 70%. Kantong Jaring Tenggelam, Jaring Gelar, manajemen Kelompok
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Pada Universitas Warmadewa Dalam Rangka Penguatan Daya Saing Perguruan Tinggi di Masa Depan Ida Bagus Agung Dharmanegara
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.61-70

Abstract

Beberapa tahun terakhir telah terjadi pergeseran yang sangat penting dan fundamental pada ilmu pengetahuan, pendidikan, dan tehnologi. Revolusi industri 4.0. telah menjadi tanda alarm bagi perguruan tinggi yang berusaha meningkatkan daya saingnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena fokus dari pendidikan tinggi sebelumnya telah bergeser dari input kepada output, dengan fokus pada mahasiswa dapat menguasai bagaimana menciptakan hasil sebelum bergerak ke konten pembelajaran yang lebih tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa sebuah perguruan tinggi terdiri tidak hanya dari mahasiswa selaku pelanggan utamanya, maupun dosen selaku ujung tombak dari tri dharma perguruan tinggi. Organisasi perguruan tinggi perlu untuk lebih memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia secara keseluruhan. Artikel ini bertujuan untuk menawarkan gagasan penting terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia di perguruan tinggi dengan lebih spesifik adalah bagi Universitas Warmadewa sebagai salah satu universitas terbesar di Bali. Kata Kunci: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penguatan Daya Saing,
ANALISIS BIAYA RATA-RATA PASIEN RAWAT INAP DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS TYPE II (STUDI DI JEMBRANA DAN GIANYAR) AE Pratiwi; Hegard Sukmawati
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.21-29

Abstract

Diabetes Mellitus type II merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan biaya perawatan sangat besar. Analisis beban biaya pada penyakit Diabetes Mellitus Type II dapat memberikan gambaran alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk pencegahan dan terapi yang dibutuhkan penderita Diabetes Mellitus.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya langsung medis, biaya langsung non medis dan biaya tidak langsung. Jenis penelitian merupakan penelitian cross sectional survey dengan metode mixed method. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan panduan wawancara mendalam.Metode sampling dalam penelitian ini adalah quota sampling dengan jumlah sample sebanyak 105 pasien. Analisis data menggunakan pearson korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Jembrana, pasien rata-rata berjenis kelamin laki-laki dengan usia 50 tahun keatas, tidak bekerja dan rata-rata menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional. Di Kabupaten Gianyar, rata-rata pasien berjenis kelamin laki-laki dengan usia rata-rata diatas 45 tahun masih bekerja aktif, dan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional. Beban biaya rata-rata di Kabupaten Jembrana dengan biaya medis paling besar dikeluarkan adalah biaya obat tambahan sebesar Rp 548.200, biaya medis tidak langsung yang paling besar dikeluarkan adalah biaya transportasi Rp 160.300, dan biaya tidak langsung adalah kehilangan pendapatan dengan jumlah sebesar Rp 300.000. Ada hubungan signifikan antara pendidikan, pendapatan rumah tangga, status sosial ekonomi dengan biaya langsung. Diabetes Mellitus, Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung, Biaya Rata-rata
MEDITATION FOR A BETTER LIFE AS A POTENTIAL WELLNESS TOURISM IN BALI Putu Indah Budi Apsari
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.71-83

Abstract

Meditasi merupakan teknik latihan konsentrasi yang digunakan untuk dapat meningkatkan taraf kesadaran, yang selanjutnya dapat membawa proses-proses mental dapat lebih terkontrol secara safar. Saat orang melakukan meditasi, frekuensi getaran gelombang otak turun, nafas akan melambat, dan oksigen yang terpakai menjadi hemat. Gelombang otak tersebut akan mencapai alam bawah sadar dan gelombang otak akan mendatar dan berada pada keadaan alpha keadaan ini dinamakan keadaan homeostatis atau seimbang, sehingga otak akan mengeluarkan hormon endorphin dan terjadilah self healing. Meditasi selain bisa digunakan untuk mengurangi stres dan hipertensi tentunya bisa sebagai perkembangan wellness tourism. Wellness tourism saat ini perlahan sudah mulai muncul dan menjadi trend di masyarakat salah satunya yang dilakukan di Thailand dengan walking meditation. Wellness tourism adalah sebuah produk berupa jasa pariwisata yang dapat dikembangkan atau dikreasikan ragamnya sesuai dengan kondisi sebuah destinasi baik dari sisi sosial maupun lingkungan. Wellness tourism memiliki banyak cabang diantaranya spa, yoga, dan meditasi. Banyak negara yang mulai mengembangkan wellness tourism salah satunya di Thailand dan di Bali. Thailand dan Bali memiliki keunggulannya masing-masing. Meditasi di Thailand dimasukkan ke dalam paket tour sehingga wisatawan yang belum pernah mencoba meditasi sebelumnya bisa mencoba hal tersebut. Berbeda dengan di Bali meditasi biasanya jarang dimasukkan ke dalam paket tour sehingga tempat meditasi di Bali membutuhkan pemasaran yang lebih baik. Selain itu untuk masalah akses informasi mengenai meditasi di Bali sendiri masih kurang baik dibandingkan Thailand sehingga perlu ditingkatkan untuk akses informasi sehingga wisatawan akan lebih mudah mengetahui informasi. Harga meditasi di Bali juga cenderung lebih mahal dibandingkan Thailand.
RELIABILITAS KUSIONER PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI) VERSI BAHASA INDONESIA DALAM MENGUKUR KUALITAS TIDUR LANSIA Ni Made Hegard Sukmawati; I Gede Sandi Widarta Putra
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.30-38

Abstract

Kualitas tidur merupakan fenomena universal yang terjadi di berbagai segmen demografi dan pengukurannya membutuhkan instrumen yang valid dan reliabel. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dikenal sebagai standar instrumen internasional dan telah dibuat dalam berbagai versi bahasa serta dilaporkan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik. Namun uji reliabilitas kusioner PSQI versi Bahasa Indonesia belum pernah dipublikasikan dan kemungkinan belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat reliabilitas kuisioner PSQI versi Bahasa Indonesia yang umum digunakan oleh peneliti di Indonesia. Total sebanyak 30 lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Abang II, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali dipilih secara konsekutif dan mengisi kuisioner PSQI berbahasa Indonesia. Uji reliabilitas dilakukan dengan analisa corrected item-total correlation dan uji Cronbach’s alpha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PSQI versi Bahasa Indonesia memiliki reliabilitas yang masih rendah dengan nilai Cronbah’s alpha sebesar 0.63. Kompone ke 7, yakni ‘disfungsi di siang hari’ berkontribusi terhadap rendahnya reliabilitas kusioner PSQI versi Bahasa Indonesia ini. Pertanyaan terkait komponen no 7 ini dinilai tidak sesuai dengan pertanyaan versi Bahasa Inggrisnya. Oleh karena itu, disarankan untuk dilakukan translasi ulang untuk komponen no 7 dalam kuisioner PSQI ini dan dilakukan uji term back translation serta uji validitas dan reliabilitas baik di populasi non-klinis maupun klinis. Kata kunci: PSQI, reliabilitas, Bahasa, lansia
KONTRIBUSI WARMADEWA DALAM KEBIJAKAN EKOWISATA A. A. Ayu Dewi Larantika
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.84-89

Abstract

Pembangunan kepariwisataan di Bali berperan penting dalam perekonomian masyarakat. Namun tanpa disadari eksplorasi pariwisata berdampak pada lingkungan dan budaya masyarakat Bali. Hal tersebut dapat dilihat dari alih fungsi lahan, pergeseran nilai-nilai budaya dan gangguan ketertiban sosial lainnya yang semakin marak. Untuk meminimalisir dampak negatif industri pariwisata, pemerintah mengembangkan pembangunan pariwisata ekologi (ecotourism) atau pembangunan pariwisata berkelanjutan dalam bentuk ekowisata. Implementasi kebijakan ekowisata memiliki kendala yang harus dihadapi oleh aktor-aktor kebijakan. Pemerintah sebagai pemegang kendali kebijakan selayaknya melibatkan aktor lain seperti universitas untuk dapat berkontribusi didalamnya. Tulisan ini mendeskripsikan kontribusi universitas dalam hal ini Warmadewa sebagai salah satu aktor dalam kebijakan ekowisata di Bali.
Sikap Bahasa yang Positif terhadap Bahasa Inggris untuk Mengembangkan Ekowisata dan Persaingan Global di Kalangan Civitas Akademika Universitas Warmadewa I Nyoman Muliana
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.3.2.2019.90-97

Abstract

Ekowisata atau ekoturisme telah menjadi wacana yang sangat mengemuka di kalangan pelaku wisata pada dekade ini. Sebagai sebuah bentuk wisata, ekowisata memiliki 2 aspek penting, yakni konservasi lingkungan alam dan masyarakat secara sosial dan ekonomi. Univeristas Warmadewa telah menunjukkan kepekaan terhadap isu tersebut dan menuangkannya ke dalam visinya. Visi tersebut tentu harus ditindaklanjuti oleh seluruh civitas akademika di Universitas Warmadewa, salah satunya dengan kemampuan menggunakan bahasa Inggris sebagai syarat untuk kompetitif secara global dan terlibat dalam perencanaan ekowisata. Kata kunci: ekowisata, Universitas Warmadewa, bahasa Inggris

Page 7 of 13 | Total Record : 124