cover
Contact Name
Rochmat Aldy Purnomo
Contact Email
purnomo@umpo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
istawa@umpo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : 25025732     EISSN : 25410970     DOI : -
ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam (IJPI) [Journal of Islamic Education] is an International Education Journal published by Postgraduate Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Indonesia. The journal publishes empirically grounded and multidisciplinary work on Islamic Education and its related issues: spanning the history, quranic studies, exegesis, tradition, education, curriculum, politics, sufism, etc. It is a peer-reviewed journal of Education. The journal is published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Madrasah Transformation Into Modern Educational Institutions During The New Order Basri Ibrahim
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.198 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2006

Abstract

Madrasah is an Islamic educational institution growing rapidly and significantly in Indonesia to become one of the modern educational institutions. Madrasah in the early period of growth and development is a single educational institution for the community which aims to explore the basics of Islam. However, with advances in the thinking of Islamic scholars, the madrasah undergoes a transformation both of institutional and educational system, the change is very significant madrasa occurred in the new order. The conversion was evident in three (3) ways, namely (a) the system overhauls madrasa changed to be a gap system and classical; (B) a blend of everyday materials and curriculum between religious elements; and (c) the variety of institutional models madrasah with unique features and characteristics. As a result of this transformation is made while positioning the madrassa parallel with other educational institutions in Indonesia. Thus the madrasa has a strategic role for improving the quality of Islamic education, which has its colour of other educational institutions in Indonesia.Madrasah adalah lembaga pendidikan Islam yang berkembang pesat dan signifikan di Indonesia menjadi salah satu lembaga pendidikan modern. Madrasah pada periode awal pertumbuhan dan perkembangan adalah lembaga pendidikan tunggal bagi masyarakat yang bertujuan untuk mengeksplorasi dasar-dasar Islam. Namun, dengan kemajuan pemikiran para cendekiawan Islam, madrasah mengalami transformasi baik dari sistem kelembagaan maupun pendidikan, perubahan madrasah sangat signifikan terjadi pada masa orde baru. Konversi tersebut terbukti dalam tiga (3) cara, yaitu (a) sistem perbaikan madrasah berubah menjadi sistem kesenjangan dan klasik; (B) perpaduan bahan sehari-hari dan kurikulum antara unsur-unsur agama; dan (c) ragam model kelembagaan madrasah dengan fitur dan karakteristik unik. Sebagai hasil dari transformasi ini dibuat sambil memposisikan madrasah sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Dengan demikian madrasah memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, yang memiliki warna lembaga pendidikan lain di Indonesia.
Integration of Islamic Values in Learning M. Zainal Arif
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.311 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2067

Abstract

This research on the Development of the Model of Integration of Islamic Values in Learning is a contribution to the thought given to the leaders of the Iqra Islamic Boarding School 'Barung-Koto Pulai Koto XI Tarusan, West Sumatra Province, and the results were presented in and disseminated at the Iqra Islamic Boarding School curriculum development workshop. The point is that curriculum development that is integrated with Islamic values in all subjects in learning is an absolute thing to do in PP Iqra '. To strengthen Islamic values, it becomes the soul of the entire academic community. The critical issue that is accommodated by the curriculum is educators and educators who do not yet understand about the boarding school problems, and this is what encourages leaders to provide guidance specifically through workshops, specialized training on nursing, with the intention of uniting the vision and mission, so that the boarding school program can succeed well . Another support that is no less important is the availability of facilities and infrastructure as well as the components needed in building Islamic boarding schools.Penelitian tentang Pengembangan Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran ini merupakan sumbangan pemikiran yang diberikan  kepada pimpinan Pondok Pesantren Iqra’ Barung-Koto Pulai Koto XI Tarusan Propinsi Sumatera Barat, dan hasilnya disampaikan  dalam dan diseminarkan dalam acara workshop pengembangan kurikulum Pondok Pesantren Iqra'. Intinya bahwa penyusunan kurikulum yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam diseluruh mata pelajaran dalam pembelajaran merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan di PP Iqra’.  Sebagai upaya memperkokoh nilai-nilai Islam menjadi jiwa seluruh sivitas akademika. Persoalan yang penting disampung kurikulum adalah  tenaga pendidik dan kependidikan yang belum memahami tentang persoalan Pondok Pesantren, dan hal ini yang mendorong pimpinan melakukan pembinaan secara khusus melalui  workshop, pelatihan khusus tentang kepesantrenan, dengan maksud menyatukan visi dan misi, sehingga program pesantren dapat berhasil dengan baik. Pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan sarana dan prasarana serta komponen yang diperlukan dalam membangun Pondok Pesantren.
Evaluation of the Development of Multicultural Education Curriculum in Modern Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School Imam Saerozi
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.007 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2070

Abstract

The phenomenon of students studying in Islamic boarding schools comes from various regions of Indonesia and even from foreign countries. The multicultural aspect also appears in the diversity of potentials and talents possessed by students. To minimize the friction between students leading to more significant conflict, presumably, the development of a multicultural education curriculum is a solution that can be developed at Islamic boarding schools. Evaluations are carried out to check or supervise multicultural curriculum programs that have been implemented. This research uses a qualitative approach using a case study design. Data collection techniques are in-depth interviews (in-depth interviews), participant observation, study documentation. Data analysis techniques are data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The results showed that: Evaluation of multicultural education curriculum development at Darul Hikmah Tulungagung Islamic Boarding School was carried out by 1) Boarding school curriculum material, KMI curriculum evaluation (kuliyatul mualimin al-Islamiyah) was carried out every year, by bringing in teachers, foundations, caregivers and experts to knowing whether the curriculum is still relevant or not, needs to be added or not decided at the meeting. And 2) Madrasa curriculum material, madrasa curriculum evaluation is carried out every year to find out the shortcomings in accommodating input on the curriculum by presenting caregivers, madrasa principals, teachers and education experts who discuss curriculum objectives, curriculum material, curriculum methods and curriculum evaluation. 3) evaluating the achievement of behaviours related to multicultural issues by monitoring and observing internally and externally. Fenomena santri-santri yang belajar di pondok pesantren berasal dari berbagai daerah wilayah Indonesia bahkan dari manca negara. Fenomena multikultural juga nampak pada keragaman potensi dan talenta yang dimiliki santri. Dalam rangka meminimalkan gesekan antara santri yang mengarah pada konflik yang lebih besar kiranya adanya pengembangan kurikulum pendidikan multikultural adalah solusi yang dapat dikembangkan pada pondok pesantren. Evaluasi dilaksanakan untuk mengecek ataupun mengawasi program kurikulum multikultural yang telah dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam (in depth interview), observasi partisipan, studi dokumentasi. Teknik Analisis datanya adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data displays), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing atau veriffication). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Evaluasi pengembangan kurikulum pendidikan multikultural di Pondok Pesantren Darul Hikmah Tulungagung dilakukan dengan jalan: 1) materi kurikulum pondok, evaluasi kurikulum KMI (Kuliyatul Mualimin Al Islamiyah) dilakukan setiap tahun, dengan mendatangkan para guru, yayasan, Pengasuh serta pakar untuk mengetahui masih relevan atau tidak kurikulum, perlu ditambah atau tidak akan diputuskan dalam pertemuan. dan 2) materi kurikulum madrasah Evaluasi kurikulum madrasah dilakukan setiap tahun untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menampung masukan mengenai kurikulum dengan menghadirkan pengasuh, kepala madrasah, guru dan pakar pendidikan yang membahas mengenai tujuan kurikulum, materi kurikulum, metode kurikulum dan evaluasi kurikulum. 3) evaluasi pencapaian perilaku terkait isu multikultural melakukan dengan monitoring dan observasi secara internal dan eksternal.
Revitalizing the Method of Repetition in the Recitation of the Qur'an Muhamad Ali Anwar
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.042 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.1995

Abstract

Al Quran is the word of God, which is worth a miracle, which was revealed to the closing of the Prophets and Apostles. One of the wonders is one of the books that was recited continuously without ever stopping from the beginning announced, also a worthy reward for memorizing the Koran, so do not be surprised if Muslims race to learn it. One of the critical efforts in remembering is the method used, there are a lot of memorization methods, to improve the quality of memorization of the Qur’an, repetition is one of the essential ways to facilitate memorization that is already owned. Thus, the hope to have quality rote learning will be achieved. In the research resulted: memorization of Al-qur’an students become smoother, student becomes more disciplined with the implementation of repetition schedules, the results of the quality of memorization of these students can be seen during weekly Repetition activities, namely every Friday; when students recite their memorization by one juz on average, they are able and fluent in their memorization, students become more useful in their time.Al-Quran ialah kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul. Salah satu kemukjizatannya adalah salah satu kitab yang dibacakan terus menerus tanpa pernah berhenti dari sejak awal diturunkan, juga pahala yang tanpa henti bagi penghafal Al Quran, sehingga tidak heran jika umat Islam berlomba-lomba menghafalkannya. Salah satu upaya penting dalam menghafal adalah metode yang digunakan, ada banyak sekali metode menghafal, untuk meningkatkan kualitas hafalan Al Quran, muroja’ah menjadi salah satu metode yang sangat penting guna memperlancar hafalan yang telah dimiliki. Dengan demikian, harapan untuk memiliki hafalah yang berkualitas akan tercapai. Dalam penelitian dihasilkan: hafalan Al Quran santri menjadi lebih lancar, santri menjadi lebih disiplin dengan diterapkannya jadwal-jadwal muroja’ah, hasil kualitas hafalan santri ini bisa dilihat saat kegiatan muroja’ah pekanan yaitu setiap hari jum’at, saat santri melafalkan hafalannya satu juz rata-rata mampu dan lancar dalam hafalannya, santri menjadi lebih bermanfaat waktu-waktunya.
Prophetic Leadership in the Development of Religious Culture in Modern Islamic Boarding Schools Umar Sidiq; Qurrotul ‘Uyun
ISTAWA Vol 4, No 1 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.167 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i1.1990

Abstract

Prophetic leadership is prophetic leadership. The main aim of the prophetic task is to teach humans how to get happiness and safety, both in this world and the hereafter. This study is to describe and analyze 1) Prophetic leadership strategies in the development of religious culture in Boarding school Modern Arrisalah Gundik Slahung Ponorogo, East Java, Indonesia. 2) Supporting and inhibiting factors in the application of prophetic leadership in Boarding school Gundik Slahung Ponorogo, East Java, Indonesia. 3) The results of the implementation of prophetic leadership in the development of religious culture at Boarding school Modern Arrisalah Gundik Slahung Ponorogo, East Java, Indonesia. The concept of prophetic leadership that is understood by the leaders of Boarding school Modern Arrisalah is simply by imitating the Prophet Muhammad. Following the capacity of humanity. Generally, prophetic leadership is done by emulating four characteristics of the Prophet. He is honest in everything, including conveying his knowledge honestly, correctly and can be tested for its source. He mandated his leadership, did what he ordered for all the clerics and his students; he also never renounced his leadership. He tabligh, conveyed everything that he had so far for the benefit of the cleric and his students. He is intelligent in all aspects of behaviour and mind, so now he is the idol of the students.Kepemimpinan profetik adalah kepemimpinan yang bersifat kenabian. Tujuan utama dari tugas kenabian ialah untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana cara mendapat kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun akhirat. Kajian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang 1) Strategi prophetic leadership dalam pengembangan budaya religius di Pesantren Modern Arrisalah Gundik Slahung Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. 2) Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan prophetic leaership di Pesantren Modern Gundik Slahung Ponorogo, East Java, Indonesia. 3) Hasil penerapan prophetic leadership dalam pengembangan budaya religius di Pesantren Modern Arrisalah Gundik Slahung Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Konsep prophetic leadership yang dipahami oleh pimpinan Pesantren Modern Arrisalah secara sederhana ialah dengan meneladani Nabi Muhammad Saw. sesuai dengan kapasitas umat manusia. Umumnya prophetic leadership dilakukan dengan meneladani empat sifat Nabi. Beliau jujur dalam segala hal termasuk menyampaikan ilmu dengan jujur, benar dan bisa diuji sumbernya. Beliau amanah terhadap kepemimpinannya, melakukan apa yang beliau perintahkan untuk semua ustadz dan para santrinya, beliau juga tak pernah ingkar terhadap kepemimpinannya. Beliau tabligh, menyampaikan segala sesuatu yang beliau dapat selama ini untuk kemaslahatan ustadz dan para santri-santrinya. Beliau cerdas dalam segala aspek perilaku dan pikiran, sehingga sampai sejauh ini beliau adalah idola para santri.
In Forming Religious Behavior and Entrepreneurship Abdul Ghofur; Miftakhurozaq Miftakhurozaq; Hendri Maryanto
ISTAWA Vol 4, No 2 (2019): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.442 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v4i2.2183

Abstract

This research journal aims to find out the implementation of Gusjigang's local wisdom-based character education in shaping religious behavior and entrepreneurship at High School Hasyim Asy'ari 3 and High School Mawaqi'ul Ulum Kudus. This research method is a qualitative study with research subjects as Head of High School Hasyim Asy'ari 3 and High School Mawaqi'ul Ulum Kudus. Data collection techniques using the method of observation, interviews, documentation, data triangulation. Data analysis techniques using the theory of Miles and Huberman then validated the validity with triangulation. This research journal produces a description and analysis: First, the content of the implementation of Gusjigang's local wisdom-based character education in shaping religious behavior and entrepreneurship starts from the formulation of the madrasa curriculum, character component development, applied through learning and character culture of madrasas. Second, the pattern of implementation of character education based on Gusjigang's local wisdom in shaping religious behavior and entrepreneurship by developing the core values of Good Commerce into the character component, implementing them through madrasa cultural activities, self-development and life skills training, then followed up with an internship program. Third, the impact of the implementation of Gusjigang character education in shaping religious behavior and entrepreneurship shows a positive response marked by the emergence of religiosity, independence, creativity, and marketing spirit of students. Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan di SMA Hasyim Asy'ari 3 dan SMA Mawaqi'ul Ulum Kudus. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek penelitian sebagai Kepala SMA Hasyim Asy'ari 3 dan SMA Mawaqi'ul Ulum Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman kemudian memvalidasi validitas dengan triangulasi. Jurnal penelitian ini menghasilkan deskripsi dan analisis: Pertama, isi dari implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan dimulai dari perumusan kurikulum madrasah, pengembangan komponen karakter, diterapkan melalui pembelajaran dan budaya karakter madrasah. Kedua, pola penerapan pendidikan karakter berdasarkan kearifan lokal Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan dengan mengembangkan nilai-nilai inti dari Perdagangan Baik ke dalam komponen karakter, menerapkannya melalui kegiatan budaya madrasah, pengembangan diri dan pelatihan keterampilan hidup, kemudian diikuti dengan program magang. Ketiga, dampak implementasi pendidikan karakter Gusjigang dalam membentuk perilaku keagamaan dan kewirausahaan menunjukkan respons positif yang ditandai dengan munculnya agama, kemandirian, kreativitas, dan semangat pemasaran siswa.
Indonesian Traditional Games: a Way to Implant Character Education on Children and Preserve Indonesian Local Wisdom Niswatin Nurul Hidayati
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.206 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2475

Abstract

Indonesia is a country that is rich in culture, one of which is reflected in a variety of traditional games. Traditional games are inherited from ancestors which are not only used for entertainment, but contain values and messages contained in them. At the end of this traditional game is not widely played or even unknown to children. This is because of the widespread use of gadgets and online games that have been played from an early age. In this short article, the author describes several traditional Indonesian games with the values contained therein. The author randomly chooses several traditional games to then describe them. This is done with the hope of promoting the return of traditional games for children, because in the game it is one way to instill the value of character education in children. In addition, by promoting traditional Indonesian games, Indonesia will also maintain local wisdom.Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, salah satunya tercermin dengan berbagai macam permainan tradisional yang dimiliki. Permainan tradisional adalah merupakan warisan dari leluhur yang tidak hanya digunakan untuk hiburan, namun mengandung nilai dan pesan yang terkandung di dalamnya. Akhir kahir ini permainan tradisional tidak banyak dimainkan atau bahkan tidak dikenal oleh anak anak. Hal ini karena maraknya penggunaan gadget dan online games yang telah dimainkan mulai usia dini. Dalam tulisan singkat ini, penulis mendeskripsikan beberapa permainan tradisional Indonesia dengan nilai nilai yang terkandung di dalamnya. Penulis memilih beberapa permainan tradisional secara acak untuk kemudian mendeskripsikannya. Hal ini dilakukan dengan harapan digalakkannya kemabali permainan tradisional untuk anak, karena dalam permainan tersebut menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai nilai Pendidikan karakter pada anak. Di samping itu, dengan digalakkannya permainan tradisional Indonesia, juga akan menjaga local wisdom yang dimiliki Indonesia
Religious Cultural-based Educational Model Through Mentoring to Form Islamic Humanistic Values Abdullah, Muhammad Luthfi; Nila Praja, Handayani; Mahendra, Diana; Busro, Busro
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.854 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2234

Abstract

The problem challenge in Education in Indonesia is actions that decrease human dignity. One of them is corruption that becomes a big agenda to be fought in this country. Besides, sexual abuse to children also needs to be taken care of. That is why efforts to return humanistic values are required to be alternatives in education. Consent and planned knowledge which tries to restore human dignity can be formed through culture. Mentoring program is one of the activities that can be used in developing religious culture. This research was aimed to: find out how humanistic and spiritual cultural-based education model is employed through mentoring, and find out how the education model influences humanistic values. This research employed a mixed method. The mixed-method design used is a sequel exploratory design. The research subjects are integrated internship students of Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon. The results of this research showed that; there were three activities as results of mentoring that described humanistic and religious cultural-based education model, those are physical development, social service, and public work for the environment; those three activities gave positive influences towards the forming of humanistic values.Tantangan masalah dalam pendidikan di Indonesia adalah tindakan yang menurunkan martabat manusia. Salah satunya adalah korupsi yang menjadi agenda besar untuk diperangi di negeri ini. Selain itu, pelecehan seksual kepada anak-anak juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengembalikan nilai-nilai humanistik sebagai alternatif dalam pendidikan. Persetujuan dan pendidikan terencana yang mencoba mengembalikan martabat manusia dapat dibentuk melalui budaya. Program pendampingan adalah salah satu kegiatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan budaya agama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana model pendidikan berbasis budaya humanistik dan agama dilakukan melalui pendampingan, dan mendeskripsikan bagaimana model pendidikan mempengaruhi nilai-nilai humanistik. Penelitian ini menggunakan metode campuran. Desain metode campuran yang digunakan adalah desain eksplorasi sequal. Subjek penelitian adalah mahasiswa magang terintegrasi Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga kegiatan sebagai hasil pendampingan yang menggambarkan model pendidikan berbasis budaya humanistik dan agama, yaitu pengembangan fisik, pelayanan sosial, dan pekerjaan bersama untuk lingkungan; ketiga kegiatan tersebut memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan nilai-nilai humanistik.
Interpersonal Skills and Powerpoint Training to Improve Presentation Skills Among the First-Year Student at Islamic University Safiruddin Al Baqi; Kharisul Wathoni
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.27 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2358

Abstract

Presentation is an essential ability for every college student, including a student at Islamic University, because many agendas require this ability both in class and organization. This study aims to determine the effectiveness of interpersonal skills training and PowerPoint training to improve the presentation skills of first-year students. This study used an experimental design that is one group pretest-posttest design. The subjects of this study were 24 first-year students (6 male; 18 female). The students were divided into seven groups consisting of 3 to 4 students. The training was carried out in 4 sessions, namely listening skills, public speaking, use of power points, and practice of preparing presentations. Pre-test and post-test data were taken before and after training by assessing the presentation skills of each group. Pre-test and post-test data show an increase in the average from 65.43 to 86.29. Further analysis using paired sample t-tests showed a significance value of 0.00 (0.05), so it can be concluded that there were differences in students' abilities in presentation between before and after training. These results will be more representative of the research used a broader population, so it is recommended to further researchers to reach a broader community to achieve more representative results.Presentasi merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap mahasiswa termasuk mahasiswa di kampus Islam, karena banyak agenda yang menuntut akemampuan ini baik dikelas maupun organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelatihan interpersonal skills dan pelatihan penggunaan power point untuk meningkatkan keterampilan presentasi mahasiswa baru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen yaitu one group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa tahun pertama yang berjumlah 24 orang (6 laki-laki; 18 perempuan). Mahasiswa tersebut kemudian dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 3 hingga 4 orang. Pelatihan dilakukan dalam 4 sesi yaitu tentang keterampilan menyimak, keterampilan public speaking, penggunaan power point, dan praktik menyiapkan presentasi. Data pre-test dan post-test diambil sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan dengan meniai keamampuan presentasi masing-masing kelompok berdasarkan kemampuan public speaking dan penggunaan power point. Data pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dari 65.43 menjadi 86.29. Analisis lebih lanjut menggunakan paired sample t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.00 (0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan mahasiswa dalam presentasi antara sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil ini akan lebih representatif jika penelitian dilakukan kapada populasi yang lebih luas, sehingga disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menjangkau populasi yang lebih luas untuk mencapai hasil yang lebih representatif
Education Thought Imam Zarkasyi and Relevance to the Development of Islamic Education in Indonesia Ana Maulida Sabila; Happy Susanto; Anip Dwi Saputro
ISTAWA Vol 5, No 1 (2020): Istawa: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Postgraduate Program Magister Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.719 KB) | DOI: 10.24269/ijpi.v5i1.2271

Abstract

Colonialism in a matter of centuries that accrued in Indonesia had its impact in every aspect of life, including the education of the nation's children. The pre-independence period did not provide free space for Islamic Education and led it to a setback. This dilemma Gave birth to Reformers who would revitalize the education system in Indonesia. One of them was Imam Zarkasyi, together with his two brothers KH Ahmad Sahal and KH Zainuddin Gontor Fanani by establishing Pondok Modern Darussalam (PMDG). An educational institution in the form of a boarding school that integrates the madrasa system with the boarding system, Thus making it a 'modern' in its era. This integration has implications for the application of the day accompanied by a boarding schooling system, the implementation of written and hidden curriculum and various methods adapted to the milieu by design Gontory's. With this, the thoughts of the leaders of the renewal of Islamic Education are important to study to find an ideal model of education in Indonesia. Based on the results of the study, Imam Zarkasyi's educational thinking is relevant for the development of Islamic Education in Indonesia in the aspects of the system and institutions, aims, educators, students, and the educational situation.Kolonialisme dalam hitungan abad yang terjadi di Indonesia membawa dampak tersendiri dalam setiap sendi kehidupan, tak terkecuali pendidikan anak bangsa. Masa pra-kemerdekaan tak memberikan ruang bebas bagi Pendidikan Islam dan mengantarkannya pada roda kemunduran. Dilema inilah yang melahirkan para pembaharu yang akan merevitalisasi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya Imam Zarkasyi, bersama kedua saudaranya KH Ahmad Sahal dan KH Zainuddin Fanani dengan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Sebuah lembaga pendidikan berbentuk pesantren yang mengintegrasikan sistem madrasah dengen sistem pesantren, sehingga menjadikannya bercorak ‘modern’ pada zamannya. Integrasi tersebut berimplikasi pada penerapan day-schooling diiringi dengan boarding system, pemberlakuan written and hidden curriculum dan berbagai metode yang disesuaikan dengan milieu by design Gontory. Dengan ini, pemikiran para tokoh pembaharuan Pendidikan Islam penting untuk dikaji demi menemukan model pendidikan ideal di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, maka pemikiran pendidikan Imam Zarkasyi relevan bagi pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia dalam aspek sistem dan kelembagaan, tujuan, pendidik, peserta didik, dan situasi pendidikan.

Page 5 of 16 | Total Record : 157