Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Penguatan Identitas Gender pada Siswa Laki-laki Melalui Kehadiran Guru Laki-laki di Tingkat PAUD Al Baqi, Safiruddin
Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/martabat.2021.5.2.289-309

Abstract

Abstract: Gender identity typically aware at the age of two and will strengthen until about five years old. It is important for parents and teacher of early childhood education to provide knowledge and strengthen children's gender identity so that their gender identity develops according to their gender. Teachers in schools play an important role in strengthening gender identity. Unfortunately, today's society is not much aware of the importance of it and teachers of early childhood education are still considered as women's professions. This article aims to explain the importance of the presence of male teachers on the strengthen of gender identity in early childhood students. This study used a literature review method with thematic analysis techniques. The results of the research analysis showed that society still gives a stigma that early childhood teachers must be women because they have more patience and so on. It creates a sense of prestige and shame for men to become early childhood teachers. On the other hand, male teachers are very much needed at the early childhood education level because male teachers have a role that cannot be replaced by female teachers, especially in the formation and strengthening of gender identity for male students, including providing challenging games for male students, giving examples of assertive behavior, and other attributes that show male gender roles in front of male students. Keywords: Early childhood education, gender identity, male student, male teacher. Abstrak: Identitas gender mulai terbentuk pada usia dua tahun dan akan menguat sampai sekitar usia lima tahun. Penting bagi orang tua dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk memberikan pengetahuan dan penguatan tentang identitas gender anak agar identititas gendernya berkembang sesuai dengan jenis kelamin yang dimiliki. Guru di sekolah memberikan pengaruh penting bagi penguatan identitas gender. Namun sayangnya masyarakat saat ini belum banyak yang menyadari pentingnya hal itu dan guru PAUD masih di anggap sebagai profesi perempuan. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya keberadaan guru laki-laki terhadap pembentukan identitas gender pada siswa PAUD. Penelitian ini menggunakan metode literature review atau studi pustaka dengan teknik analisis tematik. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa masyarakat masih memberikan stigma bahwa guru PAUD haruslah perempuan karena memiliki kesabaran lebih dan lain-lain. Hal ini memunculkan rasa gengsi dan malu bagi laki-laki untuk menjadi guru PAUD. Di sisi lain, guru laki-laki sangatlah diperlukan di tingkat pendidikan anak usia dini karena guru laki-laki memiliki peran yang tidak bisa digantikan oleh guru perempuan khususnya dalam pembentukan dan penguatan identitas gender bagi siswa laki-laki, diantaranya pemberian permainan yang menantang bagi anak laki-laki, pemberian contoh perilaku tegas, serta atribut lain yang menunjukkan peran gender laki-laki dihadapan siswa laki-laki. Kata kunci: Identitas gender, guru laki-laki, PAUD, siswa laki-laki.
Pengentasan Kesenjangan Pendidikan Serta Pemberdayaan Masyarakat Panti Asuhan Kabupaten Ponorogo. Sista, Taufik Rizki; Al Baqi, Safiruddin
Khadimul Ummah Vol. 2 No. 1 (2018): November
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v2i1.2666

Abstract

PKM. Pengentasan Kesenjangan Pendidikan Serta Pemberdayaan Masyarakat Panti Asuhan Kabupaten Ponorogo bertujuan untuk mengatasi permasalahan pendidikan dan produktiftas masyarakat panti. Mitra 1 adalah Panti Asuhan Putri Nyai Ahmad Dahlan yang memiliki permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya manusia dalam jahit menjahit, minimnya pengetahuan siswa tentang teknologi yang dapat membantu dalam bidang pendidikan, rasa tidak percaya diri dikarenakan latar belakan status social, serta minimnya bantuan program program pelatihan yang bermanfaat bagi masa depan siswi panti. Mitra 2 adalah Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Al-Amin Jetis Ponorogo yang memiliki permasalahan minimnya sarana pendidikan yang memadai bagi siswa, kurang produktifnya para siswa sehingga kurang bisa mendukung perekonomian panti, tidak adanya kaderisasi siswa produktif, serta minimnya pengetahuan tentang akses informasi pendidikan dan kewirausahaan. Bentuk kegiatan yang telah dilaskanakan adalah pelatihan penmanfaatan media e learning dalam belajar bagi semua mitra, pelatihan bahasa asing (arab), pelatihan mikro teaching, penyerahan bantuan mesin jahit, dan pemberian motivasi secara berkala kepada masyarakat panti. Hasil yang dicapai adalah masyarakat panti telah mengetahui bagaimana mengaskes media e learning sebagai alat bantu dalam belajar, mengenal dasar dasar bahasa (arab), memiliki kemampuan dalam mengajarkan ilmu yang mereka dapat kepada adik kelas, serta meningkatnya kepercayaan diri mereka. Hasil pencapaian ini terjadi pada semua mitra kegiatan PKM.
Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Active And Fun Learning Bagi Siswa Sekolah Dasar Tri Ananda, Herwin; Al Baqi, Safiruddin
Literasi Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang Jl. Rangga Sentap, Dalong Sukaharja, Ketapang 78813. Telp. (0534) 3030686 Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58466/literasi.v1i2.1313

Abstract

English is a foreign language that is learned at all levels of education. Fun learning methods can make students active in learning and communicating in English. The aim of this program is to improve English skills for elementary students with an active and fun learning approach. This program used experimental method with one group pretest-posttest design, where all 13 students in fifth grade of SD N 1 Grogol are assigned to the experimental class. The implementation of this program consists of three stages, namely pretest, teaching and learning activities (treatment), and posttest. The mean score as the results of the pretest was 52.31 and the posttest was 83.46. The paired sample t-test showed a significance value of 0.000 (p < 0.05). These results indicate that there is an effect of using an active and fun learning approach in improving the English skills of fifth grade students at SD N 1 Grogol
Kecemasan Peserta Didik dalam Pembelajaran Bahasa Arab Sholeha, Fathma Zahara; Al Baqi, Safiruddin
Mahira: Journal of Arabic Studies Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar (IAIRM) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.561 KB) | DOI: 10.55380/mahira.v2i1.234

Abstract

Kecemasan belajar merupakan tekanan-tekanan yang dialai oleh siswa saat menjali proses belajar, termasuk dalam proses belajar bahasa Arab. Kecemasan bahasa menjadi masalah karena kecemasan bisa mempengaruhi banyak aspek lain dalam diri peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik yang kemudian menyebabkan kecemasan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Arab. metode yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan data-data berupa buku, jurnal dan referensi lain. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik. Penelitian menunjukkan bahwa tujuan utama seseorang mempelajari bahasa Arab yaitu agar mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Sedangkan motivasi mempelajari Bahasa Arab diantaranya mempelajari bahasa utama agama Islam, ketika ingin berkunjung ke negara Arab dan mempelajari karya ulama Arab. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan peserta didik dalfaktoram belajar bahasa Arab, yaitu faktor psikologis, situasi ini terjadi ketika siswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan orang lain; faktor instruksional, yaitu prosedur kelas yang diterapkan dan hubungan guru-siswa, dan faktor situasional seperti bicara depan kelas. Kecemasan yang dialami akan berdampak pada beberapa hal seperti kepercayaan diri peserta didik saat berbicara bahasa Arab.
Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab Melalui Kegiatan Ilqoul Mufradat Sholeha, Fathma Zahara; Al Baqi, Safiruddin
Mahira: Journal of Arabic Studies Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar (IAIRM) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55380/mahira.v3i2.529

Abstract

This research aims to provide a detailed and in-depth description of the Ilqoul Mufradat activities in Arabic vocabulary learning at Wali Songo Ngabar Islamic Boarding School. The research method employed is qualitative with a case study approach. Data were obtained through interviews, direct observation, and documentation. The research interview subjects were three language instructors at Wali Songo Ngabar Islamic Boarding School. Meanwhile, observation was conducted concerning the language-related activities of the students. The results of this research reveal that vocabulary instruction through Ilqoul Mufradat activities is conducted through Talfidz (enunciation), Tikrar (repetition), exercises and practice, writing vocabulary in notebooks, using the vocabulary in everyday communication, and evaluation. The activities impact students' abilities to comprehend and employ Arabic vocabulary, along with the challenges encountered in using vocabulary in daily communication activities.
Pengaruh Keberadaan Anggota Keluarga terhadap Pembentukan Identitas Gender Anak Usia Dini Sholeha, Fathma Zahara; Al Baqi, Safiruddin
WISDOM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/wisdom.v4i1.6695

Abstract

Perkembangan identitas gender pada anak usia dini akan mempengaruhi bagaimana mereka menerima gender mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas gender di kalangan anak usia dini berdasarkan keberadaan anggota keluarga di rumah, khususnya orang tua dan saudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner identitas gender pada April hingga Agustus 2023. Sampel adalah 200 siswa (95 laki-laki; 105 perempuan) di 23 lembaga pra-sekolah (5,83 tahun; SD: 0,50) di 5 kabupaten di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sedikit perbedaan rata-rata nilai anak yang diasuh oleh dua orang tua dirumah dan anak yang hanya diasuh oleh salah satu orang tua. Namun demikian tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Begitu pula dengan keberadaan saudara kandung dirumah, juga menunjukkan perbedaan nilai yang tidak signifikan. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya factor lain yang mempengaruhi kemampuan anak mengenali gender mereka. 
Dampak Kualitas Pendidikan Dan Kemampuan Diri Terhadap Keputusan Siswa Memilih Program Pendidikan Islam Di Perguruan Tinggi: Menjelajahi Peran Mediasi Brand Image Soimah, Harni; al Baqi, Safiruddin; Daryono, Rihab Wit
Improvement: Jurnal Ilmiah untuk Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan Vol. 11 No. 1 (2024): Improvement: Jurnal Ilmiah Untuk Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/improvement.v11i1.44304

Abstract

Educational institutions that succeed in building a positive brand image, providing quality education, and supporting the development of student's self-ability will have an advantage in attracting prospective students and maintaining their loyalty. This research aims to explore the role of brand image as a mediator on the influence of educational quality, self-ability, and student decisions. The survey method was used to collect data based on probability sampling of 457 students of the 2021 IAIN Ponorogo Islamic Religious Education study program. Data collection was carried out using a questionnaire consisting of a Likert scale with 4 alternative answers. PLS-SEM analysis was used to analyze data and test the conceptual model. The results of the analysis show that the quality of education does not have a significant effect on students' decisions to choose the Islamic Religious Education study program. These findings emphasize the importance of strengthening the brand image of educational institutions as a mediator that influences the relationship between educational quality, self-ability, and student decisions. Therefore, educational institutions need to pay attention to strategies to strengthen their brand image in order to increase their attractiveness in the eyes of prospective students and provide a more meaningful educational experience.
Pengembangan Media Shake Board Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini Junita, Alifah Dwi; Nursanty, Ananda Aulia Rifqi; Islami, Anindya Lyssa; Suyitno, Bening Kusumaningati; Amalia, Faridatul; Al Baqi, Safiruddin
Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 4 No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah Institut Pesantren Mathali'ul Falah Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35878/tintaemas.v4i1.1443

Abstract

Pada masa usia dini, setiap aspek perkembangan anak sangat urgen untuk distimulasi. Salah satu aspek perkembangan yang menunjang kemampuan pra-menulis pada masa ini adalah perkembangan motorik halus. Penelitian ini bertujuan untuk membantu para orang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan motorik halus pada anak, khususnya bagi anak yang mengalami kesulitan dalam menulis. Oleh karena itu, peneliti menciptakan produk pengembangan bernama Shake Board yang dimodifikasi dari permainan labirin (maze). Jenis penelitian yang digunakan adalah Research & Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang meliputi lima tahapan: analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Tahapan ADDIE dalam penelitian ini dilaksanakan secara sistematis. Pada tahap analisis, peneliti mengidentifikasi kebutuhan lapangan melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah, yang menunjukkan pentingnya media untuk melatih keterampilan motorik halus anak. Tahap desain dilakukan dengan merancang media Shake Board berdasarkan hasil studi pustaka dan kebutuhan anak usia dini. Pada tahap pengembangan, media dibuat dari bahan triplek berukuran 22 x 16 cm dengan desain labirin dan diisi 40 manik-manik sebagai sarana melatih koordinasi mata dan tangan. Media ini kemudian divalidasi oleh dosen ahli PIAUD. Selanjutnya, pada tahap implementasi, Shake Board diuji cobakan kepada enam anak usia 5–6 tahun (3 laki-laki dan 3 perempuan) di BA ‘Aisyiyah 1 Simo, Kabupaten Ponorogo. Terakhir, tahap evaluasi dilakukan dengan mengamati perubahan keterampilan motorik halus anak sebelum dan sesudah penggunaan media. Hasil uji Wilcoxon signed-rank test menunjukkan nilai signifikansi 0,026 < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan motorik halus anak sebelum dan sesudah perlakuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media permainan Shake Board terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5–6 tahun di lembaga tersebut. Peneliti berharap media ini dapat menjadi solusi yang menyenangkan dan edukatif dalam membantu perkembangan keterampilan motorik halus anak usia dini.
Implementasi Program Read Aloud dengan Melibatkan Orang Tua untuk Meningkatkan Literasi di TK Islam Khairiah Ponorogo Al Baqi, Safiruddin; Wijayana, Nanda Pratiwi; Nurani, Nida Fitra; Salsabil, Nirmala Putri Zahra; Zakiya, Nuha Maulida; Usman, Nurasyia S.
WISDOM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/wisdom.v5i2.10774

Abstract

Program Read Aloud merupakan program inovatif sekolah yang melibatkan peran aktif orang tua siswa sebagai pencerita atau pendongeng dalam upaya meningkatkan literasi. Melalui kegiatan bercerita atau mendongeng, anak-anak akan belajar memetakan pengalaman mental mereka, memperluas kosa kata, dan meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi bagaimana Program Read Aloud membantu meningkatkan literasi dan bagaiman keterlibatan orang tua siswa dalam kegiatan literasi untuk anak usia dini serta bagaimana sinergitas antara orang tua siswa dengan sekolah terbangun melalui Program Read Aloud. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai bagaimana implementasi Program Read Aloud dengan melibatkan orang tua untuk meningkatkan literasi di TK Islam Khairiah Ponorogo, adapun teknik pengumpulan datanya berupa wawancara, pengamatan langsung dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Program Read Aloud di TK Islam Khairiah Ponorogo telah memberikan banyak dampak positif. Bagi anak-anak program ini telah mempercepat peningkatan literasi anak, membantu mereka mengembangkan kemampuan membaca, berbicara, serta pemahaman sosial dan emosional. Bagi orang tua siswa program ini mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan literasi anak, meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya literasi melalui persiapan, serta memperkuat hubungan emosional dengan anak. Bagi sekolah program Read Aloud membantu sekolah menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kolaboratif, meningkatkan mutu pendidikan melalui keterlibatan keluarga, serta memperkuat hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua.
Screen Time vs. Speaking Time: A Qualitative Comparison of Speech Development in Toddlers with Different Gadget Use Patterns Al Baqi, Safiruddin; Afiah, Nur
Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Islamic Early Childhood Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Education, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-athfal.2025.111-04

Abstract

Purpose – This study investigates how different gadget use patterns affect toddler speech develop-ment, addressing concerns about passive screen time limiting verbal interaction opportunities.Design/methods/approach – A qualitative case study design was used to gain in-depth insights into children’s behavior in their social context. Participants were selected purposively based on parental reports of gadget use. Inclusion criteria were toddlers aged 1 year 8 months to 4 years (M = 2.75 years) with typical development and no diagnosed disorders. Exclusion criteria included neurological conditions and prior speech-language therapy. The final sample consisted of 16 toddlers (7 girls, 9 boys), categorized into intensive users (frequent, prolonged exposure to non-interactive content) and limited users (gadgets used mainly for calls or video chats with relatives). Data collection included semi-structured parent interviews (30–45 minutes), naturalistic observation, and developmental screenings by a licensed child psychologist. Validity was ensured through triangulation and member checking. Data were analyzed using thematic analysis involving coding, categorization, and theme development.Findings – Thematic analysis identified three key themes: rich verbal interaction fosters early speech, passive screen exposure hinders language acquisition, and early or unsupervised gadget use disrupts developmental timing. Children with limited gadget use developed age-appropriate speech, used spontaneous verbal expressions, and required no speech therapy. In contrast, toddlers with intensive gadget use showed limited vocabulary, reduced responsiveness, and in many cases required speech therapy. These developmental disparities were closely linked to differences in caregiver interaction, content type, and exposure duration.Research implications/limitations – This study offers contextual insight from Indonesia using triangulated qualitative methods, though its small sample limits generalizability. Broader, mixed-method studies are recommended.Practical implications – The findings emphasize limiting passive gadget use and encouraging active verbal interaction. Parenting programs and early education should promote language-rich environments and conscious media use. Digital tools should support interactive, not passive, use. Early intervention, including parental involvement and therapy, is essential.Originality/value – This study adds to the discourse on early media exposure by offering practical insights for parents, educators, and policymakers to support toddlers’ speech development.Paper type Research paper