cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 298 Documents
Pertumbuhan dan Produktivitas Calon Varietas Unggul Ubijalar Daging Ungu Di Yogyakarta dan Blitar Pada Kondisi Terhujani St. A. Rahayuningsih
Zuriat Vol 22, No 1 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i1.6841

Abstract

Program deversifikasi pangan dan maraknya obat-obatan herbal meningkatkan penelitian aneka jenis tanaman yang dapat menghasilkan bahan pangan dan obat termasuk ubijalar berdaging ungu. Petani sebagai kontributor dalam menyediakan bahan baku perlu didukung tersedianya varietas unggul yang diperlukan pengguna. Evaluasi daya hasil  klon-klon harapan ubijalar berdaging ungu dilaksanakan di Yogyakarta dan Blitar pada MK II 2010 dengan rancangan petak terbagi, diulang tiga kali. Petak utama adalah dua tingkat pengairan dan anak petak terdiri atas  enam klon harapan ubijalar dan dua varietas pembanding. Parameter yang diamati adalah bobot tajuk, luas daun, jumlah dan produktivitas umbi, indek panen, panjang dan diameter umbi, dan kadar bahan kering umbi. Hasil yang diperoleh adalah kelebihan air meningkatkan pertumbuhan bobot tajuk 30,30% dan menurunkan produksi umbi 38,97%. Tajuk berkorelasi negatif  nyata dengan indek panen (r = -0.65*), indek panen berkorelasi positif nyata dengan produksi umbi (r = 0,89*), dan bobot tajuk berkorelasi negatif nyata dengan produksi umbi (r = -0,333) . Rata-rata produksi umbi klon MIS 0612-73, MIS 0614-02, MIS 0601-22, dan MIS 0629-07 berturut-turut 17,82; 18,82; 19,17 dan 17,96 t/ha, lebih tinggi daripada varietas pembanding Ayamurasaki. Kadar bahan kering tertinggi dihasilkan oleh klon MIS 0612-179 yaitu 39.65%. Pada kondisi air berlebihan di Yogyakarta hasil umbi klon MIS 0612-73 dan MIS 0614-02 berturut-turut 19,68 t/ha dan 20 t/ha. Klon-klon tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk toleransinya terhadap kondisi kelebihan air.
Pendugaan Kompatibilitas Batang Bawah dan Batang Atas pada Tanaman Karet dengan Analisis Daya Gabung Mudji Lasminingsih; , Kuswanhadi; Island Boerhendhy
Zuriat Vol 11, No 1 (2000)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v11i1.6664

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendugakompatibilitas beberapa klon karet sebagai batang bawah dan batang atas dalam teknik okulasi dengan menggunakan analisis daya gabung terhadap karater pertumbuhan. Penelitian dilakukan di KP Balit Sembawa dengan rancangan acak kelompok lengkap enam perlakuan (klon) sebagai batang bawah dan batang atas dengan dua ulangan. Dari enam klon tersebut diperoleh 21 kombinasi tanpa resiprokalnya. Klon karet yang digunakan adalah BPM 1, BPM 24, RRIC 100, RRIC 101, RRIC102, dan RRIC 110. Analisis daya gabung dilakukan dengan pendekatan Griffing’s, Metoda II. Karakter yang dianalisis adalah lilit batang umur 18 BST dan persentase keberhasilan okulasi. Dari hasil perhitungan efek daya gabung, ternyata klon BPM 24 mempunyai nilai daya gabung umum yang tinggi untuk kedua parameter yang diamati. Sedangkan klon RRIC 110 untuk lilit batang, dan klon BPM 1 untuk karakter keberhasilan okulasi. Kombinasi antara BPM 1/RRIC 101 berturut-turut sebagai batang bawah dan sebagai batang atas, serta kombinasi RRIC 100/RRIC 101 memberikan nilai daya gabung khusus yang tinggi untuk karakter lilit batang. Sedangkan untuk karakter keberhasilan okulasi adalah kombinasi antara BPM 1/BPM 24 dan kombinasi antara BPM 24/RRIC 100.
VARIABILITAS GENETIK DAN EVALUASI HETEROSIS PADA PERSILANGAN ANTAR GALUR DALAM SPESIES IKAN MAS Didik Ariyanto; , Subagyo
Zuriat Vol 15, No 2 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i2.6796

Abstract

Ikan mas merupakan ikan budidaya air tawar yang memiliki nilai ekonomis sangat penting. Dalam budidayanya dikenal ada banyak galur ikan mas yang berkembang di masyarakat. Banyaknya galur tersebut mengindikasikan tingginya variabilitas genetik ikan mas. Hal ini memberikan peluang untuk mengeksploitasi potensi genetik pada masing-masing galur untuk tujuan pemulaiaan komoditas tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui variabilitas genetik dan nilai heterosis karakter pertumbuhan dari persilangan antara 3 galur ikan mas yaitu galur majalaya, rajadanu dan sutisna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabilitas genetik ketiga galur ikan mas termasuk ke dalam kategori rendah. Persilangan sangat baik dilakukan antara ketiga galur tersebut dalam rangka meningkatkan variabilitas genetiknya. Nilai heterosis karakter pertumbuhan yang diindikasikan dengan karakter bobot dan panjang tergolong rendah, yaitu berkisar antara 0.10–0.13 dan (–1.88)–8.37.
Parameter Genetik Pertumbuhan Tanaman, Hasil dan Komponen Hasil Jagung Helmidar Bahar; Syahrul Zen
Zuriat Vol 4, No 1 (1993)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v4i1.6629

Abstract

Penelitian diadakan di tiga lokasi yaitu Sukarami, Rambatan dan Sitiung, dari November 1988 sampai April 1989, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 19 perlakuan, di masing-masing lokasi diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variens genetic, varians fenotipe dan koefisien variabilitas genetic parameter yang sama, berbeda antar lokasi. Heritabilitas dalam arti luas bernilai tinggi untuk karakter tinggi tongkol di Rambatan dan Sukarami, tinggi tanaman di Sukarami dan 50% keluar rambut pada ketiga lokasi. Nilai heritabilitas bobot 1000 biji, jumlah baris per tongkol dan hasil di ketiga lokasi tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa seleksi ketiga karakter tersebut harus dilakukan pada generasi lanjut. 
PENDUGAAN MODEL GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Muhammad Azrai; Hajrial Aswidinnoor; Jajah Koswara; Memen Surahman
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6764

Abstract

Model genetik ketahanan terhadap penyakit bulai pada jagung yang disebabkan oleh Peronosclerospora maydis telah diestimasi pada progeni yang berasal dari persilangan antara galur resisten Mr10 dan Nei9008, serta galur rentan CML161. Tujuh generasi dari tiap-tiap persilangan (tetua P1 dan P2, F1, F2, F3, BC1P1, dan BC1P2) telah ditanam di Kebun Percobaan Cikeumeuh-Bogor. Percobaan ditata mengikuti rancangan petak terbagi dengan dua ulangan. Materi genetik dievaluasi ketahanannya terhadap penyakit bulai dengan menggunakan teknik tanaman baris penyebar. Uji skala gabungan digunakan untuk menentukan model genetik yang sesuai. Uji-t pada level 5% dan 1% mengindikasikan bahwa komponen genetik aditif [d], dominan [h] dan interaksi aditif × aditif [i] berperan penting untuk karakter ketahanan terhadap penyakit bulai pada jagung. Nilai komponen genetik aditif dan dominan yang bertanda sama dengan interaksinya pada pasangan persilangan Mr10 × CML161 menunjukkan adanya interaksi gen yang bersifat komplementer epistasis, sedangkan pada pasangan persilangan Nei9008 × CML161, komponen genetik aditif dan dominan berlawanan tanda dengan interaksinya menunjukkan adanya interaksi gen yang bersifat duplikat epistasis. Nilai heritabilitas dalam arti luas tergolong tinggi, sedangkan heritabilitas dalam arti sempit tergolong sedang.
Reproduction of corn lesion nematode on maize and white clover callus tissue cultures Yuyu S Poerba
Zuriat Vol 2, No 2 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i2.6731

Abstract

PENGUJIAN TOLERANSI PLASMA NUTFAH PADI TERHADAP CEKAMAN SUHU RENDAH PADA AGROEKOSISTEM GOGO Rina Hapsari Wening; Untung Susanto
Zuriat Vol 23, No 2 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i2.6873

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi plasma nutfah koleksi BB Padi terhadap cekaman suhu rendah pada agroekosistem gogo untuk mendapatkan genotipe yang toleran. Percobaan dilaksanakan di Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara (1100 mdpl) pada MK 2010. Materi yang diuji sebanyak 86 aksesi plasma nutfah padi koleksi BB Padi dengan varietas pembanding yaitu Sarinah, Barito, Tejo, Ciherang dan IR 64. Percobaan ditata sesuai dengan rancangan augmented 4 blok dengan petak percobaan berukuran 1 x 2,5 m2.  Benih ditanam secara langsung (tabela) pada jarak tanam 20 x 20 cm dengan 1 benih per lubang pada agroekosistem gogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi Cere Beureum, RUTTST858B-5-2-2-2-0-J dan Padi Gunung/Huma diindikasikan toleran terhadap cekaman suhu rendah karena memiliki umur bunga yang nyata lebih genjah dan sama dengan Tejo yang diduga tidak escape dari cekaman suhu rendah. Aksesi Cere Manggu, Ringgit, dan Bereum Tomang memiliki sifat adaptif di dataran tinggi karena memiliki nilai yang nyata lebih baik dibanding cek terbaik Tejo pada karakter bobot gabah per rumpun, gabah isi per malai, fertilitas malai, skore fertilitas malai, dan eksersi malai. Aksesi Ase Andele, Kantong dan Randa Kaya juga dapat dikatakan adaptif di dataran tinggi karena memiliki beberapa sifat komponen hasil yang lebih baik dibanding cek terbaik Tejo. 
Evaluasi Toleransi terhadap Cekaman Aluminium pada Beberapa Galur Murni Kedelai , Sunarto
Zuriat Vol 4, No 1 (1993)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v4i1.6652

Abstract

An Experiment was conducted to evaluate tolerancy to aluminium toxicity of several soybean pure lines generated from Dempo x wills on two levels of Al-Saturation of Red Yellow Podzolic soil. The experiment was arranged in a split plot design based on a randomized complete block design. The main plots were Al-saturation and the sub-plot were cultivars and pure lines. The result showed that T33, R22, and S4 were very tolerant to acid soil and Al-saturation.
PHENETIC ANALYSIS OF 28 SPECIES PANGASIID CATFISHES FROM ASIA Rudhy Gustiano; Laurent Pouyaud
Zuriat Vol 16, No 1 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i1.6787

Abstract

A great variation in the external morphology of pangasiid catfishes and it is difficult to give a standard definition of their external appearance. The degree of similarity, known as phenetic analysis, is generally one of the criteria on which the recognition of taxa has been based. The objective of this phenetic analysis was to determine the degree of similarity. A measure of dissimilarity was computed from the coordinates of the first two axes of the Correspondence Analysis, using Euclidean distance. The distances were used to produce coefficients of similarity between each species pair. Distances are  non-negative and low values indicate similarity. Distance values for the matrix were then clustered with the unweighted pair-group method using the arithmetic average and summarized in a phenogram. The results showed that all species analysed for proposed genera aggregated. Analysis on 28 species supports that they should belong to four genera.
Parameter Genetik, Seleksi Sifat Hasil dan Sifat Non Bunting pada Populasi Radiasi Sinar Gamma dan Neutron Generasi VM-3 Bawang Putih Murdaningsih Haeruman
Zuriat Vol 2, No 1 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i1.6615

Abstract

Sepuluh genotipe populasi tanaman bawang putih diteliti untuk mengetahui nilai duga parameter genetik sifat hasil dan sifat non bunting, dihubungkan dengan langkah seleksi untuk perbaikan kedua sifat tersebut. Sembilan genotipe merupakan populasi tanaman (generasi VM-3) yang tumbuh dari siung tanaman non bunting hasil seleksi pada generasi VM-2 turunan generasi VM-0 kultivar Lumbu Hijau yang diradiasi induksi sinar gamma dan neutron. Satu genotipe berupa populasi kultivar Lumbu Hijau bersifat bunting sebagai genotipe kontrol. Ternyata nilai duga koefisien variasi genetik (KVG), heritabilitas dalam arti luas (h2), dan kemajuan genetik (KG dan KG dalam persen dari rata-rata) sifat hasil per plot dan sifat non bunting cukup tinggi, sehingga memberi peluang untuk perbaikan kedua sifat tersebut melalui seleksi. Koefisien korelasi fenotipik yang negatif nyata dan koefisien korelasi genetik yang negatif sangat nyata di antara sifat hasil per plot dan sifat non bunting menunjukkan bahwa usaha untuk memperoleh kultivar berdaya hasil tinggi dapat dilakukan melalui seleksi jenis bawang putih yang bersifat bunting. Radiasi induksi sinar gamma dan neutron pada dosis tertentu dapat mengubah sifat bunting menjadi non bunting, tetapi merugikan sifat hasil.

Page 7 of 30 | Total Record : 298