cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 298 Documents
Stabilitas Hasil Beberaoa Genotipe Jagung Hibrida Harapan pada Sembilan Lokasi Andi Takdir; R. Neni Iriany M.; M. Annas B.; Marsum Dahlan; Firdaus Kasim
Zuriat Vol 10, No 1 (1999)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v10i1.6823

Abstract

Percobaan mengenai stabilitas hasil genotipe jagung hibrida harapan dilakukan terhadap sepuluh genotipe jagung hibrida F1 dan dua kultivar pembanding yaitu Bisma dan BISI-2, pada Sembilan lokasi, yaitu Maros, Gowa, Malino, Malang, Probolinggo, Kediri, Pati, Temanggung, dan Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menduga stabilitas hasil sepuluh genotipe jagung hibrida harapan. Percobaan lapangan menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan dilaksanakan pada musim tanam 1998/1999, dari bulan Mei 1998 sampai September 1998. Stabilitas hasil diukur dengan menggunakan metode Eberhart dan Russel. Genotipe jagung hibrida harapan AG7010, AG5018, dan AG8016 memiliki daya hasil tinggi pada areal lokasi yang luas. Penampilan hasil biji sangat dipengaruhi oleh interaksi genotipe x lingkungan. Genotipe AG9014, AG9016, AG6016, AG5014, AG5018, AG8014, dan AG7010 memperlihatkan stabilitas hasil biji yang tinggi pada semua lokasi pengujian. 
KORELASI ANTARA KARAKTER KERAPATAN TRIKOMA DAN STOMATA DENGAN KETAHANAN PENYAKIT KARAT PADA BEBERAPA KULTIVAR KRISAN POT Warid Ali Qosim; M. Rachmadi; , Hersanti; Atin Suwarti
Zuriat Vol 16, No 1 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i1.6782

Abstract

Penyakit karat dapat menurunkan kualitas bunga krisan pot. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi karakter ketahanan 22 kultivar krisan pot terhadap penyakit karat dan korelasinya dengan kerapatan trikoma dan stomata. Percobaan ditata dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 22 kultivar krisan pot sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sembilan kultivar krisan pot tergolong imun, yaitu kultivar Tawn Falk, Tiger, Reagen Rossy, Pink Mambo, Yellow Boaldi, Autumn Glory, Yellow Kettay, Stroika dan White Boaldi dan satu kultivar tahan yaitu kultivar White Reagan. Empat Kultivar yang tergolong agak peka, yaitu kultivar Mike, Pink Davis, Pink Regol dan Redding. Delapan kultivar tergolong peka, yaitu White Cherry Papilon, Fiji Yellow, Red Cherry Papilon, Pink Violet, Fiji White, Puma Sunny Pink Arola dan Fiji. Terjadi hubungan korelasi negatif antara karakter kerapatan trikoma dan stomata dengan karakter ketahanan terhadap penyakit karat.
Seleksi Galur Terpadu Pada Tembakau Rakyat Tipe Madura Abdul Rachman S.K.
Zuriat Vol 2, No 1 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i1.6610

Abstract

Tembakau tipe Madura banyak dibutuhkan oleh pabrik rokok. Namun demikian, kultivar tembakau Madura, yaitu Jepon Kenek, merupakan populasi campuran. Kultivar tersebut perlu dimurnikan. Pemurnian dengan sistem seleksi galur terpadu, relatif dapat memperpendek waktu seleksi. Seleksi galur terpadu adalah seleksi galur yang sekaligus menggabungkan beberapa penelitian pada waktu yang bersamaan, misalnya: seleksi galur, penelitian jarak tanam dan pemupukan, multilokasi, dan lain-lain. Namun demikian, seluruh aktivitas tersebut hanya untuk menyaring galur-galur terseleksi. Seleksi galur terpadu, mungkin cocok untuk pemurnian populasi tembakau rakyat. 
SKRINING PENDAHULUAN UNTUK RESISTENSI TERHADAP HAMA GUDANG PADA HIBRIDA JAGUNG SILANG TUNGGAL DAN SILANG TIGA D. Ruswandi; M. Firman; , Sumeno; S. Robles-Ruswandi; N. Rostini; A. Susanto
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6750

Abstract

Kumbang bubuk jagung merupakan salah satu hama penting pada jagung di gudang terutama di daerah tropis. Penggunaan varietas resisten adalah suatu metode pengendalian kumbang bubuk jagung yang efektif, efisien serta bersahabat dengan lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat resistensi genotipegenotipe jagung Single cross dan Three way cross terhadap Sitophylus zea-mais Motch dan untuk mengetahui variabilitas dan heritabilitasnya pada karakter kerusakan benih dan kehilangan bobot benih. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dari bulan Agustus 2004 sampai November 2004. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari dua set populasi percobaan yakni 27 genotip Single cross dan 34 genotip Three way cross. Genotip-genotip jagung pada tiap set sebagai perlakuan serta masing-masing dengan tiga ulangan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari populasi hibrida Single cross yang diuji diperoleh 2 genotipe sangat resisten yaitu Ki-3 dan MR-10, 12 genotipe resisten, 12 genotipe agak resisten dan 1 genotipe rentan. Adapun untuk genotipe-genotipe Three way cross diperoleh delapan genotipe resisten, 25 genotipe agak resisten dan satu genotipe rentan. Variabilitas fenotipik, populasi hibrida Single cross maupun Three way cross untuk karakter kerusakan benih dan kehilangan bobot adalah luas. Nilai duga heritabilitas untuk karakter-karakter yang diuji baik pada Single cross dan Three way cross adalah rendah.
Evaluasi Ukuran dan Bentuk Biji Genotip-genotip Mutan Kedelai Generasi M4 Elfan Waisimon; Noladhi Wicaksana; Anas Anas; Meddy Rachmadi
Zuriat Vol 30, No 1 (2019): Latest Issue (April 2019)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.077 KB) | DOI: 10.24198/zuriat.v30i1.22935

Abstract

Soybean was one of the most important crop plants in Indonesia, but the need has not been fulfilled yet because its productivity was low. This study aims to obtain genotypes of M4 soybean mutant generation based on phenotypic characters of seed size and seed shape. The experiment was carried out in the experimental methods without spatial design, used 19 soybean mutant genotypes on M4 generation and Arjasari variety as a control. Eight characters of seed size (seed length, seed thickness, seed width, seed dimension, and 100 seed weight) and seed shape (seed length–thickness ratio, seed length-width ratio, and seed thickness–width ratio) have observed. Data analyzed with F-test, z-test, cluster analysis, and correlation analysis. The results showed that the seed size and seed shape characters had narrow intrapopulation variations. Eight genotypes of soybean mutants, namely MRAR 14-11-17-5, MRAR 15-17-31-11, MRAR 26-6-21-8, MRAR 29-12-26-11, MRAR 29-15-33 -7, MRAR 29-15-36-4, MRAR 29-15-36-8, and MRAR 29-15-30-10, have more significant seed size characters compared to Arjasari varieties. The MRAR genotypes 15-17-31-11 and MRAR 29-12-27-8 have a more rounded seed shape than the Arjasari variety. The seed size and seed shape characters correlated very strongly with each other. Seed size characters do not associate with seed shape characters.
Diversitas Genetik Plasma Nutfah Kacang Pedang (Canavalia ensiformis L.) Berdasarkan Karakter Morfologi Bunga dan Daun Agung Karuniawan; Ade Ismail
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6714

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menduga keragaman genetik populasi kacang pedang(Canavalia ensiformis L.) yang berasal dari Jawa, Timor, Flores, dan ex. China berdasarkan karakter morfologi daun dan bunga. Dua belas genotip kacang pedang ditanam dalam rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Setiap genotipe ditanam dalam satu baris sepanjang 6 m dengan jarak antar baris 100 cm dan jarak dalam baris 50 cm. Analisis multivariat meliputi analisis komponen utama dan kluster yang dilakukan berdasarkan 19 karakter morfologi daun dan bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis komponen utama walau tidak sejalan namun mampu mengelompokkan populasi Canavalia dalam tiga kelompok yang berbeda. Genotip asal Timor dam Flores cenderung berkerabat dekat dibandingkan dengan sebagian genotip asal Jawa dan ex. China. Morfologi daun adalah karakter pembeda dominan dibandingkan morfologi bunga.
PENGGUNAAN KURVA CT BIPLOT UNTUK ANALISIS DIALEL SIFAT BERGANDA PADA KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek) Edizon Jambormias; Johan Marthin Tutupary; Jacob Richard Patty
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6859

Abstract

Diallel analysis of multiple traits is a comprehensive approach to evaluate general combining ability (gca), specific combining ability (sca) and reciprocal effects of parents and it crosses by involving many traits simul­taneously. Describing of cross-by-traits biplot (CT Biplot) can be used to describe the multiple traits diallel analysis. In order to improve the yield potential, four parents of the local varieties and two parents of the high yielding varieties of mungbean were evaluated their multiple traits combining ability by using Griffing Methods I. Results of the research show, there are 3 meaning sectors (MS) and 2 non-meaning sectors (NMS) of crosses and multiple traits. The parents Lasafu Lere Butsiw (LLBs) and Gelatik contained high gca in one MS which associated with traits of the grain weight, number of seeds per pod, number of seeds, number of filled seeds, number of pods, and number of filled pods (MS-1). The parents Lasafu Lere Butsiw fer Namamas (LLBfN), Lasafu Lere Butnem (LLBn), and variety No. 129 in the next MS (MS-3) related to the 100 seed weight trait, meanwhile the parent Mamasa Lere Butnem (MLB) located in another NMS, contained high gca for an ideal type of short plant. Crosses combination of Gelatik × LLBs, Gelatik × LLBfN, and MLB  × LLBn were vertex crosses on MS-1 and therefore, having high sca for the traits that mutually-correlated in the sector. In the other two MS sectors, the parents LLBn and LLBs were vertex genotype, so that crosses that have best sca were not found. Reciprocal effects can be viewed in some crosses, which LLBs × Gelatik was the cross combination with the highest reciprocal effects.
Stabilitas genetik embrio somatik dan planlet hasil regenerasi embrio somatik ketela pohon Enny Sudarmonowati
Zuriat Vol 3, No 1 (1992)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v3i1.6682

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi prosedur squash untuk pewarnaan khromosom serta stbilitas genetik embrio somatik tanaman ketela pohon hasil regenerasi embrio somatik.Tidak terdapat variasi genetik pada embrio somatik dan planlet yang diregenerasi dari embrio somatik ketela pohon yang telah disimpan selama enam bulan, jumlah khromosom tetap 2n=36. Khromosom embrio somatik dan ujung akar planlet dihitung dengan metode 'squash'. Di antara prosedur yang dicoba, yang terbaik adalah pra-perlakuan pada monobromonaphthalene selama 2-4 jam, difiksasi pada larutan Farmer's dan dihdrolisa pada 1 N HCl selama 10 menit pada suhu 60oC, dengan pewarna Feulgen dan propionic orcein.
Diteksi Tingkat Heterosigositas dan Variasi Alil 73 Genotip Jagung Melalui Marka SSRs (Simple Sequence Repeats) M. B. Pabendon; Murdaningsih H. K.; A. Baihaki; G. Suryatmana
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6814

Abstract

Identifikasi 73 genotipe jagung untuk mengetahui tingkat heterosigositas dan variasi alil dengan menggunakan marka 30 SSRs telah dilakukan. Persentase heterosigositas menunjukkan 36 genotip, sebagian besar genotip yang dibuat di Indonesia, kemurniannya kurang dari 80% yang ditunjukkan oleh munculnya 2 sampai 4 alil per genotip. Ada 37 genotip dan 6 genotip standard dari CIMMYT yang dianalisis lebih lanjut. Skoring alil dilakukan berdasarkan sequencered-based, alil standard (yang diperoleh dari laboratorium service AMBIONET). Dari total 43 genotip tersebut, diperoleh 145 alil dengan kisaran 2 sampai 8 alil per lokus dengan rata-rata 4.8 alil. Ditemukan juga 10 alil unik yaitu alil yang tidak ditemukan pada genotip-genotip yang telah dideteksi di AMBIONET. Nilai polimorfisme berkisar dari 0.21 (umc1161) sampai 0.97 (umc1196), dengan ratarata 0.62. Marka SSRs dapat bermanfaat dalam menentukan tingkat heterosigositas dan variasi alil yang bermanfaat dalam program pengembangan hibrida.
Pewarisan Ketahanan Terhadap Penyakit Lanas Pada Tembakau Madura Prancak-95 , Suwarso
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6647

Abstract

Kajian pewarisan ketahanan Prancak-95 terhadap penyakit lanas (Phytophthora nicotianae var. nicotianae) menggunakan satu set genotipe terdiri atas Prancak-95, Ismir (tembakau oriental), F1, F2, BC11, dan BC12. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat pada tahun 2000. Perlakuan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan.  Genotipe P1, P2, dan F1 pada setiap unit percobaan terdiri atas 50 tanaman, sedangkan F2, BC11, dan BC12 masingmasing 200 tanaman. Untuk menduga jumlah dan macam gen ketahanan digunakan analisis khi kuadrat, sedangkan untuk menduga interaksi gen digunakan uji skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan Prancak-95 terhadap penyakit lanas dikendalikan oleh dua pasang gen resesif epistasis, pewarisannya dikendalikan oleh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan.

Page 5 of 30 | Total Record : 298