Articles
168 Documents
WALI MAJDZUBDALAM AL-QUR’AN: SEBUAH TINJAUAN SUFISTIK
Abd. Basid;
Sabilil Maula
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2441
Wali majdzub is a servant who has been immersed in longing and full love for Allah SWT, he behaves strangely and looks shabby like a madman, but on the side of God he is his lover. The term majdzub itself comes from the world of Sufism. The origin of the word majdzub is jadzaba which means interesting. However, studies on this majdzub guardian are still minimal. This paper aims to analyze the truth of the wali Allah majdzub in the Qur'an from the perspective of Sufi scholars. With descriptive qualitative analysis method, this research article seeks to examine and examine how the wali majdzub in the Qur’an according to the views of Sufi scholars. 3:74. That wali majdzub is the level of guardianship that Allah bestows on his servants based on his will, without having someone take the path of suluk (way of worship). The truth of the guardian of majdzub is also strengthened by the opinions of Sufi scholars in their books.
Paradigma Realis Dalam Penafsiran Hassan Hanafi
Amir Faishol Fath
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2338
Tulisan ini menjelaskan tentang metodologi tafsir realis, tematis, temporal, transformatif, eksperimental yang dilakukan Hassan Hanafi. Metodologi tafsir yang ditawarkannya menunjukkan pembaruan pemikirannya yang mengarah kepada legitimasi proyek pembaruannya yang bercorak kiri. Ia menolak pretensi objektivistik sebagaimana lazim dalam hermeneutik al-Quran modern dan ia menegaskan subjektivitas dan kepentingan (ideologis) yang menjadi tujuan penafsirannya. Temuan dalam artikel ini adalah bahwa Hassan Hanafi membalik paradigma tekstualis hermeneutika klasik menjadi paradigma realis dan ia juga memiliki orientasi ilmiah objektif hermeneutik al-Quran modern yang dikembalikan kepada orientasi subjektif sebagaimana dalam hermeneutik klasik. Ini yang membuat kepentingan ideologisnya membuat pemikiran hermeneutikanya menjadi kontradiksi.
Makna Ulul Albāb dalam Tafsịr At-Ṫabarị
Najiburrohman Najiburrohman;
Moh. Sakhi
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2468
Ulul Albāb ini disebutkan dalam Al-Qur’an terdapat di 16 ayat yang tersebar dalam 10 surat. Penelitian ini pada kajian makna Ulul Albāb dalam Tafsīr Jāmi’ Bayān fī Takwīl al-Qur’ān karya Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarīr aṫ-Ṫabarī. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis tematik (maudū’i) dengan jenis penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini didapatkan pula bahwa Ibnu Jarīr tidak menjelaskan definisi Ulul Albāb secara jelas, namun Ibnu Jarīr menjelaskan ciri-ciri seseorang yang dikategorikan sebagai Ulul Albāb. yaitu seseorang yang dalam hidupnya selalu berpikir dengan hati yang terbuka untuk memahami Al-Qur’an dan mengikuti ajaran Rasūlullāh Ṡallāhu Alaihi Wassalām. Orang-orang yang memiliki kecerdasan akal yang diiringi dengan keimanan dan ketaqwaan (Ulul Albāb) akan ditinggikan derajatnya di dunia dan akhirat. Didapatkan pula bahwa kecerdasan yang berproses pada makna Ulul Albāb. Meliputi dua tema utama, yaitu siap menerima syari’at Allāh Subḥānaḥu Wa Ta’ālā, dan mau mentadabburi ayat-ayat Allāh Subḥānaḥu Wa Ta’ālā Oleh sebab itu, dengan dua tema utama ini masih relevan dengan kehidupan manusia saat ini, meskipun beberapa syariat tidak dijalankan
Intervensi Aristokrasi-Etnis Quraisy dalam Kodifikasi Mushāf ‘Uśmānī (Studi Kritik Analisis Historis Terhadap Buku Introduction Au Coran)
Abdul Hafiz;
Arrazy Hasyim;
M Ziyad Ulhaq
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2481
Regis Blachere dalam bukunya Introduction au Coran mencoba menelisik kekurangan dalam latar belakang Mushaf Usmani yang dicurigai memiliki unsur politis yang terselubung. Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini penulis akan membahas kritik dan studi kritik terhadap Intervensi Aristokrasi-Etnis Quraisy Mekkah dalam kodifikasi Mushāf ‘Uśmānī. Metode yang dipakai ialah mengkomparasikanmetode ilahil hadist dan kodifikasi menurut ilmuan muslim dengan teori Blachere yang mencurigai adanya intervensi aristokrasi-etnis Quraisy Mekkah dalam pelaksanaan proyek kodifikasi Mushaf Usmani, terlihat dengan tim komisi penulisan Mushaf Usmani yang beranggotakan mayoritas suku quraisy diantarany: Sa’id bin Ass, Abdurrahamn bin Haris, Abdullah bin Zubair. Bermula saat Hudzaifah bin Al-Yaman melakukan ekspedisi militer dan tiba di daerah Kuffah yang menggunakan bacaan Mushaf Pribadi Abdullah bin Mas’ud dan di daerah Syam yang menggunakan bacaan Mushaf Pribadi Ubay bin Ka’ab. Kekhawatiran khalifah akan perbedaan ahruf sab’ah yang terjadi kian menimbulkan perpecahan ummat. Usman menunjukkan Zaid bin Tsabit sebagai ketua bukanlah atas keputusan pribadi khalifah melainkan telah melalui musyawarah dengan sahabat nabi lainya, penunjukkan anggota komisi juga tidak melambangkan gaya politik Usman Selanjutnya Zaid melihat ada perbedaan rasm ketika menulis ulang Msuhaf Usmani sehingga Usman memerintahkan agar berkonsultasi dengan anggota dari golongan Quraisy karena Al-Qur’an turun di tengah mereka
Model Penafsiran Teologis Komparatif Abul Kalam Azad Tentang ‘Kesatuan Tuhan’ dan ‘Kesatuan Agama’
Baeti Rohman
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2337
Tulisan ini membahas tentang metode dan pendekatan yang dilakukan Maulana Abul Kalam Azad terkait kesatuan Tuhan dan Kesatuan Agama yang menggunakan pendekatan tekstual teologis dan pendekatan komparatif. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode riset kepustakaan dengan mengambil berbagai sumber heterogen. Tulisan ini menyimpulkan bahwa metode dan pendekatan Azad adalah pendekatan tekstual teologis dan pendekatan komparatif. Langkah yang digunakan Azad dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran adalah memberikan catatan penjelasan atas ayat; makna teksual, yaitu pemahaman kata, istilah ataupun kalimat Al-Qur'an; nilai-nilai Al-Qur'an yang memperlihatkan berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh ayat-ayat tersebut; memberikan argumen ataupun fakta-fakta pendukung pemahaman tersebut; memberikan ayat-ayat lainnya yang sejalan dan mendukung nilai-nilai tersebut; mengutip dan mengklarifikasi secara singkat terhadap makna ayat tersebut.
Perspektif Al-Quran Tentang Tindakan Preventif Penanggulangan Kelahiran Anak Sindrom Down
Nur Arfiyah Febriani;
Kemas Muhammad Akib Abdurrahman
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2522
Kelahiran anak sindrom down masih menjadi masalah bagi dunia medis bagaimana cara menanggulanginya. Ini karena secara medis belum ditemukan obat untuk menyembuhkan anak yang dilahirkan dalam keadaan sindrom down. Menggunakan metode penafsiran tematik/tafsir maudu’i paper ini mengungkap upaya integratif secara medis dan spiritual sebagai tindakan preventif dalam menanggulangi permasalahan kelahiran anak dengan sindromdown. Upaya preventif penanggulangan kelahiran anak sindrom down di dalam al-Quran dan medis, di antaranya dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Pendidikan karakter keluarga dan remaja Islami, 2. Pendidikan kesehatan reproduksi dan penyakit genetika, 3. Pendidikan tentang konsep pernikahan ideal dalam al-Qur'an, 4. Pemeriksaan kesehatan reproduksi dan genetika pra nikah, 5. Edukasi parenting sebagai persiapan terbaik menjadi orang tua, 6. Ajaran norma menjauhi pergaulan bebas, narkoba dan perzinahan, 7. Pemeriksaan kesehatan kehamilan berkala dan screening genetika, dan 8. Memperbanyak doa dan amal salih saat bayi dalam kandungan.
Model Konseling Eklektik dalam Pendidikan Perspektif Al-Qur`an
Darwis Hude;
Ahmad Husnul Hakim;
Dedi Kusmayadi
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2515
The conclusion of this research is that eclectic counseling in Al-Qur'an perspective education is a counseling model that integrates directive and non-directive counseling based on Qur'anic reasoning which provides guidance or teaching regarding life guidelines for a person to be able to live his life properly and correctly. and able to overcome all the problems of life they face. The interesting thing found in this study is a new counseling approach called Qur’an eclectic counseling (Qur’an eclectic counseling), which is a counseling approach model that integrates the stages of counseling listening, observing, understanding, and providing solutions with counseling techniques. resilience, contemplation, and dialogue selectively and practically.
Konstruksi Asumtif Sayyid Quthb Terhadap Wacana Naskh Dalam Tafsir Fi Dzhilal Al-Qur'an
Ahmad Falhan
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2339
This article describes the concept of naskh understood by Sayyid Quthb. He acknowledged the existence of the text, but it did not make the verse dysfunctional. The method used in this paper is a library research method that explores various sources to be used as data in processing conclusions. This paper concludes that the assumption built by Sayyid Quthb is that some verses of the Qur'an can interpret others (yufassiru ba'duha ba'da). He succeeded in reconciling a number of verses that were claimed to have undergone a textual process. The message of the Koran is something that is integral and systemic in nature. The texts that are recognized for their existaence are tasyri'i texts, which do not experience inter-verse texts and takwiniy texts, which can occur as a form of God's intervention in regulating human life.
Esensi Perbedaan Redaksi Perintah Membaca Dalam Al-Qur’an
Setyawan Setyawan
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2343
Redaksi perintah “membaca” dalam Al-Qur’an berbeda-beda, namun memiliki esensi yang sama, yaitu “qirâ’ah”, “tartîl” dan “tilâwah”. Untuk memahami dengan benar perbedaan tersebut perlu penelitian dan analisa yang mendalam dengan penelitian kepustakaan (library research), terutama dari aspek kebahasaan dan tafsir-tafsir. Redaksi “qira’ah” merupakan sebuah aktifitas intelektual yang terus menerus, mendalam dan intensif, yang meliputi membaca, menghafal, meneliti dan memahami. Adapun kata “tartîl” merupakan perintah bacaan yang berkualitas, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an (ilmu tajwid), sehingga bacaan tersebut menjadi jelas, benar dan sesuai dengan aturan (kaidah). Sedangkan lafazh “tîlâwah” merupakan perintah untuk mengikuti bacaan dan hafalan yang benar tersebut dengan pemamahan dan amalan, sehingga redaksi tersebut mencakup iman dan amal shaleh.
Al-Qur’an sebagai Syifa’ (Obat) bagi Wabah Covid-19: Analisis Konten Dakwah Sosial Media Adi Hidayat
Achmad Fawaid;
Dianatus Sholiha
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 01 (2022): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v7i01.2256
Tujuan artikel ini ialah sebagai suatu kajian yang sangat penting dipahami khususnya dalam menghadapi wabah Covid-19. Artikel ini membahas terkait ayat-ayat al-Qur’an yang bisa diamalkan ketika wabah sebagai Syifa’ (obat) dan kewaspadaan dalam menjaga kesehatan, khususnya menurut Ustadz Adi Hidayat. Sebagai ulama’ yang cukup intens dalam memanfaatkan media youtube, Akhyar TV merupakan akun resmi yang dibuat dan dikelola khusus untuk kegiatan dakwahnya. Covid-19 adalah suatu wabah yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya sebagai ujian, teguran, rahmat dan bencana. Hasil akhir dari pembahasan ini ialah Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa ada dua hal yang penting kita maksimalkan dalam menghadapi wabah yaitu, pentingnya kesehatan dan beberapa dzikir dalam al-qur’an. Dan fakta yang terjadi saat ini manusia kurang memperhatikan kondisi alam dan lupa melakukan yang diperintahkan oleh Allah serta kerapkali terjadi hal yang dilarang oleh-Nya, sehingga Allah menghadirkan wabah ini di tengah-tengah kehidupan. Kajian ini menggunakan jenis penelitian teks media dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi.