Articles
168 Documents
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Prespektif Al-Qur’an
Alinurdin, M.;
Abubakar, Achmad;
Parhani, Aan
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 01 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i01.1374
Domestic violence is one of the national and even international problems that have not yet been dealt with until now. Based on reports from related institutions, in Indonesia, cases of domestic violence, especially against women, continue to increase from year to year. Many studies and views have emerged about the causes of the increase in violence. Some views consider that one of the causes of violence is because of religious legitimacy in which there are verses of the Qur'an that support violence against women. This study examines the content of the meaning of the verse and the argument of the compatibility of Islam with the movement to eliminate domestic violence. Regarding to the focus of the study, the research found: First, the interpretation of the word 'wad}ribu>hunna' in al-Nisa/4:34 is not interpreted as an order to beat a wife if she disobeys but is just a permissibility. Nor is it allowed to hit absolutely but is limited by strict conditions. Second, there are many arguments from the Qur'an that support the elimination of various forms of domestic violence which are reinforced by the hadith of the Prophet Muhammad. This proves that Islam is in line with the legislation on the elimination of domestic violence at national and international levels.
PENGARUH MANTHÛQ DALAM PENAFSIRAN
Ritonga, Muhammad Soleh;
Erlangga, Fajar
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5, No 02 (2020): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v5i02.1056
Manthûq pengaruhnya sangat besar sekali dalam pemahaman Al-Qur’an. Makaseorang mufassir harus menguasainya. Pengaruhnya dapat membuat penafsiranyang berbeda. Tanpa menguasai Manthûq akan menjadikan penafsiran tidakkredibel, tidak akan mengerti dengan teks dan tekstual. Memahami Manthûq dapatmenetapkan hukum dalam ayat tersebut dan bisa dijadikan hujjah. Dalamkajiannya Manthûq akan berpengaruh dalam pemahaman ayat. Manthûq terbagikepada lima bagian. Pertama, Nash (lafaznya mengandung makna tegas, tidakkepada makna yang lain). Kedua, Zhâhir (selain menunjukkan satu makna,menerima ada makna dengan qarinah yang tidak terbatas). Ketiga, Mu’awwal(lafaz diartikan dengan makna yang lemah karena menghalangi penggunaanpemaknaan yang kuat). Keempat, Dalâlah Iqtidhâ’ (kebenaran petunjuk lafazbergantung pada yang tidak disebutkan). Kelima, Dalâlah Isyârah (lafazmenunjukkan makna yang tidak dimaksud pada mulanya).
Huruf Muqatta’ah dalam Al-Qur’an Perspektif Bediuzzaman Said Nursi
Umar, Akbar
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 01 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i01.1394
Penelitian ini berfokus pada huruf muqatta’ah dalam al-Qur’an dalam pandangan Badiuzzaman Said Nursi. Adapun jenis penelitian ini adalah kajian pustaka dan menggunakan analisis isi (content analysis). Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana esensi huruf muqattah menurut Said Nursi? Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa huruf muqattaah menurut Said Nursi memiliki beragam nilai kemukjizatan, merupakan sumpah di awal surah dan memiliki keterkaitan terhadap ayat sesudahnya serta memiliki relasi yang kuat terhadap partikel atom yang terdapat di udara sebagai aset akhirat yang terus tumbuh tanpa terikat oleh waktu.Â
Eksplikasi Konsep Milku Al-Yamīn dalam Kajian Tafsir Tematik di Era Modern
Arsal, Arsal;
Imran, Maizul
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.1786
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan konsep milku al-yamÄ«n dalam Al-Qur’Än, apakah maknanya sebuah alternatif penyaluran seksual ataukah ini berupa gambaran tradisi yang terjadi di kalangan masyarakat Arab sebelum Islam. Penelitian yang dilakukan Muḥammad SyaḥrÅ«r menunjukkan keabsahaan hubungan seks di luar nikah dengan memahami makna milku al-yamÄ«n di era kontemporer ini adalah kontrak yang dilakukan antara laki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual. Dengan hasil penelitiannya tersebut memunculkan pro kontra dan problematik di tengah masyarakat Indonesia. Sebagai kesimpulannya, untuk menjembatani serta mendalami makna milku al-yamÄ«n dalam kajian tafsir tematik, maka makna milku al-yamÄ«n itu adalah budak perempuan yang didapat lewat peperangan, tidak termasuk maknanya cara-cara selainnya. Sedangkan kebolehan untuk bergaul dengan mereka itu bukan untuk pelampiasan hasrat seksual, akan tetapi secara historis sebagai upaya untuk mengangkat derajat budak setara dengan merdeka. Konsep ini dapat dinilai sebagai jalan lain untuk menangkal diskriminasi terhadap tuduhan berbuat zina.
Implementasi Metode Tafsir Tahlili Terhadap Qs Ar-Rum Ayat 30 Tentang Fitrah Manusia dalam Tafsir Azhar untuk Membendung Embrio Paham Atheis
AN, Andri Nirwana;
Alfian, Muhammad Yusri;
Saifudin, Saifudin;
Akhyar, Sayed
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.2082
Para mufasir telah memberikan berbagai ragam penafsiran tentang fitrah manusia, di antara mufasir tersebut yaitu Buya Hamka. Hamka adalah seorang mufasir dan cendekiawan yang masyhur baik di Indonesia maupun di luar negeri serta karyanya banyak menjadi rujukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bagaimana penafsiran Hamka mengenai fitrah manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan pendekatan tafsir. Sumber primer dalam penelitian ini adalah buku Tafsir Al-Azhar Juz XXI cetakan tahun 2006 oleh Pustaka Panjimas karya Buya Hamka dan dibantu dengan buku-buku, penelitian, artikel dan karya ilmiah yang terkait dengan objek kajian sebagai sumber sekunder. Metode penelitian menggunakan metode deskirptif analisis untuk menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis penafsiran surat Ar-Rum ayat 30 menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar tentang fitrah manusia. Fitrah manusia sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Hamka dalam Tafsir Al-Azhar adalah rasa asli murni dalam jiwa seseorang yang belum tercampur dengan pengaruh yang lain dalam mengakui bahwa Allah subhanahu Wa Ta’ala sebagai Rabb. Pada dasarnya, fitrah manusia adalah senantiasa tunduk kepada Yang Maha Kuasa (Allah) melalui agama yang disyari’atkan padanya. Fitrah merupakan anugerah Allah yang telah diberikan kepada manusia sejak dalam Rahim
Penyimpangan dalam Tafsir: Kajian Unsur Al Dakhil dalam Tafsir Al-Qummi Karya Ali Bin Ibrahim Al-Qummi
Nurusshoumi, Ainita
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.1484
Umat Islam hampir sepakat akan kesatuan al-Qur’an. Namun demikian, kesatuan ini tidak menjamin adanya kesatuan tafsir. Perbedaan latar belakang penafsir menyebabkan perbedaan penafsiran. Tafsīr al-Qummi sebagai sebuah tafsir Syi’ah Imamiyyah yang muncul dalam miliu tertentu merefleksikan suatu kecenderungan politik tashayyu’ atau sikap mengagungkan Ali dan keturunannya. Kecenderungan tashayyu’ ini dapat dilihat melalui metode takwil yang ia gunakan untuk memahami ayat-ayat guna menegaskan keagungan ‘Ali dan keturunannya. Takwilnya dilakukan dengan meletakkan ayat-ayat yang bermakna umum ke dalam makna yang menegaskan keagungan Ali dan keturunannya atau sebaliknya ditakwil ke dalam makna yang menempatkan lawan-lawan Ali dan keturunannya sebagai korban. Pola takwil semacam ini dapat dilacak ke dalam lingkungan al-Qummi dimana ia hidup dan berinteraksi dengan lawan-lawan madzhabnya pada masa itu. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa interpretasi hanyalah semata-mata expressi tentang realitas kompetisi antara pembaca untuk memperoleh keunggulan dibanding kelompok lain. Maka penelitian ini menghasilkan bahwa penyimpangan dalam tafsir Al-Qummi banyak ditemukan dari ayat-ayat politik kepemimpinan dalam surat Al-Baqarah, namun tidak menutup kemungkinan mengenai ayat lain yaitu dalam hal pendapatnya mengenai nikah mut’ah karena kebanyakan ulama syiah sangat khas dengan hal tersebut.
Kaidah-Kaidah Kemukjizatan Al-Qur’an Berhubungan dengan Al-Ijaz (Ringkasan) dan Wa Al-Itnab (Berurutan) dalam Al-Qur’an
Lukman, Lukman;
Bakar, Achmad Abu;
Mardan, Mardan
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.2034
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin dan muslimat juga berfungsi sebagai mukjizat. Kaidah-kaidah kemukjizatan Al-Qur’an yang berhubungan dengan al-Ijaz dan al-Itnab sebagai salah satu pembahasan yang disuguhkan kepada peminat dan pembaca kajian tafsir Al-Qur’an yang berhubungan dengan bentuk kaidah-kaidah  kemukjizatan. Untuk mengurai pokok permasalahan, penulis menggunakan pendekatan tafsir disamping pendekatan-pendekatan lain yang relevan dengan pembahasan di antaranya pendekatan lughawi. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library research) dan dikategorikan sebagai penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ijaz dan itnab mengusung bentuk penyajian makna yang ringkas dan berurutan dalam Al-Qur’an. Di antara kemukjizatan Al-Qur’an yang dikemukakan oleh para ulama antara lain: I‘jaz Balaghi (sastra) bahwa sastra Al-Qur’an tidak dapat ditandingi oleh karya sastra manapun. Sehingga pembahasan tentang I‘jaz balaghi terdapat pembahasan khusus mengenai Ijaz wa al-Itnab.  Uslub ini sebagai salah satu bentuk kemukjizatan Al-Qur’an. Ijaz sebuah usaha untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang lafalnya ringkas tapi mempunyai makna yang cukup bervariasi, sedangkan al-Itnab adalah lafalnya panjang atau adanya penambahan lafal terhadap makna yang dikandungnya.
Kaidah-Kaidah Tafsir dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat
Haryono, Haryono
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.1595
Kerancuan dan kesalahan dalam menafsirkan ayat Alquran sering kali terjadi ketika seseorang tidak memahami kaidah-kaidahnya. Kaidah-kaidah tafsir adalah seperangkat aturan atau rambu-rambu yang menjadi pedoman seseorang dalam menafsirkan Alquran. Aturan-aturan inilah yang diambil langsung para sahabat dari Nabi Muhammad di dalam menafsirkan Alquran sehingga kualitas tafsirnya mereka menjadi rujukan. Meskipun kaidah ini pada awalnya tidak tertulis dan terbukukan, namun hal ini sudah menjadi metode yang populer di kalangan mufasir. Penelitian ini membahas kaidah-kaidah tafsir secara historis dan perbedaannya dengan ilmu tafsir dan Ulumul Qur’an. Penelitian ini juga mengkaji tentang aplikasi kaidah-kaidah tafsir dalam penafsiran ayat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu kaidah tafsir awalnya bukanlah diskursus ilmu tersendiri namun menyatu dengan ilmu tafsir dan ‘Ulumul Qur’an. Setelah berkembang, barulah kemudian menjadi disiplin ilmu tersendiri. Kaidah-kaidah tafsir sendiri bentuknya sangat beragam. Ada kaidah-kaidah asasi dan kaidah-kaidah utama yang berkaitan dengan beragam ilmu yang linear dengan penafsiran Alquran. Memahami kaidah-kaidah tafsir akan menghindarkan dari kerancuan dan kesalahan dalam menafsirkan ayat serta mengantarkan penafsir memahami maksud Allah di dalam Alquran.Â
Perspektif Al-Qur’an tentang Kepemimpinan
Ritonga, Muhammad Soleh
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.1743
Dalam realita kehidupan politik modern ini sedikit banyaknya mempengaruhi pandangan para umat Islam. Dinamika yang berkembang saat ini umat Islam dihadapkan dengan masalah kepemimpinan. Terjadinya dua pengaruh pendapat dalam umat Islam antara yang membolehkan dan tidaknya memilih pemimpin yang yang bukan Islam. Setelah ditelaah pandangan Islam melalui penggalian ayat2 Al-Qur’an dengan interpretasi para ulama tafsir tentang kepemimpinan Islam, diketemukan bahwa memilih pemimpin harus mempunyai aqidah yang sama. Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang melarang umat Islam memilih pemimpin yang bukan seaqidah. Umat Islam yang mau mendengarkan menjalankan isi perintah Al-Qur’an akan menjadi muslim yang sebenarnya, terhindar dari sifat zholim dan munafik.. hall tersebut digambarkan dalam Al-Qur’an dengan jelas, sehingga umat Islam pun seharusnya mengimani tentang kebenaran isi Al-Qur’an tersebut. Karena kebenaran Al-Qur’an adalah kebenaran yang haqiq
Interpretasi Kontekstual Hadis Nikah Mut’ah: Studi Kasus Kawin Kontrak di Indonesia
Mulyanti, Cermi City;
Sari, Tias Febtiana
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30868/at.v6i02.2068
Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena kawin kontrak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan membahas tentang interpretasi kontekstual hadis nikah mut’ah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode takhrij hadis serta interpretasi kontekstual. Hasil takhrij hadis menunjukkan bahwa hadis tentang pelarangan nikah mut’ah dalam Islam memiliki status kualitas sahih, baik sanad maupun matan. Berdasarkan interpretasi kontekstual, nikah mut’ah maupun kawin kontrak dilarang di Indonesia karena hanya akan merugikan kaum perempuan dan tidak relevan untuk konteks sosiologis Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah nikah mut’ah semata-mata hanya untuk memenuhi hasrat biologis semata kerena itu tidak relevan berlangsung di Indonesia. Penelitian ini merekomendasikan agar para ahli keagamaan Islam melakukan pencegahan perkawinan kontrak yang kerap masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia