cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Linguistik Indonesia
ISSN : 02154846     EISSN : 25802429     DOI : -
Core Subject :
Linguistik Indonesia is published by Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). It is a research journal which publishes various research reports, literature studies and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, and sociolinguistics . I
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia" : 15 Documents clear
Kajian Ketahanan Bahasa Kelompok Bidayuh Pegunungan Kalimantan Barat Gusmao, Fernando H; Nggarang, Fandis
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.533

Abstract

Penelitian ini mengkaji vitalitas bahasa pada masyarakat Bidayuh pegunungan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pergeseran dan melemahnya bahasa. Komunitas bahasa yang diteliti adalah Tamong, Liboy, Butok, Tawang, Tengon, Badeneh, Sapatoi, Suti Bamayo, Tadietn, dan Kowotn. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan menggunakan alat Roda Ketahanan Bahasa dan observasi lapangan. Data dianalisis secara kualitatif dan skala vitalitas bahasa ditentukan dengan menggunakan skala EGIDS (Expanded Graded Intergenerational Disruption Scale). Hasil menunjukkan bahwa Tamong, Liboy, Butok, Tawang, Tengon, dan Badeneh memiliki vitalitas yang kuat (6a) dan dituturkan oleh semua generasi. Sapatoi, Suti Bamayo, Tadietn, dan Kowotn terancam vitalitasnya (6b), artinya hanya beberapa anak yang dapat berbahasa tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi lek-lek di Bidayuh pegunungan menjadi lemah adalah motivasi orang tua yang memprioritaskan transmisi bahasa Indonesia kepada anak agar dapat mengikuti pendidikan formal dengan baik.
Studi Diakronis Pronomina Persona Pertama aku dan kami dalam Bahasa Jawa Fitriana, Atin
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.536

Abstract

In Old Javanese, the personal pronouns aku and kami can appear simultaneously in a speech and refer to the same person. However, in Modern Javanese first-person pronouns of kami are no longer used in daily conversation; while aku was also limited in the ngoko register. This research focuses on changing the grammatical aspects of the personal pronouns aku and kami diachronically using a grammaticalization and corpus linguistics approach (Mair, 2004; 2012). The data sources used in this research come from literary texts in the form of prose and poetry from the 10th century to the 21st century. In this research, Antconc is used as a data processing tool by utilizing the concordance and frequency row features. Based on frequency, the use of the personal pronouns aku and kami competed with each other from the 10th century to the 18th century. The personal pronouns aku and kami also undergo grammatical development. Bound forms of personal pronouns aku and kami can be attached to nouns, verbs, and prepositions. However, in their development, the bound form can only be attached to nouns. The ability of the bound forms of the pronouns aku and kami to attach to verbs and prepositions is discontinued.
HYPERBOLIC EXPRESSIONS AMONG NEWLY MOTHERS IN TEXT-BASED VIRTUAL COMMUNICATION Dian Budiarti; Agry Pramita; Irdan Hildansyah
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.541

Abstract

The present study examined the use of hyperbolic expressions in a text-based virtual communication context, specifically in an Indonesian newly mothers’ online chat room. The study employed a descriptive qualitative method to analyze 60 utterances containing hyperbolic expressions taken from the Mom Sharing WhatsApp group. Simak and catat methods were implemented to observe and take notes on the hyperbolic expressions used by the mothers identified based on McCarthy & Carter’s (2004) characterization. The collected data were then categorized into 7 forms of hyperbole proposed by Claridge (2010), and the possible functions behind the use of this figurative language were analyzed qualitatively based on the overall contexts. Results reveal that 6 forms of hyperbole were used in the chat room, namely single-word hyperbole, phrasal hyperbole, clausal hyperbole, numerical hyperbole, the role of superlative, and comparison. Furthermore, the expressions were found to serve various functions, namely to express emotions, to concretize the message and evoke imagination, to create humour, and to establish group identity. These findings contribute to the ongoing discourse on the use of hyperbole in everyday communication.
PENGGUNAAN BAHASA JAWA DAN SIMBOL IDENTITAS POLITIK GANJAR PRANOWO DI MEDIA SOSIAL Pratiwi, Frista Nanda
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.543

Abstract

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo seringkali menyelipkan penggunaan bahasa Jawa dalam tuturannya saat berinteraksi dengan masyarakat di Jawa Tengah. Interaksi dengan masyarakat itu direkam dalam bentuk video dan dipublikasikan melalui media sosialnya. Penggunaan bahasa Jawa oleh Ganjar Pranowo tersebut berpotensi membawa impresi positif terhadap persepsi publik sehingga ia dikenal sebagai sosok yang merakyat dan dekat dengan masyarakat. Bagi seorang politisi, penggunaan bahasa dapat menjadi simbol identitas politik. Identitas politik menjadi hal yang penting karena menyangkut elektabilitas dan citra politisi di mata masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini berfokus pada hubungan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo saat berinteraksi dengan masyarakat dan simbol identitas politiknya di media sosial. Data yang digunakan dalam makalah ini adalah ujaran yang terdapat pada 20 video interaksi Ganjar Pranowo sebagai penutur dengan masyarakat sebagai mitra tutur yang diunggah pada media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook sekaligus pada bulan November 2022 s.d. Januari 2023. Pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan teknik simak dan catat. Dalam hal ini, penulis menyimak ujaran dalam video yang diunggah di media sosial Ganjar Pranowo lalu mencatat dan mentranskripsikan ujaran yang mengandung penggunaan bahasa Jawa. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Jawa Ganjar Pranowo selaku penutur saat berinteraksi dengan masyarakat sebagai mitra tutur, representasi kekuasaan dalam tuturannya, produksi teks bahasa Jawa dan identitas sosial Ganjar Pranowo, distribusi dan konsumsi teks tuturan Ganjar Pranowo, dan penggunaan bahasa Jawa sebagai simbol identitas politik sebagai upaya untuk membangun ikatan dengan identitas kolektif masyarakat di media sosial. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penggunaan bahasa pada makalah ini dianalisis dengan mengacu pada teori analisis wacana kritis Fairclough (2013) yang terdiri atas tiga level analisis, yaitu level mikro atau analisis teks yang berfokus pada analisis deskriptif mengenai teks, level meso atau praktik diskursif yang berfokus pada analisis produksi, distribusi, dan konsumsi teks, dan level makro atau praktik sosial yang berfokus pada analisis sosiokultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo menggunakan bahasa Jawa saat berinteraksi dengan warganya dalam bentuk penggunaan bahasa Jawa secara penuh, alih kode, dan campur kode. Adapun representasi kekuasaan Ganjar Pranowo dapat dilihat melalui diksi, frasa verbal, dan kalimat imperatif yang digunakan. Dengan identitasnya sebagai putra daerah Jawa Tengah yang berasal dari suku Jawa, Ganjar Pranowo berupaya menyesuaikan diri dengan masyarakat melalui produksi ujaran berbahasa Jawa. Interaksi tersebut direkam dan disebarkan melalui media sosial sebagai strategi pencitraan yang berpengaruh positif terhadap impresi dan respons warganet. Selanjutnya, bahasa Jawa menjadi simbol identitas politik etnis Ganjar Pranowo untuk membangun ikatan dengan identitas kolektif masyarakat pengguna media sosial yang beretnis sama untuk meningkatkan elektabilitasnya sebagai tokoh politik.
AUTHORSHIP ANALYSIS IN ELECTRONIC TEXTS USING SIMILARITY COMPARISON METHOD Puspitasari, Devi Ambarwati; Fakhrurroja, Hanif; Sutrisno, Adi
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.544

Abstract

The most recent changes to the criteria in legal process for scientific evidence have emphasized scientific methods of authorship analysis. This study examined the authorship of electronic texts using a quantitative method based on forensic stylistics and computer technologies. This study uses 300 digital texts produced by 100 authors, including 100 questioned texts (Q-text) and 200 known texts (K-text). Personal texts of WhatsApp messages are used in this study as electronic texts. Authorship analysis was conducted by tracing the n-gram and testing all the text sets using the Similarity Comparison Method (SCM). Based on the results of the word 1-gram test, the SCM accuracy was found to be quite high, ranging from 85% to 96%. The findings of employing the tiny set are promising, with the various stylistic traits offering dependable accuracy ranging from 92% to 98.5%. The character-level n-gram tracing indicates a key feature of authorship attribution.
CAMPUR KODE BAHASA SUNDA KE DALAM BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMBENTUK HUMOR DALAM WEBTUN Oentari, Brigitta Sita
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.548

Abstract

Penelitian kualitatif-deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena campur kode bahasa Sunda—bahasa Indonesia pada webtun lokal "Just Friends" karya CL Nuna. Fokus utama penelitian ini dibagi ke dalam dua pokok pembahasan. Pembahasan pertama menganalisis proses dan unsur-unsur campur kode dalam percakapan tokoh webtun menggunakan teori Muysken (2000). Pembahasan kedua menganalisis campur kode pada lanskap webtun menggunakan ancangan semiotika sosial Halliday (1978) serta semiotika multimodal Kress dan van Leeuwen (2006). Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik simak catat. Campur kode dalam data komik berbasis web tidak hanya berfungsi sebagai pemarkah identitas kelompok, melainkan juga sebagai pembentuk humor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses campur kode yang mendominasi dalam percakapan adalah penyisipan, khususnya pada unsur pronomina dan kata tugas. Di sisi lain, moda verbal dan moda visual saling terkait dalam membentuk pemaknaan campur kode. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa eksistensi bahasa daerah pada fenomena campur kode di dalam webtun menjadi conceptual surprise (Buijzen & Valkenburg, 2004) bagi pembentukan humor.
KESALINGMENGERTIAN RUMPUN BAHASA MASSENREMPULU Saupia, Renhard
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.553

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk mengukur kesalingmengertian antara bahasa-bahasa Massenrempulu: Duri, Enrekang, Maiwa, dan Malimpung. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan, apakah kelompok bahasa Massenrempulu merupakan satu bahasa tunggal, bagian dari Toraja-Sa’dan atau Bugis. Penelitian ini menggunakan Recorded Text Test (RTT) yang diperkenalkan oleh Casad (1974), Picture Pointing Task (PicTask) oleh Gooskens & Schneider (2016), serta lexicostatistics of 35-word lists dari Grimes & Grimes (1987) dan SIL Indonesia (1986). Temuan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Statistik kemiripan kosakata menunjukkan bahwa bahasa Duri lebih mirip dengan Toraja, bahasa Malimpung lebih mirip dengan Bugis, sedangkan bahasa Enrekang dan Maiwa memiliki kesalingmengertian yang tinggi; (2) RTT menunjukkan bahwa tingkat pemahaman kelompok bahasa Massenrempulu terhadap Duri tidak terlalu tinggi (<80%); penutur bahasa Maiwa dan Enrekang memperoleh skor sebesar 76-77%, sedangkan dalam uji kesalingmengertian rata-rata penutur bahasa Malimpung memperoleh skor sebesar 62%; (3) mayoritas penutur bahasa Massenrempulu lebih mengerti bahasa Enrekang (>74%) dibandingkan dengan Duri (59-72%). Penulis menyimpulkan bahwa bahasa Enrekang dan Maiwa memiliki kesalingmengertian dan dapat dikategorikan sebagai satu bahasa. Bahasa Malimpung disarankan untuk menjadi bagian dari bahasa Bugis karena memiliki kesalingmengertian yang rendah terhadap kelompok bahasa Massenrempulu. Walaupun demikian, karena keterbatasan penelitian ini, diperlukan kajian lebih lanjut terkait kesalingmengertian bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan bagian utara secara keseluruhan untuk melihat seberapa jauh kesalingmengertian antara bahasa Malimpung dan Bugis serta bahasa Duri dan Toraja.
Vitalitas Bahasa Wabo di Kampung Wabo Tamrin; Budiono, Satwiko; Nazarudin
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.558

Abstract

Upaya pelindungan bahasa minoritas di Provinsi Papua perlu mendapat perhatian mendalam karena jumlah bahasa di Provinsi Papua terbilang banyak dengan jumlah penutur yang sedikit sehingga ancaman kepunahan menjadi tinggi. Salah satu bahasa minoritas di Provinsi Papua yang belum mendapat upaya pelindungan adalah bahasa Wabo di Kabupaten Kepulauan Yapen. Penelitian ini berusaha mengkaji vitalitas dari bahasa Wabo di Kampung Wabo. Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan situasi dan kondisi kebahasaan terkini, dan (2) mengidentifikasi indikator vitalitas bahasa mana yang perlu dikembangkan sebagai upaya pelindungan bahasa lanjutan ke depannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatoris. Analisis data menggunakan indikator vitalitas bahasa dari UNESCO. Hasilnya, vitalitas bahasa Wabo di Kampung Wabo dapat dikategorikan dengan status kritis secara keseluruhan. Hal ini karena bahasa Wabo memiliki kondisi yang lemah di semua indikator vitalitas bahasanya dan penyebab utamanya berasal dari absennya transmisi antargenerasi. Indikator yang paling rendah dan membutuhkan upaya pelindungan bahasa secepatnya adalah (1) ketersediaan bahan ajar dan literasi, (2) ranah dan media baru, serta (3) dokumentasi bahasa. Ketiga indikator tersebut dapat diupayakan oleh pihak eksternal penutur, sedangkan indikator transmisi antargenerasi hanya dapat diupayakan oleh pihak internal penutur bahasa Wabo.
Phonological Construction of Indonesian Blends Karjo, Clara Herlina
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.559

Abstract

Blends are formed by joining two clipped words into one. For example, in English, ‘breakfast’ and ‘lunch’ are joined to become ‘brunch’. While studies of blends usually focus on the morphological aspect, this study aims at describing the phonological aspects of blend formation, particularly the syllable formation of Indonesian blends. Moreover, the phonological constraints for blend formation are also investigated. The data were obtained from observing blending words used in daily conversations, as well as in media such as television and online news. To gather the data, the researcher asked each of her 20 students to find five samples of Indonesian blends. As a result, as many as 100 Indonesian blends were found. The data were then categorized based on their syllable structures and the phonological constraints for blend formation were analyzed using optimality theory. The results showed that blending words can be categorized into six types, which are (CVC+CVC), (CV+CVC), (CV+CVC), (V+CVC), (CV+CV), and (VC+CVC). For example, the second type (CV + CVC) ‘mager’ is formed from the first part of the first source word and the first part of the second source word as in ‘malas’ and ‘gerak’. Moreover, there are some possible constraints that make a new blend acceptable or unacceptable in Indonesian, such as the recognizability of blend from its source words and the semantic similarity of the blend with the already existing word. For example, the word ‘mantul’ is acceptable blend of mantap + betul, since ‘mantul’ already exists but it has different meaning. The results of this study imply that forming new words by blending the already existed words is still possible, but their acceptance or usage depend on the users’ familiarity with phonological knowledge.
BASIS DATA LEKSIKAL: PERUBAHAN BUNYI BAHASA MINANGKABAU ISOLEK SANGIR JUJUAN Rahman, Fadlul; Kurniati, Santi; Nova Rina
Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v42i1.572

Abstract

Secara geografis, wilayah Koto Tinggi, Solok Selatan terletak di provinsi Sumatera Barat yang berbatasan langsung dengan wilayah Kerinci provinsi Jambi. Posisi geografis ini membuat isolek Koto Tinggi mempunyai variasi bunyi yang unik dan menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan bunyi bahasa Minangkabau isolek Koto Tinggi dengan protobahasa Minangkabau berdasarkan basis data leksikal. Penelitian ini mengambil 1580 korpus basis data leksikal hasil kolaborasi penulis dengan Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Padang Field Station, berupa hasil elisitasi dan bahasa kolokial dari penutur asli.  Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif komparatif di mana isolek Sangir Jujuan dibandingkan dengan protobahasanya yaitu protobahasa Minangkabau. Kemudian data dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan tipe perubahan bunyi yang terjadi. Dari hasil penelitian ditemukan perubahan bunyi isolek Sangir Jujuan berupa perubahan lenisi; fortisi; zeroisasi yang mencakup aferesisi, apokop, haplologi, dan sinkop; penambahan bunyi yang mencakup epentesis dan protesis; diftongisasi; dan metatesis.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 43 No. 2 (2025): Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 2 (2024): Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia Vol. 41 No. 2 (2023): Linguistik Indonesia Vol. 41 No. 1 (2023): Linguistik Indonesia Vol. 40 No. 2 (2022): Linguistik Indonesia Vol. 40 No. 1 (2022): Linguistik Indonesia Vol 39, No 2 (2021): Linguistik Indonesia Vol 39, No 1 (2021): Linguistik Indonesia Vol 38, No 2 (2020): Linguistik Indonesia Vol 38, No 1 (2020): Linguistik Indonesia Vol 37, No 2 (2019): Linguistik Indonesia Vol. 37 No. 2 (2019): Linguistik Indonesia Vol 37, No 1 (2019): Linguistik Indonesia Vol 37, No 1 (2019): Linguistik Indonesia Vol 36, No 2 (2018): Linguistik Indonesia Vol 36, No 2 (2018): Linguistik Indonesia Vol. 36 No. 1 (2018): Linguistik Indonesia Vol 36, No 1 (2018): Linguistik Indonesia Vol 35, No 2 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 2 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 1 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 1 (2017): Linguistik Indonesia Vol 34, No 2 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 2 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 1 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 1 (2016): Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia Vol 33, No 1 (2015): Linguistik Indonesia Vol 32, No 2 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 2 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 1 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 1 (2014): Linguistik Indonesia Vol 31, No 2 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 2 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 1 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 1 (2013): Linguistik Indonesia More Issue