cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology
ISSN : 20884230     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Psikologi Ulayat (JPU) [Indonesian Journal of Indigenous Psychology] is a peer-reviewed scientific journal in Psychology that publishes empirical based research articles of various topics related to psychology, particularly topics that emphasize indigenous values and cultures of Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 113 Documents
RESILIENSI TARUNA STP DARI KELUARGA PELAKU UTAMA PERIKANAN Rahmawati, Sri W.; Wijayani, Mira Rizki
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.255 KB) | DOI: 10.24854/jpu22013-25

Abstract

Kehidupan kampus berasrama pada sekolah kedinasan dengan tuntutan sosial serta akademik, mengharuskan peserta didik (disebut juga dengan taruna) memiliki mental yang tangguh. Risiko kehidupan kampus tersebut menciptakan sebuah kondisi yang menekan. Ada beberapa cara untuk mengatasi persoalan menekan tersebut, diantaranya adalah: menghadapi  permasalahan yang terjadi; beradaptasi dengan kenyataan; dan mengatasi tantangan dengan cepat. Mereka yang berhasil mengatasi permasalahan, bahkan bangkit menjadi individu yang lebih kuat, akan menemukan kehidupan yang lebih baik. Individu-individu ini dikatakan sebagai individu yang resilien. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat dinamika resiliensi taruna Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang berasal dari keluarga/ pelaku utama perikanan. Subjek penelitian terdiri dari empat taruna yang berasal dari dua jenis kelamin; memiliki latar belakang asal daerah yang berbeda; serta berasal dari keluarga pumakan (pelaku utama perikanan). Hasil analisis dari penelitian, secara kualitatif dapat terlihat variasi tingkat resiliensi subjek dalam menghadapi persoalan. Variasi terjadi pada faktor-faktor resilensi. Namun pada aspek optimisme dan eikasi diri, keseluruhan subjek menunjukkan hasil yang positif. Selain itu, faktor protektif juga memiliki pengaruh yang berarti. Faktor protektif tersebut yaitu dukungan sumber daya dan karakteristik positif dari individu; komunitas sosial serta dukungan keluarga. Keseluruhannya memperkuat cara coping yang adaptifterhadap persoalan yang terjadi.
MENGUKUR RASA SYUKUR: PENGEMBANGAN MODEL AWAL SKALA BERSYUKUR VERSI INDONESIA Listiyandini, Ratih Arruum; Nathania, Andhita; Syahniar, Dessy; Sonia, Lidwina; Nadya, Rima
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.079 KB) | DOI: 10.24854/jpu22015-41

Abstract

Abstract — Feeling grateful has emotional and interpersonal advantages. When looking at suffering as something positive, person will be able to increase the ability of new coping. Development of gratitude measurement scale expected to help research, assessment, or interventions related gratitude in Indonesia population. Using non-probability accidental sampling, subjects in this research was 264 Indonesia people composed of 90 men (34%) and 174 women (66%), with age range of 20 to 75 years. Based on psychometric testing which is done through internal consistency and construct validity test, Indonesia gratitude scale seems has good reliability and validity. The scale can measure the construct consistently, can distinguish individuals with high and low gratitude, and valid to measure the gratitude construct through three factors, namely the sense of appreciation, positive feelings, and expression of gratitude. Having good psychometric standards, Indonesia gratitude scale version presented in this study can already be used to measure the gratitude in the context of research and clinical interventions in Indonesia population. Abstrak — Bersyukur memiliki keuntungan secara emosi dan interpersonal. Dengan melihat dan merasakan penderitaan sebagai sesuatu yang positif, maka seseorang akan bisa meningkatkan kemampuan coping barunya baik secara sadar maupun tidak. Pembuatan alat ukur bersyukur diharapkan dapat membantu penelitian, pemeriksaan, atau intervensi terkait rasa syukur pada populasi di Indonesia. Subjek penelitian berjumlah 264 orang terdiri dari 90 orang pria (34%) dan 174 orang wanita (66%). Rentang umur responden dari 20 sampai 75 tahun. Berdasarkan uji psikometri yang dilakukan melalui konsistensi internal dan uji validitas konstruk, skala bersyukur versi Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Skala ini dapat mengukur satu kontruk yang sama secara konsisten, dapat membedakan individu dengan rasa syukur tinggi dan rendah, dan valid untuk mengukur konstruk bersyukur melalui tiga faktor, yaitu sense of appreciation, perasaan positif, dan ekspresi rasa syukur. Dengan standar psikometri yang sudah baik, maka skala bersyukur versi Indonesia yang dipaparkan dalam penelitian ini sudah dapat digunakan untuk mengukur rasa syukur dalam konteks penelitian maupun intervensi klinis pada populasi di Indonesia.
NILAI-NILAI YANG PENTING TERKAIT DENGAN ETIKA Haryanto, Handrix Chris; Rahmania, Tia
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.236 KB) | DOI: 10.24854/jpu12017-76

Abstract

Abstract — The present study aims to identify the important values in an ethical context and the parties which can influence the development of ethical values in undergraduate students. Subjects in the present study were undergraduate students from Universitas Paramadina with a total of 132 students. This study used a qualitative content analysis approach with an open ended questionnaire consisting of two items. Results showed that the ethical context was around 80% based on the community value through politeness (37.88%), tolerance (32.58%), helping (9.85%), and based on 20% authonomy values emphasized by honesty (9.09%), integrity (7.58%), discipline (2.27%), and positive thinking (0.76%). Subject also described that those values were mostly influenced by family (51.52%), educator (13.64%), friends (12.12%), student organization (9.09%), local society (7.58%), educational institution (3.03%), figure (2.27%), and communities (0.76%). It can be concluded that the important values to the majority of the subjects in an ethical context are in a form of respect and fulfilling others’ needs, and thus indicating community oriented ethics.Abstrak — Studi ini merupakan sebuah studi untuk mengidentifikasi mengenai nilai-nilai yang penting terkait dengan konteks etika dan pihak mana sajakah yang memiliki pengaruh dalam membentuk nilai etika tersebut pada mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas Paramadina dengan jumlah 132 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi dengan menggunakan kuesioner terbuka yang terdiri dari dua pertanyaan. Hasil studi menyatakan bahwa konteks etika yang mendasarkan pada nilai community sekitar 80% berupa sopan santun (37.88%), toleransi (32.58%), menolong (9.85%) dan pada nilai autonomy sekitar 20% berupa jujur (9.09%), integritas (7.58%), disiplin (2.27%), berpikir positif (0.76%). Responden juga memaparkan bahwa nilai-nilai tersebut banyak dipengaruhi oleh keluarga (51.52%), pendidik (13.64%), teman (12.12%), organisasi mahasiswa (9.09%), masyarakat sekitar (7.58%), institusi pendidikan (3.03%), figur (2.27%), komunitas (0.76%). Berdasarkan pada hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang penting bagi responden terkait dengan konteks etika mayoritas mengarah pada bentuk penghormatan maupun pemenuhan kebutuhan orang lain yang mengindikasikan etika yang berorientasi community. 
HUBUNGAN ANTARA HARAPAN DAN KUALITAS HUBUNGAN PADA DEWASA MUDA YANG SEDANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN Indrawati, Fenny; Sani, Riryn; Ariela, Jessica
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.397 KB) | DOI: 10.24854/jpu12018-98

Abstract

Abstract — Dating is an exclusive relationship between an individual and his or her partner. This romantic relationship is of great importance for individuals in early adulthood. Furthermore, recent studies found that related problems in dating can decrease an individual's mental health. Therefore, individuals need high hope to effectively resolve conflicts and maintain the relationship well. While going through a romantic relationship, individuals can evaluate their relationships positively or negatively, termed as relationship quality. This study aims to examine whether hope correlates with relationship quality on 200 young adults who are currently in a dating romantic relationship. The present study is a quantitative study using The Hope Scale and The Perceived Relationship Quality Component as measuring instruments. The result shows that there is a significant relationship between hope and relationship quality. In other words, with higher hope, relationship quality will be higher, and vice versa. Other related findings are discussed.Abstrak — Pacaran merupakan hubungan eksklusif yang dijalani oleh individu dan pasangannya. Hubungan pacaran sangat penting bagi dewasa muda. Terlebih lagi, studi-studi terkini menemukan bahwa permasalahan terkait hubungan pacaran dapat menurunkan kesehatan mental individu. Oleh karena itu, individu membutuhkan harapan yang tinggi untuk dapat menyelesaikan konflik dengan efektif dan menjaga hubungan pacarannya dengan baik. Ketika menjalani hubungan romantis, individu juga dapat mengevaluasi hubungan pacarannya secara positif ataupun negatif yang disebut dengan kualitas hubungan. Studi ini bertujuan untuk meneliti apakah harapan memiliki korelasi dengan kualitas hubungan kepada 200 dewasa muda yang sedang menjalani hubungan pacaran. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan instrumen yaitu The Hope Scale dan The Perceived Relationship Quality Component. Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan signifikan antara harapan dan kualitas hubungan. Dengan kata lain, semakin tinggi harapan, maka semakin tinggi juga kualitas hubungan, dan sebaliknya. Penemuan lain yang berkaitan dengan harapan dan kualitas hubungan juga turut didiskusikan.
KEBERHARGAAN DIRI DAN RESILIENSI SEBAGAI PREDIKTOR SUCCESSFUL AGING PADA LANSIA DI PANTI WREDA Ralampi, Dewi Agrianti; Soetjiningsih, Christiana Hari
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.076 KB) | DOI: 10.24854/jpu02019-216

Abstract

Abstract – This study aimed to determine self-esteem and resilience as the predictors of successful aging among the elderly in nursing homes. This study used quantitative approach, participated by 127 elderly participants who live in nursing homes located in five cities in Central Java (Salatiga, Semarang, Surakarta, Magelang, and Pekalongan) (Mage = 74.57; SD = 7.49). This study utilized The Connor-Davidson Resilience Scale (to measure the level of resilience) and Rosenberg Self-esteem Scale (to measure the self-esteem) which were translated into Indonesian language. Successful Aging Scale were based on the Rowe and Kahn’s theory (1987) of successful aging. The results indicated that there was a significant effect of self-esteem and resilience simultaneously (F = 10.975; p = .000) on successful aging, suggesting that self-esteem and resilience are predictors of successful aging. The results of this study could serve as a reference for the government and nursing home managements to improve successful aging of the elderly who live in nursing homes. Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk menentukan self-esteem (keberhargaan diri) dan resiliensi sebagai prediktor successful aging pada lansia di panti wreda. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 127 lansia yang tinggal di panti wreda di lima kota di Jawa Tengah (Salatiga, Semarang, Surakarta, Magelang, dan Pekalongan) (Musia= 74.57; SD = 7.49). Penelitian ini menggunakan skala The Connor-Davidson Resillience Scale (untuk mengukur tingkat resiliensi) dan Rosenberg Self-esteem Scale (untuk mengukur keberhargaan diri) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Skala Successful Aging dibuat oleh penulis berdasarkan teori successful aging dari Rowe dan Kahn (1987). Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari keberhargaan diri dan resiliensi secara simultan (F = 10.975; p = .000) terhadap successful aging, mengindikasikan bahwa keberhargaan diri dan resiliensi merupakan prediktor successful aging. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi pemerintah dan pengelola panti wreda untuk meningkatkan successful aging lansia yang tinggal di panti wreda. 
DAMPAK PENGHASILAN ISTRI PADA KEPUASAN PERNIKAHAN DEWASA Rumondor, Pingkan C. B.; Paramita, Greta Vidya; Francis, Nangoi Priscilla; Geni, Putri Lenggo
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.083 KB) | DOI: 10.24854/jpu22013-20

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk melihat dampak dari penghasilan istri terhadap kepuasan pernikahan. Kepuasan pernikahan dideinisikan sebagai pengalaman subjektif individu terhadap pernikahan dan komponen-komponen dalam pernikahan. Pengukuran kepuasan pernikahan menggunakan skala Kepuasan Pernikahan Pasangan Urban yang dikonstruk oleh peneliti. Bentuk akhir dari skala ini terdiri dari 38 butir soal yang mengukur kepuasan individu dalam dimensi komunikasi, keseimbangan pembagian peran, kesepakatan, keterbukaan, keintiman, keintiman sosial dalam relasi, seksualitas, inansial, dan spiritualitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat ukur ini reliabel (α= 0.967) dan memiliki korelasi dengan penilaian subjektif mengenai kepuasan pernikahan secara keseluruhan (rp = 0.293, p < 0.05). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan pernikahan dewasa muda bila ditinjau dari tingkat penghasilan istri (p > 0.05).
JEBAKAN DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP Goei, Yonathan Aditya
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.654 KB) | DOI: 10.24854/jpu22015-36

Abstract

Abstract — All people who get married want to have a happy marriage and they find a partner that can fulfill their dream. However, statistic showed that divorce rate is increased, along with the declined level of marital satisfaction, which give indication that there may be something wrong in the process of finding a partner. The author discussed why attraction goes awry, the influence of family background and traits of people who tend to make mistake and lastly how to solve this problem.  Abstrak — Semua orang tentunya menginginkan pernikahan yang berbahagia dan mereka mencari pasangan hidup yang dapat mewujudkan impian mereka. Akan tetapi jumlah perceraian yang semakin banyak dan tingkat kepuasan pernikahan yang menurun menunjukkan ada yang salah dalam proses pencarian pasangan. Artikel ini membahas mengapa ketertarikan seseorang dapat salah dimulai dari pengaruh keluarga dan ciri-ciri mereka yang rentan terhadap kesalahan ini. Artikel ini ditutup dengan cara memperbaiki ketertarikan yang salah ini.
GAMBARAN RELIGIOUS COMMITMENT, SELF-ESTEEM, DAN KEPUASAN HIDUP BERDASARKAN TIPE ARRANGED- MARRIAGE PADA WANITA KETURUNAN ARAB BAALWY Syihab, Aisyah; Vinaya, Vinaya
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.376 KB) | DOI: 10.24854/jpu22016-67

Abstract

Abstract — This study aims to describe the religious commitment, self-esteem, and satisfaction with life based on the types of arranged-marriage (low arranged-marriage and high-arranged-marriage) on Arabic Baalwy women. This research was conducted with two approaches, a quantitative approach with 103 female participants (age ranging from 20 to 74 years old) and qualitative approach on 9 participants of the samples. The instruments used for this research were RCI-10 (Religious Commitment Inventory), Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, and interview guidelines. All participants were married by way of an arranged-marriage, either one of the two types of arranged-marriage. The first type (low arranged-marriage) still allows freedom to prospective female partners to accept or decline the male who was betrothed to her, while the second type (high-arranged-marriage) do not give these freedoms. The type was assessed with Arranged-marriage questionnaire that consisted of a close-ended question about the types of arranged-marriage and one open-ended question to ensure the participants’ answers. The results showed that in general the level of religious commitment, self-esteem, and satisfaction with life is quite high. The results indicated that there is no significant differences between religious commitment, self-esteem, and satisfaction with life for both types of arranged-marriage. Based on the qualitative analysis, participants had no objections with their types of arranged-marriage. It was because of their obedience to their parents and God; to maintain the purity of their offspring, so that they do not lose their self-esteem within the group; and they are satisfied with the life they lead. Suggestions for further research is to explore other psychological variables in the group of Arabic Baalwy women.   Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran religious commitment, self-esteem, dan satisfaction with life berdasarkan tipe arranged-marriage (low arranged-marriage dan high arranged-marriage) pada wanita keturunan Arab Baalwy. Penelitian ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif pada 103 partisipan (dari usia 20 sampai 74 tahun), dan pendekatan kualitatif pada 9 orang dari sampel tersebut. Alat ukur yang digunakan adalah RCI-10 (Religious Commitment Inventory), Self-Esteem Scale , Satisfaction with Life Scale , serta pedoman wawancara. Semua partisipan menikah dengan cara dijodohkan, hanya saja terdapat dua tipe perjodohan. Tipe pertama (low arranged-marriage) adalah perjodohan yang masih memberikan kebebasan untuk calon pasangan perempuan menerima atau tidak pria yang dijodohkan kepadanya, sedangkan tipe kedua (high arranged-marriage) tidak memberikan kebebasan tersebut. Tipe perjodohan ini diketahui dari Arranged-marriage questionnaire yang terdiri atas satu pertanyaan tertutup mengenai tipe perjodohan dan satu pertanyaan terbuka untuk memastikan jawaban partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat religious commitment, self-esteem, dan satisfaction with life yang cukup tinggi. Hasil analisis kuantitatif mendapatkan perbedaan tingkat religious commitment, self-esteem, dan satisfaction with life pada kedua tipe arranged-marriage itu tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis kualitatif, partisipan-partisipan tidak merasa keberatan dengan apa pun tingkat perjodohan yang mereka alami. Hal tersebut disebabkan bentuk ketaatan mereka terhadap orangtua dan Tuhan; untuk menjaga kemurnian keturunan mereka, agar mereka tidak kehilangan harga diri dalam kelompok mereka; serta mereka puas dengan kehidupan yang mereka jalani tersebut. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggali variabel psikologis lainnya pada kelompok wanita Arab Baalwy ini.Abstract— This study aims to describe the religious commitment, self-esteem, andsatisfaction with life based on the types of arranged-marriage (low arranged-marriage andhigh-arranged-marriage) on Arabic Baalwy women. This research was conducted with twoapproaches, a quantitative approach with 103 female participants (age ranging from 20 to74 years old) and qualitative approach on 9 participants of the samples. The instrumentsused for this research were RCI-10 (Religious Commitment Inventory), Self-Esteem Scale,Satisfaction with Life Scale, and interview guidelines. All participants were married by wayof an arranged-marriage, either one of the two types of arranged-marriage. The first type(low arranged-marriage) still allows freedom to prospective female partners to accept ordecline the male who was betrothed to her, while the second type (high-arranged-marriage)do not give these freedoms. The type was assessed with Arranged-marriage questionnairethat consisted of a close-ended question about the types of arranged-marriage and oneopen-ended question to ensure the participants’ answers. The results showed that in generalthe level of religious commitment, self-esteem, and satisfaction with life is quite high. Theresults indicated that there is no significant differences between religious commitment,self-esteem, and satisfaction with life for both types of arranged-marriage. Based on thequalitative analysis, participants had no objections with their types of arranged-marriage.It was because of their obedience to their parents and God; to maintain the purity of theiroffspring, so that they do not lose their self-esteem within the group; and they are satisfiedwith the life they lead. Suggestions for further research is to explore other psychologicalvariables in the group of Arabic Baalwy women.
EFIKASI DIRI DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA YANG MENGALAMI DISMENORE Nada, Chafira De; Fourianalistyawati, Endang
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.764 KB) | DOI: 10.24854/jpu22017-103

Abstract

Dismenore adalah masalah ginekologi yang umum untuk wanita remaja dan dewasa. Dismenore mengganggu kegiatan sehari-hari termasuk kualitas tidur. Penurunan kualitas tidur terjadi karena sinyal yang menuju ke neurotransmitter terganggu ketika tubuh sakit. Ketika rasa sakit menyebabkan stres, maka fisiologis, tubuh bereaksi untuk menyeimbangkan kondisi tubuh. Efikasi diri merupakan salah satu mediator yang membantu dalam mengendalikan stres ketika serangan dismenore. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efikasi diri dan kualitas hubungan tidur di kalangan remaja yang menderita dismenore. Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling dengan menyebarkan kuesioner kepada 208 beberapa remaja dengan usia 16-18 tahun, melalui e-mail dan bentuk kuesioner tertulis. Pengujian statistik menggunakan Pearson product moment untuk melihat korelasi dari dua variabel penelitian ini. Hasil pengolahan data menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara efikasi diri dan kualitas tidur di kalangan remaja yang menderita dismenore.
PERAN FRUSTRASI PADA POLA ASUH OTORITER DAN AGRESI: MODEL MODERASI Rozi, Fahrul; El Hafiz, Subhan
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.768 KB) | DOI: 10.24854/jpu02018-132

Abstract

Abstract – This study aims to determine the role of authoritarian parenting in increasing the aggression tendency among adolescents that is moderated by frustration. Participants in this study were 150 respondents. The instrument used were Parental Authory Questionnaire Scale (PAQ) created by Buri (1991), scale of frustration and Aggression Questionnaire Buss-Perry Scale (Buss & Perry, 1992). Statistical analysis used model moderator analysis 1 according to PROCESS model (Hayes, 2013). The results of this study indicated that frustration significantly affects the role of authoritarian parenting style to the emergence of tendencies of aggression. Adolescents who experienced high (affect = .0043; p <.001) and moderate (affect = .6274; p <.001) frustration significantly increases the influence of parental authoritarian parenting on the tendency of aggression. Meanwhile, adolescents’ low frustration levels do not significantly trigger aggression even if they are exposed to authoritarian parenting style. This suggests that the level of frustration controls the tendency of aggressive behavior in adolescents who experience authoritarian parenting styles from their parents. Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pola asuh otoriter dalam meningkatkan kecenderungan perilaku agresi yang dimoderatori oleh frustrasi pada remaja. Responden penelitian ini berjumlah 150 responden. Instrumen yang digunakan adalah Parental Authory Questionnaire Scale (PAQ) yang disusun oleh Buri (1991), Skala frustrasi dan Aggression Questionnaire Buss-Perry Scale (Buss & Perry, 1992). Teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis efek moderator model 1 PROCESS (Hayes, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frustrasi secara signifikan memengaruhi besar kecilnya peranan pola asuh otoriter terhadap munculnya kecenderungan perilaku agresi. Remaja yang mengalami frustrasi yang tinggi (affect = 1.0043; p <.001) dan sedang (affect = 0.6274; p <.001) secara signifikan dapat meningkatkan peran pola asuh otoriter orang tua terhadap munculnya kecenderungan perilaku agresif. Namun, remaja yang mengalami frustrasi yang rendah tidak signifikan mendorong muncul perilaku agresi walaupau mereka mengalami gaya pengasuhan yang otoriter dari orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat frustrasi pada remaja memegang peranan penting dalam terbentuknya kecenderungan perilaku agresi pada remaja yang mengalami gaya pengasuhan yang otoriter dari orang tua mereka. 

Page 2 of 12 | Total Record : 113