cover
Contact Name
Basri La Pabbaja
Contact Email
basri.philosophy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
aqidah-ta@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Aqidah-Ta: Jurnal Ilmu Aqidah
ISSN : 24775711     EISSN : 26153130     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Aqidah-Ta; Journal of Aqidah is a journal that discusses aqidah, morality, theology and Islamic thought. This journal is published by the Department of Aqidah and Islamic Philosophy Faculty of Ushuluddin and Philosophy UIN Alauddin Makassar. This journal is published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 100 Documents
ETIKA KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI KEPADA DOSEN MELALUI SMARTPHONE Audah Mannan
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.776 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i1.10062

Abstract

Penelitian ini berjudul etika komunikasi interpersonal mahasiswa ilmu komunikasi fakultas dakwah dan komunikasi kepada dosen melalui smartphone, penelitian ini bertujuan; 1. Untuk mengetahui etika komunikasi interpersonal mahasiswa Ilmu komunikasi fakultas dakwah dan komunikasi dengan  dosen melalui smartphone 2.Untuk mengetahui Faktor-faktor menyebabkan kurangnya etika komunikasi  mahasiswa Ilmu komunikasi fakultas dakwah dan Komunikasi dalam berkomunikasi dengan dosen.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang menggambarkan etika komunikasi interpersonal  mahasiswa ilmu komunikasi fakultas dakwah dan komunikasi kepada dosen melalui smartphone. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikasi Interpersonal. Sumber Data Primer dalam penelitian ini adalah dosen di jurusan ilmu komunikasi penentuan subjek dalam penelitian diambil secara purposive sampling. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur yang berhubungan dengan etika komunikasi interpersonal mahasiswa ilmu komunikasi fakultas dakwah dan komunikasi kepada dosen melalui smartphone. pengumpulan data dalam penelitian ini adalah; Metode Observasi, Metode wawancara (interview) Dokumentasi, Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur analisis ke dalam tiga langkah, yaitu : Triangulasi, Reduksi Data, Penarikan KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa; Etika komunikasi interpersonal mahasiswa kepada dosen melalui smartphone; menunjukkan bahwa etika interpersonal mahasiswa dalam berkomunikasi dengan dosen melalui smartphone, sebagian besar dianggap tidak beretika dan tidak sopan disebabkan karena tidak mengikuti tata aturan tutur kata yang baik dan etis. Selain tidak mencantumkan identitas dan terkadang isi pesannya cenderung to the point. Mahasiswa tanpa basa-basi menunjukkan keperluannya dan tidak memikirkan kondisi dosen pada saat itu. Mahasiswa tidak menempatkan diri sebagai mahasiswa yang sedang berhadapan dengan dosen sebagai orang yang layak dihormati dan dihargai. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya etika komunikasi interpersonal mahasiswa yang cenderung tidak beretika dan tidak sopan itu disebabkan oleh faktor  dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan ketidaktahuan dengan berbagai tata aturan komunikasi yang baik. Faktor dari menurunnya etika dari mahasiswa disebabkan faktor eksternal seperti pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan dan lingkungan sosial serta pengaruh globalisasi.
IMPLEMENTASI FILSAFAT PERENIAL DALAM PEMBELAJARAN Nuryamin Nuryamin
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.175 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i1.7884

Abstract

Perenialisme suatu aliran filsafat pendidikan yang diambil dari akar kata perenis atau perennial yang berarti tumbuh terus yang berjalan sesuai berjalanya waktu yang bersifat abadi. Maka pandangan ini selalu memercayai mengenai adanya nilai-nilai, norma-norma yang tumbuh di masyarakat, dan bersifat abadi dalam kehidupan. Nilai dan norma melekat pada budaya yang selalu ada di masyarakat sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Filsafat perenial memandang pendidikan sebagai proses menuntun kemampuan-kemampuan (bakat) yang dimiliki seseorang menjadi aktif atau nyata (real, mewujud, dan aplicated) sebagai potensi dasar manusia. Dan dalam pandangan Plato, manusia pada hakekatnya memiliki tiga potensi dasar, yaitu nafsu, kemauan dan akal (pikiran). Ketiga potensi ini merupakan asas bagi bangunan kepribadian dan watak manusia. Ketiga potensi ini akan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Manusia yang memiliki potensi rasio yang besar akan menjadi manusia kelas pemimpin, kelas sosial yang tinggi. Manusia yang besar potensi kemauannya, akan menjadi manusia-manusia prajurit, kelas menengah. Manusia yang besar potensi nafsunya akan menjadi manusia-manusia pekerja, kelas rakyat jelata. Pendidikan hendaklah berorientasi pada potensi psikologis dan masyarakat, sehingga dapat mewujudkan pemenuhan kelas-kelas sosial dalam masyarakat.
PENANAMAN NILAI AKIDAH ISLAM DI PESANTREN DAERAH MINORITAS MUSLIM Bulu' Bulu'; Nuryani Nuryani
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.362 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i1.10163

Abstract

Pesantren pembangunan Muhammadiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di wilayah muslim minoritas Tana Toraja. Pesantren ini membina santri agar memiliki pengetahuan, pemahaman, keimanan, dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Penanaman akidah Islam merupakan hal penting dan pokok, karena santri dipesantren ini umumnya berasal dari lingkungan  keluarga tidak tahu sama sekali mengenai agama Islam khususnya mereka yang berasal dari latar belakang orang tua yang berbeda agama sehingga di pesantren pembinaan awal yang dilakukan adalah pembinaan tauhid, mengajar mereka mengaji. Hal itu membutuhkan perhatian dan perilaku khusus. Pembinaan khususnya bidang akidah Islam merupakan hal penting, mendasar dan pokok di pesantren pembangunan Muhammadiyah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal dan mendasar tentang ajaran Islam yang benar-benar sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadis. Penanaman nilai-nilai akidah Islam dilaksanakan melalui materi; tauhid, rukun imam, rukun Islam, serta pembinaan mental keagamaan dan pencegahan pemahaman dan perilaku syirik, tahyul, bid’ah dan khurafat sebagaimana yang menjadi Matan keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
AJARAN ISLAM DALAM PANDANGAN HARUN NASUTION Ibrahim Ibrahim
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.918 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i2.12286

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Pemikiran Islam Kontemporer yang memfokuskan pada studi kritis pemikiran Harun Nasution. Adapun garis  garis besarnya dapat disimpullkan dalam dua hal: pertama, Harusn Nasution adalah pemikir kontemporer yang berusaha mensinergikan antara nilai-nilai ajaran Islam dengan pemikiran-pemikiran rasional, khususnya pandangan para filosof muslim yang memandang bahwa akal mempunyai peranan penting dalam mengaktualisasikan ajaran Islam yang terkandung di dalam Al Qur’an.  Kedua, Pemikiran Harun nasutiaon tentang ajaran Islam mengandung dua hal: pertama, Ajaran dasar Islam (qath’i) yang terdiri atas qath’i al-wurud, qath’i al-tanfizh, perlu dibedakan dengan ajaran non dasar (zhanni) yang terdiri atas dhanni al-wurud, dhanni al-dalalah, dan dhanni al-tanfizh. Hal tersebut dilakukan dalam rangka pembaharuan pemikiran dalam Islam, karena yang dapat diadakan pembaharuan hanya ajaran non dasar sedangkan ajaran dasar tidak dapat diadakan pembaharuan karena mutlak kebenarannya. Kedua, Harun Nasution memandang bahwa akal dan wahyu tidak perlu dipertentangkan, karena cukup banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan manusia untuk berfilsafat. Sehingga filsafat merupakan suatu keharusan dalam Islam.  Dalam tulisan tersebut ditemukan bahwa teori kritis pemikiran Harun Naution sebagaimana Akal dan wahyu keduanya bersumber dari Tuhan. Jadi, akal dan wahyu bagaikan saudara kembar yang saling membutuhkan. Wahyu membutuhkan akal untuk memahami kebenaran yang terkandung didalamnya. Demikia pula, akal membutuhkan wahyu sebagai kendali dari kesesatan berpikir.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BUDAYA MATTAMPUNG DI DESA KAMPALE KECAMATAN DUA PITUE KABUPATEN SIDRAP Samsuddin Samsuddin
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.482 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i2.10263

Abstract

Penelitian ini merupakan pembahasan tentang tinjauan hukum Islam terhadap budaya mattampung di Desa Kampale Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap, sebagai suatu nilai budaya yang dianggap sangat efektif dan bernilai bagi masyarakat dan sangat susah ditinggalkan khususnya di Desa Kampale Kecamatan Dua Pitue. Budaya mattampung yang dimulai dari nenek moyang mereka dan masih tetap ada sampai sekarang, hanya saja sudah banyak yang berubah cara pelaksanaannya dibanding budaya nenek moyang yang asli. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tata cara pelaksanaan mattampung di Desa Kampale Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap. Tatacara pelaksanaan mattampung Di Desa Kampale terdapat beberapa rangkaiang acara seperti rumpu-rumpungeng nanre, napatemmekeng qur’an, wenni tellunna, wenni pitunna, wenni petappulona dan wenni seratuna. Rangkaian cara ini dilakukan karena masyarakat mempercayai bahwa sebelum si mayit ditampung, maka rohnya itu masih berkeliaran di sekitar rumahnya. Olehnya itu disiapkanlah makan untuknya agar tidak merasakan lapar. Budaya mattampung dalam pandangan hukum Islam telah terdapat beberapa kepercayaan dalam pelaksanaan rangkaian acara mattammpung tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dan masyarakat sangat sulit untuk meninggalkannya. Kata Kunci: Adat Bugis, Budaya Mattammpung, Hukum Islam, Mayat, Sidrap
PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID: PESANTREN FIQH-SUFISTIK DAN PRIBUMISASI ISLAM Muh Ilham Usman
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i2.10392

Abstract

ABSTRAKTulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang pemikiran keagamaan KH. Abdurrahman Wahid dalam pesantren fiqh-sufistik dan pribumisasi Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dan analisa kritis dalam melihat pesantren bercorak fiqh-sufistik dan pribumisasi Islam. Hasil penelitian menemukan bahwa KH. Abdurahman Wahid – Gus Dur – jalur keilmuan pesantren terdiri dari dua gelombang, abad XIII bercorak sufistik dan abad XIX bercorak fiqh, sehingga Islam yang dihasilkan oleh pesantren adalah Islam yang lentur dan tidak kaku. Islam bercorak fiqh-sufistiklah yang menyebar dan berkembang di Indonesia yang terus digalakkan dan disebarkan oleh para penganjur dan ulama Indonesia. Atas dasar inilah, sehingga Gus Dur melakukan lompatan berpikir di zamannya dengan menggelorakan "Pribumisasi Islam".
DOA BERSAMA DALAM PANDANGAN ISLAM Muhammad Adiguna Bimasakti
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1231.722 KB) | DOI: 10.24252/aqidahta.v5i2.10651

Abstract

Doa bersama adalah berdoa yang dilakukan secara bersama-sama antara umat Islam dengan umat non-Islam dalam acara-acara resmi kenegaraan maupun kemasyarakatan pada waktu dan tempat yang sama, baik dilakukan dalam bentuk satu atau beberapa orang berdoa sedang yang lain mengamini maupun dalam bentuk setiap orang berdoa menurut agama masing-masing secara bersama-sama. Praktik doa bersama di Indonesia merupakan salah satu bentuk pengejawantahan wacana toleransi beragama dalam ragam majemuknya masyarakat. Akan tetapi pada praktiknya doa bersama ini menimbulkan masalah akidah bagi umat Islam. Kemudian Majelis Ulama Indonesia melarang praktik ini dalam fatwa tersebut dengan alasan praktik ini bidah dan bertentangan dengan akidah dan syariat Islam melalui Fatwa Nomor 3/MUNAS VII/MUI/7/2005 Tentang Doa Bersama. Tulisan ini akan membahas mengenai doa bersama dalam sudut pandang Islam tidak hanya berdasarkan Fatwa MUI tersebut namun juga dari sudut pandang dalil-dalil dalam nash, dan juga instrumen Fatwa MUI lainnya yang terkait. Kata Kunci: Doa Bersama, Akidah Islam, Syariat Islam, Toleransi, Fatwa MUI.
AKHLAK ISLAM MENURUT IBNU MISKAWAIH Akilah Mahmud
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v6i1.15566

Abstract

Islam mengatur bagaimana berakhlak antara manusia dengan Sang Maha Pencipta, akhlak terhadap Rasulullah Saw. Sebagai pencetus doktrin akhlak. Akhlak terhadap orang tua (ibu bapak), akhlak terhadap guru, akhlak terhadap ulama,akhlak terhadap sesama manusia, akhlak bertetangga, akhlak bernegara, dan berbangsa, intinya, diseluruh aspek kehidupan di dunia ini ada tata cara bagaimana seharusnya berinteraksi dan bermuamalah baik dengan Allah maupun dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Di sinilah letaknya kelebihan risalah Islam yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad Saw.Akhlak, Etika dalam Islam menurut Ibnu Miskawaih adalah “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu  perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu). Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali Yaitu “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran ( lebih dahulu ). Tidak sedikit timbul dalam fikian kita, soal ini; Dapatkah Etika itu menciptakan kita menjadi orang baik-baik ?. Jawabannya ialah : Etika itu tidak dapat menjadikan semua manusia baik ; akan tetapi dapat membuka matanya untuk melihat baik dan buruk, maka Etika tidak berguna bagi kita, kalau kita tidak mempunyai kehendak untuk menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Tujuan Etika diketahui bukan hanya untuk mengetahui pandangan (theory), bahkan dari setengah dari tujuan-tujuannya, ialah dapat mempengaruhi dan mendorong kehendak manusia untuk berbuat, supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan hidupnya, dan memberi faedah kepada sesama manusia. Maka Etika itu ialah mendorong kehendak manusia agar dapat berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk, akan tetapi ia tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia.Maka singkatnya bahwa pokok persoalan Etika ialah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dan sengaja, dan ia mengetahui waktu melakukannya apa yang ia perbuat. Inilah yang dapat kita beri hukum “baik dan Buruk”, demikian juga segala perbuatan yang timbul tidak dengan kehendak, tetapi dapat diikhtiarkan penjagaan sewaktu sadar.
PAHAM DAN SIKAP KEAGAMAAN SISWI TERHADAP KEWAJIBAN HIJAB/JILBAB: STUDI PERBANDINGAN SMA DAN MAN DI KOTA MAKASSAR Darmawati H
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v6i1.15975

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi paham keagamaan antara siswi terkait kewajiban penggunaan hijab/jilbab, untuk mengetahui implementasi sikap keagamaan siswi terkait kewajiban pengenaan hijab/jilbab dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, internet dan media sosial menjadi variabel paling memengaruhi siswi baik MAN maupun SMAN sebagai sumber rujukan mereka dalam menambah pengetahuan agama. Sumber-sumber yang lain seperti pengajian di organisasi dan pengajian di masjid. Pengajian di ROHIS dan halaqah cukup memberi pengaruh sebagai sumber pengetahuan keislaman siswi baik MAN maupun SMAN. Normativitas kognitif siswa terkait hijab cukup tinggi, semua siswa menerima hijab sebagai doktrin dan kewajiban agama bagi setiap muslimah serta semuanya menolak konsep bahwa hijab atau jilbab hanyalah produk budaya. Pada aspek-aspek yang lain terkait normativitas kognitif hijab di kalangan siswi SMAN maupun MAN menunjukkan bahwa kecenderungan tersebut cukup tinggi yaitu pada angka rata-rata 80-90an persen serta tidak ada perbedaan yang berarti antara normativitas kognitif hijab di kalangan siswi SMAN maupun MAN.
KONSEP PEMBINAAN KARAKTER ’AISYIYAH RANTING TODDOPULI Rahmi Damis
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v6i1.20169

Abstract

’Aisyiyah Ranting Toddopuli merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak membantu masyarakat dalam bidang keagamaan khususnya, sehingga sangat potensi untuk melalukan pembinaan karakter masyarakat melalui kegiatan yang telah diprogramkan seperti; pengajian rutin, bimbingan Qira’ah dan kajian kandungan al-Qur’an, membantu masyarakat yang berduka, melaksanakan kurban dan buka bersama pada bulan Ramadhan dan 10 Muharram. Sdeang metode yang ditempuh dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah; ceramah, diskusi, memberi contoh secara lansung dan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah mewujudkan masyarakat yang memiliki karakter yang baik agar menjadi ’Ibadurrahman. Walaupun tujuan tersebut belum tercapai akan tetapi hasilnya sudah tampak pada perubahan karakter seperti peningkatan kuantitas ibadah, jiwa sosial yang suka membantu, kejujuran dan akuntabilitas.

Page 6 of 10 | Total Record : 100