cover
Contact Name
Trianokta Akbar Wardana
Contact Email
trianokta.akbar@yarsi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkedokteran@yarsi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
YARSI Medical Journal
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 08541159     EISSN : 24609382     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 232 Documents
Perbandingan Efektifitas Chitosan Sisik Ikan Bandeng Dengan Gentamisin Terhadap Perkembangan Escherichia Coli Khaira Ummah, Zahdatul; Sari, Novita; Fortuna, Jelita; Boy, Elman
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v25i2.358

Abstract

Setiap infeksi yang disebabkan bakteri dalam pengobatannya diperlukan zat antibiotik. Penggunaan antibiotik telah dilaporkan terjadi resistensi pada semua bakteri patogen penting dikarenakan penggunaan yang tidak tepat. Indonesia adalah negara maritim yang memiliki kekayaan alam perikanan. Ikan bandeng, Selain dagingnya bisa dikonsumsi, sisiknya memiliki manfaat sebagai antimikroba. Chitosan adalah suatu polisakarida dari hasil deasetilasi chitin, yang didapat pada eksoskeleton ikan dan kulit hewan Crustacea. Chitosan memiliki sifat antimikroba yang mampu menghambat mikroorganisme seperti jamur dan bakteri karena memiliki gugus fungsional amina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas Chitosan pada sisik ikan bandeng dengan antibiotik gentamisin terhadap perkembangan E. coli. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan metode post test only control group design. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan antara Chitosan dengan gentamisin terhadap perkembangan bakteri E. coli pada taraf kepercayaan 95%  melalui uji One way ANOVA yang menyatakan angka signifikan antara Chitosan dan gentamisin sebesar 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan  penelitian ini, Chitosan memiliki tingkat efektifitas yang cukup tinggi dengan konsentrasi 0,25%. Akan tetapi pada konsentrasi 0,25% masih dibawah kemampuan antibiotik gentamisin yang menunjukkan tingkat zona hambat yang lebih tinggi dari Chitosan dengan konsentrasi 0,25%.
Prevalensi Gejala Gangguan Gastrointestinal Pada Pasien Penyakit Parkinson Taslim Pinzon, Rizaldy; Al Jody, Abraham; Sugianto, Sugianto
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.135 KB) | DOI: 10.33476/jky.v27i1.647

Abstract

Gejala gastrointestinal merupakan salah satu gejala non-motor yang sering dialami oleh pasien penyakit Parkinson. Di Indonesia, terkhusus Yogyakarta, belum ada penelitian yang mencari angka prevalensi tersebut. Non-motor symptom assessment scale for Parkinson’s disease (NMSS) merupakan salah satu instrumen yang mampu menyaring gejala tersebut.Mencari angka prevalensi gejala gangguan gastrointestinal pasien penyakit Parkinson di Rumah Sakit, Bethesda, Yogyakarta.Penelitian ini adalah penelitian observatif deskriptif dengan disain potong lintang. Tiga puluh satu pasien penyakit Parkinson di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, diambil dengan teknik consecutive sampling, selanjutnya diwawancarai menggunakan kuisioner NMSS. Hasil wawancara dianalisis dengan analisa univariat.Dari 31 sampel, didapatkan gejala gangguan gastrointestinal dialami oleh 17 (54,8%) sampel. Urutan gejala gangguan gastrointestinal yang paling banyak ditemukan adalah konstipasi (41,93%), sialorea (29,03%), dan kesulitan menelan (6,45%).Didapatkan 54,8% sampel mengalami gejala gangguan gastrointestinal, dengan urutan gejala yang paling banyak ditemukan adalah konstipasi, sialorea, dan kesulitan menelan.
Proportion of Diabetes Mellitus in Koja Hospital Ndraha, Suzanna; Dwicahya Putra, Hervico; Dwicahya Putra, Hervico; Derza Polas, Caesaredo; Derza Polas, Caesaredo; Laura Sabrina, Ratih; Laura Sabrina, Ratih; Huda, Khairul; Huda, Khairul
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.908 KB) | DOI: 10.33476/jky.v27i1.652

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is one of the most common disease found in clinical practice in Koja General Hospital. According to the previous research, the prevalence of diabetes patients has never been investigated. Aim of this study was to find out the proportion of diabetes subjects hospitalized in Koja General Hospital.This was a descriptive study with a cross sectional approach. Data was taken by consecutive sampling method from diabetes mellitus subjects aged ≥18 years who were hospitalized in the department of internal medicine Koja General Hospital in the period of August 20, until September 30, 2018.The proportion of diabetes subjects in Koja General Hospital was 42% (155 patients) out of a total of 368 subjects. The age of diabetes subjects with the majority of elderly adults (26-65 years) as much as 84% (131 patients) of 155 diabetes subjects. Gender were dominated by woman as 59% (91 patients) out of a total of 155 subjects and the remaining men were 41% (64 patients). The most frequent indication of treatment in diabetes subjects is chronic kidney failure (CKD) as much as 22 patients (14.2%).The proportion of diabetes subjects who were hospitalized was 42% (155 people) of a total of 368 subjects.
Hubungan CXC Chemokine Receptor 4 (CXCR4) dan Matrix Metalloproteinase 9 (MMP 9) dengan Kemampuan Metastasis Adenokarsinoma Prostat Murtiyani, Sri; S. Hernowo, Bethy; Suryanti, Sri
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.921 KB) | DOI: 10.33476/jky.v27i1.799

Abstract

Karsinoma prostat merupakan keganasan kedua terbanyak pada laki-laki dan merupakan penyebab kematian kelima diseluruh dunia. Faktor prognosis utama pada adenokarsinoma prostat adalah metastasis yang menyebabkan tingginya angka kematian. Keadaan ini disebabkan karena pada kasus adenokarsinoma prostat yang metastasis pilihan terapi belum mendapatkan hasil yang memuaskan karena terdapat faktor resisten terhadap terapi radiasi dan kemoterapi. CXCR4 dan MMP 9 merupakan petanda imunohistokimia yang berfungsi dalam proses migrasi, chemotaxis dan detachment yang memegang peranan terhadap terjadinya metastasis pada adenokarsinoma prostat. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan imunoekspresi CXCR4 dan MMP 9 dengan metastasis pada adenokarsinoma prostat. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan observasional analitik. Sampel diambil dari blok parafin yang tersedia di Departemen Patologi Anatomi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode 2010-2016. Jumlah sampel sebanyak 52 sampel, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok metastasis 26 sampel dan kelompok non metastasis 26 sampel. Keseluruhan sampel dilakukan pulasan imunohistokimia CXCR4 dan MMP 9.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 71% sampel mengekspresikan CXCR4 kuat dengan proporsi terbesar pada kelompok metastasis (nilai p=0,000) dan 56% sampel mengekspresikan MMP 9 lemah pada kelompok metastasis (nilai p=0,55).CXCR4 dapat digunakan sebagai faktor prediksi metastasis pada adenokarsinoma prostat.
Pengaruh Pemberian Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Konsentrasi dan Motilitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus) Setelah Terpapar Asap Rokok Ihsani, Nisa; Hernahadini, Nelis; Permatasari, Linda; Kahfi N.F., Muhammad; Noer Fadhillah, Sara
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v27i1.779

Abstract

Merokok telah dikenal sebagai salah satu penyebab masalah kesehatan paru-paru, jantung, gastrointestinal, dan kesuburan. Efek asap rokok terhadap kesuburan dapat dilihat dari penurunan kualitas dan kuantitas spermatozoa. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C diketahui dapat menekan penurunan kuantitas dan kualitas spermatozoa perokok aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jeruk nipis terhadap konsentrasi spermatozoa dan persentase motilitas spermatozoa abnormal Mus musculus.  Pada penelitian ini dilakukan pemberian jeruk nipis sebagai sumber vitamin C pada mencit (Mus musculus) untuk menentukan pengaruh pemberian jeruk nipis terhadap konsentrasi dan motilitas spermatozoa mencit (Mus musculus) yang telah terpapar asap rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jeruk nipis sebanyak 1 mL/ 100 gram BB mencit dapat meningkatkan konsentrasi spermatozoa dan menurunkan persentase motilitas spermatozoa abnormal mencit setelah paparan asap rokok selama 10 menit.
Efektivitas Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos (L) Corr) sebagai Larvasida Aedes aegypti Priastini Susilowati, Rina; Puspa Sari, Monica
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.943 KB) | DOI: 10.33476/jky.v27i1.797

Abstract

Tanaman maja (Aegle marmelos), dikenal dengan ”Bael atau Maja” dapat ditemukan disekitar kita, dapat dimanfaatkan sebagai larvasida alami karena ramah lingkungan dan relatif lebih  aman bila dibandingkan dengan pestisida kimiawi yang mulai menimbulkan resistensi bagi hewan targetnya. Kandungan beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, terpenoid dan tannin  kemungkinan bersifat larvasida maka diperlukan untuk mengetahui apakah ekstrak daun maja menggunakan pelarut etil asetat dan etanol efektif dapat membunuh larva Aedes aegypti  dengan berbagai konsentrasi yaitu 1%; 2%; 4%, 8%; dan 16%, dengan satu kelompok kontrol  positif berupa temephos 1% dan kontrol negatif (tanpa paparan). Rancangan yang digunakan  adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan ulangan sebanyak empat kali. Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dengan populasi larva sebanyak 25 larva  per ulangan. Kematian larva Aedes aegypti diamati 24 jam setelah terpapar. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji one way Anova dan dilanjutkan dengan uji beda  nyata terkecil (uji BNT) untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna antara temephos 1% dengan ekstrak daun maja dosis bertingkat yang menggunakan pelarut etil  asetat maupun etanol dalam berbagai konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai LC50  dan LC90 dari pelarut etil asetat sebesar 2,03% dan 3,04%. Sedangkan nilai LC50 dan LC90  menggunakan pelarut etanol sebesar 4,12% dan 10,82%. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak  daun maja menggunakan pelarut etil asetat mempunyai aktivitas larvasida yang lebih tinggi  dibandingkan menggunakan pelarut etanol.
Korelasi Peningkatan Berat Badan Dengan Respon Terapi Pada Pasien Skizofrenia Yang Menggunakan Antipsikotik Atipikal Syamsuddin, Saidah; Mahardika, Agustine
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v27i1.800

Abstract

Skizofrenia merupakan kondisi kronik dimana seseorang yang hidup dengan kondisi ini memerlukan terapi jangka panjang dengan obat antipsikotik. Antipsikotik konvensional (Tipik) berhubungan dengan efek samping sindrom ekstrapiramidalsedangkan antipsikotik atipikal menunjukkan potensi yang lebih rendah dalam menimbulkan efek samping ekstrapiramidal dan diskinesia tardif. Terdapat efek samping lain yang menjadi perhatian klinisi pada penggunaan antipsikotik atipik yaitu efek samping metabolik yaitu peningkatan berat badan dan dislipidemia. Mekanisme terjadinya peningkatan berat badan akibat antipsikotik atipik adalah melalui stimulasi nafsu makan, penurunan aktifitas fisik dan secara langsung mempengaruhi regulasi metabolik. Keseimbangan harian antara konsumsi kalori dan penggunaannya mempengaruhi berat badan individu, ketidakseimbangan kecil sekalipun dapat menyebabkan perubahan berat badan yang signifikan. Sebagian besar penelitian fokus terhadap terjadinya peningkatan berat badan sebagai efek samping, namun terdapat sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara peningkatan berat badan dan respon terapi. mengetahui korelasi antara peningkatan berat badan dengan respon terapi pada pasien Skizofrenia yang mendapatkan pengobatan Antipsikotik atipikal.Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cohort prospekif. Sampel pada penelitian adalah pasien Skizofrenia yang berjumlah 30. Pengukuran berat badan dengan timbangan berat badan digital dan penilaian respon terapi menggunakan skor PANNS.Pada minggu ke 2 dan minggu ke 4 setelah terapi menggunakan antipsikotik atipikal korelasi antara peningkatan berat badan dan penurunan PANSS bermakna dengan kekuatan korelasi sedang (minggu 2, r=0,595, p<0,001, minggu 4, r=0,569, p<0,001). Pada minggu ke 6 setelah menggunakan antipsikotik atipikal terdapat korelasi yang bermakna dengan kekuatan korelasi yang kuat antara peningkatan berat badan dan penurunan PANSS pada pasien skizofrenia (r=0,692 dan <0,001).Terdapat korelasi antara peningkatan berat badan dan respon terapi pada pasien skizofrenia yang menggunakan antipsikotik atipikal.
KADAR ADIPONEKTIN PADA SUBYEK OBES DENGAN MAUPUN TANPA RESISTENSI INSULIN Hariawan, Hariadi
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.89 KB) | DOI: 10.33476/jky.v18i1.176

Abstract

Adiponektin adalah suatu adipositokin yang dihasilkan dari jaringan lemak. Adiponektin mempunyai peranan penting dalam regulasi dari metabolisme glukosa dan resistensi insulin. Penelitian klinis menunjukkan bahwa kadar adiponektin lebih rendah pada subyek obes, diabetes dan penderita penyakit arteri koroner. Studi ini meneliti perbedaan kadar adiponektin pada subyek obes dengan resistensi inulin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar adiponektin antara subyek obes dengan resistensi insulin dibandingkan subyek obes normal. Kadar adiponektin plasma diperiksa pada 72 subyek dengan indeks massa tubuh (IMT) 25kg/m2. Resisitensi insulin diukur dengan menggunakan formula homeostasis model assessment insulin resistance (HOMA IR) dari kadar insulin dan glukosa puasa. Kadar adiponektin plasma diukur dengan teknik ELISA. Diperiksa kadar glukosa darah, insulin dan profil lipid puasa. Hasilnya menunjukkan bahwa usia rerata adalah 46.39±6.45 tahun dengan IMT 29.83±3.57 kg/m2 dan kadar adiponektin 4.2±1.79 ?g/ml. Kadar adiponektin lebih rendah bermakna pada subyek obes. Kadar adiponektin tidak berbeda bermakna antara subyek obes dengan dan tanpa resistensi insulin (P=0.41). Tidak ada perbedaan proporsi seks diantara subyek obes dengan dan tanpa resistensi insulin (p=0.374). Analisis regresi logistik menunjukkan perbedaan dalam IMT, lingkar pinggang dan kadar glukosa 2 jam setelah makan pada subyek dengan resistensi insulin. Dari penelitian ini tidak didapatkan adanya perbedaan kadar adiponektin pada subyek obes yang mengalami resistensi insulin dan yang tidak mengalami resistensi insulin.
MODAL SOSIAL KADER KESEHATAN DAN KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENEMUAN PENDERITA TUBERKULOSIS Sutisna, Endang; Reviono, Reviono; Setyowati, Arry
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.286 KB) | DOI: 10.33476/jky.v24i1.125

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. WHO menggulirkan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) dan Strategi Stop TB Partnership bertujuan untuk menjangkau semua penderita TB. Kedua strategi tersebut belum mampu mencapai target CDR (Case Detection Rate) secara konsisten. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dan peran modal sosial kader kesehatan dan kepemimpinan tokoh masyarakat dalam penemuan TB paru BTA positif (CDR). Metode yang digunakan adalah survei dan studi kasus. Sasaran penelitian adalah Tim Penanggulangan TB di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten, serta kader kesehatan, tokoh masyarakat, penderita TB, dan mantan penderita TB di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Hasil penelitian survei dengan analisis jalur menunjukkan, besaran pengaruh langsung modal sosial kader kesehatan terhadap CDR adalah 8,64%; pengaruh langsung kepemimpinan tokoh masyarakat terhadap CDR adalah 33%; dan pengaruh modal sosial kader kesehatan dan kepemimpinan tokoh masyarakat secara simultan terhadap CDR adalah 27,7%. Hasil penelitian studi kasus menyimpulkan, peran modal sosial kader kesehatan dalam CDR terdiri dari dimensi kognitif, relasional dan struktural. Dimensi kognitif meliputi kepedulian, saling percaya dan rasa memiliki antar anggota keluarga, warga masyarakat, serta kader dan petugas kesehatan. Dimensi relasional meliputi kerjasama dan komunikasi yang dilandasi nilai-nilai bersama. Dimensi struktural meliputi jaringan sosial, perkumpulan dan persatuan masyarakat. Peran kepemimpinan tokoh masyarakat dalam CDR adalah memberikan motivasi, tempat bertanya dan konsultasi, mengadakan pertemuan rutin, serta mengelola kegiatan dan menggalang donasi.Tuberculosis (TB) is a global emergency for humanity. WHO launches DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) and Stop TB Partnership strategies aiming to reach all people with TB. Both strategies have not been able to reach the target of CDR (case detection rate) consistently. This research aimed to analyze the effect and the role of health cadres? social capital and community figures? leadership in finding the people with positive-BTA pulmonary tuberculosis (CDR). The methods employed were survey and case study. The target of research was TB management team in Puskesmas (Public Health Centre) and Regency Health Service, and health cadres, community figures, people with TB, and people with TB previously in Sukoharjo Regency, Central Java. The result of research with path analysis showed that the size of direct effect of health cadres? social capital on CDR was 8.64%; that of community figures? leadership on CDR was 33%; and that of health cadres? social capital and community figures? leadership simultaneously on CDR was 27.7%. The result of case study research concluded that the role of health cadres? social capital in CDR consisted of cognitive, relational and structural dimensions. Cognitive dimension included care, mutual trust, and sense of belonging among the members of family, members of society, and health cadres and workers. Relational dimension included cooperation and communication based on commonness value. Structural dimension included social network, community association and unity. The role of community figures? leadership in CDR was that it provided motivation, served as the one to which any one asking question and consulting, conducted routine meeting, and managed activity and raised donation.
AKTIVITAS JUS BUAH DELIMA (PUNICA GRANATUM L.) TERHADAP PEROKSIDASI LIPID DARAH TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Priangani Roswiem, Anna
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.033 KB) | DOI: 10.33476/jky.v22i2.307

Abstract

Buah delima atau pomegranat (Punica granatum L.) telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada tanaman obat lainnya. Aktivitas antioksidan berpotensi menurun-kan kadar lipid peroksida (Tiobarbituric Acid Reacting Substances/TBARS). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas jus buah delima terhadap peroksidasi lipid darah tikus yang diinduksi parasetamol. Empat belas ekor tikus dibagi dalam empat kelompok. Kelompok normal (N) dicekok akuades dan tiga kelompok lainnya (kelompok kontrol positif (PC), kelompok kontrol negatif (KN), dan kelompok jus buah delima (JUS) diinduksi parasetamol (500 mg/kgBB) selama 34 hari. Setelah 17 hari, kelompok yang diinduksi parasetamol, yaitu kelompok kontrol positif (PC) diinduksi Cursil 70 dengan dosis (13,3 mg/kgBB), kelompok jus buah delima  diinduksi jus buah delima (JUS) dengan dosis (500 mg/kgBB), tetapi kelompok kontrol negatif (KN) tetap diinduksi parasetamol (500 mg/kgBB) sampai dengan hari ke?34. Lipid peroksida darah direaksikan dengan asam tiobarbiturat (TBA) 1% dan dianalisis dengan spektrofoto-meter pada panjang gelombang ? 352 nm. Kontrol negatif (KN) yang diinduksi oleh parasetamol selama 34 hari, meningkatkan TBARS sebesar 120,66%. Kadar lipid peroksida (TBARS) kelompok PC dan kelompok JUS dengan dosis (500 mg/kgBB) menurun secara berturut-turut sebesar 8,14% dan 54,79%.

Page 11 of 24 | Total Record : 232


Filter by Year

2002 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2019): SEPTEMBER - DESEMBER 2019 Vol 27, No 2 (2019): MEI-AGUSTUS 2019 Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019 Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 24, No 3 (2016): SEPTEMBER - DESEMBER 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015 Vol 23, No 2 (2015): MEI - AGUSTUS 2015 Vol 23, No 1 (2015): JANUARI - APRIL 2015 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 21, No 1 (2013): JANUARI - APRIL 2013 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 15, No 3 (2007): SEPTEMBER-DESEMBER 2007 Vol 15, No 1 (2007): JANUARI - APRIL 2007 Vol 13, No 1 (2005): JANUARI - APRIL 2005 Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002 More Issue