cover
Contact Name
Trianokta Akbar Wardana
Contact Email
trianokta.akbar@yarsi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkedokteran@yarsi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
YARSI Medical Journal
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 08541159     EISSN : 24609382     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 232 Documents
Kandungan Vitamin A dan Protein Bakso Belut di Daerah Istimewa Yogyakarta Suryani, Yoni; Yuliati, Yuliati; Farida, Yuyun
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v16i3.248

Abstract

The objectives of this study were to investigate vitamin A and protein contentsin eel (Monopterus albus) meat balls. Theeel meat balls were made byaspecial addition of tapioca30%, 40%, 50% and 60% of thetotal weight of eel meat. Hedonic test was conducted in order to find the levels of panellist preferences. Friedman test wasemployedto find the effect of tapioca addition on colour, flavour, texture and taste. The content of vitamin A was analysedusing HPLCmethodand proteincontentusing Micro Kjeldahl method. The result revealed that the variation of tapioca addition gavenosignificanteffect on colour performance with the significance level of 1.0. However, it gave significant effect on flavour, texture and taste preferences with the significance level of <0.05. It wasfound that the most favourite eel meat balls was the one with tapioca addition of 50% of the eel meat weight. The average of vitamin A contentwas 2,215.95mg/100 gand protein is 7.2896 mg/100 g on the most favourite eel meat balls.
Infeksi Streptokokus Grup B (SGB) pada Ibu Hamil dan Neonatus: Diagnosis dan Pencegahan Hayati, Zinatul
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.623 KB) | DOI: 10.33476/jky.v18i1.181

Abstract

Streptokokus Grup B (SGB) merupakan penyebab penting infeksi yang serius pada neonatus antara lain menyebabkan pneumonia, septikemia dan meningitis neonatal. Infeksi neonatal SGB menjadi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir dan lebih dari 6000 kasus infeksi ini terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Bakteri ini umumnya diperoleh bayi melalui transmisi vertikal dari ibunya baik in utero maupun ketika ia melewati jalan lahir. Angka kejadian infeksi SGB pada neonatus mencapai 1/1000 kelahiran hidup. Insidensi SGB pada wanita hamil sehat di dalam negeri dilaporkan sebanyak 10,09%. Sedangkan pada keadaan komplikasi obstetri insidensinya mencapai 24,6%. Sementara itu prevalensi kolonisasi asimtomatik SGB pada ibu hamil di Luar Negeri antara lain dilaporkan di Israel 5,4%; Arab 1,6%; Jerman 3,8%; Italia 7,5% dan di Inggris sebanyak 28%. Bahan pemeriksaan yang dapat diambil untuk mengisolasi bakteri SGB pada neonatus adalah darah, cairan serebrospinal, trakhea dan lain-lain. Preidentifikasi bakteri dapat dilakukan dengan uji Christie, Atkins and Munch Petersen (CAMP). Identifikasi definitip dapat dideteksi berdasarkan antigen dinding sel spesifik-grup B melalui uji serologi. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan jumlah darah komplit, level C-reactive protein (CRP), interleukin-6 (IL-6), IL-8, uji antigen. Pemeriksaan radiografi paru dilakukan untuk mendiagnosa adanya pneumonia. Pencegahan dengan kemoprofilaksis intrapartum (intrapartum antibiotic prophylaxis/IAP) yang telah direkomendasikan oleh American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), American Academy of Pediatrics (AAP) dan Central for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 1996 adalah pemberian ampisilin atau penisilin G intravena intrapartum.
Peningkatan Antioksidan Endogen yang Dipicu Latihan Fisik Anggiane Putri, Mustika
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.501 KB) | DOI: 10.33476/jky.v26i3.760

Abstract

Sudah tidak diragukan lagi bahwa latihan fisik memiliki manfaat yang begitu besar bagi kesehatan dan kebugaran tubuh manusia. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, obesitas dan penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa radikal bebas dan reaktive oxygen species (ROS) yang dihasilkan selama kontraksi otot memiliki peran fisiologis dalam adaptasi terhadap latihan fisik. Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk dalam jumlah ringan-sedang saat seseorang melakukan latihan fisik dapat meningkatkan produksi antikoksidan endogen dalam tubuh. Melalui beberapa jalur transduksi sinyal, radikal bebas dalam jumlah ringan-sedang dapat mengaktifkan faktor transkripsi yang berperan dalam ekpresi gen antioksidan endogen. Peningkatan produksi antioksidan endogen selama latihan fisik dapat mencegah terjadinya stress oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan komponennya. 
Hubungan antara Kadar Anti Streptolisin-O dan Gejala Klinis pada Penderita Tonsilitis Kronis Mindarti, Fadhilah; Pratiwi Rahardjo, Sutji; Kodrat, Linda; Sulaiman, A. Baso
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v18i2.187

Abstract

Anti streptolisin O merupakan antibody terhadap antigen streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri streptokokus ? hemolitikus grup A. Kuman ini sering didapatkan pada tonsillitis kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kadar anti streptolisin O (ASO) dengan gejala klinis menurut keriteria Centor modifikasi Mc Isaac. Penelitian dilakukan di rumah sakit pendidikan Bagian Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang merupakan penelitian analitik cross sectional. Sampel penelitian diperoleh dari semua penderita tonsillitis kronik yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada bulan Oktober 2009 sampai Februari 2010. Data dianalisa dengan Chi Square test dengan nilai signifikan 2.
Deteksi Mutasi Gen Gyrase A Porphyromonas Gingivalis Resisten terhadap Ciprofloxacin berdasarkan teknik Polymerase Chain Reaction E.Rieuwpassa, Irene; Hatta, Mochammad
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.675 KB) | DOI: 10.33476/jky.v17i1.192

Abstract

One of resistance mechanisms to ciprofloxacin shown by bacterium Porphyromonas gingivalis isolated from periodontitis patients is mutations of genes through changes in DNA topoisomerase. Ciprofloxacin is an effective antimicrobial for Gram-negative bacteria effectively used for clinical infections treatment. The purpose of this research was to determine the gene mutation of P. gingivalis on periodontitis patients in relation to the resistance to ciprofloxacin by using disc diffusion and, followed by RFLP-PCR on P.gingivalis samples. Based on sensitivity tests by diffusion method, it was shown that the sensitive samples (n =13) had the highest inhibition zone diameter (mean= 25 mm), while the intermediate samples (n=1) was 19 mm. Examination using RFLP-PCR for 14 samples did not reveal any mutation of gyrase A gene.
Insidensi panjang jari telunjuk terhadap jari manis (rasio 2D : 4D) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2013-2014 Purwaningsih, MS, PA, Endang
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v24i1.134

Abstract

Panjang jari telunjuk dibandingkan jari manis pada seseorang merupakan suatu karakter yang diwariskan melalui gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene). Panjang jari telunjuk (2D) dan jari manis (4D) telah menjadi perhatian beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Rasio 2 D terhadap 4 D untuk sebagian besar laki-laki ternyata lebih kecil daripada perempuan. Tujuan penelitian adalah mengetahui insidensi panjang telunjuk dibandingkan jari manis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Penelitian dilakukan secara diskriptif terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2013/2014, laki-laki dan perempuan berusia 18-20 tahun sebanyak 347 orang. Pengukuran dilakukan secara tidak langsung dari fotocopi telapak dan jari tangan kanan dan kiri. Hasilnya dibagi dalam tiga kategori, yaitu kategori 1, kategori 2, dan kategori 3. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki bertelunjuk pendek (kategori 3) dan sebagian besar mahasiswa perempuan bertelunjuk panjang (kategori 1) dan satu orang mahasiswa laki-laki memiliki telunjuk sama panjang dengan jari manis (kategori 2). Dari setiap kategori diperoleh hasil pada kategori 1 sebesar 81% adalah mahasiswa laki-laki, pada kategori 2 sebesar 100% adalah mahasiswa laki-laki, dan pada kategori 3 sebesar 65% adalah mahasiswa perempuan. Disimpulkan bahwa rasio 2 D : 4 D mahasiswa Fakultas Kedokteran Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2013/2014 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki memiliki rasio 2D : 4D lebih kecil sedangkan mahasiswa perempuan ratio 2D : 4 D lebih besar . Insidensi telunjuk pendek mahasiswa laki-laki sebesar 15,27% dan insidensi telunjuk panjang mahasiswa perempuan sebesar 45,82%.The length of the index finger than ring finger at someone is a character that is inherited through the genes whose expression by sex influence gene. The length of the index finger (2D) and the ring finger (4D) has been of concern to some experts because of gender -related differences. The ratio of 2 D to 4 D for most of the male is smaller than the female. The purpose of the study was to determine the incidence of long index finger than ring finger on the students of the Faculty of Medicine, YARSI University. Descriptive study was conducted on the students of the Faculty of Medicine, University YARSI force 2013/2014, men and women aged 18-20 years by 347 people. Measurements were made indirectly copy of the palm and fingers of the right and the left hand. The results are divided into three categories, namely category 1, category 2, and category 3. The result showed that most of the male students have the index finger shorter than the ring finger (category 3) and most of the female students have a longer index finger than ring finger (category 1) and one male student has the same index finger length to ring finger (category 2). Of each category of results obtained in category 1 by 81% are male students, in category 2 at 100% were male students, and the third category is 65% female students. Concluded that ratio 2D : 4D the students of the Faculty of Medicine, YARSI University force 2013/2014 shows that most of the male students had a ratio 2D : 4D is smaller while the female students had ratio 2D : 4D is greater. The incidence of short index finger of male students is equal to 15.27% and the incidence of long fore finger female students amounted to 45.82%.
Efek Pentagamavunon-0 terhadap Konsentrasi cAMP dan Progesteron pada Kultur Sel Luteal yang mengandung Teofilin Purwaningsih, Endang; Kadarsih Soejono, Sri; Dasuki, Djaswadi; Meiyanto, Edy
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v17i2.202

Abstract

Curcumin analog (Pentagamavunon-0/PGV-0) can inhibit steroidogenesis of luteal cell culture. Corpus luteum secretes progesterone by LH stimulation. The main transduction signal of luteal cells steroidogenesis is through the cAMP/PKA. The objective of this study was to know the effect of PGV-0 on cAMP and progesterone concentration of luteal cell culture containing theophylline. The subject was corpus luteum of rat Sprague Dawley strain induced with PMSG (10 IU). PGV-0 was given shortly after the stimulation of LH and or PGF2? with or without theophyline. The cell culture then put into the incubator for 24 hours. Concentration of cAMP was assessed by ELISA whereas the progesterone concentration was determined by RIA. The result showed that LH stimulation caused cAMP and progesterone increase significantly. The inhibition of PGF2? on cAMP and progesterone concentrations showed no significant difference compared to the control. Theophylline increased the cAMP and progesterone concentration significantly but not to LH stimulation. PGV-0 did not inhibit cAMP concentration but PGV-0 inhibited the progesterone concentration by LH stimulation. In conclusion, PGV-0 inhibits signal transduction of lutheal cell in down stream cAMP.
Molecular study in G6PD deficiency, a pedigree analysis af Javanese-Chinese family in Surabaya, Indonesia Suhartati, Suhartati; Martini, Tri; Soewono, Imam; Shirakawa, Thaku; Nishiyama, Kaoru
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v10i1.69

Abstract

Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Sutisna Sulaeman, Endang; Murti, Bhisma; Waryana, Waryana
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v23i3.230

Abstract

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan. Model PRECEDE-PROCEED Green danKreuterdigunakansebagai model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan model PRECEDE-PROCEED pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Sasaran penelitian adalah para pengambil kebijakan serta pelaksana program Desa Siaga di Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, dan Desa. Metode penelitianyangdiggunakanadalahmetode kualitatif berupa studi kasus. Lokasi penelitianberadadi Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil dua Desa Siaga. Hasil: Prioritas masalah kesehatan adalah Tuberkulosis (TB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktorpredisposisi meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, keyakinan, sertakepercayaan pada takhayul dan dukun. Faktor pendukung meliputi penyuluhan dan pelatihan, ketersediaan sarana kesehatan, jaminan kesehatan, dukungan dana, sumberdaya lokal, dan sumberdaya alam. Faktor penguat meliputi kepemimpinan, dukungan sosial, modal sosial, norma sosial, gotong royong, penghargaan, akses informasi kesehatan dan keteladanan. Kesimpulan: Model perencanaan PRECEDE-PROCEED dapat diaplikasikan pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Penyakit TB dan DBDdiidentifikasi oleh masyarakat sebagai prioritas masalah kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diarahkan pada upaya perubahan perilaku dengan mempertimbangkan faktor predisposisi, penguat dan pendukung.
Gangguan fungsi sitoskeleton pada proses vitrifikasi keratinosit primer manusia Kusuma, Indra; Hadi, Restu Syamsul; Sandra, Yurika
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.168 KB) | DOI: 10.33476/jky.v25i2.118

Abstract

Keratinosit basal memiliki sifat multipotent, dibutuhkan kultur bebas-serum agar terhindar dari diferensiasi spontan. Kultur keratinosit memberikan peluang untuk berbagai jenis aplikasi riset dan terapi seperti bioengineered skin. Penyimpanan sel dengan metode vitrifikasi terbukti dapat melindungi fungsi embrio pada layanan bayi tabung. Penggunaan vitrifikasi pada penyimpanan keratinosit diharapkan dapat menjadi melindungi fungsi sel.            Sampel kulit diperoleh dari preputium anak usia 4-9 tahun sebanyak 7 orang yang diperoleh dengan informed consent dari orang tua atau wali. Isolasi keratinosit menggunakan metode enzimatik dengan dispase dan trypsin/EDTA. Viabilitas dan proliferasi sel di ukur secara kalorimetrik dengan reagen WST-1 pada panjang gelombang 450 nm dan tehnik tryphan blue exclusion test. Data yang diperoleh diolah secara statistic dengan uji student t-test.            Kriopreservasi dengan tehnik vitrifikasi dapat mempertahankan viabilitas pasca thawing sebesar 80% tidak ada perbedaan bermakna dengan tehnik slow-freezing (p>0,05). Meski demikian hanya 30% dari sel tersebut dapat melakukan perlekatan. Hal ini jauh lebih rendah daripada tehnik slow-freezing yang dapat melakukan perlekatan hingga 70% (p<0,05). Fotomikrograph yang diambil pasca thawing menunjukkan keratinosit yang mengalami blebbing. Disfungsi sitoskeleton akibat syok hiperosmotik dapat menyebabkan cell blebbing.            Pembekuan sel dengan metode vitrifikasi mempengaruhi viabilitas, perlekatan dan kemampuan proliferasi sel dalam kultur. Syok hiperosmotik diperkirakan menyebabkan disfungsi sitoskeleton sehingga menjadi penyebab rendahnya kemampuan perlekatan dan hilangnya daya proliferasi pasca thawing yang dialami sel dengan perlakuan vitrifikasi. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan modifikasi komponen kriomedium yang dapat melindungi fungsi keratinosit.

Page 10 of 24 | Total Record : 232


Filter by Year

2002 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2019): SEPTEMBER - DESEMBER 2019 Vol 27, No 2 (2019): MEI-AGUSTUS 2019 Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019 Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 24, No 3 (2016): SEPTEMBER - DESEMBER 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015 Vol 23, No 2 (2015): MEI - AGUSTUS 2015 Vol 23, No 1 (2015): JANUARI - APRIL 2015 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 21, No 1 (2013): JANUARI - APRIL 2013 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 15, No 3 (2007): SEPTEMBER-DESEMBER 2007 Vol 15, No 1 (2007): JANUARI - APRIL 2007 Vol 13, No 1 (2005): JANUARI - APRIL 2005 Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002 More Issue