cover
Contact Name
Trianokta Akbar Wardana
Contact Email
trianokta.akbar@yarsi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkedokteran@yarsi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
YARSI Medical Journal
Published by Universitas Yarsi
ISSN : 08541159     EISSN : 24609382     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 232 Documents
Fauna Anopheles di Desa Buayan dan Ayah di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Boesri, Hasan; Suwaryono, Tri
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.702 KB) | DOI: 10.33476/jky.v17i3.217

Abstract

Telah dilakukan pengamatan vektor malaria dengan hasil sebagai berikut: di Buayan, jenis nyamuk Anopheles yang ditemukan adalah An. aconitus, An. annularis, An. barbirostris, An. kochi, An. sundaicus, An. subpictus, An.tesselatus dan An. vagus. Berdasarkan hasil pembedahan ovarium ditunjukkan bahwa nyamuk yang diduga mampu menjadi vektor malaria di Buayan adalah Anopheles aconitus dan An. Vagus. Di Ayah, jenis nyamuk Anopheles yang ditemukan adalah An. aconitus, An. barbirostris, An. kochi, An. sundaicus, An.subpictus, An. Tesselatus, An. Vagus dan Anopheles yang mampu menjadi vektor sesuai hasil pembedahan ovarium adalah Anopheles sundaicus dan Anopheles vagus. Habitat nyamuk Anopheles vagus ditemukan pada sawah dan parit, sedangkan Anopheles sundaicus adalah lagun dan parit-parit yang dekat pantai.
Suplementasi bFGF (basic Fibroblast Growth Factor) meningkatkan kecepatan migrasi sel kultur HDF (Human Dermal Fibroblast) pada model luka in vitro Sandra, Yurika
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.14 KB) | DOI: 10.33476/jky.v25i2.337

Abstract

PendahuluanFibroblas adalah sel utama sebagai penentu keberhasilan penyembuhan luka. Untuk mempercepat penyembuhan luka, diperlukan molekul untuk meningkatkan kemampuan proliferasi dan migrasi fibroblas. bFGF merupakan faktor pertumbuhan yang biasa digunakan sebagai suplemen dalam kultur sel dalam rangka meningkatkan kemampuan proliferasi dan mempertahankan stemness sel. Diduga selain berperan dalam proliferasi sel, bFGF juga berperan meningkatkan kemampuan migrasi fibroblas. Studi ini bertujuan untuk verifikasi peningkatan kemampuan migrasi fibroblas oleh bFGF.MetodeStudi ini menggunakan desain eksperimental. Fibroblas diperoleh dari Laboratorium Stem Cell Universitas YARSI. Studi ini menggunakan 4 kelompok kultur fibroblas yaitu, kontrol tanpa perlakuan, DMSO 2%, bFGF 8ng/ml, DMSO 2%+bFGF 8ng/ml. Perlukaan dilakukan menggunakan tip 10ul. Kemampuan migrasi dinilai 4 jam dan 24 jam pasca perlukaan dengan software mikrofotografi nikon. Analisis data dilakukan menggunakan paired student t-test.HasilPada 4 jam pasca luka, belum terlihat perbedaan yang bermakna pada semua kelompok. Pada 24 jam pasca luka, kemampuan migrasi fibroblas dengan bFGF meningkat 40% dibandingkan kontrol (p<0,05). Pada sel yang diberi DMSO 2% sebagai inhibitor migrasi, kemampuan migrasi turun hingga 40,83% dibandingkan kontrol (p<0,05). Sel yang diberi DMSO2%+bFGF 8ng/ml menunjukkan kemampuan migrasi yang hampir sama dengan kontrol.KesimpulanbFGF terbukti mampu meningkatkan kecepatan migrasi fibroblas sehingga berpotensi sebagai alternatif terapi luka. Perlu studi lanjut tentang mekanisme peningkatan kecepatan migrasi fibroblas oleh bFGF.
Pengaruh Medium Kultur Bebas Serum terhadap Perkembangan Preimplantasi Embrio Mencit in vitro Eriani, Kartini; Sunarti, Sunarti; Nasir, M.; Djuwita, I.
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.271 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i1.222

Abstract

The use of serum in a culture medium is a common practice in the study of mouse embryo development in vitro. However, the role of unknown factors in serum influencing the embryo development has been difficult to determine. The aim of this study was to investigate the effect of amino acid in serum free medium on in vitro development of mouse embryo. This study was conducted in the following ways: (1) medium M16 supplemented with 0.3% BSA, (2) medium M16 supplemented with 2% v/v MEM, and (3) medium M16 supplemented with 2% v/v MEM and 0.1 mmol of glutamine. The embryos were collected in 3 stage of development: zygote (day-1), morula (day-3) and compacted morola (day-4). The results indicated that supplementation of amino acid into M16 culture medium could replace the role of BSA aims at supporting the developmental potency of mouse embryos in vitro.
Obstructive Sleep Apnea dan Gagal Jantung Purwowiyoto, Sidhi Laksono
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.544 KB) | DOI: 10.33476/jky.v25i3.364

Abstract

Obstructive sleep apnea (OSA) is a part of sleep-disordered breathing which is commonly found in the population of heart failure. Epidemiological studies have shown significant independent associations between OSA and heart failure. OSA plays an important role in the pathogenesis and progression of heart failure. Several pathogenesis are the mechanical effect, activation of sympathetic, inflammation process, and endothelial dysfunction. These can impair myocardial contractility and cause development and progression of heart failure. However, the prevalence OSA is only the “tip of the iceberg” due to the difficulty in diagnosis. Most of OSA patients, particularly in the heart failure population, have no complaint of the sleepiness. 
Hubungan antara Indeks Produksi Retikulosit (IPR) dengan Red Blood Cell Distribution Width (RDW) pada Klasifikasi Anemia berdasarkan Defek Fungsional Setyawati, Setyawati; Pembantjanawati, Endah; Rosita, Linda
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.397 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i1.227

Abstract

Reticulocyte Production Index (RPI) is a shift correction for the presence of reticulocyte that can assesses the real erythropoietic response of the bone marrow. RPI can be used to classify anemia as result from functional defect, i.e. RPI<2 for hypoproliferative and maturation defect anemia, and RPI>3 for hemolytic anemia. Measurement of Red Blood Cell Distribution Width (RDW) is the mathematical representation of variance within the size distribution of the red cell population. The objective of this study was to identify the variation of the red cell size within the population measured (anisocytosis) enable to determine the cell population as homogeneous (normal RDW) or heterogenous (increased or high RDW). The role of RDW to differentiate functional defect anemia with RPI<2 has not been studied. This study was done at Hematology Department Dr. Sardjito Hospital. In such a cross sectional study, the subjects were considered as anemic patients based on automated laboratory analyzer, peripheral blood smear, and reticulocyte count result. The result showed that seventy patients met the inclusion criteria. Sixty seven patients (95,71%) had RPI<2 classified as hypoproliferative and maturation defect anemia, 2 patients (2,85%) had RPI = 2-3 classified as borderline group and 1 patient (1,42%) had RPI>3 classified as hemolytic anemia. Means for reticulocyte count, corrected reticulocyte count, RPI, and RDW for hypoproliferative and maturation defect anemia were 2,8% and 2,3%; 1,1% and 1,1%; 0,4 and 0,5; 21,8% and 17,8% respectively, with p value by the Wilcoxon Signed Ranks Test are = 0,322; 0,52; 0,273; and 0,27 (CI = 95%). The proportion of anisocytosis and normocytosis for hypoproliferative anemia were 76,08% and 23,9% and for maturation defect anemia were 76,19% and 23,8% with Chi-Square test 0,000 and p = 0,993. No correlation between was observed RDW and RPI<2 with Spearman correlation (r = 0,0297 and p = 0,993). It is concluded that the use of RDW and RPI is not always useful to differentiate hypoproliferative and maturation defect anemia on the group of anemia categorized as RPI<2 without support from another laboratory test especially in combined anemia.
Efektifitas pemakaian ulang ginjal buatan Armelia, Linda
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.604 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i2.238

Abstract

Hemodialysis is a therapy for patient with end state renal diseases, but it is very expensive specially dialyzer. Now we could use a reuse of dialyzer to reduce the cost. The aim of this study was to examine the effectiveness of dialyzer reuse and its frequent possible reuse. A prospective study with the comparative experimental approach was carried out. The population was all patient with end state renal diseases underwent twice hemodialysis in a week at fifth hours in each period at least within three months using acetate dialysate and reuse dialyzer in the Dialysis Unit. Sample size was 20 subjects determined based on time continuum It was concluded that the reuse dialyzer could be used 6,06+2,01 times without negative influence on dialysis adecuacy.
Pola dan Sensitivitas Antibiotik Bakteri Yang Berpotensi Sebagai Penyebab Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA Banda Aceh Hayati, Zinatul; Azwar, Azwar; Puspita, Ira
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.351 KB) | DOI: 10.33476/jky.v20i3.168

Abstract

Infeksi Nosokomial masih menjadi masalah serius di rumah sakit baik di Indonesia maupun di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola bakteri dan sensitivitasnya terhadap antibiotik serta sumber penularan yang berpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui metode observasional laboratorium. Sampel penelitian diambil dari Ruang Rawat Bedah RSUDZA berupa spesimen yang terdiri dari usap tangan/hidung/luka pasien, tangan/hidung tenaga kesehatan, peralatan, mobiler ruangan dan udara ruangan. Spesimen yang diperoleh dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUDZA. Data dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 64spesimenyang diperoleh, 36 spesimen(56,25%) diantaranya terisolasi bakteri sebanyak 38 isolat, sementara 28 spesimen (43,75%) lainnya steril. Hasil identifikasi dari 38 isolat bakteri ditemukan bakteri patogen sebanyak 10 isolat (26,31%) dan non patogen sebanyak 28 isolat (76,32%). Pola kuman patogen yang berpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA terbanyak adalah Staphylococcus aureus (70%), diikuti P. aeruginosa, E. coli danAcinetobacter sp. masing-masing 10%. Sumber penularan terbanyak yang berpotensimenyebabkan infeksi nosokomial adalah mobiler ruangan, kemudian diikuti dengan pasien dan tenaga kesehatan. Staphylococcus aureus masih sensitif terhadap vankomycin dan clindamycin masing-masing sebesar 100% dan 85,71%, namun demikian semuanya telah resisten terhadap oxacillin sehingga bakteri ini digolongkan ke dalam MRSA. Pseudomonas aeruginosa hanya sensitif terhadap meropenem sehingga digolongkan ke dalam bakteri penghasil ESBL. Escherichia coli masih sensitif terhadap antibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon dan meropenem sedangkan Acinetobacter sp sudah resisten terhadapantibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon dan meropenemnamun masih sensitif terhadap gentamisin dan tobramisin. Infeksi Nosokomial masih menjadi masalah serius di rumah sakit baik diIndonesia maupun di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polabakteri dan sensitivitasnya terhadap antibiotik serta sumber penularan yangberpotensi sebagai penyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat BedahRSUDZA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui metodeobservasional laboratorium. Sampel penelitian diambil dari Ruang Rawat BedahRSUDZA berupa spesimen yang terdiri dari usap tangan/hidung/luka pasien,tangan/hidung tenaga kesehatan, peralatan, mobiler ruangan dan udararuangan. Spesimen yang diperoleh dilakukan kultur dan uji sensitivitasantibiotik di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUDZA. Data dianalisissecara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa 64spesimenyang diperoleh, 36 spesimen(56,25%) diantaranya terisolasi bakteri sebanyak 38 isolat, sementara 28spesimen (43,75%) lainnya steril. Hasil identifikasi dari 38 isolat bakteriditemukan bakteri patogen sebanyak 10 isolat (26,31%) dan non patogensebanyak 28 isolat (76,32%). Pola kuman patogen yang berpotensi sebagaipenyebab infeksi nosokomial di Ruang Rawat Bedah RSUDZA terbanyak adalahStaphylococcus aureus (70%), diikuti P. aeruginosa, E. coli danAcinetobactersp. masing-masing 10%. Sumber penularan terbanyak yang berpotensimenyebabkan infeksi nosokomial adalah mobiler ruangan, kemudian diikutidengan pasien dan tenaga kesehatan. Staphylococcus aureus masih sensitifterhadap vankomycin dan clindamycin masing-masing sebesar 100% dan85,71%, namun demikian semuanya telah resisten terhadap oxacillin sehinggabakteri ini digolongkan ke dalam MRSA. Pseudomonas aeruginosa hanyasensitif terhadap meropenem sehingga digolongkan ke dalam bakteri penghasilESBL. Escherichia coli masih sensitif terhadap antibiotik golongancephalosporin, fluoroquinolon dan meropenem sedangkan Acinetobacter spsudah resisten terhadapantibiotik golongan cephalosporin, fluoroquinolon danmeropenemnamun masih sensitif terhadap gentamisin dan tobramisin.
Pengaruh Tingkat Kepatuhan Minum Tablet Fe Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Pejeruk Tahun 2017 Sarah, Sophia; Irianto, Irianto
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v26i2.392

Abstract

Latar Belakang : Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pada tahun 2015, di Kota Mataram tercacat sekitar 8,11% ibu hamil mengalami anemia dan Puskesmas Pejeruk merupakan puskesmas dengan kasus anemia pada ibu hamil tertinggi yaitu sebesar 26,53%. Pada Tahun 2016 cakupan pemberian tablet Fe-1 di Puskesmas Pejeruk sebesar 107, 93% dan cakupan tablet Fe-3 sebesar 92,26%. Efektivitas upaya pemberian tablet Fe juga sangat bergantung pada seberapa besar kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan.  Cakupan pemberian tablet Fe yang tinggi bisa tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe masih rendah.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh tingkat kepatuhan minum tablet Fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pejeruk.Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan desain jenis penelitian observasional analitik menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Data kepatuhan diukur menggunakan kuisioner MMAS-8 untuk mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dan data hasil pemeriksaan kadar hemoglobin untuk mengetahui ibu hamil menderita anemia atau tidak.Hasil : Ibu yang mengalami anemia dan memiliki tingkat kepatuhan rendah dalam mengkonsumsi tablet Fe (43,3%) lebih banyak dibandingkan yang yang memiliki tingkat kaptuhan tinggi dalam mengkonsumsi tablet Fe (6,7%). Ibu yang tidak mengalami anemia dan memiliki tingkat kepatuhan tinggi mengkonsumsi tablet Fe (20,0%) lebih banyak dibandingkan yang memiliki tingkat kepatuhan rendah (6,7%). Hasil uji statistik menggunakan Chi Square diperoleh p = 0,001.Kesimpulan : Ada pengaruh tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet Fe terhadap kejadian anemia di Puskesmas Pejeruk 2017.
Risiko Underweight pada balita terakhir di Rumah Tangga Muljati, Sri; Budiman, Basuki
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.914 KB) | DOI: 10.33476/jky.v16i2.243

Abstract

Household health survey and covering all 30 provinces had assessed child nutritional status(underweight) for age 1-59 months, with cut-off point <-2.00 SD. A total sample of 1714 children aged 1-59 months was included in the assessment. The objective of this study was to analyze child nutritional status and factors related to the status. The study revealed that the prevalence of underweight in Indonesia was higher than those of Malaysia or China.Multivariate analysis identified various factors that associated with the prevalence ofunderweight. Children aged 1-59 months with higher risk of underweight were those head offamily age, birth order of children and head of family education. Odd Ratio (OR=1.35), thosewhose head of family age <25 year and had education less than senior high school (OR=1.25),and birth order of children (OR=1.18). Strategies to improve nutritional status of childrenshould include accelerate nutrition intervention programs, improving carrying knowledge/practice for children and community development.
Identifikasi Formaldehida Dalam Tahu Dan Mie Basah Pada Produk Pedagang Jajanan Di Sekitar Kampus Universitas YARSI Jakarta Priangani Roswiem, Anna; Septiani, Triayu
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v26i3.754

Abstract

Formalin (larutan Formaldehida 37% dalam air) sering disalahgunakan fungsinya untuk mengawetkan  makanan / bahan makanan seperti tahu dan mie basah. Di sekitar kampus Universitas YARSI Jakarta, banyak pedagang jajanan yang menggunakan bahan baku tahu dan mie basah, seperti gorengan tahu, tahu krispi, tahu goreng untuk ketoprak, baso tahu dan mie ayam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan formaldehida pada tahu dan mie basah pada produk pedagang jajanan di sekitar kampus Universitas YARSI Jakarta. Analisis kualitatif adanya formaldehida dalam sampel, dilakukan dengan metode asam kromotropat yang dimodifikasi, dan analisis kuantitatif dengan metode spetrofotometri dengan pereaksi Nash pada λ 413 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua produk berbahan baku tahu dan mie basah pada pedagang jajanan di sekitar kampus Universitas YARSI Jakarta menggunakan bahan baku tahu dan mie basah yang ditambah bahan pengawet formalin dengan kadar formaldehida dalam tahu berkisar antara (13,9–183,3) ppm dan dalam mie basah berkisar antara (13,9–408,3) ppm. 

Page 9 of 24 | Total Record : 232


Filter by Year

2002 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2019): SEPTEMBER - DESEMBER 2019 Vol 27, No 2 (2019): MEI-AGUSTUS 2019 Vol 27, No 1 (2019): JANUARI - APRIL 2019 Vol 26, No 3 (2018): SEPTEMBER - DESEMBER 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 2 (2018): MEI - AGUSTUS 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 26, No 1 (2018): JANUARI - APRIL 2018 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 3 (2017): SEPTEMBER - DESEMBER 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 2 (2017): MEI - AGUSTUS 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 25, No 1 (2017): JANUARI - APRIL 2017 Vol 24, No 3 (2016): SEPTEMBER - DESEMBER 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 2 (2016): MEI - AGUSTUS 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 24, No 1 (2016): JANUARI - APRIL 2016 Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015 Vol 23, No 2 (2015): MEI - AGUSTUS 2015 Vol 23, No 1 (2015): JANUARI - APRIL 2015 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 22, No 2 (2014): MEI - AGUSTUS 2014 Vol 21, No 1 (2013): JANUARI - APRIL 2013 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 3 (2012): SEPTEMBER - DESEMBER 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 2 (2012): MEI - AGUSTUS 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 20, No 1 (2012): JANUARI - APRIL 2012 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 2 (2010): MEI - AGUSTUS 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 18, No 1 (2010): JANUARI - APRIL 2010 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 3 (2009): SEPTEMBER - DESEMBER 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 2 (2009): MEI - AGUSTUS 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 17, No 1 (2009): JANUARI - APRIL 2009 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 3 (2008): SEPTEMBER - DESEMBER 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 2 (2008): MEI - AGUSTUS 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 16, No 1 (2008): JANUARI - APRIL 2008 Vol 15, No 3 (2007): SEPTEMBER-DESEMBER 2007 Vol 15, No 1 (2007): JANUARI - APRIL 2007 Vol 13, No 1 (2005): JANUARI - APRIL 2005 Vol 10, No 1 (2002): JANUARI - APRIL 2002 More Issue