cover
Contact Name
Jurnal Artefak
Contact Email
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Artefak
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23555726     EISSN : 25800027     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan Pendidikan. Diterbitkan secara berkala Dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 216 Documents
SITUS SEMBAH AGUNG Agus Gunawan
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.925 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.1113

Abstract

Desa Batukaras merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Letak Desa Batukaras berada di Kecamatan Cijulang dan di sebelah selatan Ibukota Kabupaten yang berjarak sekitar 120 kilometer. Peziarah yang mengunjungi tempat yang dianggap keramat, termasuk mereka yang datang ke Situs Sembah Agung pada umumnya dilandasi oleh niat, tujuan yang didorong oleh kemauan batin yang mantap. Terdapat berbagai macam motivasi para peziarah datang ke makam keramat tersebut. Salah satu di antara motivasi peziarah datang berkunjung ke Situs Sembah Agung adalah untuk menenangkan batin. Motivasi ini didukung oleh persepsi yang menyebutkan bahwa tempat tersebut adalah tempat yang sakral. Para peziarah merasa menemukan tempat yang cocok dengan maksud atau niat mereka datang ke tempat ini. Para peziarah umumnya telah mengetahui kekeramatan tokoh yang dimakamkan di tempat tersebut. Bahkan peziarah seperti ini melakukan ziarah secara berantai dari suatu makam keramat ke makam keramat yang lainnya. Peziarah datang berkunjung dengan rombongan besar maupun perorangan tentu didorong oleh berbagai motivasi atau niat yang berlainan antara satu dengan lainnya, yang masing-masing mempunyai motivasi yang belum tentu sama, tergantung apa yang akan “diminta dan kepentingan”. Peziarah yang datang berkunjung ini kebanyakan mendengar dan diberitahu oleh teman, tetangga atau kerabatnya tentang “kekeramatan, karisma” tokoh yang dapat memberi harapan untuk hidup yang lebih baik dan lain sebagainya. Mereka ada yang datang karena kemauan sendiri, tetapi ada juga yang diajak atau dianjurkan teman, tetangga atau kerabatnya yang merasa berhasil. Oleh karena itu, cara mereka berkunjung itu ada yang seorang diri, mengajak teman atau saudara, ada pula secara berombongan.Kata Kunci: Ritual dan Situs Sembah Agung
UPACARA ADAT “MERLAWU” DI GUNUNG SUSURU DESA KERTABUMI KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS Sri Pajriah; Mia Sumiari Dewi
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.88 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.331

Abstract

ABSTRAKHasil penelitian ini secara garis besar menggambarkan bahwa upacara adat merlawu terbagi dalam tiga kegiatan inti yaitu berziarah ke makam Prabu Dimuntur, beber sejarah dan balaecrakan. Upacara adat merlawu selalu dilaksanakan pada bulan Rewah, 7 hari sebelum bulan Ramadhan pada hari Senin atau Kamis. Upacara adat Merlawu ini merupakan bentuk perwujudan dari rasa sosial yang tinggi dikalangan masyarakat Kertabumi. Rasa menghormati kepada para Leluhur dan senantiasa menjalin kerukunan dalam hidup bermasyarakat menciptakan keselarasan, keakraban dan eratnya solidaritas antar warga. Bentuk pelestarian yang dilakukan oleh berbagai pihak diharapkan tetap menjaga keberadaan cagar budaya serta peninggalan sejarah berupa benda-benda sejarah ataupun tradisi yang diwariskan oleh para leluhur. Kawasan Kertabumi yang memiliki berbagai bukti peninggalan sejarah dan berpotensi sebagai aset wisata sejarah di Kabupaten Ciamis memang masih memerlukan tatanan manajemen yang lebih baik lagi, agar manfaatnya lebih terasa khususnya bagi masyarakat Desa Kertabumi dan umumnya bagi wilayah Kabupaten Ciamis.Kata Kunci: Adat Merlawu dan Upacara AdatABSTRACTThe research results outline illustrates that traditional ceremonies merlawu divided into three core activity is to visit the tomb of King Dimuntur, beber history and balaecrakan. Merlawu traditional ceremonies are always held in Rewah, 7 days before the month of Ramadan on Monday or Thursday. Merlawu traditional ceremony is a form of embodiment of a high sense of social responsibility among the community Kertabumi. Sense of honor to the Patriarchs and fosters harmony in social life creates harmony, intimacy and the close solidarity between citizens. Shape preservation conducted by the various parties are expected to keep the existence of cultural heritage and historical relics in the form of historical objects or traditions handed down by their ancestors. Kertabumi region which has a variety of evidence of the history and potential as a tourism asset history in Ciamis regency are still requires better management order again, so that the benefits are felt particularly for the village Kertabumi and generally for the district of Ciamis.Keywords: Adat Merlawu and Traditional Ceremony
KEARIFAN BUDAYA SUNDA DALAM PERALIHAN KEPEMIMPINAN KERAJAAN SUNDA DI KAWALI SETELAH PERANG BUBAT Rusyai Padmawijaya; Siti Khodijah
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.189 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1063

Abstract

Pemerintahannya, Bunisora Suradipati cenderung sebagai raja yang berkarakteristik religius. Kepiawaian Bunisora Suradipati dalam mengolah kerajaan sangat bagus dan sangat bijaksana. Beliau memegang penuh kestabilan aturan dan norma-norma kenegaraan. Konsep kepemimpinan di Sunda pada waktu pemerintahan Bunisora Suradipati tidak bisa lepas dari dua hal. Pertama, kitab Watang Ageung (satu kitab yang selalu digunakan oleh orang Sunda yang mengadopsi atau meyakini ageman atau kepercayaan Sunda Wiwitan. Yang kedua yaitu dari Siksakandang Karesian. Salah satunya konsep kepemimpinannya ialah dengan menggunakan konsep Tri Tangtu (tiga kunci atau tiga titik pemerintahan). Ketiga kunci tersebut yaitu Resi, Ratu, dan Rama. Tipe kepemimpinan Bunisora Suradipati adalah tipe kepemimpinan demokratis. Pada tahun 1371 Masehi, Bunisora Suradipati menyerahkan tahtanya kepada Niskala Wastu Kancana. Hal itu terjadi karena keluhuran budi Bunisora Suradipati, khususnya kejujurannya, sehingga Bunisora Suradipati menganggap bahwa tahta tersebut merupakan sebuah titipan, sebagai amanat sambil menunggu pewaris tahta yang sebenarnya dewasa, yaitu Niskala Wastu Kancana. Budaya Sunda berdampak besar terhadap kepemimpinan dan tatanan pemerintahan, serta berdampak juga terhadap kehidupan masyarakatnya. Salah satu dampak besar yang terjadi di Kerajaan Sunda setelah terjadinya tragedi Perang Bubat, yaitu “Dilarangnya keluarga Keraton atau kerabat keraton Kerajaan Sunda menikah dengan keluarga atau kerabat keraton Majapahit”. Hebatnya lagi dalam hal pemerintahan, keluhuran Budi Bunisora suradipati itu ditiru dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Niskala Wastu Kancana sebagai anak asuhnya. Sewaktu Niskala Wastu Kancana memegang tahta kerajaan, itu tidak terlepas dari ingatannya yaitu dari amanat-amanat sang paman, Bunisora Suradipati.Kata Kunci: Budaya Sunda, Kepemimpinan dan Perang BubatABSTRACTGovernment, Bunisora Suradipati tend to be characterized by religious king. Bunisora Suradipati’s skill into manage the kingdom was very good and so wise. He was kept the stability of arrangment and the norm of state. The Concept of the leadership in sundanic even Bunisora suradipati government was never be apart from two items. First, is kitab Watang Ageung (one kitab which always used by sundanese who adopt or be sure about certainty or believing Sunda Wiwitan). Second, Siksakandang Karesian. One of them leadership concept is used Tri Tangtu (the three key or the three drip government). And the three key was Resi, Ratu, dan Rama. Bunisora Suradipati type of leadership is the type of democratic leadership. In the year 1371 AD, Bunisora Suradipati gives his throne to Niskala Wastu Kancana. That’s was happened because of Bunisora Suradipati’s kindness, especially his honesty, so Bunisora Suradipati consider that the trone it was a deposit, as a mandate while waiting trone hairs, is Niskala Wastu Kancana. Sundanese culture have a major impact on the leadership and governance structure, and also have an impact on the lives of its people. One of the major impacts that occurred in the Kingdom of Sunda after tragedy Bubat War, namely "prohibiting family or relatives Kraton Kraton Kingdom of Sunda married with families or relatives Majapahit palace". Remarkably again in terms of governance, the kindness of Bunisora suradipati was applied on Niskala Wastu Kancana as his foster care. While Niskala Wastu Kancana hold the kingdom throne, it was never be apart from his memory about hid uncle’s mandate, Bunisora Suradipati.Keywords: Sundanese culture, Leadership and War of Bubat
EKSISTENSI MAKAM EYANG SYEKH MANGUN TAPA DI DUSUN SIRNASARI DESA RAJADESA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS (Suatu Tinjauan Sejarah) Padmawijaya, Rusyai; Hidayat, Hendi
Jurnal Artefak Vol 2, No 1 (2014): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.322 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i1.1057

Abstract

Makam Eyang Syekh Mangun Tapa menjadi tujuan dari tradisi yang sudah menjadi turun temurun dari nenek moyang kita yaitu tradisi ziarah kubur, hal ini sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa beliau yang semasa hidupnya telah menegakan dan menyebarkan ajaran agama Islam. Keberadaan Makam Eyang Syekh Mangun Tapa juga memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar seperti: 1. Dampak terhadap agama, banyaknya peziarah yang berdzikir dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qu’ran maka menimbulkan pengaruh yang sangat besar bagi keimananan masyarakat setempat, 2. Dampak terhadap ekonomi, datangnya para peziarah merupakan berkah bagi masyarakat sekitar. Masyarakat banyak yang berdagang sebagai sumber penghasilan, disekitar lokasi Makam Eyang Syekh Mangun Tapa, 3. Dampak terhadap sosial dan budaya, hubungan sosial masyarakat terjalin dengan baik. Hal tersebut menambah tingginya jiwa sosial seperti gotong-royong pada diri masyarakat, gotong-royong merupakan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita, sehingga pada diri masyarakat tumbuh rasa yang sama untuk mempunyai kewajiban dalam menjaga keutuhan Makam Eyang Syekh Mangun Tapa.Kata Kunci: Syekh Manguntapa dan ZiarahABSTRACTThe Tomb of Grandparent Sheikh Mangun Tapa be a destination of which is already a tradition from our ancestors this is a pilgrimage tradition to the graveyard, it is a form of respect for his good services during his lifetime that has to uphold and propagate the teachings of Islam religion. The Existence of the Tomb of Grandparent Sheikh Mangun Tapa an impact on surrounding communities such as: 1. The impact on the religion, the many pilgrims who dhikr and recite verses of the holy Al-Qur’an large effect on the religious life and faith local society. 2. The impact on the economy, the arrival of the pilgrims was a blessing for the community around. Many people who trade as a source of income, around the location of The Tomb of Grandparent Sheikh Mangun Tapa, 3. The impact on the social and culture, social relations in society are interwoven with both. This adds to the high a social life such as yourself to mutual community, mutual is a culture bequeathed by our ancestors, so that at a soul of local people a feel have the similarity an obligation to maintain the integrity of The Tomb of Grandparent Sheikh Mangun Tapa.Kata Kunci: Shaykh Manguntapa and Pilgrimage
PEMANFAATAN METODE RESOURCE BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.734 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.333

Abstract

ABSTRAKFokus dalam tulisan ini adalah apakah yang dimaksud dengan metode Resource Based Learning dalam pembelajaran sejarah, apa saja kelebihan dan kelemahannya, bagaimana proses pembelajaran dan pemanfaatannnya dalam pembelajaran sejarah? Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui metode Resource Based Learning dalam pembelajaran sejarah, kelebihan dan kelemahan, proses pembelajaran dan pemanfaatannya dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan lokasi penelitian ini di Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Universitas Galuh. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode tersebut dapat memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik. Salah satu manfaat metode Resource Based Learning bagi guru yaitu dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif untuk mengembangkan metode pembelajaran sejarah serta dapat mengakomodir heterogenitas peserta didik. Sementara manfaatnya bagi peserta didik, bahwa metode Resource Based Learning dapat menumbuhkan motivasi, minat, berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini merekomendasikan kepada guru untuk menjadikan metode ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah. Untuk kepala sekolah diharapkan mengadakan pelatihan metode Resource Based Learning kepada para guru sejarah disertai dengan melengkapi fasilitas dan sumber-sumber belajar.Kata Kunci: Model Pembelajaran dan Resource Based LearningABSTRACTThe focus in this article is what is the Resource Based Learning method of teaching history, what are the advantages and disadvantages, how the process of learning and pemanfaatannnya in history? The purpose of this paper is to determine the Resource Based Learning method of teaching history, strengths and weaknesses, learning and utilization in the teaching of history. This study used qualitative research methods. While this research sites in History Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Program of the University Galuh. Data collection techniques using literature study, observation and interviews. The results of this study indicate that the method can provide benefits for teachers and learners. One of the benefits of the methods Resource Based Learning for teachers that can foster creative and innovative attitude to develop methods of teaching history and can accommodate heterogeneity of learners. While the benefits to learners, that the Resource Based Learning method can foster motivation, interest, critical and creative thinking in the teaching of history. The study recommends to teachers to make this method as an alternative in the teaching of history. For principals are expected to hold a Resource Based Learning training methods for teachers of history along with complementary facilities and learning resources.Keywords: Learning Model and Resource Based Learning
PERAN GROUP SENI QASIDAH AL-MANAR TASIKMALAYA DALAM DAKWAH TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN 2006 Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.303 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.332

Abstract

Selama rentang waktu tahun 1960 sampai 2006, Group Seni qasidah Al-Manar juga telah melakukan berbagai hal yang memberikan kontribusi besar pada pengembangan dakwah. Diantara perannya adalah secara konsisten menjadikan seni musik sebagai media dakwah dengan tetap memelihara unsur hiburan sejalan dengan unsur dakwahnya. Di samping itu, group ini juga menggabungkan pola dakwah langsung melalui pertunjukan dalam acara pernikahan, khitanan dan hari-hari besar keagamaan dan dakwah tidak langsung melalui rekaman kaset dan compct disc. Peran lainnya adalah menjadikan media audio dan audio visual sebagai media dakwah, mengakomodir objek dakwah dari berbagai kalangan, serta menyampaikan materi dakwah secara utuh dan aktual baik mengenai aqidah, syari`ah, akhlak, sejarah Islam, tadabbur alam, wa’du (janji) dan wai’d (ancaman).     Kata Kunci: Group Seni Qasidah Al-Manar dan Dakwah
EKSISTENSI PEDAGANG ASONGAN DI LOKASI OBYEK WISATA PANTAI PANGANDARAN Yadi Kusmayadi
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.358 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1067

Abstract

Hasil Penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa para pedagang asongan kebanyakan mereka berasal dari penduduk yang ada di sekitar wilayah pantai Pangandaran mereka tergabung dalam sebuah wadah yang bernama Paguyuban Pedagang Aksesoris Pangandaran (PPAP) dengan tujuan agar terjalin solidaritas diantara para pedagang asongan. Jenis dagangan yang mereka pasarkan bervariasi mulai dari oleh-oleh berupa souvenir ciri khas pantai Pangandaran, makanan yang sudah jadi sampai pada jenis-jenis ikan yang berasal dari laut. Melalui wadah PPAP (Paguyuban Pedagang Aksesoris Pangandaran) dan HPAP (Himpunan Pedagang Asin Pangandaran) telah memberikan kontribusi kesejahteraan bagi para pedagang asongan utamanya dalam pemberian modal untuk berdagang, sehingga mereka bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan anak-anaknya bersekolah. Keberadaan pedagang asongan telah meramaikan wilayah Pangandaran dengan menjajakan dagangannya kepada para wisatawan yang memerlukan oleh-oleh dari Pangandaran, mereka mendatangi para wisatawan utamanya ke penginapan dikala mereka sedang nyantai beristirahat sehingga terjalin hubungan baik diantara mereka. Pemerintah setempat berupaya menertibkan para pedagang asongan ini agar tertib tidak merusak suasana kenyamanan para wisatawan melalui penyuluhan yang insidental mereka lakukan. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan adanya upaya dari aparat pemerintah setempat agar memberikan bantuan rutin kepada PPAP dn HPAP serta melakukan penyuluhan secara rutin kepada para pedagang asongan agar mereka dalam menjajakan barang dagangannya secara baik dan membuat nyaman para pembeli dalam hal ini para wisatawan di Pangandaran.Kata Kunci: Pedagang Asongan, Paguyuban dan Sosial EkonomiABSTRACTThis research result marginally inferential that tradesmans asongan majority they come from citizen exist in around coast area Pangandaran they be  merged into a container that named accesories tradesman society Pangandaran with a purpose to so that intertwin solidarity between tradesmans asongan. Merchandise kind whom they market to vary to begin from souvenir shaped souvenir coast individuality Pangandaran, food that ready made come up with fish kinds that come from sea. Pass container Accesories Tradesman Society Pangandaran and Salty Tradesman Collection Pangandaran give welfare contribution to all tradesman asongan predominantly in capital gift to trade, so that they can earn life to fulfill family alive need and the children goes. Tradesman existence asongan enliven area pangandaran with peddle the merchandise to tourists that need souvenir from pangandaran, they are visiting tourists predominantly to when are they nyantai taking so that intertwining good connection between they. Local government copes to put in order tradesmans asongan this so that orderly doesn't botch freshment atmosphere tourists passes elucidation insidental they do. As to benefit from this research result is efforts existence supposed from local government apparatus so that give routine aid to ppap dn hpap with does elucidation routinely to tradesmans asongan so that they are in peddle the merchandise goods well and make pleasant purchases in this case tourists at Pangandaran.Keywords: Hawkers, Society and Social Economy
PENGARUH PERANG KEMERDEKAAN II TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN RI TANGGAL 27 DECEMBER 1949 Kuswandi Kuswandi
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.564 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1101

Abstract

Hasil penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut : bahwa perang kemerdekaan II terjadi sebagai reaksi terhadap agreasi Belanda II yang bertujuan untuk menghancurkan dan meniadakan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17 Agustus 1945. Puncak perang kemerdekaan II dilakukan melalui perang gerilya berupa serangan Umum I Maret tahun 1949. Perang kemerdekaan II mendapat dukungan dari bangsa-bangsa Asia melalui konfrensi New Delhi yang disepondori oleh India juga dari Negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan inisiatif Amerika Serikat mendapat dukungan pihak Australia. Reaksi dari dunia dari agreasi Belanda II disalurkan melalui sidang Dewan Keamanan PBB. Sebagai pengaruh dari resolusi dari Dewan Keamanan PBB tersebut Belanda mengundang Bung Karno maupun PBB untuk segera mengadakan KMB yang diawali dengan persetujuan Roem - Royem yang bertempat di Jakarta. Demikian juga konfrensi antar Indonesia abtara pihak Republik Indonesia dengan BFO yang dilakukan dua kali amok menghadapi KMB. Sebgai reaksi dari KMB yang sangat bersejarah sesudahnya adalah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pads tanggal 27 Desember 1949.Kata Kunci: Perang Kemerdekaan II, Pengakuan Kedaulatan RIABSTRACTThe results showed some of the following: that the war of independence II occurred as a reaction to the Dutch agreasi II, which aims to destroy and negate the results of the Proclamation of the Republic of Indonesia 17 August 1945. The highlight of the independence war II made through guerrilla warfare in the form of general strike in March 1949. War I independence II received support from Asian nations through the New Delhi conference that disepondori by India as well as from Western countries like the United States and the United States initiative has the support the Australian side. Reaction from the world of agreasi Netherlands II channeled through the UN Security Council. As the effect of the resolution of the UN Security Council invite Bung Karno Netherlands and the United Nations to hold a Round Table Conference that begins with the approval Roem - Royem housed in Jakarta. Likewise conference between Indonesia abtara the Republic of Indonesia with BFO conducted twice amok face KMB. Sebgai reaction of KMB very historic afterward is recognition of the sovereignty of Indonesia by the Dutch pads dated December 27, 1949.Keyword: War of Independence II, recognition of sovereignty
EKSISTENSI MAKAM EYANG DALEM BRATADIKUSUMAH DI DUSUN PASIR AMIS DESA SUKANAGARA KECAMATAN JATINAGARA KABUPATEN CIAMIS Agus Gunawan; Rizka Noorsyamsiah
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.485 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1062

Abstract

Makam Eyang Dalem Bratadikusumah merupakan makam leluhur Dusun Pasir Amis yang dikeramatkan yang berasal dari Kesultanan Cirebon sekitar abad ke-18 Masehi. Makam tersebut terbagi ke dalam tiga kompleks dengan nama; keramat Raden Undakan, keramat Eyang Dalem Bratadikusumah, dan Keramat Ceker Kidang yang masing-masing keramat dianggap memiliki pengaruh terhadap siapa saja yang mempercayainya. Masyarakat di sekitar lokasi makam Eyang Dalem Bratadikusumah secara umum menganggap bahwa makam tersebut adalah lokasi untuk melakukan pendekatan diri Tuhan Yang Maha Esa. Namun, tidak jarang sering disalahgunakan sebagai tempat untuk melakukan pemujaan dan meminta-minta. Berbeda halnya dengan pengunjung (peziarah), mereka menganggap bahwa makam Eyang Dalem Bratadikusumah adalah tempat ritual untuk melakukan pemujaan terhadap para roh leluhur, sehingga apa yang dicita-citakan bisa terwujud. Secara religi dampak dari keberadaan makam keramat tersebut baik bagi masyarakat maupun bagi pengunjung ialah; Mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kelompok-kelompok aliran kepercayaan tertentu yang berada di Dusun Pasir Amis. Namun dengan pemahaman yang salah dari tempat tersebut, diduga menjadi penyebab munculnya kembali kepercayaan animisme dan dinamisme jika tidak diimbangi dengan keimanan yang kuat terhadap Tuhan. Keberadaan makam Eyang Dalem Bratadikusumah adalah sebuah jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu baik rizki, kesehatan, maupun kelanggengan jabatan. Berbekal dari kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan mistik yang ada di makam Eyang Dalem Bratadikusumah, peziarah menyandarkan harapan di dalam batin mereka.Kata Kunci: Bratadikusumah dan ZiarahABSTRACTThat Eyang Dalem Bratadikusumah’s Grave is the glorious grave in Dusun Pasir Amis respected come from Kesultanan Cirebon about eighteenth century. This grave divided into three complexes in the name; Keramat Raden Undakan, Keramat Eyang Dalem Bratadiksumah, and keramat Ceker Kidang that each keramat regarded have an influence for everybody who believes in that. The people who live in location Eyang Dalem Bratadikusumah’s grave in generally regarding that the grave is a location to bring self with God. However, it is seldom accused as place of sacrifice. Different with the visitor (peziarah), they regard that Eyang dalem Bratadikusumah’s grave is a place of ritual worship for soul of glorious, so the passion can be true. In religious the impact of the location of respected grave for the people who live in there or the visitor as follows; to increase faith and piety with God. It shows with many sure faith groups which there in Dusun Pasir Amis. How ever with misunderstanding from this place, estimated become a cause of back appear animism and dynamism if not balance with a strong faith for God. The location of Eyang Dalem Bratadikusumah’s grave is the short way for get something such livelihood, health, and also eternity of duty. In a strong faith for a mystical anxiety in Eyang Dalem Bratadikusumah’s grave, the visitors realize the hopes in their soul.Keywords: Bratakusumah and Ziarah
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI GLOBALISASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 KARANGPANINGAL KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Ngaenah Ngaenah
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.234 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.1112

Abstract

Pengajaran IPS yang baik adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kekhasan konsep atau pokok bahasan dan tingkat perkembangan berfikir siswa.  Proses pengajaran IPS di sekolah-sekolah, khususnya di SD pada umumnya telah dilaksanakan secara maksimal, tetapi belum optimal. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan permasalahan sebagai berikut:1) Bagaimana perubahan terhadap kinerja guru SD Negeri 4 Karangpaningal setelah menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2) Bagaimana perubahan terhadap keaktifan siswa Kelas VI SD Negeri 4 Karangpaningal setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD? 3) Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD?. Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari 3 siklus dengan setiap siklus meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan analisis serta refleksi. Penelitian tindakan kelas ini berlokasi di SD Negeri 4 Karangpaningal. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI tahun pelajaran 2009/2010. Adapun jumlah siswa sebagai subjek penelitian adalah 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa putra dan 9 siswa putri. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian terhadap siswa kelas VI SD Negeri 4 Karangpaningal tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran IPS pokok bahasan globalisasi melalui penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disimpulkan sebagai berikut:1) Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kenerja guru dalam pembelajaran. 2) Keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya kenaikan. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD melatih siswa berdiskusi, mengeluarkan pendapat dan melatih siswa bekerja dalam tim. 3) Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi siswa. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), IPS

Page 7 of 22 | Total Record : 216