cover
Contact Name
Jurnal Artefak
Contact Email
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Artefak
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23555726     EISSN : 25800027     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan Pendidikan. Diterbitkan secara berkala Dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 216 Documents
PERADABAN YUNANI KUNO Wulan Sondarika
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.222 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.338

Abstract

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa yunani merupakan pusat peradaban tertua di Eropa. Tingginya tingkat peradaban Yunani itu dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu keadaan alamnya, penduduknya dan lain sebagainya.Daerah Yunani terletak diujung tenggara benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebeelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim Laut Tengah yang nyaman.Bangsa Yunani merupakan pencampuran darah antara bangsa pendatang dari padang rumput sekitar Laut Kaspia dan penduduk asli yang mengusahakan pertanian. Bangsa-bangsa pendatang itu merupakan rumpun bangsa Indo-Jerman. Mereka dikenal dengan nama bangsa Hellas yang terdiri atas suku bangsa Duria, Achaea, Aeolia, dan Ionia.Pada masa kejayaan Yunani (476-338 SM) banyak dibangun kuil dengan gaya Doria. Athena  Tata pemerintahan Athena digariskan oleh Solon (549 SM). Negarawan ini melakukan beberapa pembaruan antara lain menghapus perbudakan dan memulihkan hak rakyat sipil. Jika di Sparta para warga mempunyai kewajiban untuk melayani Negara sepenuhnya, maka di Athena hak warga Negara dijamin oleh Negara. Kegiatan serta perhatian setiap warga Sparta hanya ditujukan untuk tugas-tugas pemerintahan dan pertahanan Negara, sedangkna warga Athena sangat besar perhatiannya terhadap kemajuan seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dan filsafat.Kata Kunci: peradaban yunani kunoABSTRACTThe high level of civilization of Greece was affected by several factors, namely natural state, its inhabitants and other Greek sebagainya.Daerah located the southeastern tip of continental Europe. Most of the islands in the Aegean and Ionian Sea enter Greek territory. In sebeelah northern Greek borders with Albania, Yugoslavia, Bulgaria, and Turkey in Europe. In the east, Greece is surrounded by the Aegean Sea, to the south by the Mediterranean Sea, and on the west by the Ionian Sea. Greece temperate Mediterranean Sea nyaman.Bangsa Greece is mixing of blood among the immigrants from the pasture around the Caspian Sea and the natives who cultivate the farm. Nations settlers are clumps of the Indo-German. They are known by the name of Hellas nation consisting of ethnic Duria, Achaea, Aeolian, and Ionia.Pada heyday of Greece (476-338 BC) built many temples in the style DoriaAthena governance outlined by Solon of Athens (549 BC). These statesmen did some updates among others abolished slavery and restore the rights of civilians. If in Sparta citizens have an obligation to serve the country completely, then in Athens the rights of citizens guaranteed by the State. Activities and concern every citizen of Sparta is intended only for the duties of government and the country's defense, sedangkna Athenians had great attention to the progress of the arts, sports, science, and philosophy.Keyword: : civilization of Greece
KEBERADAAN RONGGENG GUNUNG DI DESA CIKALONG KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN DARI TAHUN 1950-2014 Kuswandi Kuswandi; Dwi Novi Carolin
Jurnal Artefak Vol 2, No 2 (2014): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.834 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i2.1064

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kesenian Ronggeng Gunung merupakan pementasan tari yang berawal dari sejarah perjuangan Dewi Siti Samboja yang menyamar menjadi seorang Ronggeng demi membalas dendam terhadap para Bajo (bajak laut) yang membunuh suaminya. Dalam perkembangannya kesenian Ronggeng Gunung banyak mengalami perbaikan atau penyempurnaan dalam pementasannya. Dalam perkembangannya Ronggeng Gunung terbagi menjadi tiga bagian antara lain; (1) Ronggeng Gunung Asli (2) Ronggeng Modifikasi (3) Ronggeng Amen. Adapun upaya pelestarian Ronggeng Gunung yang dilakukan oleh seniman adalah berusaha semaksimal mungkin memperkenalkan kesenian ini terhadap generasi muda, sedangkan masyarakat harus mempunyai rasa memiliki dan mencintai terhadap kesenian serta mampu menjaga dan melestarikannya sebaik mungkin warisan budaya leluhur.Kata Kunci: Ronggeng Gunung dan Pelestarian kesenianABSTRACTThe result of this research are the Ronggeng Gunung dance is traditional dance that taken from history of Dewi Siti Samboja who struggle and disguise to be a Ronggeng dancer to revenge to Bajo (pirates) who killed her husband. The Ronggeng Gunung dance progress there was many changing or improvements in it shows. The progress of Ronggeng Gunung divided into three part are; (1) Ronggeng Gunung Asli (2) Ronggeng Modifikasi (3) Ronggeng Amen. As for conservation efforts of Ronggeng Gunung that has been done by artist is such as try to introduce this dance to the young generation, meanwhile society should have sense of belonging and love of the dance and capable to keep and conserve the heritage as well as you can.Keywords: Ronggeng Gunung and preservation of Art
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN KESADARAN SEJARAH Warsini Warsini
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.49 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.1105

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning (PBL) dengan menggunakan media film dokumenter  sejarah sesuai dengan materi pembelajaran , 2) untuk meningkatkan prestasi belajar dan kesadaran sejarah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 4 sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas dengan pendekatan partisipasi antara guru dan observer (pengamat). Penelitian dilaksanakan di kelas XII IPS-3. Dalam kegiatan proses belajar mengajar meluputi kegiatan guru, kreativitas dan aktivitas siswa serta hasil belajar. Data dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan kegiatan pembelajaran, informan (guru, siswa, kepala sekolah), dokumen dan foto kegiatan pembelajaran. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga siklus dengan tahapan, planning, acting, observing dan treflecting. Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sejarah di SMA Negeri 4 Sidoarjo adalah 80, dengan prosentase ketuntasan klasikal adalah 75%. Sedangkan prosentase ketuntasan klasikal minimal untuk sikap kesadaran sejarah 80%. Setelah diberi tindakan selama tiga siklus hasil penelitian meninjukkan adanya peningkatan yang dicapai siswa baik dalam hasil belajar maupun dalam sikap dan kesadaran sejarah. Hasil belajar yang dicapai siswa pada pra siklus dengan rata-rata 61,29, pada siklus I meningkat menjadi 68,08, pada siklus II meningkat menjadi 80,80 dan siklus III rata-rata yang dicapai adalah 85,80 dengan prosentase ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 19,35% siklus II meningkat 67,75% dan pada siklus III meningkat menjadi 83,87% sedangkan untuk kesadaran sejarah pada prasiklus rata-rata 64,67 (Rendah), pada siklus I rata-rata meningkat menjadi 76,61 (Sedang), pada siklus II meningkat lagi 107,96 (Sedang) dan pada siklus III menjadi 110,58 (Tinggi)Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning, Pembelajaran Sejarah, Kesadaran Sejarah
KESENIAN KUDA LUMPING DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS Kuswandi, Kuswandi; Maulana, Saepul
Jurnal Artefak Vol 2, No 1 (2014): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.71 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i1.1056

Abstract

Hasi lpenelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Kesenian Kuda Lumping di Desa Banjaranyar telah lahir dan berkembang sejak tahun 2005, namun di dalam perjalanannya kesenian kuda lumping sempat berhenti sementara atau vakum padatahun 2008 dan diaktifkan kembali padatahun 2012 dengan mayoritas pemain yang berusia muda. Di dalam perkembangannya kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar bisa dikatakan maju walaupun pernah mengalami kevakuman, ini terbukti dengan eksisnya kesenian kuda lumping melakukan pementasan di acara-acara hajatan baik di daerah maupun di luar daerah. Upaya pelestarian kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, seniman, serta aparat pemerintah di Desa Banjaranyar yang selalu berpartisipasi dan memberi dukungan di dalam perkembangan kesenian kuda lumping agar tetap eksis di kalangan masyarakat.Kata Kunci: Kuda Lumping dan Kesenian LokalABSTRACTThe guideline of the result could be concluded that the act of Kuda Lumping at Banjaranyar had been started and developed since 2005, but in the trip of that art ever stopped for a while or vacuum at 2008, and it had been started again at 2012 with the mayority of the actor was young people. In the process of developing kuda lumping art could be said that it had a progress altought it ever stopped, it had been proven by the existantial of kuda lumping art to show the performance in any kluds of events or ceremony at the region or in other region. The effort of preserving the kuda lumping art at Banjaranyar was done by all of part of society, artist, and the government at Banjaranyar which always participate and give their support on the developing of kuda lumping art in ought’to be always exist in society.Kata Kunci: Kuda Lumping and Local Arts
PERBANDINGAN FILSAFAT CINA DENGAN FILSAFAT INDIA Sudarto Sudarto
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.198 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1096

Abstract

Salah satu yang menjadi perdebatan beberapa kalangan mengenai filsafat India adalah apakah posisi filsafat India itu bisa dikategorikan sebagai aliran filsafat atau tidak. Ini pun berangkat dari sebagian kalangan, terutama barat ada yang tidak menerima kedatangan pemikiran India itu masuk dalam ranah filsafat. Dikatakan demikian sebab melihat latarbelakang munculnya filsafat ini berlandaskan pada mitos atau ritus keagamaan, sedangkan konsep rasionalitas (logika) tidak ditemukan. Oleh sebab itu, filsafat India dianggap sebagai pemikiran yang hanya berbicara masalah keagamaan atau spritula saja, sementara sistematika filsafatnya tidak menonjol. Hal itu pun dilihat dari sistem ajaran Hindu dan Buddha yang di dalamnya memang banyak bicara terkait kedekatan manusia dengan sang pencipta atau dewa-dewa yang diyakini. Mengamati perkataannya seorang pemikir, Raju mengatakan bahwa filsafat India memiliki metafisika yang sulit dan sangat kompleks, yang seharusnya teori-teori epistimologi dan bahkan metafisika merupakan bagian penting dan esensial filsafat India karena Ia harus menjadi filsafat kehidupan.  Semantara filsafat yang diajarkan dalam pemikirn India itu lebih dekat dengan pandangan hidup (way of live) yang dilaksanakan oleh pengikut pengikutnya.Kata Kunci: Ajaran, Filsafat Cina dan IndiaABSTRACTOne of the debate in some quarters about the Indian philosophy is whether the position of Indian philosophy that could be categorized as a school of philosophy or not. It also departs from some quarters, especially the west there who do not accept the arrival of Indian thought it was in the realm of philosophy. It was said, because the background on the emergence of this philosophy is based on myth or religious rites, while the concept of rationality (logic) can not be found. Therefore, the philosophy of India is considered as a thought which only speaks of religious issues or spritula only, while the systematic philosophy does not stand out. It was seen from the Hindu and Buddhist teachings of the system in which it is a lot of talk related to human closeness to the creator or the gods were believed to be. Viewing his words a thinker, Raju said that India has a metaphysical philosophy that is difficult and very complex, which is supposed theories and even metaphysics epistimologi an important and essential part of Indian philosophy because he must be a philosophy of life. Semantara philosophy taught in pemikirn India was closer to the view of life (way of live) carried out by his followersKeywords: Teachings, philosophy of China and India
DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-AUSTRALIA TAHUN 1945-1995 Yeni Wijayanti
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.051 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.1109

Abstract

Sepanjang sejarah, perjalanan hubungan antara Indonesia-Australia mengalami fluktuasi. Hubungan dimulai dengan keharmonisan pada saat Indonesia merdeka. Australia berperan dalam membantu baik secara moril maupun materil terhadap perjuangan Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan. Namun selanjutnya hubungan antara Indonesia dan Australia hampir selalu bergejolak. Faktor penyebab pasang naik dan surutnya hubungan Indonesia-Australia adalah perbedaan dalam hal pelaksanaan demokrasi dan budaya politik, kebijakan politik luar negeri, adanya kekhawatiran dan persepsi ancaman keamanan, dan kurang kokohnya hubungan ekonomi kedua negara.Kata Kunci: Dinamika, Hubungan Bilateral
EKSISTENSI PASAR WISATA DI LOKASI OBJEK WISATA PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN Yadi Kusmayadi
Jurnal Artefak Vol 3, No 1 (2015): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.271 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i1.1110

Abstract

Penelitian ini membahas tentang proses Perkembangan Pasar Wisata Di Objek Wisata Pangandaran Kabupaten dan dampaknya bagi masyararakat sekitar. Hasil penelitian ini bahwa Dampak perkembangan Pasar Wisata Di Objek Wisata Pangandaran bagi penduduk setempat disimpulkan sebagai berikut: Maraknya warung rmang-remang mulai dari tahun 2003 hingga sekarang justru memberikan image yang tidak baik bagi keberadaan Pasar Wisata. Banyak masyarakat setempat yang berjualan kerajinan, pakaian atau makanan dan minuman yang justru terganggu dengan keberadaan warung remang-remang ini. Image jelek bukan hanya terjadi pada masyarakat atau para pedagang yang ada di lokasi pasar wisata tetapi pada para pengunjung pun menjadi jelek pula. Banyak pengunjung yang enggan berbelanja ke Pasar Wisata karena mereka beranggapan bahwa tempat tersebut kurang baik dan merupakan tempat maksiat. Bukan itu saja, masyarakat setempat yang sengaja ingin berbelanja di Pasar Wisata juga suka menjadi gunjingan. Salah satu contoh konkret, seorang siswa pulang sekolah dengan masih menggunakan seragam sekolah masuk ke Pasar wisata untuk membeli aksesoris, ketika ada orang yang melihat mereka jalan di lokasi pasar wisata mereka menyangka bahwa siswa tersebut sedang “mencari mangsa” atau menganggap mereka sebagai “penjaja cinta”. Akibatnya siswa tersebut dipanggil oleh pihak sekolah karena ada laporan dari masyarakat. Image negatif inilah yang menghancurkan eksistensi para pedagang dan pengrajin yang mencari nafkah di tempat ini. Namun bagi para pemilik dan penghuni warung remang-remang ini adalah lahan usaha yang baik bagi mereka dalam mengais rezeki atau merupakan sumber pendapatan bagi keluarganya. Kontroversi ini sangat sulit diatasi. Satu sisi, keberadaan warung remang-remang yang makin marak dari mulai tahun 2006 membuat para pedagang dan pengrajin merasa dirugikan dengan menurunnya penghasilan mereka. Di sisi lain sebagai daerah wisata tentu hal ini akan terus berkembang. Keberadaan warung remang-remang juga merupakan salah satu daya tarik pengunjung wisata sesuai dengan motivasi mereka untuk sekedar menghilangkan penat. Kata Kunci : Pasar Wisata, Lokasi Objek Wisata Pangandaran.
SITUS MAKAM GARUSELA KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS (Suatu Tinjauan Sejarah tentang Hubungan Garusela dengan Sumedang dalam Penyebaran Agama Islam Abad ke-17) Gunawan, Agus; Septiani, Rika
Jurnal Artefak Vol 2, No 1 (2014): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.056 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i1.1053

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan : 1) Makam Eyang Kyai Haji Putih merupakan makam leluhur Dusun Cisaga Kolot yang berasal dari Sumedang dan termasuk keturunan Prabu Geusan Ulun serta Prabu Geusan Ulun merupakan penguasa Kerajaan Sumedang Larang sekitar tahun 1578 M. Sehingga makam tersebut dikeramatkan di Dusun Cisaga Kolot Desa Mekarmukti Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. 2) Makam Eyang Kyai Haji Putih lebih terkenal dengan sebutan Makam Keramat Garusela karena dalam keseharian Kyai Haji Putih, selain menyebarkan agama Islam, dia juga membuat sela sebagai perlengkapan untuk menunggang kuda. Keterampilannya dalam membuat sela dia dapatkan ketika masih di Sumedang. 3) Susuhunan Geusan Ulun atau yang lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Putih juga mendapat kepercayaan dari Kerajaan Sumedang Larang untuk mengislamkan daerah Kerajaan Galuh, khususnya di wilayah Cisaga. Berbeda dengan para pendahulunya yang menyebarkan agama Islam dengan cara berdagang, menjadi pekerja/pelayan atau pernikahan, Kyai Haji Putih menyebarkan agama Islam dengan perilaku dalam kesehariannya. 4) Proses penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kyai Haji Putih yang berjalan damai dan menggunakan metode yang halus, yaitu menggabungkan budaya yang lama dengan nilai-nilai Islam, menjadikan nilai-nilai Islam ini dapat dengan mudah diserap dan diterima dengan baik oleh masyarakat Dusun Cisaga Kolot. Refleksi dan cara penyampaian yang dilakukan Kyai Haji Putih adalah mengaktualisasikan ajaran agama Islam dengan kehidupan sehari-hari, cara penyampaian yang mudah diterima dan kedekatan Kyai Haji Putih dengan masyarakat Dusun Cisaga Kolot menjadikan poin penting dalam keberhasilan Kyai Haji Putih dalam menyebarkan agama Islam.Kata Kunci: Makam Garusela dan Penyebaran Agama IslamABSTRACTThe results showed: 1) The tomb Grandmother Kyai Haji Putih an ancestral graves Hamlet Cisaga Conservative derived from Sumedang and the descendants of King Geusan King Geusan Ulun Ulun and the ruler of the kingdom of Sumedang Disallow around 1578 AD So the sacred tomb in Hamlet Cisaga Conservative Village Mekarmukti Cisaga District of Ciamis regency. 2) The tomb Grandmother Kyai Haji Putih better known as the Tomb of Sacred Garusela because in everyday Kyai Haji Putih, in addition to spreading Islam, he also makes the sidelines as equipment for horse riding. His skill in making interrupted him get while still in Sumedang. 3) His Majesty Geusan Ulun or better known by the name of Kyai Haji White also won the trust of the kingdom of Sumedang Disallow to Islamize the region Galuh Kingdom, especially in the area Cisaga. Unlike his predecessors who spread Islam by way of trade, labor / waitress or marriage, Kyai Haji Putih spread Islam by the behavior in daily life. 4) The process of the spread of Islam made by Kyai Haji White peaceful and methods are subtle, which combines the old culture with the values of Islam, making the values of Islam can be easily absorbed and well received by the people of Dusun Cisaga conservative. Reflection and methods of delivery are performed Kyai Haji Putih is to actualize the teachings of Islam in daily life, the way that is easily accepted and proximity Kyai Haji Putih community Cisaga Conservative Hamlet makes an important point in the success of Kyai Haji Putih in spreading Islam.Kata Kunci: Garusela tomb and the spread of Islam
TRANSFORMASI KESALIHAN SOSIAL ZAKAT, INFAQ, DAN SHADAQAH MASYARAKAT RANGKASBITUNG PADA TAHUN 1978-2017 Weny Widyawati Bastaman; Siti Sri Suhartini
Jurnal Artefak Vol 6, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.099 KB) | DOI: 10.25157/ja.v6i2.2663

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang adat istiadat yang ada pada masyarakat Dusun Kuta, dan bagaimana peran keluarga dalam mensosialisasikan kepada anggota keluarganya. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif serta penemuan kuantitatif yang mendukung. Selanjutnya data diinterpretasi, sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan dalam proses sosialisasi adat istiadat, keluarga memegang peranan yang amat penting, karena melalaui keluarga inilah anak-anak mengalami proses sosialisasi yang pertama dan mendasari semua proses sosialisasi lebih lanjut. Ibu, bapak mengajari anak-anaknya tentang sikap dan perilaku yang baik menurut adat dan harus dilakukan serta sikap dan perilaku yang tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan adat. Adat istiadat Dusun Kuta yang disosialisasikan itu, antara lain: perilaku dalam hidupan sehari-hari, pekerjaan dalam mencari/mendapatkan nafkah, bentuk dan bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah, syarat dan tatacara penentuan kuncen, larangan-larangan dan keharusan-keharusan yang berkaitan dengan keberadaan tempat-tempat yang dianggap keramat.Zakat, infaq and sadaqah have been known and carried out by Muslims for a long time. Along with the times in managing zakat, infaq and sadaqah experienced changes and developments. The method used in this study is a historical method consisting of topic selection, heuristics, namely; data collection consisting of primary data sources and secondary data sources, verification, namely; historical criticism or the validity of the source by means of internal criticism and external criticism, interpretation of data namely; interpretation of data that has been verified, and historiography, namely; write down the results of the study. The results of this study indicate that in the management of zakat, infaq, and sadaqah there are changes and developments. In the history of its development starting from traditional and now there are institutions that manage zakat, infaq, and sadaqah in a professional manner, in terms of management, which are initially consumptive but now more productive, and changes in social values from the implementation of zakat, infaq and shadaqah (muzakki) can better know the condition of the mustahik (zakat recipients). Whereas institutionally tend to only carry out obligations.
REVITALISASI EPISTEMOLOGIS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: UPAYA MEMINIMALISIR BENCANA SOSIAL Bali Widodo; Egi Nurholis
Jurnal Artefak Vol 6, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.367 KB) | DOI: 10.25157/ja.v6i2.2583

Abstract

Tujuan tulisan ini untuk mengetahui bagaimana peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam meminimalisir terjadinya bencana sosial. Dalam perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, diuraikan secara jelas bahwa negara Indonesia dibangun atas adanya perbedaan suku bangsa, budaya, adat istiadat dan agama. Keberagaman ini rentan untuk terjadinya bencana sosial. Ketegangan sosial dan konflik horisontal serta teror masih acapkali terjadi. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan karakter Pancasila menyiapkan generasi muda menjadi warga negara Pancasilais yang cinta tanah air, mempunyai sikap untuk membela negara dan siap berkorban demi keutuhan bangsa dan negara. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif terhadap realitas yang ada dengan tujuan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah yang alamiah dengan melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial dalam bentuk studi literatur. Dari hasil kajian literatur didapat bahwa revitalisasi epistemologis Pendidikan Kewarganegaraan dapat menguatkan karakter bangsa untuk meminimalisir terjadinya bencana sosial.This paper is intended to find out how is the role of Civic Education in minimizing the social disasters. In the history of Indonesia’s struggle, it is clearly explained that the state of Indonesia is built on the differences in ethnicity, culture, customs and religion. This diversity is vulnerable to social disasters. Terror, social tensions and horizontal conflicts among groups or communities still occur frequently. Civic Education as character education based on Pancasila values prepares young generation to become Pancasilais citizens who love the motherland, have attitudes to defend the country and are ready to sacrifice for the integrity of the nation and state of Indonesia. The research method used is a type of qualitative research that is descriptive towards the existing reality with the purpose of obtaining natural scientific truths by interpreting social phenomenon in the form of literature review. From the results of the literature study it was found that the epistemological revitalization of Civic Education can strengthen the nation's character in order to minimize the social disasters.

Page 8 of 22 | Total Record : 216