cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
LOGOS (Jurnal Filsafat - Teologi)
ISSN : 14125943     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Terbit 2 (dua) kali dalam setahun, Bulan januari dan Bulan Juli oleh Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas . Majalah ini berorientasi pada Nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan ini dimaksudkan sebagai media untuk mengangkat dan mengulas pengalaman manusia dan religius berdasarkan disiplin ilmu filsafat dan teologi serta ilmu-ilmu humaniora yang terkait dengannya.
Arjuna Subject : -
Articles 230 Documents
PENGARUH DOA ROSARIO BAGI PARA DEVOSAN MARIA DI PAROKI SANTA MARIA YANG DIKANDUNG TANPA NODA KATEDRAL MEDAN Donobakti, Yohanes Anjar; Ginting, Repanta; Stanislaus, Surip
LOGOS Vol. 22 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/logos.v22i1.4477

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji sejauhmana pengaruh doa Rosario bagi para devosan Maria kepada keaktifan dalam hidup menggereja. Devosi kepada Maria, salah satunya adalah doa Rosario, bisa dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Doa Rosario merupakan doa yang merenungkan dan mengkontemplasikan seluruh peristiwa karya keselamatan yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus. Ada empat peristiwa yang direnungkan dalam doa Rorasio yaitu peristiwa gembira, sedih, mulia, dan terang. Doa Rosario tidak hanya berhenti pada sebuah doa melainkan menghasilkan buah-buah secara khusus di dalam hidup menggereja. Gereja Paroki Santa Maria Perawan yang Dikandung Tanpa Noda Katedral Medan melihat pentingnya meningkatkan kebiasaan berdoa Rosario di tengah-tengah keluarga, di lingkungan maupun di stasi. Setiap umat beriman yang berdoa Rosario diharapkan mampu menumbuhkan iman kepada Kristus, mampu membangun kebersamaan dalam keluarga dan menumbuhkan semangat hidup menggereja. Gereja Keuskupan Agung Medan mengharapkan agar doa Rosario semakin berkembang dan berbuah dalam kehidupan sehari-hari, dan secara khusus dalam semangat hidup menggereja.
PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEKUDUSAN TERHADAP SIKAP SPIRITUAL MAHASISWA KATOLIK UNDANA KUPANG Abatan, Yofince; Ngongo, Maria Hendritha Lidya; Mbasa, Kletua Nganga; Mamuk, Sofia; Klau, Fransiska
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan artikel adalah untuk menganalisis pengaruh presepsi tentang kesucian terhadap sikap hidup spiritual mahasiswa UNDANA Kupang. Data diambil didasarkan pada adanya dugaan bahwa ketika adanya kesalahpahaman tentang konsep kesucian maka akan berpengaruh pada sikap hidup spiritualnya. Hal ini dialami oleh kebanyakan mahasiswa katolik yang menganggap bahwa kesucian hanya diperuntukkan bagi kaum religious saja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitiatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuestioner, observasi dan dokumentasi. Sampel yang diambil berdasarkan sampel sensus dari 83 mahasiswa katolik. Data dianalisis dengang menggunakan data statistik deskriptif dan inferensial yang mencakup uji validitas, uji reabilitas, normalitas heteroskedastisitas, linearitas dan analisis sederhana. Hasil analisis menunjukan bahwa presepsi mahasiswa tetang kesucian tergolong tinggi (78,20%), begitu juga Sikap spiritual mahasiswa yang tergolong tinggi (79,06%). Ini mencerminkan bahwa konsep kesucian yang benar akan berpengaruh positif terhadap perilaku sikap keagamaan, baik itu dalam kehidupan kampus yang tercermin dalam tanggung jawab akademik maupun pada kehidupan sosial. Penelitian ini diharapakan mampu memberikan pedoman dan pemahaman yang positif tentang konsep kesucian sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan terutama bagi para mahasiswa di kampus.
HARAPAN YANG TIDAK MENGECEWAKAN: Uraian Teologis Ajaran Paus Fransiskus dalam Spes Non Confundit Bulla yang Menandai Yubileum Biasa Tahun 2025 Ara, Alfonsus; Stanislaus, Surip
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perayaan Tahun Yobel 2025 ini, Paus Fransiskus menyatakan kepada kaum beriman, insan peziarah, mengenai pentingnya “harapan.” Memiliki harapan berarti memiliki masa depan. Dasar harapan adalah iman. Iman dan harapan merupakan dua keutamaan yang harus dimiliki oleh setiap pribadi beriman agar bisa menggapai keselamatan dan kebahagiaan dalam dan bersama Yesus Kristus. Dalam diri Yesus yang disalibkan dan bangkit “tergenapi harapan” atas janji-janji Allah bagi semua manusia untuk memperoleh keselamatan dan kemuliaan. Dia adalah Jawaban Tuntas atas semua penderitaan dan persoalan hidup manusia. Dialah jaminan keselamatan bagi semua manusia yang percaya kepada-Nya. Dalam Dia, harapan kristiani tidak akan pernah mengecewakan karena didasarkan pada kepastian bahwa tidak ada sesuatu pun atau seorang pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Harapan sangat penting dalam beriman. Harapan serentak menjadi keutamaan dan kekuatan yang memampukan kita untuk bertahan dalam pencobaan karena harapan dibangun atas dasar iman dan dipupuk oleh perbutan amal kasih. Harapan juga menjadi keutamaan dan kekuatan yang memampukan kita untuk senantiasa berkembang dalam kehidupan.
BELASKASIHAN ALLAH MENGATASI REALITAS KEBERDOSAAN MANUSIA: Refleksi Teologis dan Moralitas Sakramen Tobat Perbowo, Filipus Bimo
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study reflects on the theological and moral significance of the Sacrament of Penance as an expression of God’s mercy in response to the enduring reality of human sinfulness. The main question addressed is: how does the Catholic tradition understand and uphold the Sacrament of Penance as both a personal and communal response to sin in a context marked by moral relativism and diminished awareness of sin? The objective of this paper is to demonstrate that the sacrament is not merely a legal ritual, but a transformative encounter with divine mercy. The method used is theological reflection grounded in Scripture, Magisterium documents, and insights from key theological figures such as Augustine, Thomas Aquinas, Joseph Ratzinger, and Pope Francis. By exploring the dimensions of sin--personal, social, and structural-“this study affirms that genuine conversion is both ethical and relational, requiring personal responsibility and communal restoration. The result shows that the Sacrament of Penance remains essential in forming moral conscience, restoring human dignity, and making God’s redemptive love present in a broken world. Far from being outdated, the sacrament continues to serve as a vital path of healing and reconciliation in the life of the Church today.
CINTA KASIH PASTORAL SEBAGAI FOKUS PEMBINAAN CALON IMAM Situmorang, Sihol; Girsang, Sanjaya Putra
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menjadi imam merupakan panggilan yang luhur dan mulia. Di dalam karunia tersebut terkandung tugas dan tanggung jawab untuk melayani umat Allah. Untuk membentuk calon imam yang berorientasi cinta kasih pastoral bermodelkan kasih kegembalaan Yesus Kristus, Anjuran Apostolik Pastores Dabo Vobis menegaskan pentingnya pembinaan calon imam secara holistik. Pembinaan tidak hanya berfokus dan menitikberatkan aspek intelektual, tetapi juga dan terutama menekankan aspek manusiawi, rohani dan pastoral. Cinta kasih sebagai inti spiritualitas imamat merupakan fondasi utama agar para imam dapat melaksanakan panggilan mereka dengan komitmen dan tanggung jawab yang bersumber dari Yesus, Sang Imam Agung dan Gembala Baik.
LUKAS 1:26-45 SEBAGAI FONDASI TEOLOGI BIBLIS DOA SALAM MARIA Marmidi, Fransiskus Xaverius; Moro, Silvester Rasun; Stanislaus, Surip
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BERSAMA BERTRANSFORMASI MENJADI MANUSIA MENURUT GAMBAR ALLAH Nadeak , Largus; Tinambunan, Laurentius; Moa, Antonius
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia yang dicipta bereksistensi menurut gambar Allah mengandung potensi ciptaan (awal) dan juga mengaktualisasi proses pembetukan baru (transformasi) sepanjang sejarah kemanusiaan. Sejak awal, rencana Allah yaitu kebahagiaan bersama sesama manusia, bersama ciptaan lain, dan bersama Allah tergganggu oleh tindakan berdosa manusia, karena manusia mencedarai kebersamaan dengan mengalienasi sesama manusia, mengeksploitasi ciptaan lain, dan menjauh dari Pencipta. Bersama bertransformasi menjadi manusia menurut gambar Allah sangat relevan disuarakan agar terjadi reformasi hidup secara kontinu. Kenyataan dan proses transformasi manusia dilukiskan dengan baik dalam kiasan Pokok Anggur yang Benar dalam Yohanes 15: 1-8. Transformasi manusia menjadi diri yang terbaik adalah menjadi ciptaan baru sebagaimana direncanakan Tuhan. Kebaruan manusia akan terealisir kalau manusia berada di dalam Tuhan, dan Tuhan berada dalam manusia. Keberadaan insani yang berisi daya ilahi membangunkan kehendak manusia sehingga manusia tetap terjaga dan siap menghadapi perubahan dan bergerak menuruti perintah Yesus, yakni saling mengasihi satu sama lain. Murid Yesus dibentuk menjadi pakar kebersamaan transformatif di zaman aktual. Zaman sekarang berciri globalisasi, kecerdasan artifisial, dan perubahan disruptif. Dalam hal ini, kecerdasan manusia harus mencerminkan Kecerdasan Allah Pencipta segala sesuatu, dengannya manusia secara bersama bahagia mengalami penyelenggaraan-Nya, dan saat manusia menggunakan kecerdasan tersebut Allah dimuliakan.
PARTISIPASI ORANG MUDA KATOLIK PAROKI SANTA BARBARA SAWAH LUNTO PADANG DALAM HIDUP MENGGEREJA Donobakti, Yohanes Anjar; Bani, Alfonsus Garpar; Simanullang, Gonti
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang muda Katolik adalah masa kini dan masa depan Gereja. Orang Muda Katolik adalah putra dan putri Gereja yang harus disapa dan dilibatkan dalam hidup meng-Gereja. Dewasa ini ada banyak orang muda Katolik menghadapi banyak tantangan duniawi yang tidak ringan misalnya individualistik dan hedonistik akibat dari kemajuan teknologi dsan lingkungan yang yang tidak mendukung. Hal tersebut bisa mengakibatkan mereka mengalami krisis iman dan bahkan menjauh diri dari Gereja, Situasi tersebut jelas sangat mempengaruhi kehidupan orang muda Katolik yang merupakan andalan dan harapan bagi penerus Gereja yang sendang berziarah di dunia ini. Gereja telah dan terus menyapa serta merangkul orang muda Katolik melalui dokumen-dokumen Gereja dan kegiatan-kegiatan nyata baik secara international, nasional, dan lokal di keuskupan dan parokinya masing-masing. Orang muda Katolik harus dipersiapkan dan dimampukan untuk ikut berpatisipasi aktif dalam menghidupkan dan mengembangkan Gereja
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI SEBAGAI SALAH SATU WADAH SOSIALISASI SEMANGAT PERSAUDARAAN UNIVERSAL ENSIKLIK FRATELLI TUTTI DI PAROKI MARIA BUNDA PEMBANTU ABADI, BATAM Sitepu, Mitsiebenson; Moa, Antonius; Antono, Yustinus Slamet
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As small faith-based communities, Basic Ecclesial Communities (BECs) play a strategic role in fostering bonds of solidarity, dialogue, and compassion toward others, transcending ethnic, cultural, and religious boundaries, core principles promoted in Fratelli Tutti. In the context of MBPA Parish, BECs function not only as spaces for communal faith gatherings but also as arenas for faith formation and the cultivation of social awareness. The methodology employed in this study combines both library research and fieldwork. Data were collected through literature review involving books, articles, and journals relevant to the research theme, as well as through field interviews conducted. The data were analyzed by interpreting the interview findings in light of the principles and values of universal fraternity as articulated in Fratelli Tutti. The findings reveal that BECs in MBPA Parish serve as both a means of faith formation and a locus for social praxis. Through regular meetings, social outreach, and engagement with the broader community, BECs reinforce values of solidarity, care for the marginalized, and foster spaces for intergroup dialogue. However, the research also identifies several challenges, both internal and external. Internal challenges include the limited realization of dialogue, openness, and shared responsibility among BEC members in daily life. External challenges manifest in societal stigma and negative perceptions toward Catholics by other groups. The study concludes that BECs, when guided by a vision aligned with the spirit of Fratelli Tutti, have the potential to be effective instruments for the socialization of universal fraternity, embodied in dialogue, openness, and shared responsibility. Continuous and consistent socialization processes may ultimately contribute to social transformation toward a more just, peaceful, and fraternal world.
PERDAGANGAN ORANG: KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN Fofid, Elisabet Maria; Peni, Mathildis
LOGOS Vol. 22 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human trafficking constitutes a complex and systemic crime against humanity, involving serious violations of fundamental human rights. This article analyzes the issue through the lens of applied ethics, grounded in the Catholic Church’s social teachings and the principles of liberation theology. Employing an interdisciplinary approach encompassing legal, social, theological, and pastoral dimensions this study identifies structural factors such as poverty, gender inequality, migration, and weak social protection systems as root causes. The Church is positioned as a prophetic actor with a moral responsibility to offer an integral response through education, victim accompaniment, and cross-sector collaboration. Addressing human trafficking requires more than legal-formal measures; it demands a comprehensive ethical strategy to restore human dignity.