cover
Contact Name
Nani Darmayanti
Contact Email
n.darmayanti@unpad.ac.id
Phone
+6282130179000
Journal Mail Official
n.darmayanti@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjara Jalan Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor Kabupaten Sumedan 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Metahumaniora
ISSN : 20854838     EISSN : 26572176     DOI : 10.24198/metahumaniora
Metahumaniora adalah jurnal dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran sejak tahun 2012 dan bertujuan menyebarluaskan pemikiran-pemikiran konseptual maupun hasil riset yang telah dicapai dalam rumpun ilmu humaniora. Fokus dan ruang lingkup Jurnal Metahumaniora adalah kajian dalam rumpun ilmu humaniora, meliputi bidang bahasa (linguistik mikro, linguistik makro, dan linguistik interdisipliner), sastra, filologi, sejarah, dan kajian budaya. Metahumaniora diterbitkan pertama kali pada 10 Februari 2012 dalam versi cetak dengan nomor ISSN 2085-4838. Dan seiring dengan perkembangan sistem teknologi dalam bidang literasi, pada tanggal 12 April 2019 Jurnal Metahumaniora telah menggunakan Online Journal System (OJS) dengan nomor EISSN 2657-2176. Redaksi menerima tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian, dan aplikasi teori, serta ulasan buku. Naskah yang diserahkan harus sesuai dengan fokus dan ruang lingkup jurnal serta sesuai dengan format penulisan yang telah ditetapkan (rujuk format penulisan). Penerbitan Metahumaniora dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu April, September, dan Desember. Meskipun demikian, penerimaan naskah dilakukan sepanjang tahun. Proses penyerahan, penilaian, dan penerbitan naskah seluruhnya dilakukan secara online. Metahumaniora menerapkan proses peer review. Semua artikel yang dikirimkan akan direview secara tertutup (blind review) oleh para mitra bestari. Pada umumnya, setiap artikel akan direview oleh satu sampai dua orang reviewer. Tanggapan dari para reviewer ini akan dijadikan landasan bagi Editor untuk menentukan apakah suatu artikel dapat diterima (accepted), diterima apabila direvisi (accepted with major/minor revision), atau ditolak (rejected).
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022" : 10 Documents clear
KEBERPIHAKAN MEDIA BERITA LOKAL PAPUA DAN NASIONAL TERKAIT PERISTIWA KEKERASAN KIWIROK 13 SEPTEMBER 2021: ANALISIS TRANSITIVITAS Yenny Kurniawati
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.40013

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap ideologi media berita lokal Papua (Jubi.co.id) dan media berita nasional (Kompas.com) terkait pemberitaan kekerasan Kiwirok, Papua yang melibatkan militer OPM dan militer Indonesia yang terjadi pada tanggal 13 September 2021 melalui analisis transitivitas M.A.K Halliday. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data berupa 15 artikel berita dari laman Jubi.co.id dan 15 artikel berita Kompas.com dikumpulkan dalam korpus lalu diolah dengan Antconc untuk membantu pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam proses dalam artikel pemberitaan kekerasan Kiwirok 13 September 2021 di dua media berita, yaitu proses material, verbal, behavioral, mental, relasional, dan eksistensial. Proses material mendominasi artikel pemberitaan dengan frekuensi tertinggi ada di artikel Kompas. Proses material dalam artikel Kompas kebanyakan dipakai untuk menggambarkan secara detail aksi-aksi yang dilakukan oleh aktor utama kekerasan. Ideologi dilihat dari bagaimana keberpihakan media terhadap aktor sosial dalam peristiwa kekerasan. Aktor sosial konflik Papua berdasarkan riset LIPI digolongkan menjadi tiga: pro NKRI, kelompok tengah, dan pro Merdeka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jubi cenderung berpihak kepada kelompok tengah sedangkan Kompas cenderung berpihak kepada kelompok pro NKRI.
PROSES MORFOFONOLOGIS VERBA IMPERATIF PADA TUTURAN LISAN ANIME ORANGE Fahri Delfariyadi; Riza Lupi Ardiati; Nandang Rachmat
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.41459

Abstract

Ketika bertutur kata, tuturan yang dihasilkan dapat berbeda dengan aturan kebahasaan, baik secara struktur bahasa atau pun pembentukan kata. Akibatnya adalah terbentuknya variasi kata baru. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi proses morfofonologis verba bahasa Jepang, spesifiknya verba imperatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik catat pada tahapan pengumpulan data. Sumber data penelitian ini adalah anime Orange. Adapun temuan dari penelitian ini adalah ditemukannya dua proses morfofonologis pada verba kategori perintah dan larangan. Proses morfofonologis pada kategori perintah adalah penghilangan bunyi vokal [i] dan sebagian dari sufiks nasai. Namun, proses morfofonologis yang terjadi pada kategori larangan adalah nasalisasi. Implikasi lain yang ditemukan adalah adanya fenomena pengurangan bunyi pada kategori perintah dan pengaruh lingkungan fonologis pada kategori larangan dan terjadi pengurangan mora pada verba.
Cianjur Katalanjuran: R.A. Tjitjih Wiarsih (1901-1964) dan Tafsiran Uga Bandung di Cianjur Muhamad Alnoza; Sita Hidayah
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.42003

Abstract

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ramalan Uga Bandung sebagai memori kolektif Priangan terhadap penarasian sejarah tutur tokoh pergerakan perempuan di Cianjur yang bernama R.A. Tjitjih Wiarsih. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Di mana proses pengumpulan data dilaksanakan dengan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam pada beberapa subjek penelitian. Subjek penelitian di batasi hanya pada beberapa tokoh ahli waris dan orang di luar ahli waris R.A. Tjitjih Wiarsih yang pernah hidup bersama dengan tokoh tersebut. Berdasarkan penelitian yang saya tempatkan, Uga Bandung menempatkan narasi sejarah tutur R.A. Tjitjih Wiarsih sebagai validasi ramalan tersebut, melalui penegasian penggambaran tokoh tersebut dengan masyarakat sezamannya.  
TRANSFORMASI TOKOH PEACHUM DARI DRAMA THE BEGGAR’S OPERA KARYA JOHN GAY KE DRAMA DIE DREIGROSCHENOPER KARYA BERTOLT BRECHT Isti Haryati
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.41211

Abstract

Tranformasi tokoh bisa terjadi ketika sebuah karya diresepsi oleh karya lain. Drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht merupakan karya resepsi dari drama The Beggar’s Opera karya Jogn Gay yang tokoh utamanya, yakni Peachum mengalami tranformasi. Artikel ini membahas transformasi tokoh Peachum dari drama The Beggar’s Opera karya John Gay ke dalam drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht. Studi ini mengaplikasikan teori resepsi hans Robert Jauss. Data penelitian ini berupa Hauptext dalam bentuk dialog dan monolog, serta Nebentext dalam drama The Beggar’s Opera dan Die Dreigroschenoper, serta data-data lain yang memuat informasi mengenai bagaimana trasformasi peran tokoh Peachum drama Die Dreigroschenoper. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks drama berjudul Die Drei Groschenoper karya Bertolt Brecht, dan teks drama The Beggar’s Opera karya John Gay. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Peachum dalam drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht mengalami transformasi peran dan karakter. Transformasi peran dan karakter Peachum dari drama The Beggar’s Opera karya Gay dan ke tokoh Peachum dalam drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht disebabkan karena pengaruh horison harapan yang dipunyai oleh Brecht. Transformasi peran dan karakter yang terjadi dari resepsi karya tersebut berlatar ideologis. Idiologi marxisme yang dianut oleh Brecht menyebabkan Brecht menciptakan tokoh Peachum yang berbeda dan mementingkan materi (kapital) di atas segala-galanya.
MUSLIM PADA MASA AWAL KESULTANAN ISLAM CIREBON DALAM BERITA CHINA KLENTENG TALANG VERSI KOLONIAL Widyo Nugrahanto; Kunto Sofianto; Ade Kosasih; Dade Mahzuni
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.41029

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan para pemeluk Agama Islam atau muslim yang pertama berada di Cirebon Jawa Barat. Dalam hal ini, penelitian ini menjawab pertanyaan siapakah para muslim pertama yang berada di Cirebon Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah Metode Sejarah yang terdiri dari Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Selain itu juga menganalisis teks dalam Berita China Klenteng Talang Versi Kolonial dengan metode interteks pada teks-teks Berita China Klenteng Talang Versi Kolonial ini. Hasil penelitian ini adalah bahwa muslim yang pertama kali berada di Cirebon atau Jawa Barat adalah orang-orang Tionghoa Muslim. Mereka ini berada di Cirebon setelah pelayaran Cheng Ho ke Nusantara. Setelah pelayaran Cheng Ho berdiri tiga kampung pemukiman orang Tionghoa yaitu Talang, Sarindil dan Sembung. Tionghoa Muslim itu pula yang ikut membantu Sunan Gunung Jati mendirikan Kesultanan Islam Cirebon dan menyebarkan Agama Islam ke daerah Galuh di pedalaman Jawa Barat. Tokoh-tokoh utama Tionghoa Muslim yang hidup ketika itu adalah Tan Eng Hoat, Koeng Woe Ping, Tan Sam Tjai dan Koeng Sem Pak.
TWITTER, PLEASE DO YOUR MAGIC: AMPLIFIKASI EMPATI DI MEDIA SOSIAL Anandani Difratia Prihabida; Shuri Mariasih Gietty Tambunan
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.39054

Abstract

Frasa kunci “Twitter, please do your magic” yang masif digunakan di Indonesia untuk saling menolong masuk dalam tren percakapan yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana keterlibatan perasaan yang sama (shared emotion) di balik aksi saling menolong dalam produksi cuitan dengan frasa kunci “Twitter, please do your magic” memicu budaya partisipasi dan membentuk aktivisme digital. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual untuk melihat tingkat engagement (pelibatan), yaitu jumlah retwit, suka, dan balasan serta konten pada cuitan dengan frasa kunci tersebut. Korpus penelitian dibatasi pada tiga akun Twitter yang masuk kategori popular dengan tingkat pelibatan yang tinggi: @elsyandria, @Rumbunisme, dan @naoctua. Temuan penelitian menunjukkan bahwa frasa kunci “Twitter, please do your magic” dalam cuitan akun @elsyandria, @Rumbunisme, dan @naoctua mengaktivasi reflex dan moral emotions dan memicu budaya partisipasi dalam bentuk keterlibatan para pengguna Twitter lainnya. Melalui proses tersebut, aktivisme digital berbasis empati pun tercipta ketika ketiga akun sebagai opinion leader/penggagas memobilisasi massa yang ditunjukkan melalui bagaimana para pengguna Twitter melakukan aksi kolektif untuk memenuhi tujuan dari cuitan dengan frasa kunci “Twitter, please do your magic” yang diproduksi.
Bentuk dan Perilaku Sintaktis Partisipel Aktif Bahasa Arab Muhammad Zulfi; Fouad Larhzizer
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.41450

Abstract

Artikel ini mengkaji dan menjelaskan partisipel aktif dalam bahasa Arab berdasarkan bentuk dan perilaku sintaktisnya saat berdistribusi di dalam kalimat. Kajian mengenai bentuk dan perilaku sintaktisnya partispel aktif bahasa Arab pada penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi dan membedakannya dari kategori fungsional lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode agih dengan menggunakan teknik dasar bagi unsur langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipel aktif bahasa Arab memiliki dua belas pola bentukkan kata yang distingtif. Pola bentukan partisipel aktif tersebut diantaranya ialah pola (wazan) فاعل /fäʕilun/, مفعل /mufʕilun/, مفعل /mufaʕʕilun/, مفاعل /mufäʕilun/, متفعل /mutafaʕʕilun/, متفاعل /mutafäʕilun/, منفعل /munfaʕilun/, مفتعل /muftaʕilun/, مستفعل /mustafʕilun/, مفعلل /mufaʕlilun/, متفعلل /mutafaʕlilun/, dan مفعلل /mufʕalillun/.Partisipel aktif bahasa Arab dapat mengisi beberapa fungsi kalimat dan bertranposisi menjadi beberapa kategori kata. Berdasarkan fungsi yang diisinya partisipel aktif bahasa Arab dapat digunakan sebagai ajektiva, nomina, dan verba.
VERB FORMS OF ENGLISH AND SIKKA KROWE LANGUAGE: A CONTRASTIVE ANALYSIS Estiana Jere; Rikardus Nasa
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.38718

Abstract

This research was aimed at finding and describing about English and Sikka Krowe language verb forms, the similarities and differences of both language verb forms, the implications of the similarities and differences of English and Sikka Krowe language verbs in teaching English in EFL setting. This research was classified as a qualitative study. The techniques of data collection used in this research were interview and study document. The result of the research showed that both English and Sikka Krowe language verbs changed based on subjects. There are some verbs which do not change. The difference was that Sikka Krowe language verbs did not have any grammatical tense as in English. Each subject has its own verb form which is used for all times. English have six basic verb forms namely base, to infinitive, present, past, present participle and pas participle whereas Sikka Krowe language only has base forms which different for each subject. Since the difference of both language is caused by the grammatical tense of the verbs, the recommended methods which could be applied are grammar translation method and community language learning.
SIKAP BERBAHASA DAN PERAN GENERASI MILENIAL TERHADAP PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA DI KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT Wagiati Wagiati; Nani Darmayanti; Duddy Zein
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.38650

Abstract

Generasi milenial dan kondisi kebahasaan merupakan dua hal yang berkelindan yang penting untuk dikaji. Sebagai bagian integral masyarakat tutur Sunda, generasi milenal di Kabupaten Ciamis memiliki peranan penting dalam upaya pemertahanan bahasa Sunda. Penelitian ini mengkaji sikap bahasa dan peranan generasi milenial dalam upaya pemertahanan bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini, digunakan metode campuran kualitatif-deskriptif dan kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan metode cakap dengan teknik cakap terarah, pertanyaan langsung, pertanyaan taklangsung, pemancingan jawaban, dan pertanyaan untuk mendapatkan jawaban berganda. Dari hasil penelitian, ditunjukkan bahwa dalam praktik berbahasa di Kabupaten Ciamis, generasi milenial masih tetap menempatkan bahasa Sunda sebagai alat komunikasi di setiap ranahnya dengan intensitas yang bervariasi. Sikap pemertahanan bahasa Sunda oleh kalangan milenial di Kabupaten Ciamis, ProvinsiJawa Barat sejauh ini dapat dikategorikan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa Sunda di kalangan milenial di Kabupaten Ciamis, masih menunjukkan eksistensinya, khususnya pada ranah kekeluargaan, kekariban, dan ketetanggaan.
TIMBANGAN AUTENTISITAS SYAIR IKTIRAF SEBAGAI KARYA ABU NAWAS SETELAH INSAF Ahmad Kevin Ridho Al-Khudri
Metahumaniora Vol 12, No 3 (2022): METAHUMANIORA, DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v12i3.33519

Abstract

Syair Iktiraf atau al-I`tirāf merupakan karya masyhur yang disematkan kepada Abu Nawas. Akan tetapi, penyematan tersebut nyatanya sangat sulit ditemukan kebenarannya dalam catatan sejarah dan kesusastraan Arab. Penelitian ini mencoba memetakan autentisitas syair Iktiraf sebagai karya Abu Nawas dengan menggunakan pendekatan ekspresif yang dikombinasikan dengan metode sejarah. Pendekatan ekspresif yang dimaksud mengacu pada teori Abrams (1971) yang menganggap karya sastra sebagai ekspresi perasaan, pikiran, dan pengalaman pengarangnya. Dengan pendekatan ini, karya sastra merujuk pada riwayat hidup penulisnya sehingga dapat diketahui latar belakang penulisan karya tersebut. Untuk itu, metode sejarah dibutuhkan sebagai bentuk tindak lanjut yang bertugas memverifikasi kecocokan data dari pendekatan ekspresif sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah bukti bahwa Abu Nawas tidak pernah menulis syair Iktiraf. Sekali pun ekspresi perasaan dan pikiran yang ada dalam syair tersebut terkesan sejalan dengan pengalaman hidup Abu Nawas, tetapi sejumlah buku sejarah justru memuat syair lain yang lebih autentik dan sama sekali tidak pernah menyinggung syair Iktiraf dalam buku-buku biografi Abu Nawas. Di sisi lain, tidak adanya syair Iktiraf dalam buku-buku biografi Abu Nawas berbanding terbalik dengan buku-buku fikih mazhab Syafei yang memuat syair tersebut sebagai salah satu amalan di hari Jumat.

Page 1 of 1 | Total Record : 10