Articles
146 Documents
Pendidikan Moral Terhadap Perilaku Anak Didik SMA Negeri 1 Kediri Lombok Barat
Zainudin Zainudin
Tarbawi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v4i2.231
Pendidikan dan pengajaran sebenarnya suatu upaya membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk meningkatkan kualitas perilakunya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Jadi secara implicit pendidikan itu telah bermuatan untuk menanamkan kesadaran terhadap semua nilai-nilai kebaikan dan keburukan, sehingga diharapkan para lulusannya meningkatkan perilaku baiknya dari waktu ke waktu dan perilaku buruk berkurang sebanyak mungkin, jika tidak dapat dihapuskan sama sekali. Oleh karena itu di dunia ini masalah baik dan buruk itu tetap ada, dan manusia memang tidak sempurna seratus persen, artinya manusia memang memiliki kelebihan-kelebihan, tetapi juga tidak luput dari kelemahan-kelemahan. Oleh karenya selalu ada kemungkinan berbuat salah atau tidak baik, terlebih lagi dengan derasnya arus globalisasi tentulah akan membawa banyak pengaruh, baik pengaruh yang baik maupun pengaruh yang buruk, maka kemampuan memilih hal-hal yang baik perlu ditingkatkan terus menerus. Ada Beberapa pendidikan moral pada kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam di SMA Negeri 1 kediri Lombok Barat, dapat diketahui bahwa dalam melakukan internalisasi nilai-nilai moral peserta didik di SMA Negeri 1 kediri Lombok Barat,dilakukan melalui 4 (empat) tahap yaitu: 1) tahap pemberian pengetahuan, 2) tahap memahami, 3) tahap pembiasaan, dan 4) tahap transinternalisasi
Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa MTs Mualimat Melalui Modifikasi Metode Demonstrasi Dan Reading Aloud
Muhammad Imanuddin
Tarbawi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v4i2.233
Pembelajaran shalat fardhu dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud ini merupakan inovasi baru yang dilakukan di sekolah ini. Karena biasanya hanya disampaikan dengan metode ceramah. Akhirnya hasil belajar siswa kurang optimal.Kemudian diterapkannya kedua modifikasi metode ini, membuat pembelajaran semakin menarik. Kedua metode ini membuat siswa dalam pembelajaran ikut aktif dan tidak sekedar mengikuti pembelajaran. Sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk tidak fokus terhadap proses pembelajaran. Dengan melihat demonstrasi shalat, siswa dengan melihat secara langsung urutan dan cara yang benar dalam melakukan shalat.Baik dalam melakukan gerakannya ataupun dalam membacakan bacaan-bacaan yang ada dalam shalat. Karena shalat bukan sekedar gerakan saja, maka bacaannya harus dibacakan dengan benar.
Dinamika Dan Problematika Pendidikan Agama Masyarakat Minoritas Islam Wetu Telu Di Lombok Nusa Tenggara Barat
Muh. Sya’rani;
Muh. Zakaria
Tarbawi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v4i2.234
Tulisan ini berawal dari permasalahan Seperti apa kondisi dan problematika pendidikan masyarakat Islam Wetu Telu sebagai minoritas di Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat; Dan pola pendidikan masyarakat Islam Wetu Telu sebagai minoritas dalam mewariskan sistem kepercayaan mereka di Bayan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Teori Fenomenologi Alfred Schutz yakni untuk memahami kesadaran itu dengan konsep intersubyektif. Interpretasi Simbolik Clifford Geertz berpandangan bahwa dapat melihat pemaknaan di balik simbol-simbol tradisi keberagamaan secara mendalam dan Indeginius Learning pandangan Ki Hajar Dewantoro dan HAR Tilaar, hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan anak manusia yaitu menyadari manusia yang merdeka, maka dari itu bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Hasil penelitian ini terdapat beberapa temuan dilapangan berupa bentuk tradisi masyarakat wetu telu sebagai fennomena dan simbol dalam mengajarkan generasi dan pengenalan mansuia secara luas. Dan terdapat pembelajaran sepanjang hayat berupa lestarinya bduaya wetu telu sampai saat ini dan eksisnya sebagai wadah pembelajaran yakni pembelajaran dalam keluarga,masyarakat dan cultur-budaya. Namun kesemuanya itu tidak terlepas dari beberapa problem dalam pendidikan wetu telu, yakni sebagai masyarakat minoritas ruang gerak hanya terbatas dan kurangnya akses pendidikan dalam menjawab tantangan moderen/global
Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Gambar Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar
Baiq Halimatuz Zuhrotul Aini
Tarbawi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v4i2.235
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Gambar Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Gugus 1 Kecamatan Suralaga. Rancangan penelitian menggunakan Post-Test Only Control Group Design Populasi dalam penelitian siwa kelas IV Gugus Satu Kecamatan Suralaga. Untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa, digunakan tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda, dan motivasi belajar menggunakan kuesioner. Teknik analisis data mengunakan MANOVA. Hasil penelitian menunjukan : (1) Terdapat perbedaan motivasi belajar antara kelompok siswa yang mengikuti Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F= 0,893, p <0,05). (2) Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F= 0,749, p <0,05). (3) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar dan motivasi belajar antara kelompok siswa yang mengikuti Model Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F= 0,325, p <0,05).
Education Of Life dalam Fenomena Perkawinan Suku Sasak
Muhamad Yusuf Al-Hamdani
Tarbawi Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v4i2.236
One of a series in the customs marriage the community of sasak pengembur village is merarik, that is an agreement between men and women to marry. In the tradition of marriage nobleman a girl brought run first from power their parents before a wedding procession according to tradition and religion be held. Away referred to as the beginning of the act of implementing the marriage. Thus, marriage to the community of sasak more popular with the term sasak called “merarik”. In conception culture merarik, merarik provide opportunities for men and women to determine a spouse. This study aims to reveal the aristocratic tradition of marriage gender perspective, with a focus on : (1) the tradition of marriage nobility (2) gender equity in the tradition of marriage nobility (3) gender inequality in the tradition of aristocratic marriage, which is performed in the Pengembur village. This study adopted qualitative approaches kind of fenomenologis. Technique data collection was carried out by interviews, participatory observation, and documentation. Technique data analysis covering reduction data, presentation of data and the withdrawal of conclusion. Checking the validity of data was undertaken by means of extra participation researchers, technique triangulation, discussion companion, checking members. The results showed that (1) the tradition of marriage conducted in the Pengembur village is by way of a girl running from the power of parents in terms Sasak called merarik (2) gender equity in the tradition of marriage nobility there are no symptoms of discrimination on their voting rights in determining couples to marry because, the concept of culture merarik provide equal opportunities between women and men. (3) gender inequality in the tradition of aristocratic marriage discrimination is symptomatic that when aristocratic women married to men not noble, then the woman would be in waste that puts on marginal and subordinate position.
The Use Of Video To Improve The Speaking Skill Of The First Semester Students Of Pgmi Program Of Hamzanwadi Islamic Institute (Iaih) NW AT Pancor
syamsul rizal;
Azhari Fathurrohman
Tarbawi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v5i1.256
The teaching of English as a Foreign Language (EFL) speaking is necessary for university students to have basic skills of oral communication. Using teaching media in the teaching of EFL speaking might be beneficial to help students improve their speaking skills. As teaching media, video can offer audio and visual model of target language as complete stimuli. The aim of this research was to investigate the use of video as teaching media to improve the speaking skill of the first semester students of PGMI program of IAIH NW at Pancor. Based on the data of preliminary study, it was found that the students encountered many problems in their speaking class such as; the students had low motivation and reticence to speak, poor grammar and vocabulary, and had some errors in pronunciation. With regard to the problem, this classroom action research was conducted to solve those problems occurring in the speaking class. This research was a collaborative action research in which a collaborator assisted the researcher to collect the data using speaking scoring rubric, questionnaire and field notes. This research was conducted in two cycles focusing on the improvement of the students’ speaking performance and their positive attitude to the implementation of the use of video as teaching media in the speaking class. After the implementation of the use of video as teaching media in the speaking class for two cycles, it revealed that the use of video could improve the students’ speaking performance and give them positive attitude to the implementation activities. The findings showed that the average score of the students’ speaking performance could achieve 85.11 from the determined score 75. In addition, it was also found that 84.13 % of the students had positive attitude to the implementation of the use of video in the speaking class. The implementation of the use of video as teaching media in speaking class can cover a procedure of three main phases: The first phase is pre-viewing, the second phase is whilst-viewing, and the third phase is post-viewing. Based on the findings, it is concluded that the use of video as teaching media can be one of the solutions to improve not only the students’ speaking skills but also the their’ positive attitude in the teaching of speaking. Therefore, English teachers are suggested to use the video as teaching media to teach their students in speaking class and it is also possible to teach other language skills or components.
Profil Tunarungu Penyandang Gelar Uni Duta Wisata Kota Padang Panjang Tahun 2018
Nurul Nafisah;
Asep Ahmad Sopandi
Tarbawi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v5i1.268
Penelitian ini didasarkan pada hasil temuan lapangan berupa hadirnya seorang penyandang tunarungu pada ajang pemilihan uda uni duta wisata kota padang panjang yang dilaksanakan tahun 2018. Ia yang menjadi salah satu duta wisata terpilih dengan gelar penghargaan special achievment. berdasarkan temuan di lapangan, diperoleh fakta bahwasanya subjek merupakan penyandang disabilitas pertama se kota padang panjang, dan bahkan yang pertama se provinsi sumatera barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaahui seluk beluk perjalanan subjek dalam meraih gelar tersebut pada ajang pemilihan uda uni duta wisata kota padang panjang tahun 2018. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif guna mengungkap secara mendalam profil dari duta wisata penyandang tunarungu . sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui observasi terusterang, observasi tersamar, dan observasi tidak terstruktur, study dokumentasi, dan wawancara dengan rekan-rekan terdekat subjek, rekan-rekan sesama duta wisata, juga pihak dinas terkait. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan profil dari seorang tunarungu yang menyandang gelar sebagai duta wisata yaitu riwayat pendidikan, aspek 3B (brain, beauty, behavior) yang ada dalam diri tunarungu I, tahapan yang ia lalui dan kendala yang ia hadapi selama berkompetisi dalam ajang pemilihan Uda Uni Duta Wisata Kota Padang Panjang Tahun 2018 dan cara tunarungu I mengatasi kendala yang ia temui dalam kompetisi tersebut.
Upaya Meningkatkan Keterampilan Membedakan Toilet Pria dan Toilet Wanita Melalui Media Kartu Gambar di SLB Amanah Bunda Sitapung Ampek Angkek
Gina Hapsari;
Kasiyati Kasiyati
Tarbawi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v5i1.269
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam membedakan toilet laki-laki dan toilet perempuan yang dilakukan melalui media kartu gambar. Penelitian dilaksanakan selama 13 kali. Metode yang digunakan penelitian Single Subject Research (SSR) bentuk A-B-A. Kondisi baseline (A1) dilakukan empat kali. Kondisi intervensi (B) merupakan kondisi setelah diberikan perlakuan dilakukan sebanyak enam kali. Sedangkan kondisi baseline (A2) merupakan pemberhentian perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pengamatan. Analisis grafik visual sangat diperlukan salam teknik analisis data. Persentase overlap diperoleh pada kondisi A1-B yaitu 0% sedangkan persentase overlap yang diperoleh pada kondisi A2-B yaitu 50%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dalam meningkatkan keterampilan untuk membedakan toilet laki-laki dan toilet perempuan efektif menggunakan media kartu gambar. This study aims to improve children's skills in distinguishing male toilets and female toilets which are carried out through self-drawing cards. This research was conducted 13 times observation. This research method uses a Single Subject Research (SSR) type of study with A-B-A design. Baseline condition (A1) is the initial capability before it is given as many as four observations. The intervention condition (B) is a condition given after six examinations have been carried out. While the baseline condition (A2) is a dismissal carried out three times. Data analysis techniques using visual graph analysis. The percentage of overlap obtained at condition A1 / B is 0% while the percentage of overlap obtained at condition A2 / B is 50%. Based on the results of this study, the image card media is effective in improving the skills of calculating male and female toilets
Efektivitas Metode Proyek Dalam Meningktakan Keterampilan Vokasional Membuat Kopi Dari Biji Pepaya Bagi Anak Tunarungu Kelas X Di SLB YPPLB Padang
siti fahirah;
Kasiyati Kasiyati
Tarbawi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v5i1.271
This research is motivated by the problem of skills that exist in the YPPLB Extraordinary School Padang. Learning there only teaches sewing skills with the help of teachers and make a variety of skills from used goods and there is no emergence of student motivation because of the way to teach assignments and lecture methods. There are also culinary skills or cooking skills that only teach how to make cakes while making coffee from papaya seeds has never been applied. Based on the researchers' observations there were five deaf students in one class, including four girls and one class X male at the high school level. This research aims to improve vocational skills in making coffee from papaya seeds through the project method. The research method used is pre-experimental design with the type of one group pretest-posttest design. That the research was carried out in several stages namely, the first step of giving initial tests to determine the ability of children. Then given the intervention through the project method. After that it is tested again to see the child's ability after the intervention. Processed data obtained an average of 30.60 in the pre-test and post-test 82.80 using the Wilcoxon sign rank test. The rank test between the pre-test and post-test is 20.23 with Asymp. Sig (2-tailed). Probability that has been set is α = 0.05. Ha is accepted because the probability
Menakar Kembali Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Menangkal Tuduhan Faham Radikalisme Kepada Umat Islam
ulyan nasri
Tarbawi Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37216/tarbawi.v5i1.272
Istilah radikalisme sudah menjadi istilah yang familer dilekatkan pada suatu kelompok dalam Islam. Indikator-indikator untuk menyebut kelompok dalam Islam radikalisme di antaranya adalah terorisme, anarkis, pemberontak dan ekstrim. Salah satu penyebab terjebaknya oknum kepada prilaku radikalisme yaitu pemahaman agama yang parsial dan cenderung kepada sifat fanatisme. Sifat inilah yang kemudian mengakibatkan rasa superioritas atas pemeluk agama lain. Gagal faham tentang konsep jihad dalam agama menjadikan seseorang mengambil jalan pintas yaitu dengan menebar teror kepada orang-orang yang justru tidak bersalah. konsekuensi logis dari interpretasi ini adalah penyandingan terorisme sebagai buah dari radikalisme. Hipotesa ini adalah sesuatu yang wajar, mengingat berbagai aktivitas teror di berbagai belahan dunia senantiasa mengatasnamakan jihad yang dilakukan umat Islam sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Hal ini menimbulkan berbagai gejolak yang tanpa disadari tidak hanya berimplikasi pada menurunnya stabilitas nasional, tapi bahkan menyulut respon negatif dari berbagai belahan dunia. Oleh karena itu diperlukan adanya pemahaman inklusif terhadap agama sehingga pemeluk agama menyadari bahwa pluralitas adalah sebuah keniscayaan. Melihat permasalahan tersebut, perlu ada penguatan dan penegasan kembali tentang originalitas ajaran Islam yang mengandung nilai-nilai humanis-pluralistik dan toleran. Maka, peran yang sangat strategis dalam hal ini adalah materi pendidikan agama Islam harus mampu merekonstruksi materi-materi yang yang relevan untuk menangkal tuduhan tersebut. Pada titik inilah fokus kajian dalam artikel ini yaitu berusaha menakar kembali materi-materi pendidikan agama Islam yang cenderung bernilai humanis-pluralis dan toleran untuk menangkal tuduhan radikalisme pada agama Islam.