cover
Contact Name
suhartini
Contact Email
tiensahmad1@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
direktorat@poltekkesbanten.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan)
ISSN : 23561718     EISSN : 26852195     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal ini menggambarkan Media informasi kesehatan scopenya meliputi; keperawatan, kebidanan, analis kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (HDK) DI DESA BOJONGLELES PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK TAHUN 2015 Suhartini Suhartini; Ahmad Ahmad
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 2 (2015): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.133 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i2.117

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang kerapkali muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 persen kehamilan. Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/ kesakitan pada ibu Selain itu, hipertensi pada kehamilan juga masih merupakan sumber utama penyebab kematian pada ibu. Hipertensi Dalam Kehamilan/ Preeklamsia terjadi pada kurang lebih 5% dari seluruh kehamilan. Di desa Bojongleles tahun 2014 kejadian Hipertensi pada ibu hamil ditemukan sebanyak 7 % lebih tinggi dari prediksi . Kejadian hipertensi pada kehamilan dimungkinkan terjadi karna kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang penyakit hipertensi pada kehamilan. Metodelogi penelitian ini menggunakan desain crossectional populasi penelitianini adalah seluruh ibu hamil yang terdata di desa Bojongleles wilayah kerja puskesmas Mandala berjumlah 60 orang. Sampel penelitian setelah seleksi dengan menggunakan kriteria insklusi danekslusi didapatkan sampel berjumlah 40 orang responden, tehnik sampling menggunakan Acidental sampling. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan sejak pertengahan Mei s/d Juli 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil berpengetahuan kurang (65%), sebagian besar ibu berusia ≤20>35 tahun (67,5%), berpendidikan ≤ SLTP kebawah (57,5%) sebagian besar ibu tidak bekerja (60 %), Ibu hamil Risti (42,5%), ANC ≤2 kali (52,5%), Riwayat Hipertensi. (25%), Tidak terpapar informasi (55%) . Ada hubungan antara usia ibu dengan pengetahuan (OR 19), ada hubungan antara antara pendidikan ibu dengan pengetahuan (OR,25), ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan tentang HDK (OR,33), ada hubungan antara riwayat ANC dengan pengetahuan tentang HDK. ada hubungan antara keterpaparan informasi dengan HDK (OR 54%), Tidak ada hubungan antara Gravida, Riwayat hipertensi dengan pengetahuan ibu hamil tentang HDK Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian terdapat hubungan antara usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu , riwayat ANC, keterpaparan informasi dengan pengetahuan tentang HDK, sedangkan gravida dan riwayat hipertensi tidak berhubungan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan pengetahuan Ibu hamil tentang HDK perlu menyermati faktor-faktor tersebut.Untuk puskesmas dan Bidan desa di wilayah kerja puskesmas diharapkan dapat menyampaikan informasi tentang HDK di wilayah kerjanya melalui berbagai media baik secara formal maupun non formal, baik media elektronik maupun non elektronik.
PENGARUH KOPING ADAPTIF DAN MAL ADAPTIF TERHADAP DISMENOREA PADA MAHASISWI D III KEPERAWATAN, JAKARTA, TAHUN 2014 Yuli Mulyani; Sri Maryani; Ermawati Ermawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 2 (2015): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.889 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i2.118

Abstract

Angka kejadian dismenore berkisar 45-95 persen. Wanita yang mengalami dismenore sampai parah dapat mencapai 15 %. Dismenore merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia. Dismenore primer dialami oleh 60-75 % wanita muda. Dari tiga perempat jumlah wanita tersebut mengalami dismenore dengan intensitas ringan atau sedang. Sedangkan seperempat bagiannya mengalami dismenore intensitas berat dan terkadang membuat penderitanya tidak dapat menahan rasa nyeri yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi pengaruh koping adaptif dan mal adaptif terhadap dismenore. Disain penelitian adalah deskripif dengan pendekatan Cross sectional, lokasi penelitian di Prodi D III Keperawatan. Pengambilan sampel dengan purposive sampling, jumlah sampel 71 responden.. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berusia 19 tahun 62,5%, menstruasi pertama kali usia 13 tahun sebanyak 34,7%, mengalami dismenore 84,7%, dengan skala nyeri sedang 73,6%, lokasi nyeri terbanyak adalah nyeri perut 86,7%, Sedangkan koping adaptif terbanyak adalah mengeluh ke teman/ orang tua 66,7%, dan koping mal adaptif marah-marah 40%. Dengan uji statistik Chi square, didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna atau terdapat pengaruh koping mal adaptif (marah-marah) dan koping menangis terhadap sakit kepala pada saat menstruasi dengan p value 0,002 dan 0,021 dengan nilai OR = 17,5 dan 7,656. Terdapat hubugan antara koping mal adaptif terhadap dismenore.
AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF PERASAN DAUN BINAHONG PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Budi Siswanto; Ranti Dwi Astriani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 2 (2015): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.705 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i2.120

Abstract

Pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai obat tradisional mulai dikembangkan. Hal ini disebabkan masyarakat menyadari efek samping yang ditimbulkan dari obat-obat sintetik lebih besar dibandingkan dengan obat-obat yang terbuat sari alam, selain itu juga harganya yang terjangkau, mudah dibuat dan mudah juga diperolehnya (Wijayakusuma, dkk, 1996). Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral dalam bentuk sediaan sarian atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan empiris (heyne, 1987), Meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai kegunaan tumbuhan herbal, maka banyak masyarakat yang beralih memanfaatkan tumbuhan herbal sebagai bahan pengobatan alternatif. Binahong ( Andredera cordifolia (Ten.) Steenis, merupakan salah satu tumbuhan herbal yang memiliki khasiat sebagai tanaman bahan obat yang digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak merugikan bagi tubuh. Binahong berasal dari dataran China dengan nama asalnya adalah Dheng san chi. Uniknya, hampir semua bagian dari tanaman ini dapat digunakan sebagai obat. Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan Aktivitas kadar AST dan ALT serum darah hewan coba yang diinduksi paracetamol dapat dihambat oleh ekstrak daun binahong, karena daun binahong mempunyai kemampuan untuk melindungi kerusakan hepar hewan coba tikus putih, kerusakan hepar secara akut dapat terlihat dari adanya peningkatan kadar ALT lebih tinggi daripada kadar AST, sedangkan pada kerusakan hepar yang bersifat kronis kadar AST lebih tinggi dari ALT. Saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis ekstrak yang optimum dan jangka waktu penelitian lebih lama, selain itu perlu dilakukan penelitian secara histopatologis pada organ tubuh yang ingin dilihat.
FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN TOHO KABUPATEN PONTIANAK Anida Sari; Cecep Dani Sucipto; Hajimi Hajimi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.854 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.121

Abstract

Kabupaten Pontianak merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang endemis penyakit malaria. Berdasarkan laporan puskesmas pada tahun 2009 penemuan malaria klinis sejumlah 3138 kasus, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 2432 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan keluar malam, pemakaian kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, kondisi dinding rumah, pemakaian kawat kasa, adanya hewan ternak dan genangan air disekitar rumah dengan kejadian malaria,serta menghitung besarnya risiko terjadinya malaria. Metode penelitian observasional analitik dengan rancangan studi kasus kontrol.Kasus adalah penduduk yang menderita penyakit malaria periode Januari sampai dengan Oktober 2011 dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita malaria.Jumlah responden sebanyak 94 sampel.Uji statistik yang digunakan yaitu analisis bivariat dengan uji chi square, untuk menghitung besar risiko dengan menggunakan Odds Ratio (OR). Hasil menunjukan bahwa faktor-faktor yang terbukti faktor resiko dengan kejadian malaria adalah: kebiasaan keluar malam, kondisi diding rumah , pemakaian kawat kasa , keberadaan hewan ternak, adanya genagan air disekitar rumah dan satu faktor pencegah yaitu penggunaan kelambu
KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP WPS TERHADAP PENCEGAHAN HIV/AIDS HUBUNGANNYA DENGAN PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DI LEBAK Rery Kurniawati Danu Iswanto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.794 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.122

Abstract

Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat.Kelompok masyarakat yang tidak cukup mempunyai akses layanan kesehatan adalah wanita pekerja seks.Dari risiko pekerjaannya, kelompok ini sangat rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti IMS dan HIV/AIDS.Tujuan penelitian ini adalah menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku WPS dalam pencarian layanan IMS dan HIV Di Lebak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah WPS di Kabupaten Lebak sejumlah 233 orang, dan sampel diambil 60 orang.Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% WPS mempunyai perilaku yang kurang baik dalam pencarian layanan kesehatan. Sebagian besar WPS yaitu 63.3% melakukan perilaku mengobati sendiri menggunakan jejamuan dan hanya 23.3% WPS yang mengakses layanan ke instansi pemerintah yaitu puskesmas. Untuk perilaku pencarian layanan oleh tenaga kesehatan, paling banyak digunakan adalah dokter praktik swasta yaitu 86.7%.Uji bivariat menunjukkan faktor alasan menjadi WPS, pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS, dansikap terhadap pencegahan HIV/AIDS berhubungan dengan perilaku WPS. Berdasarkan analisis multivariat, variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku WPS adalah pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS (p= 0.013, OR=7.069). Disarankan bagi KPA dan Dinkes.Kab. Lebak agar bekerjasama melakukan sosialisasi pada semua petugas kesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak agar memberikan dukungan dengan cara memberikan layanan yang ramah dan tidak diskriminatif bagi WPS, dan memberikan informasi IMS dan HIV/AIDS secara berkala bagi WPS minimal 3 bulan sekali.
PENGARUH PENERIMAAN LAYANAN KESEHATAN DARI PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS CIBADAK – LEBAK Kadar Kuswandi; Omo Sutomo
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.088 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.123

Abstract

Masih banyak ditemukannya masyarakat yang memanfaatkan jasa bukan tenaga kesehatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dialaminya, sehingga dapat berdampak terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian yang terjadi di masyarakat, yang kesemuanya itu dapat berakibat pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang bersangkutan. Keadaan tersebut dapat diakibatkan karena pengalaman yang kurang menyenangkan/kurang baik yang diterima oleh masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan dari petugas kesehatan yang ada. Disain penelitian yang digunakan berupa penelitian analitik untuk melihat hubungan antar variable dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cibadak yang pernah menerima pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan puskesmas. Sampel berjumlah 100 orang yang ditentukan dengan menggunakan tehnik non random sampling (pusposif). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar (65,0%) memiliki pengalaman yang kurang baik terhadap pemberi layanan kesehatan, dan lebih dari sebagian (51,0%) merencanakan untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga/fasilitas kesehatan yang sama pada saat mereka membutuhkan bantuan tenaga kesehatan. Responden yang berpendidikan rendah lebih banyak berencana untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga kesehatan yang sama (p=0,044), dan yang memiliki pengalaman kurang baik lebih banyak yang berencana untuk tidak memanfaatkan kembali tenaga kesehatan yang sama (p=0,000). Sedang jenis kelamin tidak memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatan kembali tenaga/fasilitas kesehatan yang sama (p=0,319). Dengan masih banyaknya ditemukan pengguna jasa layanan kesehatan yang merasa tidak puas (memiliki pengalaman kurang baik) terhadap petugas/fasilitas kesehatan yang ada, maka sebaiknya perlu dilakukan pelatihan cara pemberian layanan kesehatan yang baik; dan untuk terus dihimbau bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan layanan yang baik.
KETEPATAN TRANSFUSI PASIEN THALASEMIA Β MAYOR BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA DI RSU TANGERANG Ema Hikmah; Endang Suartini; Een Sukaedah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.775 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.124

Abstract

Pengetahuan orangtua tentang merawat anak dengan thalasemia sangat diperlukan dalam upaya melakukan pencegahan secara dini terjadinya komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan thalasemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan orangtua tentang merawat anak thalasemia dengan ketepatan transfusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan desain penelitian crossectional dimana didapatkan jumlah responden sebanyak 97 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan orangtua tentang perawatan anak thalasemia dengan ketepatan transfusi dengan nilai signifikan 0,000 (p value<0,05), dan orangtua dengan pengetahuan yang baik akan memiliki kecenderungan 5,595 kali melakukan transfusi dengan tepat waktu. Melihat hasil yang signifikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan orangtua tentang merawat anak thalasemia dengan ketepatan transfusi maka disarankan bahwa tenaga kesehatan secara kontinu melakukan penyuluhan untuk meningkatakn pengetahuan baik bagi orangtua maupun anak yang thalasemia.
PENGARUH POSISI HIGH FOWLER 60º DAN 30º TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI Toto Subiakto; Kusniawati Kusniawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.202 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.125

Abstract

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang bersifat kronis, tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol oleh pola hidup sehat dan obat-obatan.Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan oksigenasi adalahmengatur posisi pasien hipertensi. Pengaturan posisi dapat membantuvenous return jantung optimal sehingga dapat membantu meningkatkan cardiac output.Desain penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre dan post test. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh posisi high fowler 600 dan 300 terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi.Populasi adalah seluruh pasien hipertensi yang berobat di RSU Tangerang, jumlahsampel berjumlah 20 responden.Responden mendapat perlakuan posisi 60º dan 30º kemudian peneliti melihat perbedaan efektifitas terhadap tekanan darah pada subyek penelitian.Analisis statistik menggunakan dependent t test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum perubahan posisi (supine) adalah 180,00 mmHg dengan standar deviasi 12,11 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistolik posisi high fowler60º adalah 182,81 dengan standar deviasi 17,017 mmHg, rata-rata perbedaan sistolik supine dan sistolik posisi fowler60º adalah2,81 mmHg dengan standar deviasi 16,018 mmHg. Hasil uji statistik menunjukkantidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik supine dan posisi high fowler60º (p = 0,493).Hasil uji statistik tidak ada perbedaan bermakna antara rata-rata tekanan darah sistolik maupun diastolik antara pasien hipertensi pada posisi supine, fowler30º, dan high fowler60º.Pelayanan keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat melakukan pengaturan posisihigh fowler60º dan fowler300pada pasien hipertensi dengan kondisi yang stabil.
HUBUNGAN KUALITAS ANTE NATAL CARE DENGAN PRAKTIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS DI RUANG WIJAYAKUSUMA RSUD SERANG TAHUN 2012 Ahmad Ahmad
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.706 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i1.126

Abstract

Praktek menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif atau instingtif saja, tetapi merupakan suatu proses. Proses belajar yang baik khususnya bagi ibu yang pertama kali melahirkan karena biasanya ibu melahirkan anak pertama tidak memiliki ketrampilan menyusui yang benar. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan “manusia baru” ini agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik bagi bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan Kualitas Ante natal care dengan praktik menyusui yang benar di Ruang Wijayakusuma RSUD Serang tahun 2012. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu nifas yang dirawat di ruang Wijayakusuma RSUD Serang, dengan jumlah sampel sebanyak 177 ibu nifas diambil dengan cara asidental sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya ( 55,9 % ) responden kurang baik dalam melakukan praktik menyusui. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas ANC saat hamil, paritas ibu serta pengetahuan ibu tentang menyusui berhubungan dengan praktik menyusui yang benar. Sementara itu pendidikan ibu tidak berhubungan dengan praktik menyusui yang benar.Kualitas ante natal care dan paritas berhubungan dengan praktik menyusui yang benar. Ibu nifas dengan kualitas ante natal care yang kurang baik, memiliki peluang 5,389 kali untuk melakukan praktik menyusui yang kurang baik dibandingkan ibu nifas dengan kualitas ante natal care yang baik Perlunya petugas kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhan tentang praktik menyusui yang benar pada setiap ibu hamil yang melakukan layanan ante natal maupun upaya promosi lainya seperti leaflet atau brosur yang dapat dipelajari ibu hamil.
DUKUNGAN KELUARGA YANG BAIK MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RSU TANGERANG Lailatul Fadilah; Nasihin Nasihin; Lindawati Lindawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.848 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.127

Abstract

Data statistik Direktorat Keswa menunjukkan klien gangguan jiwa berat terbesar di Indonesia adalah skizofrenia yakni 70% (Depkes RI, 2008) terjadi pada usia 18 sampai 45 tahun, tetapi ada juga berusia 11 sampai 12 tahun menderita skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 persen sampai 50 persen pasien yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara teratur (Appleton dalam Keliat,1996). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 81 responden yang datang berobat ke Poli Jiwa RSU Tangerang dengan teknik consecutive sampling. Analisa yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat. Dari hasil analisis diperoleh nilai odds ratio (OR) = 19.94, artinya keluarga yang memberikan dukungan memiliki peluang 19.94 kali untuk anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa patuh minum obat.

Page 8 of 25 | Total Record : 248