cover
Contact Name
suhartini
Contact Email
tiensahmad1@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
direktorat@poltekkesbanten.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan)
ISSN : 23561718     EISSN : 26852195     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal ini menggambarkan Media informasi kesehatan scopenya meliputi; keperawatan, kebidanan, analis kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 248 Documents
PENINGKATANA KUALITAS HIDUP MENURUNKAN KOMPLIKASI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA Parta Suhanda; Maman Rusmana; Siti Wasliyah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.034 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.128

Abstract

Tingkat insidensi gagal ginjal kronik (GGK) di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat sebesar 200 – 250 orang tiap 1 juta penduduk pertahun (Bakri, 2005), diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai dua kalinya (Go et al., 2004; Stevens et al., 2006). Komplikasi yang seringkali ditemukan pada penderita GGK adalah anemia, gagal jantung, (Alam Syamsir & Hadibroto Iwan, 2007), hipertensi pulmonal (Adelwhab et.al,2009), hiperkalemia dan aritmia (Kartikasari, 2010). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kualitas hidup dan kejadian komplikasi pasien gagal ginjal kronis yang sedang menjalani terapi Haemodialisa di RSU Tangerang. Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel klien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RSU Tangerang yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan responden yang kualitas hidup kurang baik berisiko 0,3 kali untuk terjadi komplikasi dibanding responden yang kualitas hidupnya baik. Pasien dengan kualitas hidup baik diharapkan dapat mengurangi timbulnya komplikasi.Kondisi ini didukung oleh beberapa faktor dimana pendidikan tergolong pendidikan tinggi, lama menjalani HD rata-rata.
PENGARUH INTERVENSI PEMBERIAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DAERAH PERKOTAAN KABUPATEN LEBAK TAHUN 2012 Omo Sutomo; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.058 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.129

Abstract

Bayi merupakan mahluk Tuhan yang memerlukan perlindungan, perawatan dan nutrisi yang memadai selama kurun waktu yang ditentukan. Diperlukan pemahaman berupa pengetahuan dan keinginan yang kuat dari ibu dan anggota keluarga lain untuk memungkinkan memberikan air susu ibu (ASI) pada tahun-tahun awal kelahiran bayi yakni sedidaknya sampai bayi berumur enam bulan. Kenyataan dilapangan menujukkan bahwa masih ditemukan bayi yang tidak cukup mendapatkan asupan berupa pemberian ASI sampai bayi berusia enam bulan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh intervensi pemberian penyuluhan tentang ASI ekslusif pada ibu hamil trimester III terhadap pemberian ASI eklusif pada bayi di daerah perkotaan kabupaten Lebak tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain kuasi eksperimen. Yang menjadi populasi ialah seluruh ibu trimester III akhir, dengan jumlah sampel 165 orang. Penelitian akan dilakukan di daerah perkotaan kabupaten Lebak. Analisis data dilakukan secara bertahap yakni analisis univariat, analisis bivarait. Hipotesa peneltian ini ialah pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif pada ibu hamil trimester III berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi di daerah perkotaan kabupaten Lebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata lamanya pemberian ASI Eksklusif lebih lama (69,19hari) pada ibu menyusui yang diberi penyuluhan lebih atau sama dengan tiga kali, bila dibandingkan yang diberi penyuluhan kurang atau sama dengan dua kali, hanya memiliki rata-rata pemberian ASI Eksklusif selama 42,45 hari. Dengan nilai p = 0,000, dan nilai OR sebesar 3,386. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan untuk perencanaan bidang kesehatan khususnya untuk penguatan promosi kesehatan dan perilaku ibu dalam pemberian ASI eklusif di daerah perkotaan khususnya di kabupaten Lebak.
EFEKTIFITAS FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF PASCA NEBULASI TERHADAP BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TB PARU DI RSU TANGERANG Parta Suhanda; Maman Rusmana
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.013 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.130

Abstract

Penyakit Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama, masalah yang sering terjadi adanya penumpukan secret pada jalan nafas, upaya yang dilakukan perawat adalah melakukan fisioterapi dada dan melatih batuk efektif, kedua tindakan ini biasa dilakukan, namun penelitian terkait efektifitas tindakan tersebut masih kurang. Tujuan penelitian untuk mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap bersihan nafas pasca nebulasi antara sebelum dan sesudah dilakukan fisiterapi dada atau batuk efektif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan Quesi Eksperimen. jumlah sampel 30 orang tiap kelompok, cara pengambilan sampel consecutive sampling. Analisis penelitian menggunakan uji t=independen dan t-dependen. Hasil penelitian ada perbedaan yang signifikan p=0,000 sebelum dan sesudah dilakukan tindakan fisioterafi dada dan batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pasien TBC Paru, namun kedua tindakan tersebut tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara tindakan fisioterafi dada dan batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pasca nebulasi p value = 0,564 α=0,05.
STUDI VEKTOR MALARIA DI DESA EMPARU DAN MANGAT BARU KECAMATAN DEDAI KABUPATEN SINTANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT Cecep Dani Sucipto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.689 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.131

Abstract

Kabupaten Sintang Kalimantan Barat merupakan daerah endemis malaria, salah satu kecamatan adalah Dedai dengan angka AMI/API 3 tahun terakhir (2008 = 1346/336, 2009 = 1230/324, 2010 = 485/348) dan data klinis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Emparu parasit yang ditemukan adalah Plasmodium falciparum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran bionomik vektor malaria di Desa Emparu dan Desa Mangat Baru Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang tahun 2012. Jenis penelitian eksploratif deskriptif dengan desain penelitian adalah studi potong lintang (crossectional) , dengan observasi. Penelitian dilakukan dengan penangkapan nyamuk Anopheles dewasa, koleksi larva dan observasi jenis-jenis perairan sebagai habitat perkembang-biakan Anopheles. survei fauna nyamuk Anopheles sp , dan kesenangan hingap istirahat di dalam rumah. Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan semua data hasil survey. Semua data yang telah terkumpul diolah. Data dianalisa secara deskriptif selanjutnya semua nyamuk Anopheles sp dewasa yang tertangkap diidentifikasi berdasarkan O’Connor dan Arwati. Spesies yang dominan di desa Emparu adalah jenis An. hyrcanus dan An. barbirostris. Spesies yang dominan di desa Mangat Baru adalah jenis An. Barbirostris. Kepadatan rata-rata nyamuk menggigit per orang per malam di desa Mangat Baru sebesar 1,2 angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan umpan orang luar sebesar 0.296. Kepadatan rata-rata nyamuk menggigit per orang per malam di desa Emparu sebesar 2.074 angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan umpan orang luar sebesar 1.333. Upaya pengendalian di fokuskan pada tempat perindukan dengan cara biologi, yaitu penanaman ikan predator. Upaya menghindari kontak antara nyamuk vektor dengan orang dengan pemakaian kelambu berinsektisida, serta menggunakan reflens saat melakukan penydapan getah karet. Melakukan penurugan pada kubangan bekas ban kendaraan yang rentan di jadikan tempat breeding jentik Anopheles.
HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA, MEDIA MASSA DAN PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA Sudibyo Sudibyo; Endang Suartini
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.265 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.132

Abstract

Perilaku remaja yang melakukan seks pranikah berhasil dibuktikan olehbeberapa penelitian diantaranya hasil survei di 12 kota dan di kota Medan diketahui bahwa sekitar 5,5% - 11% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun sedangkan yang melakukan hubungan seksual pada usia 19-24 tahun sekitar 14,7%-30%.(Ellis,2002).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh keluarga terhadap pengetahuan perilaku seksual pada remaja, untuk mengetahui hubungan media massa terhadap pengetahuan perilaku seksual pada remaja, untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap pengetahuan perilaku seksual pada remaja. Penelitaian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Dan teknik analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian di dapatkan P= 0,57 (P>0.05) dan nilai OR 0,771 (95% CI:0,283-2,099 maka di simpulkan bahwa hubungan pola asuh dengan perilaku seksual tidak ada hubungan dengan perilaku seksual remaja.P= 0,426 (P>0.05) dan nilai OR 1,800 (95% CI:0,391-8,292 maka di simpulkan bahwa hubungan pengaruh teman sebaya tidak ada hubungan dengan perilaku seksual remaja.P 0,040dan nilai OR 5,000 (95% CI:1,085-23,034). Dengan demikian secara statistik pada tingkat kepercayaan 5% menunjukan ada hubungan yang bermakna antara media masa dengan pengetahuan perilaku seksual remaja, hubungan antara media massa, dengan pengetahuan perilaku seksual remaja, media massa disini lebih bersifat media massa porno. Sejalan dengan perkembangan sistem informasi banyak pihak-pihak tertentu yang sering menyalah gunakan media informasi demi keuntungan sendiri yang merugikan banyak anak –anak remaja
STATUS GIZI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-2 TAHUN Nurul Misbah; Ahmad Ahmad; Darti Rumiatun
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.035 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.133

Abstract

Prevalensi anak usia 1-2 tahun gizi kurang atau anak usia 1-2 tahun kurus masih tinggi. Keadaan gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, khusus pada perkembangan dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi otak. Di Indonesia diperkirakan sekitar 30,8 % anak berumur 0-13 tahun mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami fenomena antara status gizi, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, ekonomi dan pola asuh dengan Perkembangan Anak usia 1-2 tahun di Puskesmas kecamatan Warungunung Kabupaten Lebak tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 100 responden dan cara pengambilan sampel dengan accidental sampling. Analisis data dengan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi mempunyai hubungan yang bermakna dengan perkembangan anak usia 1-2 tahun, sementara variabel jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status sosial ekonomi dan pola asuh tidak berhubungan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa yang diduga berhubungan dengan perkembangan anak usia 1-2 tahun, ternyata hanya variabel status gizi yang secara signifikan berhubungan dengan perkembangan anak usia 1-2 tahun. Saran bagi Petugas kesehatan hendaknya melakukan pemantauan perkembangan anak sesuai dengan program Puskesmas secara rutin khususnya pada anak usia keemasan (golden age). Sekaligus memberikan penjelasan pada ibu yang memiliki anak usia keemasan tersebut tentang manfaat dan pentingnya gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN HIV/AIDS DI KLINIK VCT RSUD ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014 Rery Kurniawati
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.005 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.134

Abstract

Pintu masuk layanan HIV/AIDS adalah melalui deteksi dini terhadap faktor risiko HIV/AIDS. Satu-satunya cara untuk mengetahui status HIV seseorang adalah dengan melakukan tes HIV.Dengan demikianakan meningkatkan cakupan penemuan kasus-kasus HIV/AIDS sehingga dapat segera dilakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus, pengobatan dan dukungan. RSUD Adjidarmo adalah rumahsakit rujukan di wilayah Kabupaten Lebak.Rumahsakit ini telah melakukan upaya-upaya pendeteksian kasus HIV melalui klinik VCT yang diresmikan pada bulan Oktober 2010. Tujuan: melakukan analisis terhadap pelaksanaan layanan HIV/AIDS di klinik VCT RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak tahun 2014. Desain: analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Subjek penelitian adalah pelaksana program HIV/AIDS RSUD Adjidarmo. Metodologi: desain penelitian adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam (indept interview). Subyek penelitian adalah petugas (penanggungjawab kegiatan dan konselor) di klinik VCT RSUD Adjidarmo.Topik kajian dalam penelitian ini adalah pelaksanaan layanan di klinik VCT meliputi gambaran kasus, hambatan, dan peluang dalam pelaksanaan layanan kasus HIV/AIDS di RSUD Adjidarmo. Hasil: layanan VCT bersifat pasif hanya menunggu rujukan dari klien yang dirawat di RSUD Adjidarmo yang mempunyai faktor risiko dan gejala AIDS. Layanan yang pasif ini terus berlangsung sampai dengan tahun 2014.Hal tersebut dikarenakan sarana, prasarana, dan petugas di klinik yang belum tersedia secara memadai.Klien yang terdeteksi HIV+ pada umumnya sudah memasuki tahap AIDS dan mendapatkan infeksi oportunistik.Pada awal diresmikan klinik VCT yaitu sejak Oktober 2010, pendanaan kegiatan-kegiatan HIV/AIDS didanai oleh Global Fund.Akan tetapi seiring berjalannya waktu, sejak awal tahun 2013bantuan tersebut tidak ada lagi. Sebagian besar klien adalah rujukan karena infeksi Tuberkulosis.Berdasarkan pernyataan dari dokter RS jumlah klien dengan koinfeksi TB-HIV sebesar 60% dari total HIV+ yang terdeteksi.Besarnya kasus koinfeksi TB-HIV ini meningkatan risiko kematian yang lebih besar pada klien. Hambatan: belum tersedianya sarana, prasarana, dan petugas yang memadai; Klinik VCT terbatas hanya melayani konseling dan tes HIV, sedangkan layanan CST untuk beberapa obat khusus contoh kasus pada pasien yang mengalami alergi obat masih belum tersedia; dana yg semula bergantung pada bantuan luar (Global Fund) sekarang tidak ada lagi; program HIV/AIDS belum menjadi prioritas di pemerintah daerah setempat. Peluang peningkatan layanan: mengintegrasikan layanan TB-HIV sebagai masalah terbesar pada penemuan kasus HIV/AIDS di RSUD Adjidarmo, petugas dilatih deteksi faktor risiko HIV pada klien TB dan melakukan PICT. Harapannya kajian ini menjadi dasar untuk advokasi pada pihak-pihak yang mempunyai peran penting di pemerintahan, pihak swasta, maupun organisasi masyarakat agar memberikan dukungan dalam peningkatan layanan HIV/AIDS.
HUBUNGAN TEMPAT SEKOLAH DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA PELAJAR SMA DI KABUPATEN LEBAK Suhartini Suhartini
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 1 No 2 (2014): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.232 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v1i2.135

Abstract

Diperkirakan seperlima dari penduduk dunia adalah remaja.Di negara wilayah Asia Tenggara proporsi penduduk remaja mencapai 18-25 %.Di Indonesia pengertian remaja adalah mereka yang berusia 10 hingga 19 tahun dan belum menikah. Data tentang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja di propinsi Banten dapat diungkapkan dari hasil penelitian Farihah (2002) pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja di tiga SMUN di kota Serang ditemukan bahwa 3.3% berpengetahuan kurang baik, 21.3% berpengetahuan sedang dan 75 % berpengetahuan baik. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di kabupaten Lebak provinsi Banten belum diketahuiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tempat sekolah dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja pada pelajar SMA. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi crossectional. Data yang diambil adalah data primer dengan menggunakan kuesioner dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2008. Hasil penelitian mendapatkanproporsi remaja SMA di kabupatenLebakyang berpengetahuan kurang baik dalam hal kesehatan reproduksi remaja(65.7%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tempat sekolah dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja OR 4.510 (CI 2.660-7.647) artinya pelajar SMA negeri memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang kesehatan reproduksi remaja 4.5 kali dibanding pelajar SMA di pondok pesantren. Untuk itu disarankan agar Sekolah Menengah Atas di kabupaten Lebak dapat membekali pelajar dengan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) agar mereka memiliki pengetahuan yang benar tentang sistem, fungsi dan proses reproduksi manusia.
UJI RESISTEN INSEKTISIDA MALATHION TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KOTA TANGERANG Cecep Dani Sucipto; Kadar Kuswandi; Budi Siswanto
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.069 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.136

Abstract

Penggunaan insektisida untuk pengendalian vektor dalam skala luas secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama dan frekuensi tinggi dapat menimbulkan terjadinya penurunan kerentanan pada nyamuk sasaran. Mulai tahun 2003 malathion digunakan sebagai pengganti insektida peritroid dengan alasan insektisida tersebut berbeda golongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti di Kecamatan Neglasari kota Tangerang terhadap insektisida jenis malathion. Penelitian dilakukan secara eksperimen yaitu menentukan status kerentanan nyamuk Ae. aegypti dengan uji susceptibity terhadap insektisida malathion. Lokasi pengambilan sampel nyamuk Ae. aegypti dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang meliputi kota Tangerang dimana wilayah tersebut telah dilakukan penyemprotan insektisida organofosfat dalam pemberantasan nyamuk DBD, dan kelompok pembanding nyamuk Ae. aegypti dari Laboratorium Parasitologi FK – UGM Yogyakarta yang belum terpapar insektisida. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut nyamuk Ae. aegypti belum mengalami resistensi di kelurahan Neglasari masih rentan terhadap insektisida malathion . Disarankan Perlu dilakukan monitoring terhadap penggunaan insektisida malathion, dengan memantau efektivitasnya terhadap nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut, Malathion perlu di ganti dengan jenis lain dalam aplikasi thermal fogging, karena nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut sudah resiten, Sebelum dilakukan thermal fogging dengan insektisida, sebaiknya dilakukan uji hayati nyamuk Ae. aegypti di lokasi tersebut terhadap insektisida yang akan digunakan, Penelitian lebih lanjut terhadap kelurahan yang belum diteliti, untuk memperoleh gambaran tentang status kerentanan/resistensi secara menyeluruh.
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TAERHADAP KETEPATAN TRANSFUSI PADA ANAK DENGAN THALASEMIA β MAYOR DI RSU TANGERANG Ema Hikmah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.274 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.137

Abstract

Komplikasi pada anak dengan thalassemia Beta Mayor dapat terjadi karena ketidaktepatan dalam melakukan transfusi. Ketepatan dalam melakukan transfusi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam factor diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dan kadar Hb.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifactor-faktor yang mempengaruhi terhadap ketepatan tranfusi anak dengan thalassemia.Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan design crossectional dengan jumlah responden sebanyak 98 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square dan regresi logistic. Faktor yang berhubungan dengan ketepatan tranfusi adalah pendidikan orangtua, pendapatan orangtua dan kadar Hb (α=0,05). Faktor yang paling berpengaruh adalah kadar Hb. Kadar Hb memungkinkan 83,5 kali berpengaruh terhadap ketepatan tranfusi setelah dikontrol pendidikan dan pendapatan orangtua. Petugas kesehatan sebaiknya selalu memberikan pendidikan kesehtan pada orangtua mengenai kadar Hb pretransfusi anak ≥7 gr/% Karen aberpengaruh terhadap ketepatan tranfusi.

Page 9 of 25 | Total Record : 248