cover
Contact Name
Heni Indrayani
Contact Email
jurnal.audience@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
heni.indrayani@dsn.dinus.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Audience
ISSN : 26208393     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Audience, Journal of Communication Studies is a scientific journal published by Dian Nuswantoro University. Audience journal publishes original papers, review papers, conceptual framework, analytical and simulation models, case studies, and empirical research. Audience journal aims to develop and communicate widely the development of creative media and business communication both theoretical and pragmatic. Audience journal publishes papers in the fields of journalism, mass media industries, broadcasting media issue, new media studies, media ethics, political communications, media law, strategic communications management, social marketing, political marketing, political campaign, public relations. Audience journal is published both in print and online versions. Audience journal published twice a year, in February and August.
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
RESEPSI PENONTON REMAJA FILM DUA GARIS BIRU TENTANG ISU PENDIDIKAN SEKS Eklesia Ovitamaya
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 01 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i01.4232

Abstract

AbstrakFilm Indonesia yang mengangkat isu tentang pendidikan seks masih dianggap tabu. Pada sisi yang lain, sebagai media alternatif, pesan dalam film dapat dipahami dengan mudah oleh para penontonnya. Penelitian ini membahas resepsi penonton remaja film Dua Garis Biru tentang isu pendidikan seks. Penelitian ini menggunakan kerangka encoding-decoding Stuart Hall untuk menganalisis pemakanaan audiens dari setiap adegan dalam film. Temuan data menunjukkan bahwa audiens terbagi ke dalam tiga kelompok pembacaan: dominan hegemonik, negosiasi, dan oposisi. Posisi pembacaan penonton ini dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman dari para penonton remaja. Selain itu, para penonton menginterpretasikan film Dua Garis Biru tidak hanya memberikan pesan tentang pendidikan seks, melainkan juga kesetaraan gender, nilai-nilai yang dipegang, dan bagaimana lingkungan keluarga memberikan pendidikan seks kepada para remaja.Kata Kunci: Encoding-decoding, Film, Pendidikan Seks, Remaja, Resepsi Audiens.AbstractIn Indonesia, movies that bring sensitive issues such as sex education was previously considered taboo. On the other hand, as an alternative media that is easily understood by the audience, movies are used as one of the most effective means of delivering messages. This study aimed to determine the reception of Dua Garis Biru's teenage audiences about sex education issues. This study used Stuart Hall's encoding-decoding analysis method to determine the audiences’ meaning of each scene in the movie.The findings show that the reception of the film audience of Dua Garis Biru showed three reading positions. There were dominant reading, negotiation reading, and opposition reading. The position of the reading was highly influenced by the background and experiences of teenage audiences. Furthermore, the audiences interpret Dua Garis Biru movie as giving the messages about sex education issues but also gender equality issues, the values of the beliefs held, and how the family provided sexual education to the teenagers.Keyword: Audiences reception, Encoding-Decoding,  Movie, Sex Education, Teenagers.
BENTURAN IMPERIALISME BUDAYA BARAT DAN BUDAYA TIMUR DALAM MEDIA SOSIAL Okeu Yudipratomo
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 2 (2020): AGUSTUS 2020
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v3i2.3718

Abstract

AbstrakMedia  sosial di era saat  ini melebur  menjadi  sebuah  kebutuhan  primer  untuk aktualisasi diri, dengan pengguna tanpa batas dan dapat diakses kapanpun dimanapun  di  seluruh  dunia  menjadikan  konten dalam  media  sosial  menjadi sebuah  isu  yang  menarik  terkait imperialisme.  Pengakuan  akan  budaya  dan norma masing-masing yang ada di dalam media sosial membuat sebuah tekanan yang dapat  memicu benturan budaya.  Hal tersebut dikarenakan  adanya  faktor kemudahan  akses dalam berselancar  di media  sosial.  Hal yang menarik  dalam fenomena   ini   adalah   sebuah   konsumsi   dari   produk-produk   budaya   yang ditampilkan  secara  ringkas  namun sarat  akan  makna  yang disebarkan  melalui media sosial. Fokus kajian ini adalah mengkaji benturan antara budaya barat dan budaya timur di dalam konten media sosial melalui paham imperialisme, orientalisme  dan   oksidentalisme   secara   konseptual.   Kedua   paham   budaya tersebut  mewakili  budaya  dan harfiahnya  masing-masing  dalam  menunjukkan kualitas  dalam  kehidupan.  Penyerapan  informasi  dari konten  yang  tersedia  di media sosial diantara kedua budaya tersebut dapat menjadi subjektif dan mempengaruhi  sikap.  Dalam  kajian konseptual  ini  menggambarkan  pengguna media sosial yang terlibat dengan narasi sosial yang panjang atau konten media sosial  yang kompleks  menjadikan   cultural  crossfit   atau  persilangan   budaya menjadi salah satu aspek dalam terjadinya benturan.Kata Kunci:  Media  Sosial,  Imperialisme  Budaya,  Orientalisme, Oksidentalisme, Konten Media Sosial AbstractIn the current era, social media has merged into a primary need for self- actualization, with unlimited users and can be accessed anytime anywhere in the world,   making   content   on   social   media   an   interesting   issue   related   to imperialism.  The recognition of each other's culture and norms in social media creates a pressure that can trigger a clash of cultures. The pressure comes due to the ease of access factor in surfing on social media.  The exciting  thing in this phenomenon is the consumption of cultural products presented briefly but full of meaning spread through social media. This study focuses on examining the clash between   western   and   eastern   cultures   in   social   media   content   through conceptual imperialism, orientalism and occidentalism. The two cultural understandings represent a culture and their literal each other in showing quality in life.  The  absorption  of information  from  content  available  on  social  media between the two cultures can be subjective and affect attitudes. This conceptual study describes social media users who are involved with long social narratives or complex social media content, making cultural crossfit one of the aspects in the occurrence of a collision.Keywords: Cultural Imperialism, Occidentalism, Orientalism, Social Media, Social Media Content
ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Muhammad Noor Hidayat; Devi Purnamasari
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 01 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i01.4408

Abstract

AbstrakUniversitas Dian Nuswantoro (Udinus) adalah universitas swasta yang unggul di bidang Teknologi Informasi. Pengembangan sistem layanan selalu dikembangkan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi, termasuk pengembangan infrastruktur. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa, sebagai pengguna layanan. Kepuasan pelanggan dalam tataran komunikasi pemasaran adalah perasaan yang muncul dalam diri pelanggan ketika produk atau layanan yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Dalam praktiknya, Udinus masih menerima keluhan dari siswa mengenai sistem administrasi online yang sering mengalami gangguan ketika mengisi KRS (Kartu Rencana Studi). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang membentuk kepuasan siswa dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sistem layanan. Variabel asli yang digunakan adalah variabel kepuasan siswa yang diusulkan oleh Al-Dulaimi (2017), mencakup penilaian, keterlibatan siswa, bimbingan, kurikulum, dan fasilitas. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif eksploratif. Analisis faktor dijadikan metode utama dalam mencari faktor-faktor kepuasan mahasiswa Udinus. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner menggunakan google docs kepada 201 mahasiswa Udinus yang mewakili setiap program studi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat faktor yang terbentuk yang mampu menjelaskan lima variabel asli dan merupakan faktor pembentuk kepuasan mahasiswa Udinus. Keempat faktor tersebut adalah kenyamanan, sentuhan pribadi, lingkungan belajar, dan bimbingan. Faktor yang paling dominan menjelaskan variabel asal adalah kenyamanan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan pelayanan Udinus demi meningkatkan kepuasan mahasiswanya. Kata Kunci: Komunikasi perusahaan; kepuasan pelanggan; analisis factor; udinus
STRATEGI DESTINATION BRANDING WADUK JATILUHUR SEBAGAI WISATA AIR UNGGULAN DI JAWA BARAT Sophia Novita; Firmansyah Firmansyah
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 01 (2021): FEBRUARI 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i01.4235

Abstract

Pariwisata merupakan sektor penyedia jasa yang mengoptimalkan potensi kawasan wisata. Di Indonesia, pariwisata ditetapkan sebagai leading sector dan core economy. Pariwisata memberikan kontribusi besar pada lapangan pekerjaan, devisa negara dan juga mendukung kemajuan daerah melalui pemasukan PAD (pendapatan asli daerah). Hal tersebut juga menjadi fokus Pemerintah Jawa Barat, dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi tahun 2015-2025  terdapat aturan mengenai wisata unggulan untuk kawasan destinasi berbasis air. Salah satu kawasan yang memiliki potensi mengenai hal itu adalah Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta. Kawasan yang sebelumnya dipergunakan sebagai PLTA kini diubah menjadi tujuan wisata dengan cara membranding kawasan tersebut. Untuk mengetahui strategi branding yang dilakukan maka penelitiann ini dianalisa melalui teori strategi destination branding dari Morgan & Pritchard. Dengan penelitian metode kualitatif studi kasus. Hasil temuan memperlihatkan bahwa ada lima tahapan dalam melakukan branding destinasi wisata yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Tahap pertama, menetapkan nilai-nilai inti dari tujuan dan mereknya melalui pemetaan pasar. Tahap kedua, mengembangkan identitas merek dengan empat daya tarik buatan yang dimaksimalkan pemerintan. Tahap ketiga, mengenalkan produk kepada masyarakat melalui event olahraga bertaraf internasional salah satunya The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition bertajuk “Green Water Life”. Tahap keempat, dengan imlementasi brand melalui simbol, slogan dan membuat aplikasi bernama “Sampurasun”. Tahap kelima, monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim media sosial dan Pokdarwis. Temuan ini Memperlihatkan bahwa upaya branding destinasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi masyarakat sekitar. Temuan lainnya ialah bahwa ada beberapa daya tarik buatan yang sengaja dijadikan strategi pada branding destinasi ini. Kata Kunci: Branding, Destinasi, Waduk Jatiluhur, Purwakarta
PROTEKSI PRIVASI BIG DATA DALAM MEDIA SOSIAL Winarsih Winarsih; Irwansyah Irwansyah
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 1 (2020): FEBRUARI 2020
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v3i1.3722

Abstract

AbstrakPerkembangan media sosial di Indonesia begitu pesat dengan jumlah pengguna yang  terus  meningkat.   Akan   tetapi  hal  tersebut   kurang  diimbangi   dengan kesadaran tentang privasi dalam kaitannya dengan big data yang dihasilkan oleh penyedia  layanan.  Penyedia  layanan  memberikan  kebijakan  berupa  syarat dan ketentuan  akan tetapi masyarakat  umumnya masih rendah dalam hal memiliki kesadaran  tentang privasi  data pribadi  mereka.  Penelitian  ini bertujuan  untuk mengetahui  solusi dari permasalahan  privasi  big data  dalam  media  sosial  dan dianalisis   dengan   teori  privasi   komunikasi.   Metode  yang  digunakan   dalam penelitian ini adalah metode meta-analisis yang mengolah hasil temuan dari penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini berupa solusi bagi perlindungan privasi data individu saat pembuatan, penyimpanan, dan pemrosesan data. Kata Kunci: data besar, Indonesia, kebijakan, media sosial, privasi AbstractThe development of social media in Indonesia is high increasing. However, this is not  accompanied   by  awareness   of  privacy  in  its  commitment   to  big  data generated  by service providers.  The service provider provides an agreed policy, will provide the public about their data privacy issues. This article used Communication Privacy Management to finding solution about big data privacy problems.   The  method  used  in  this  study  is  a  meta-analysis   method   that processes  the findings  from previous  studies.  The results  of this study contain solutions for privacy protection when creating data, data storage, and processing data. Keywords: big data, Indonesia, policy, social media, privacy
Proses Komunikasi Interpersonal dalam Membangun Relasi Pasangan Beda Agama GN dan DN Riko Aji Pratama
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4340

Abstract

Abstract  Couples of different religions are prone to conflicts related to issues, especially regarding beliefs. In interfaith marriages, the inner bond that exists between a man and a woman but of different religions gives rise to state and religious administrative obstacles as well as other non-administrative obstacles. The purpose of this study was to determine the communication process in building relationships between interfaith couples. This study uses interpersonal communication theory and social penetration theory. This research using qualitative descriptive methods and interviews to collect data. The data obtained is the result of in-depth interviews with 2 sources who have become husband and wife of different religions. The research process from data reduction, data presentation, then analyzed to draw conclusions. The results of this study explain that through the process intimate relations. Interpersonal communication processes that are intertwined become a means to build better and harmonious relationships. The process is influenced by the memory of each partner. In building relationships through interpersonal communication there are factors that influence relationships, such as two-way communication, openness, comfort, trust, and supportiveness is a way of maintaining relationships  Keywords: Communication Process; Different religion; Interpersonal Communication; Interfaith Couples  Abstrak Penelitian ini membahas tentang proses komunikasi dalam membangun relasi pasangan beda agama. Pasangan beda agama rentan adanya konflik yang berhubungan dengan permasalahan khususnya menyangkut keyakinan. Dalam perkawinan beda agama, ikatan batin yang terjalin antara seorang pria dan wanita tetapi berbeda agama sehingga memunculkan kendala administratif negara dan agama serta kendala non administratif lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi dalam membangun relasi pasangan beda agama. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi interpersonal, proses komunikasi dari pengenalan sampai dengan yang lebih intim pemetaan dari pengertian teori penetrasi sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan wawancara  untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh merupakan hasil wawancara mendalam dengan 2 narasumber yang telah menjadi suami istri yang berbeda agama. Proses penelitian dari reduksi data, penyajian data, kemudian dianalisis untuk pengambilan kesimpulan. Hasil Penelitian ini menjelaskan bahwa melalui proses dari intim menuju ke lebih intim. Proses komunikasi interpersonal yang terjalin menjadi sarana untuk membangun relasi yang lebih baik dan harmonis. Proses komunikasi membangun relasi tidak semata-mata langsung dekat ada proses didalamnya. Proses tersebut dipengaruhi oleh memori dari masing-masing pasangan. Penelitian sebelumnya menjelaskan mengenai kecerdasan dalam berkomunikasi dalam perbedaan agama antar pegawai dalam suatu instansi untuk mengetahui strategi dalam berkomunikasi. Dalam membangun relasi melalui komunikasi interpersonal ada faktor-faktor yang memengaruhi relasi seperti komunikasi dua arah, keterbukaan, kenyamanan, sikap percaya, suportif dan mendukung adalah cara dalam pemeliharaan hubunganKata Kunci: Beda Agama; Komunikasi Interpersonal; Pasangan Suami Istri; Proses Komunikasi
Upaya Organisasi Nirlaba (NGO) Bertahan di Masa Pandemi Covid 19 Muhammad Nur Abdillah
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4721

Abstract

Abstract The pandemic has an impact on many sectors, causing changes in the pattern of activities carried out in general. The pandemic has also affected non-profit organizations (NGOs), Dejavato is no exception. More than 15 years of existence, the organization located in Semarang has 59 university partners, 34 SMP / MTs partners, 60 SMA / SMK partners, 13 TK / PAUD partners, 21 SD / MI partners, and 20 other foundation partners spread across almost all of the region in Indonesia. This shows that Dejavato has credibility and a strong influence on the local community. The existence of a pandemic makes the Dejavato Foundation to adapt to use online media to survive, because of the cessation of offline activities that result in the achievement of vision threatened to fail. This article aims is to determine the efforts to utilize digital media during the pandemic by the Dejavato Foundation. This research uses a qualitative method with a case study approach where after the data was collected, pattern matching was carried out to validate the data found. The theory that is used in this research is the theory of e-PR and Stakeholder Theory. The primary data was collected through interviews with the founder and public relations coordinator of the Dejavato Foundation, and observation. Meanwhile, to collect the secondary data, the researcher was using the documentation technique. The result of this study shows that Dejavato, in terms of optimizing digital media is by using several methods; convergence of programs, use of e-PR tools, especially social media, dejavatalk, and help empower people online. That shows how much the negative cause in this pandemic, especially for voluntary world.Keywords: Covid-19; Digital Media; Non-Profit Organization; Pandemic; Stakeholder Theory; Volunteering.Abstrak Pandemi Covid-19 memberi dampak pada berbagai sektor tak terkecuali pada NGO (organisasi nirlaba) Dejavato yang memiliki kegiatan utama pengiriman volunteer di berbagai negara. Dejavato merupakan NGO yang telah berdiri lebih dari 15 tahun di Kota Semarang dengan jumlah mitra hingga 207 yang berasal dari mitra TK, SD, hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dejavato memiliki kredibilitas serta pengaruh yang kuat bagi masyarakat lokal. Adanya pandemi membuat Dejavato Foundation untuk beradaptasi menggunakan media daring untuk bertahan, sebab terhentinya aktivitas luring yang mengakibatkan pencapaian visi terancam gagal. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan inovasi yang dilakukan oleh Dejavato Foundation terkait penggunaan media baru dalam menghadapi masa pandemi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori e-PR serta Stakeholder Theory. Artikel ini merupakan jenis penelitian kualitatif  dengan metode studi kasus. Proses pengolahan data dilakukan dengan pengumpulan data, penjodohan pola dan analisis data sesuai dengan teori. Subjek penelitian ini adalah pendiri dan koordinator humas Dejavato Foundation. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dejavato melakukan berbagai upaya dalam menghadapi pandemi, yaitu: konvergensi program, pemanfaatan media sosial, mengadakan event dejavatalk, serta membantu memberdayakan masyarakat secara daring. Hal tersebut berarti bahwa pandemi berdampak luas, dan masif bagi dunia sukarelawan.Kata Kunci: Covid-19; New Media; Organisasi Nirlaba; Pandemi; Stakeholder Theory; Volunteering.
Realitas Phone Snubbing pada Pergaulan Remaja Dina Alamianti; Rannie Dyah K Rachaju
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4256

Abstract

Abstract Excessive use of gadgets can lead to phone snubbing behaviour, in this case, teenagers become indifferent to their environment and more focus on playing with their gadgets. The reality of phone snubbing (phubbing) can cause communication barriers such as distortion of messages and cause interpersonal relationships to become disrupted. This research aimed to (1) find out the role of communication actors in phone snubbing reality specifically in adolescent relationships’ framework, (2) verbal and nonverbal messages in the reality of phone snubbing, and (3) the meaning of phone snubbing for adolescents. The method used in this research is qualitative, with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation. Informants of this research are Bandung’s high school students who actively use their gadget. This research concluded that there was a title role in the interaction process of phone snubbing reality, individuals became the committers of communication known as phubber, that is an affected person phubbing, and phubbed as phubbing actors. Verbal messages occur in concurrence with nonverbal messages in the interaction of high school teenager’s communication in the form of school chats, gossip, and funny stories accompanied by nonverbal indicated from the closeness of their friendships, there is a ritual touching base message, such as patting the friends’ shoulders and the friendship affectionate display. Phubbing behaviour is felt more obvious when they engaged in family’s interaction. Phubbing is defined as unlikable behaviour and can interfere with friendships.Keywords: Gadget; Interpersonal Communication; Phone Snubbing; TeenagerAbstrak Penggunaan gawai yang berlebihan pada remaja dapat menimbulkan perilaku phone snubbing, yaitu kondisi dimana remaja menjadi acuh terhadap lingkungannya dan lebih berfokus bermain dengan gawainya. Realitas phone snubbing (phubbing) dapat menimbulkan hambatan komunikasi seperti distorsi pesan dan mngakibatkan hubungan interpersonal menjadi terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pelaku komunikasi dalam realitas phone snubbing pada pergaulan remaja, pesan verbal dan nonverbal dalam realitas phone snubbing, serta makna phone snubbing bagi remaja. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang aktif menggunakan gawainya di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengambilan peran pada proses interaksi dalam realitas phone snubbing dimana individu menjadi pelaku phubber yaitu seorang terdampak phubbing dan phubbed sebagai pelaku phubbing. Pesan verbal terjadi bersamaan dengan pesan nonverbal pada interaksi komunikasi remaja SMA berupa obrolan sekolah, gosip, dan cerita lucu. Pesan non verbal ditunjukkan dengan hubungan pertemanan yang akrab misalnya penyampaian pesan sentuhan ritual yaitu menepuk pundak teman serta adanya affect display. Perilaku phubbing lebih dirasakan dalam konteks interaksi komunikasi pada keluarga. Phubbing dimaknai sebagai perilaku yang tidak disukai dan dapat mengganggu hubungan pertemanan.Kata Kunci: Gawai; Komunikasi Interpersonal; Phone Snubbing; Remaja
Diskriminasi pada Pemain Game Online Perempuan Brigietta Irna Pramesty
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4498

Abstract

Abstract Advances in technology have also developed entertainment facilities that are served to the community. One of the available entertainment facilities is mobile games or mobile games. Mobile games have considerable appeal for people of all ages and genders. This study analyzes the discrimination of female “Mobile Legends: Bang Bang” game players in the interaction of online game players Mobile Legend: Bang Bang. Research on gender discrimination focuses more on issues of work and gender roles in the cultural structure of society but still rarely researches leisure activities. For this reason, the study aims to determine the discrimination experienced by female players in Mobile Legends: Bang Bang and the forms of verbal discrimination spoken by the players during the game. This research was conducted using the phenomenological method to explore the experiences of the female players. The adventures of female players are used to understand the phenomena that lead to discrimination. The results of this study show that female players have experienced discrimination from male players. Discriminatory words and sentences indirectly degrade the degree and dignity of female players because they accuse female players of being prostitutes, being equated with animals, and mentioning that the Mobile Legend game is not a place for women. This research shows that gender discrimination occurs in the employment sector and in the entertainment sector, one of which is online games.Keywords: discrimination; interactive games; mobile games; Mobile Legends; woman players.  Abstrak Kemajuan teknologi turut mengembangkan sarana hiburan yang disuguhkan untuk masyarakat. Salah satu sarana hiburan yang tersedia adalah permainan seluler atau mobile games. Mobile games memiliki daya tarik yang cukup besar bagi masyarakat dari berbagai kalangan usia maupun gender. Penelitian ini menganalisis diskriminasi pada pemain game “Mobile Legends: Bang Bang” perempuan pada interaksi pemain game online Mobile Legend:Bang Bang. Penelitian tentang diskriminasi gender lebih banyak berpusat pada persoalan pekerjaan dan peran gender dalam struktur budaya masyarakat, tetapi masih jarang meneliti pada kegiatan hiburan (leisure). Untuk itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui diskriminasi yang dialami oleh pemain perempuan Mobile Legends: Bang Bang dan bentuk-bentuk diskriminasi verbal yang diucapkan oleh para pemain selama permainan berlangsung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode fenomenologi untuk menggali pengalaman dari para pemain perempuan. Pengalaman dari pemain perempuan digunakan untuk memahami fenomena yang mengarah pada diskriminasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemain perempuan pernah mengalami diskriminasi dari pemain laki-laki. Kata-kata dan kalimat diskriminatif dikemukakan dengam menyebut pemain perempuan sebagai pelacur, disamakan dengan binatang, dan menyebutkan bahwa permainan Mobile Legend bukan tempat bagi perempuan. Melalui penelitian ini, menunjukkan bahwa diskriminasi gender terjadi tidak hanya pada sektor pekerjaan, tetapi juga pada sektor hiburan, salah satunya pada permainan daring.  Kata Kunci: diskriminasi; Mobile Legends; permainan interaktif; pemain perempuan. 
The Effect of Instagram’s E-WOM on Netflix’s Brand Image and Subscription Decision Luk Lukul Hamidah; Melvina Oktaviani; Lestari Nurhajati
Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 02 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : COMMUNICATION MAJOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v4i2.4745

Abstract

Abstract The video-on-demand (VoD) business in Indonesia is currently proliferating, such as Netflix that is also available in 190 countries. Netflix began to enter the Indonesian market in 2016, and the subscribers keepincreasing, with only 100,000 subscribers in 2017 and raised to 906,810 subscribers in 2020. This controversy due to its content and age categorization, Netflix’s subscribers grow unaffected. The role of Instagram’s electronic word-of-mouth (e-WOM) has a significant influence on the marketing of a business, including Netflix. In this study, the theory of Elaboration Likelihood Model (ELM) was employed to analyze the influence of Instagram’s e-WOM on brand image and subscription decision to Netflix. A total of 120 questionnaires was distributed across the Jabodetabek area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi), and the resulted dataset was quantitatively analyzed. This research also used path analysis to explore the direct and indirect effect of e-WOM on subscription decisions through brand image. The results showed that brand image positively and significantly strengthens the influence of eWOM on subscription decisions.Keywords: brand image; e-WOM; Instagram; Netflix, subscription decision Abstrak Bisnis video on demand (VoD) di Indonesia seperti Netflix memasuki pasar Indonesia pada tahun 2016, dan pelanggannya terus meningkat, berawal dari 100.000 pelanggan pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 906.810 pelanggan pada tahun 2020. Di tengah kontroversi yang terus berlanjut karena kategorisasi konten dan usia, pelanggan Netflix tumbuh tidak terpengaruh. Peran electronic word-of-mouth (e-WOM), Instagram memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemasaran suatu bisnis, termasuk Netflix. Teori Elaboration Likelihood Model (ELM) digunakan untuk menganalisis pengaruh e-WOM Instagram terhadap citra merek dan keputusan berlangganan Netflix. Kuesioner disebarkan di seluruh wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) pada 120 responden. Data dianalisis secara kuantitatif dan menggunakan analisis jalur untuk mengeksplorasi pengaruh langsung dan tidak langsung e-WOM terhadap keputusan berlangganan melalui citra merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek secara positif dan signifikan memperkuat pengaruh eWOM terhadap keputusan berlangganan.Kata kunci: citra merek; e-WOM; Instagram; Keputusan Berlangganan; Netflix 

Page 5 of 13 | Total Record : 126