cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Tatengkorang
ISSN : 25958905     EISSN : 2655285X     DOI : 10.54484
Tulisan yang diangkat dari hasil pengabdian masyarakat dibidang perikanan dan kebaharian, kesehatan, teknik komputer dan komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang" : 20 Documents clear
INOVASI PENGOLAHAN EMPEK-EMPEK SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK HASIL PERIKANAN DI KAMPUNG BARANGKALANG KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Stevy Imelda Wodi; Frans Gruber Ijong
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inovasi pembuatan empek-empek sebagai upaya diversifikasi produk hasil perikanan belum dilakukan secara optimal. Hal ini disebabkan kurangnya informasi terkait produk diversifikasi dikalangan masyarakat. Peningkatan proses pemahaman ini akan memudahkan instansi terkait memberikan layanan bidang pengembangan produk hasil perikanan sehingga masyarakat dapat melakukan diversifikasi produk perikanan di wilayah Kecamatan Manganitu Selatan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk memberikan pengetahuan Good Manufaturing Practice produk empek-empek, penerapan Standard Sanitation Operational Procedure, dan Fundamentals of Marketing Management. Dalam pengabdian masyarakat ini kami melakukan kegiatan yang terdiri dari : 1) survey; 2) pendekatan masalah; 3) persiapan; 4) pelaksanaan; 5) monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan inovasi pembuatan empek-empek sangat efisien untuk diberikan. The process of making Empek-empek (an Indonesian fish cake delicacy) as an innovative effort to diversity fisheries products is far from optimal. This is due to the lack of knowledge related to fish product diversification among fisheries society of Sangihe. In particular, improving such knowledge or understanding in fisheries society of Manganitu Selatan district by responsible agencies for fisheries products diversification helps the society diversify fisheries products in the district. The purpose of this community service was to increase the knowledge of good manufacturing practice for Empek-empek and related products, of standard sanitation, operational procedure, and fundamentals of marketing management. In this community service, we conducted 1) survey, 2) problem-solution approach, 3) preparation, 4) implementation 5) and monitoring as well as evaluation of the program. We found the innovative work on the making of Empek-empek was efficiently delivered.
PSIKOEDUKASI BERBASIS CARING PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI KAMPUNG BENTUNG KECAMATAN TABUKAN SELATAN Conny Juliana Surudani; Yenny Makahaghi; Nansy Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caring merupakan suatu kemampuan untuk berdedikasi dengan orang lain, dengan pengawasan perasaan empati dan perasaan cinta atau menyayangi pada orang lain serta memiliki moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia. Tujuan PKMS ini yaitu untuk mengurangi stigma masyarakat dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuahn Activity Daily Living (ADL) pada ODGJ dalam bentuk psikoedukasi berbasis caring.Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di ruang aula kantor kelurahan kampung Bentung Kecamatan Tabukan Selatan sebanyak dua judul yaitu tentang tanda dan gejala gangguan jiwa dan stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa, kemudian melakukan kunjungan rumah keluarga yang memiliki ODGJ untuk melakukan Psikoedukasi dengan caramemberikan rasa tanggung jawab, perhatian dan keikhlasan, dimana keluarga mengajak, membimbing dan mendampingi penderita untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kunjungan rumah ini dilakukan dua kali sehingga keluarga mampu melakukan perawatan kepada ODGJ dengan kepedulian yang tinggi. Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa dan dampak dari stigma terhadap ODGJ. Selain itu Psikoedukasi yang diberikan pada keluarga dapat membantu keluarga dalam melakukan perawatan kepada ODGJ dengan metode caring. Caring is an ability to dedicate oneself to others with a strong feeling of empathy and love or love for others and has the moral to protect, maintain and improve human dignity. The purpose of this community service (shorten for PKSM) was to reduce the current community stigma on people sufferting from mental disorder (shorten for ODGJ) and improve the ability of affected families in meeting the need for activity daily living (ADL) in ODGJ, conducted in form of a counseling caring-based psychoeducation. The counseling was carried out in the hall room of the village office of Bentung village, Tabukan Selatan sub-district, focusing first on the signs and symptoms of mental disorders and community stigma against people with mental disorders and followed be visiting the families of ODGJ to conduct psychoeducation by instilling a sense of responsibility, sincerity and care to the members of the ODGJ’s families in assisting, guiding and taking care of the sufferers to carry out their daily activities. This house visit was done twice to ensure that the families were able to understand and take a really good care of the ODGJ. It was expected that after the counseling, the public could identify the signs and symptoms of mental disorders and understand the negative impacts of stigma on the ODGJ. In addition, the psychoeducation provided to the affected families helped them in taking care ofthe ODGJ by applying the caring method.
PKMS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KAMPUNG MAHUMU II DI KECAMATAN TAMAKO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Alfrianus Papuas; Desmin Tuwohingie; Steve Arthur Sehang
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat dalam usaha mengefektifkan layanan kepada masyarakat sampai pada tingkat Desa. Keberadaan TIK selain dapat meningkatkan pelayanan juga bermanfaat dalam proses pengolahan data yang dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan, mendukung pengambilan keputusan dan banyak manfaat lainnya. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan masyarakat tentu harus melalui proses berkelanjutan dimana selain mempersiapkan infrastruktur TIK juga harus mempersiapkan sumberdaya manusia yang mampu mengoperasikan TIK.. Pada kegiatan pengabdian ini, tim menyediakan infrastuktur TIK berupa 1 unit komputer dan 1 unit layar monitor sebagai media penyampaian informasi. Tim juga melaksanakan kegiatan pelatihan pengoperasian TIK kepada Sekretaris Kampung, Operator Kampung, Anggota PKK dan Kepala-Kepala Lindongan. Selain itu juga, tim melakukan pendampingan selama dua bulan untuk membantu mitra dalam penanganan teknis infrastruktur TIK. Hasil yang dicapai pada kegiatan ini adalah tersedianya perangkat TIK yang dapat digunakan oleh aparatur desa untuk pelayanan administrasi publik selain itu aparatur desa telah memiliki kemampuan mengoperasikan perangkat TIK. The rapid development of information and communication technology (TIK) make efficiency in public services for rural area. TIK does not only upgrade public services, but also it can use for data processing in development planning, making decision letter and others. Utilization of information and communication technology for public service should be through TIK infrastructure and human resources who can operate it. In this community services, the team gives facilities like; one unit personal computer and monitor as information equipment. Than, team gives TIK workshop for village secretary, village operator, member of village empowering woman, and coordinators of village. And than, team has accompanied them to operate and fix for technical handling of TIK for two month. As the result, there are available TIK equipment for service public document and employees who have competence in TIK.
PEMBESARAN IKAN NILA MENGGUNAKAN KOLAM TERPAL SEBAGAI WADAH BUDIDAYA DI KAMPUNG TARIANG LAMA KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Aprelia Tomasoa; Walter Balansa; Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolam terpal merupakan wadah budidaya ikan yang tepat untuk pembesaran ikan nila karena berbagai keunggulannya seperti kemudahan memindahkan, keramahan terhadap konstruksi tanah, kesesuaian dengan karakteristik ikan nila, kemudahan membersihkan kolam dan memanen ikan. Kegiatan pengabdian kemitraan masyarakat ini menyasar kelompok-kelompok masyarakat di Kampung Tariang Lama, Kecamatan Kendahe yang masyarakatnya sulit mendapatkan ikan disaat cuaca buruk di laut. Pengabdian kepada masyarakat ini mencakup kunjungan lapangan (survei), penyuluhan, pelatihan, evaluasi, dan pemantauan pasca penyuluhan dan pelatihan. Sejauh ini, kelompok masyarakat sasaran pengabdian di Kampung Tariang Lama sudah mampu merancang, membuat sendiri kolam, dan mampu membudidayakan ikan nila menggunakan kolam terpal. Selanjutnya, hasil evaluasi dan pemantuan menunjukan bahwa masyarakat Tariang Lama tidak menghadapi kendala berarti dalam membudidayakan ikan di kolam terpal. Sebagian dari mereka bahkan berusaha merancang dan membangun sendiri kolam terpal secara mandiri hal ini merupakan indikasi kuat dari keterbukaan dan penerimaan masyarakat Tariang Lama terhadap penerapan teknologi budidaya ikan yang masih relatif baru untuk masyarakat Tariang Lama ini. Tarp-typed pond or tarpaulin pond is an appropriate medium for cultivation of Nile tilapia because of its many advantages including (1) easily moved from one place to another,(2) friendly toward soil construction, (3) suitable with tilapia’s characteristics and (4) very convenient forcleaning and harvesting. This community service focused on societal groups in Tariang Lama Village, Kendahe district whose society normally have difficulty in obtaining fish during stormy sea. This community service consisted of (1) field survey, (2) mentoring, (3) training and (4) evaluation/monitoring. The targeted societal groups in Tariang Lama were already capable of designing, building their own tarp-typed pool and cultivating Nile tilapia with tarpaulin pond. In addition, evaluation and monitoring showed that the people of Tariang Lama had no problem in adopting fish cultivation technique with tarpaulin pond. Many of them even designed and built their own tarp-typed pond, strongly suggesting the openness and acceptance of the people of Taring Lama towards the implementation of the relatively new fish farming technique.
PELATIHAN KADER POSYANDU DI KAMPUNG SALURANG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE CHATRINA MARIA AGUSTINA BAJAK; Gansalangi Ferdinand; Christien Anggreini Rambi; Suniaty Kasengke
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu merupakan salah satu tempat bagi ibu dan balita, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, serta penyuluhan dan konseling kepada segenap lapisan masyarakat yang ada di sekitar Posyandunya masing-masing. Kader Posyandu yang baru memerlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh Dosen Politeknik Negeri Nusa Utara yaitu membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lewat kegiatan pengabdian kepada Masyarakat myang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M). Untuk meningkatkan pendidikan dan Ketrampilan Kader Posyandu, Puskesmas Salurang memfasilitasi diadakannya pelatihan kader Posyandu yang tujuannya untuk membantu para kader meningkatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan ketrampilan. Jumlah Kader Posyandu yang mengikuti Pelatihan di Kampung Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe berjumlah 45 orang. Metode Pelatihan yang dilaksanakan melaui penyuluhan dan demonstrasi. Materi Pelatihan meliputi pengetahuna tentang Posyandu dan peran para Kader Posyandu dalam pelaksanaannya, perawatan ibu hamil dan pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, perawatan personal higiene ibu nifas, dan perawatan bayi baru lahir. Hasil Pelatihan Kader Posyandu didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dengan jumlah persentase pengetahuan baik sebanyak 93 persen. Posyandu is one place for mothers and toddlers, to get health services, as well as counseling to all levels of society around each Posyandu. New Posyandu cadres need increased knowledge and skill. One of the Three University Duties was conducted by Politeknik Negeri Nusa Utara Lecturer is to help the community to improve their knowledge and skill through community service activities facilitated by the Research and Community Service Institute (P3M). To improve the education and skills of Posyandu cadres, the Salurang Health Center facilitates Posyandu cadre training which aims to help cadres improve their knowledge, insight and skills. The number of Posyandu cadres who participated in the training in Salurang Village in Tabukan Selatan Tengah District, Sangihe Islands Regency were 45 people. Training methods are carried out through counseling and demonstrations. The training material covers the knowledge of Posyandu and the role of Posyandu cadres in its implementation, care for pregnant women and compliance the nutritional needs of pregnant and lactating women, personal care for postpartum maternal hygiene, and care for newborns. Posyandu Cadre Training Results found an increasing in knowledge with a good percentage of knowledge as much as 93 persen.
PEMBINAAN KESEHATAN LANSIA DI GMIST JEMAAT ZAITUN PAGHULU KARATUNG I KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN SANGIHE Yeanneke Liesbeth Tinungki; Mareike Doherty Patras
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan melambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Pembinaan kesehatan lansia sangat penting dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Pembinaan kesehatan lansia meliputi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan. Pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam masyarakat. Metode pelaksanaan yang diterapkan adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan. Tahapan persiapan dilakukan sebelum kegiatan PKMS. Tahapan pelaksanaan meliputi tahapan penyuluhan kesehatan, tahapan pemeriksaan dan konseling. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa jumlah lansia yang memeriksakan kesehatan di Posyandu lansia berjumlah 37 orang (berumur lebih dari 60 tahun). Lansia yang mengalami hipertensi berjumlah 23 orang atau 62,16 persen, mengalami peningkatan gula darah sejumlah 10 orang atau 22.72 persen, mengalami peningkatan asam urat berjumlah 12 orang atau 27.27 persen. Kesimpulan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa proses sosialisasi terlaksana dengan baik, lansia memahami materi penyuluhan kesehatan dan mengetahui hasil pemeriksaan kesehatan sehingga lansia dapat merubah pola hidup mereka supaya lebih sehat dan bahagia. Entering old age means experiencing physical setbacks, such as sagging skin, graying hair, toothless experiencing, unclear hearing, poor vision, slowing movements, and unproportional body figures. Elderly health development is very important to be carried out by health workers. Elderly health development includes health education and health checks. Community service aims to improve the degree of health and quality of life to achieve a happy and useful old age in family and community life in accordance with its existence in the community. The implementation method applied is the preparation phase, the implementation phase. The preparatory stages are carried out before the PKMS activities. The stages of implementation include the stages of health education, examination and counseling stages. The results of community service show that the number of elderly people who get health checks at the Posyandu for the elderly is 37 elderly people (more than 60 years). Elderly who have hypertension are 23 people or 62, 16 percent, have an increase in blood sugar of 10 people or 22.72 percent, have an increase in urid acid of 12 people or 27.27 percent. Conclusion of community service shows that the socialization process is carried out well, the elderly understand the health counseling material and know the results of health checks so that the elderly can change their lifestyle to be healthier and happier.
PELATIHAN APLIKASI PERKANTORAN TINGKAT DASAR DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT KAMPUNG DI KAMPUNG KENDAHE I KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Ella Israel; Miske Silangen; Abraham Kamal; Stendy Sakur
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintahan desa sebagai lembaga yang bertugas dalam mengelolah wilayah di tingkat desa, dituntut untuk dapat melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka kualitas sumber daya manusia (SDM) pemerintah desa perlu ditingkatkan seiring kemajuan teknologi yang berkembang semakin pesat. Tim pengabdian kepada masyarakat Politekn­­­­ik Negeri Nusa Utara melakukan PKMS pelatihan aplikasi perkantoran tingkat dasar dalam meningkatkan kinerja perangkat kampung di Kendahe I Materi pelatihan yag diberikan adalah Microsoft office yaitu word dan excel. Pelatihan tersebut dilakukan di Kampung Kendahe I kecamatan Kendahe Kabupaten Sangihe pada Tanggal 17 Oktober 2019. Pelaksanaan program tersebut dilakukan dengan tujuan agar semua perangkat desa mampu mengoperasikan komputer dan memanfaatkan aplikasi perkantoran dengan baik sehingga pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi kantor desa dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat bahwa setiap peserta pelatihan mampu mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan panduan modul yang telah diberikan baik modul Microsoft word maupun excel meskipun terdapat berbagai kendala namun hal ini segera dapat diatasi melalui bimbingan dan pendampingan dari tim pelaksanaan. Sehingga dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut mampu meningkatkan ketrampilan perangkat kampung dalam mengoperasikan komputer serta meningkatkan kinerja perangkat kampung dalam melayani masyarakat. There is an increasing demand for local governments to provide a better service to their community. Consequently, human resource from all village governments in Sangihe Islands is required to improve their computer skill in the face of the fast changing technology. The community service team from Politeknik Negeri Nusa Utara provided training in basic office applications to improve computer skill of all village officials in Kendahe 1 village. The main training materials included Microsoft Office in particular Word and Excel. The training was conducted in Kampung Kendahe 1, Kendahe sub-district, Sangihe Regency on October 17, 2019. This community service aimed to train the local government’s officials to operate computers and use office applications properly so they could do their official administrative work effectively and efficiently. The result showed that through an intensive assistance and guidance from the community service team, all trainees successfully completed their own tasks given in the guidelines for both Microsoft word and Excel. Hence, this community service contributed to the improvement of skills of the local government people in Kendahe 1 in operating computers, which in turn improved the performance of village’s officials in serving their community.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GUNA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI KAMPUNG LAOTONGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANALU KECAMATAN TABUKAN SELATAN Mareike D. Patras; Yeanneke Lisbeth Tinungki; Agneta Sartika Lalombo
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sehat memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti, karena itu kesehatan harus dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta di perjuangkan oleh semua pihak. (ProveratidanRahmawati, 2012). Berdasarkan survey rumah tangga di tiap Kecamatan Kabupaten Sangihe Tahun 2017 Pelaksanaan PHBS sejumlah 50,40 persen, khususnya di wilayah pelayanan Puskesmas Manalu ada 2.084 kepala keluarga belum dilakukan pemantauan pelaksanaan PHBS termasuk Kampung Laotongan. (Dinas Kesehatan Sangihe, 2017). Data laporan mahasiswa KKL Tahun 2018 masyarakat Kampung Laotongan yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 75 persen dan 89 persen masyarakat lendongan 1 dan 2 membuang sampah di pesisir pantai. Dari permasalahan kesehatan Kampung Laotongan, tim PKMS ingin melakukan promosi kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan kerja bakti masal dengan menggunakan metode berupa tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan. Pengabdian perilaku hidup sehat di Kampung Laotongan terlaksana dengan baik dengan kegiatan berupa: penyuluhan tentang 10 indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), penanggulangan sampah rumah tangga dan sampah plastik, penyuluhan penatalaksanaan penyakit hipertensi. pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan berupa asam urat dan gula darah dan diakhiri dengan kegiatan kerja bakti masal disepanjang talud Lendongan 2. Kegiatan ini dilakukan melalui mobilisasi masyarakat untuk ikut terlibat mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan. Diharapkan pemerintah, petugas kesehatan dan masyarakat terus memotivasi dan melakukan Perilaku hidup sehat agar supaya terhindar dari berbagai macam penyakit dan derajad kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Healthy is not everything but without health, everything becomes meaningless, because of that health must be maintained and improved by every household member and championed by all parties. (Proverati and Rahmawati, 2012). Based on household surveys in each District of Sangihe District in 2017, the implementation of PHBS is 50.40 percent. Especially in the service area of ​​Manalu Community Health Center, 2,084 households have not been monitoring the implementation of PHBS including Laotong Village. (Sangihe Health Service, 2017). Data report by KKL students in 2018 in the village of Laotongan people who suffer from hypertension as much as 75 percent. and 89 percent of the Lendongan 1 and 2 communities dispose of their garbage at the beach. Based on the health problems of Laotongan Village, the PKMS team focused to carry out health promotion, health checks and mass community service work using methods in the form of stages of preparation, implementation, monitoring, and evaluation of activities. The community service of healthy living behaviors in Laotong was carried using 10 indicators of Healthy Clean Living Behavior (PHBS), prevention of household waste and plastic waste, counseling on management of hypertension. blood pressure measurement, gout and blood sugar values and finally the activities were gathering together people to do environment cleaning along the beach at Lendongan 2 retaining wall.
MODIFIKASI ALAT TANGKAP BUBU LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELOMPOK NELAYAN DI PULAU BEENG LAUT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Imanuel Sarapil; Eunike Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat tangkap Bubu atau yang lebih dikenal dengan sebutan Somba bagi masyarakat lokal, merupakan alat tangkap yang sudah cukup lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Beeng Laut. Namun, keterbatasan konstruksi alat tangkap bubu yang terbuat dari anyaman bambu, mendorong Tim Pengabdi untuk memodifikasi alat tangkap tersebut menjadi lebih tahan lama. Sehingga dengan adanya modifikasi alat tangkap Bubu yang menggunakan besi dan tali jaring bahan PE multifilament, selain lebih tahan lama, juga membantu mengurangi biaya dan waktu pembuatan alat tangkap sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan penangkap ikan demersal. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi mitra. Mitra diharapkan dapat melakukan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dengan menggunakan modifikasi alat tangkap somba. Tim PKM memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai modifikasi dari alat tangkap somba, serta pelatihan teknik pengoperasiannya. Target luaran yang dihasilkan berupa jurnal ilmiah dan produk alat tangkap somba yang diberikan kepada mitra. Tim PKM juga memberikan penyuluhan tentang ekosistem pesisir dan perencanaan keuangan bagi mitra. Jumlah alat yang diberikan bagi kelompok nelayan yang ada di kampung Beeng Laut yaitu 15 unit bubu, 5 buah cool box, 5 buah kacamata air, dan 3 ujung besi untuk pembuatan alat tangkap Jubi. Hasil yang diperoleh belum maksimal yaitu 1 – 3 ekor ikan per Bubu, karena pengaruh faktor cuaca. Bubu or better known as Somba by the local people in Beeng Laut Island is a fishing gear that has been used by the people for generations. However, bubu made of bamboo is less durable, motivating our community service team (shorthened for team PKM) to modify the traditional fishing gear to last longer in the sea. The modified bubu is made of iron and multifilament polyethylene (PE) ropes. In addition to being more robust in the sea, this type of bubu is cheaper and requires shorter time to build, therefore possibly increasing the local fishermen’s income. This community service aimed to improve the welfare of our local fishermen partner and encouraged them to practice environmentally friendly fishing method by using the modified bubu. Our PKM team mentored and trained the local fishermen on how to modify Somba and equipped them with necessary fishing techniques. Targated outputs of this PKM include one published scientific article and a few somba fishing gears as final products of this community service. The team also introduced the local people to coastal ecosystems and financial planning. Moreover, the team provided fishermen partner with both fishing and auxiliary fishing tools such as fifteen units of Bubu, each five pieces of cool box and goggle and three iron rods for spears. Unfortunately, during tryout of the modified bubu, the fishermen caught only 1-3 fish due to wheather.
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN (SILVOFISHERY) DI KAWASAN HUTAN MANGROVE BAGI MASYARAKAT PESISIR BOLAANG MONGONDOW SELATAN Anton Rumengan; Debry Chrystie Lintong; Elvi S Mandiangan; Hengky J. Sinjal; Carolus P. Paruntu
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan PKM ini untuk mencari solusi dalam persoalan yang dihadapi. yaitu: 1) Masyarakat belum memanfaatkan lingkungan mangrove, sebagai tempat untuk pemeliharaan ikan; 2) Pemahaman tentang fungsi dan manfaat mangrove bagi kehidupan organisme air masih sangat kurang, serta belum mengetahui bahaya/ancaman yang ditimbulkan akibat penebangan pohon mangrove oleh masyarakat setempat; 3) Sebagian besar ekosistem mangrove yang ada di wilayah ini telah rusak, karena ditebang untuk dijadikan bahan rumah ataupun sebagai kayu bakar; 4) Pengelolaan pembukuan nelayan masih bersifat konvensional, mengakibatkan banyak pengeluaran dan pemasukan tidak tercatat, hal ini mempersulit dalam penghitungan keuntungan yang diperoleh. Target khusus untuk mengatasi persoalan-persoalan di atas adalah melalui penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan pendidikan manajemen usaha dan ekonomi secara langsung di lapangan kepada nelayan. Metode pelatihan dilakukan berdasarkan metode otodidak, memberikan ceraman (teori dan praktek) dan diskusi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 10 (sepuluh) bulan, dengan tahapan persiapan, pelatihan/ pendampingan, pemantauan, dan monitoring dan evaluasi. Target luaran yang dicapai pada akhir penyuluhan dan pelatihan ini adalah semua anggota kelompok maupun keluarganya mempunyai pengetahuan tentang:1) Fungsi dan manfaat konservasi mangrove, 2) Mitra memahami teknologi budidaya ikan metode silvofishery dan mempraktekkannya pembuatan tambak tumpang sari yang mengkombinasikan tambak dengan penanaman mangrove sehingga akan tersedianya ikan hasil budidaya metode silvofishery; 3) memahami dan mempraktekan dalam membuat pencatatan uang masuk dan keluar serta mampu menganalisis cash flow, sehingga mereka bisa mengatur dan mengetahui keuntungan mereka melalui pembukuan yang baik dan pada akhirnya akan meningkatkan pengetahuan dan produksi ikan di Desa Deaga. The purpose of this community service (shorten PKM) in Deage Village is to find solutions to the village’s community lack of (1) concern in making use of mangrove area for rearing Nile tilapia using silvofishery technique, (2) understanding about the function and benefit of mangrove for the life of aquatic organisms and the danger of cutting off mangrove, 3) awareness of the disctruction of mangrove forest that they cut down for building houses and for firewoods as well as 4) financial knowledge that led to their monthly high expenditure and low income. To overcome the problems, our team provided the Deaga’s community with counseling, training and mentoring in planting mangroves and education in business, economy and management directly at the field. The training method was based on adult learning methods in form of theory (lecture and group discussion) and practice mangrove plantation and building pond for silvofishery. The PKM was implemented for 10 months, covering key aspects such as preparation, training/assistance, monitoring and evaluation. The achieved targets or outcomes of this community service at the end of this program included (1) improvement in community’s knowledge about and awereness of the functions and benefits of mangroves conservation implemented through the plantation of 500 mangrove trees, 2) a better understanding of the silvofishery fish culture technology shown by the availability of 2 intercropping ponds built by the community combining a lake and mangrove as silvofishery fish cultivation method and 3) a better practice in recording their life expense (income and expenditure) and in analyzing cash flow, allowing them to manage their money through a proper book keeping, which in turn increased fisheries knowledge and fish production in Deaga Village.

Page 2 of 2 | Total Record : 20