cover
Contact Name
Ridwanta Manogu
Contact Email
ridwanta.manogu@uph.edu
Phone
021 5460901
Journal Mail Official
editor.diligentia@uph.edu
Editorial Address
Jl. MH Thamrin 1100 Lippo Karawaci, Tangerang 15811
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education
ISSN : -     EISSN : 26863707     DOI : 26863707
Core Subject : Religion, Education,
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education is a scientific journal of theology, Christian worldview, Christian education, philosophy of Christian education, and integration of faith and learning. It is published by the Department of Christian Religion Education at Universitas Pelita Harapan triannually in September, January and May.
Articles 138 Documents
Gereja sebagai Keluarga Allah Bagi Para Mantan Narapidana [The Church as God's Family for Ex-Prisoners] Yolanda Lase; Lindawati Lindawati
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.7409

Abstract

The church, as a representation of God's family, should actively provide support and guidance to individuals who have been released from prison and are capable of reintegration into society. Unfortunately, in reality, many churches fail to demonstrate acceptance towards former inmates, which leads to their isolation and drives them to seek support in less positive environments. This study utilizes a literature review approach, involving the search, selection, and evaluation of published materials like books, academic journals, articles, theses, and prior research reports relevant to the subject. The findings from this method reveal that the church's role as God's family remains largely unfulfilled, especially concerning those individuals labeled as 'ex-convicts.' Hence, it is imperative for the church to rekindle its commitment to embracing, loving, and guiding former prisoners through spiritual and social assistance, recovery and rehabilitation programs, community empowerment initiatives, and by offering hope and forgiveness to those seeking redemptionBAHASA INDONESIA ABSTRACT: Gereja sebagai keluarga Allah harus berperan dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada para mantan narapidana yang sehat setelah mereka dibebaskan dari penjara. Namun, pada kenyataannya, banyak gereja yang tidak menerima kunjungan mantan narapidana, sehingga kehadiran gereja justru mengucilkan mereka dan mendorong mereka untuk mencari dukungan dan bimbingan di lingkungan yang kurang positif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan pustaka. Metode ini melibatkan pencarian, pemilihan, dan evaluasi literatur yang telah dipublikasikan, seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, tesis, dan laporan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Berdasarkan metode ini, diperoleh hasil bahwa peran gereja sebagai keluarga Allah belum sepenuhnya terlaksana, terutama bagi mereka yang dikenal sebagai ekses. Oleh karena itu, gereja perlu menyadarkan kembali bahwa hal tersebut termasuk menerima, mengasihi dan membimbing para mantan melalui pendampingan rohani, pendampingan sosial, pemulihan dan rehabilitasi, pemberdayaan masyarakat, serta memberikan pengharapan dan pengampunan kepada para mantan penyandang disabilitas.
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar [Reading Comprehension Skills of Elementary School Students] Sarah Adelheit Frans; Yubali Ani; Yesaya Adhi Wijaya
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 1 (2023): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i1.6567

Abstract

The ability to read comprehensively is the key to success in education. The ability to read comprehensively can help students understand in depth the contents of a reading so that students' knowledge can develop. This ability has been taught since the third grade of elementary school and its development is specifically carried out in Indonesian Language lessons but is useful in other subjects. However, there are still problems with low reading comprehension skills at the elementary level to a higher level. The purpose of writing this paper is to present the reading comprehension ability of elementary school students. The method of writing is a literature review by conducting an assessment of various sources. The results of the study show that the low reading comprehension ability is caused by low interest in reading, lack of motivation, until learning to read comprehension is boring. The teacher's role is needed in selecting and implementing appropriate reading comprehension learning strategies to be able to improve these abilities. There are many types of reading comprehension learning strategies and teachers must choose and apply the right strategies so that students can achieve learning objectives. The teacher's role in selecting and implementing learning strategies is influenced by the value system held by the teacher. Christian teachers must see their students as Imago Dei with their own uniqueness and diverse needs. In this way, Christian teachers will help students grow holistically. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Kemampuan membaca secara komprehensif merupakan kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan.Kemampuan membaca komprehensif dapat membantu siswa memahami secara mendalam isi suatu bacaan sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang.Kemampuan ini telah diajarkan sejak kelas tiga sekolah dasar dan pengembangannya secara khusus dilakukan pada pelajaran Bahasa Indonesia, namun bermanfaat pada mata pelajaran lainnya.Namun, masih terdapat permasalahan rendahnya kemampuan membaca pemahaman di tingkat sekolah dasar hingga ke jenjang yang lebih tinggi.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.Metode penulisan yang digunakan adalah kajian literatur dengan melakukan pengkajian dari berbagai sumber.Hasil kajian menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan membaca pemahaman disebabkan oleh rendahnya minat baca, kurangnya motivasi, hingga pembelajaran membaca pemahaman yang membosankan.Peran guru sangat dibutuhkan dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran membaca pemahaman yang tepat untuk dapat meningkatkan kemampuan tersebut.Ada banyak jenis strategi pembelajaran membaca pemahaman dan guru harus memilih dan menerapkan strategi yang tepat agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.Peran guru dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut oleh guru.Guru Kristen harus melihat murid-muridnya sebagai Imago Dei dengan keunikan dan kebutuhan yang beragam. Dengan cara ini, guru-guru Kristen akan membantu para siswa bertumbuh secara holistik.
Tinjauan Teologis Mengenai Konsep Purgatory dan Implikasinya Terhadap Soteriologi [Theological Review of the Concept of Purgatory and Its Implications for Soteriology] Suparman Suparman; Bimo Setyo Utomo; Dahlia Juliadil Veronica Zebua
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 1 (2024): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i1.7685

Abstract

The concept of purgatory or what is known as purification is one of the concepts that the Catholic Church believes as a truth for those who during their lifetime had a close relationship with God, but were still not pure enough to enter heaven, so a purification process is needed. The Catholic Church provides the basis of Bible verses and Deuterocanonics to support its teachings and the process will take place according to the sins that have been committed while living in this world. This research uses qualitative methods with a library approach. Using the literature method, the researcher will explain the concept of purgatory in the teachings of the Catholic Church from accurate sources, originating from Catholic circles themselves which will be reviewed theologically-critically to find that the concept of purgatory is contrary to the redemptive work of Jesus Christ on the cross. In the end, the concept of purgatory is not in accordance with what God has stated in His Word and has implications for soteriology, namely: Jesus is the only way of salvation, salvation is a grace, and praying for the dead is not Biblical.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Konsep api penyucian atau yang dikenal dengan istilah purifikasi merupakan salah satu konsep yang diyakini Gereja Katolik sebagai sebuah kebenaran bagi mereka yang semasa hidupnya memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, namun masih belum cukup murni untuk masuk surga, sehingga diperlukan proses pemurnian. Gereja Katolik memberikan dasar ayat-ayat Alkitab dan Deuterokanonika untuk mendukung ajarannya dan prosesnya akan berlangsung sesuai dengan dosa yang telah dilakukan selama hidup di dunia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Dengan menggunakan metode kepustakaan, peneliti akan menjelaskan konsep api penyucian dalam ajaran Gereja Katolik dari sumber-sumber yang akurat, yang berasal dari kalangan Katolik sendiri yang kemudian akan ditinjau secara teologis-kritis untuk menemukan bahwa konsep api penyucian bertentangan dengan karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Pada akhirnya, konsep api penyucian tidak sesuai dengan apa yang telah Tuhan nyatakan dalam Firman-Nya dan berimplikasi pada soteriologi, yaitu: Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, keselamatan adalah anugerah, dan mendoakan orang mati tidak Alkitabiah.
Peran Guru Kristen Sebagai Penuntun Untuk Meningkatkan Numerasi Siswa Fetty Hosanna Sigalingging; Henni Sitompul
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.7910

Abstract

The low numeracy of students is still an emerging topic of discussion and has not yet made progress. Research from PISA and OECD shows that Indonesia ranks low for numeracy skills. Many efforts have been made to improve numeracy, one of which is the implementation of the Christian teacher's role as a guide. Therefore, this article is written with the aim of examining the role of Christian teachers as guides to improve student numeracy. This research was conducted using a literature review. The Christian teacher as a guide means that the teacher plays a role in directing and providing guidance for students. In improving numeracy, Christian teachers play a role in directing students to the right mindset towards numeracy content. Christian teachers make Jesus as a shepherd an example in carrying out their role as a guide to improve numeracy. Christian teachers help students to improve numeracy according to numeracy indicators while keeping the Bible as the source of truth. Christian teachers will make Christ the center of education, which means that all aspects of education are worked on and focused on Christ. Thus students can utilize numeracy skills in accordance with biblical truth and glorify God. Future researchers are advised to examine more deeply the factors that influence numeracy and find solutions to the appropriate role of Christian teachers to improve numeracy skills.BAHASA INDONESIA ABSTRACTRendahnya kemampuan berhitung siswa masih menjadi perbincangan yang muncul dan belum mengalami kemajuan. Penelitian dari PISA dan OECD menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat rendah untuk kemampuan berhitung. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung, salah satunya adalah dengan menerapkan peran guru Kristen sebagai penuntun. Oleh karena itu, artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengkaji peran guru Kristen sebagai penuntun untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur. Guru Kristen sebagai penuntun berarti guru berperan untuk mengarahkan dan memberikan tuntunan kepada siswa. Dalam meningkatkan kemampuan berhitung, guru Kristen berperan dalam mengarahkan siswa agar memiliki pola pikir yang benar terhadap materi berhitung. Guru Kristen menjadikan Yesus sebagai gembala sebagai teladan dalam menjalankan perannya sebagai penuntun untuk meningkatkan kemampuan berhitung. Guru Kristen menolong siswa untuk meningkatkan kemampuan berhitung sesuai dengan indikator-indikator berhitung dengan tetap menjadikan Alkitab sebagai sumber kebenaran. Guru Kristen akan menjadikan Kristus sebagai pusat dalam pendidikan, yang berarti semua aspek pendidikan dikerjakan dan difokuskan pada Kristus. Dengan demikian siswa dapat menggunakan kemampuan berhitung sesuai dengan kebenaran Alkitab dan memuliakan Tuhan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berhitung dan mencari solusi mengenai peran guru Kristen yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berhitung.
The Demoniac of Gadarenes as a Portrait of the Perilous Time (καιροὶ χαλεποί): An Eschatological Reflection on the Nigerian Church and Society [Roh-roh Jahat di dalam Diri Orang-Orang Gadara sebagai Potret dari Zaman yang Penuh Bahaya (καιροὶ χαλεποί): Sebuah Refleksi Eskatologis tentang Gereja dan Masyarakat Nigeria] Rotimi Paul Oluwatoba; Ayodele Atowoju; Samuel Sunday Alamu
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.8282

Abstract

The primary focus of this paper is the eschatological implication of the Greek word χαλεποί -perilous or fierce, from its description of human society in the last days as καιροὶ χαλεποί -perilous time (II Timothy 3:1) and its use in describing the horrifying or fierce experiences of the maniac of Gadara (Mathew 8:28). Academic discussions on eschatology have largely been focused on cataloguing the catastrophic unfolding end time events, such as natural disasters, wars, global outbreak of diseases, Israel diplomatic relations and their prophetic timeline. The general depravity of the human society as a prophetic dimension of the end time has not received its deserved attention. This study, through qualitative research, assessed the theological, eschatological and socio-ethical implications of the end time depravities (χαλεποί) on Nigerian society. There is a connection between demonic activities, as in the maniac of Gadarenes, and the identified bizarre human activities in and outside the Nigerian Church. Spiritual discernment, disengagement from corrupt personalities and discipleship of future leadership are recommended for the preservation of the end-time church.BAHASA INDONESIA ABSTRACTFokus utama dari makalah ini adalah penerapan eskatologis dari kata Yunani χαλεποί -berbahaya atau ganas, dari gambarannya tentang masyarakat di akhir zaman sebagai καιροὶ χαλεποί -waktu yang berbahaya (II Timotius 3:1) dan penggunaannya untuk menggambarkan pengalaman mengerikan atau ganas dari orang yang kerasukan di Gadara (Matius 8:28). Diskusi akademis tentang eskatologi sebagian besar terfokus pada penggambaran mengenai bencana yang akan terjadi di akhir zaman, seperti bencana alam, peperangan, wabah penyakit global, hubungan diplomatis Israel, dan garis waktu nubuatannya. Kebobrokan umum dari masyarakat manusia sebagai dimensi nubuatan kenabian dari akhir zaman belum mendapatkan perhatian yang seharusnya. Penelitian ini, yang dilaksanakan melalui metode penelitian kualitatif, ditujukan untuk mengevaluasi secara teologis, eskatologis, dan dampak sosio-etis dari kebobrokan akhir zaman (χαλεποί) pada masyarakat Nigeria. Terdapat hubungan antara tindakan-tindakan kerasukan, seperti dalam kasus orang kerasukan di Gadara, dan tindakan-tindakan tidak lazim lainnya yang teridentifikasi di dalam dan di luar Gereja Nigeria. Penulis menghimbau agar gereja di Nigeria memiliki ketajaman rohani, dan jangan melibatkan diri dengan pemimpin gereja yang memiliki kepribadian yang tercemari oleh kesesatan.
Penggunaan Metode Diskusi untuk mengupayakan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X [Using the Discussion Method to Enhance Student Learning Activeness in Grade 10 Economics Classes] Theresia Emmanuella; Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 1 (2023): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i1.6328

Abstract

The problem of student learning activity can happen in the classroom community. Activeness is necessary for students to train them to be someone who wants to use all their abilities to understand science. Activity problems can occur due to lack of student interest in learning. It is parallel with students as human beings who have sinful natures. They tend to indulge their sense of laziness, and boredom and even rebel against everything that is not suitable for them. Then, the less active of students will also complicate learning in groups. So, student’s activeness needs to be pursued to achieve learning objectives. The selection of the proper learning method as a way of distributing material is one way of seeking student learning activities. Discussion as learning method can be an option that can be used to attract students' attention or interest because this method enchanted student’s involvement in learning. This paper will discuss how discussion as learning method can promote student activity with qualitative-descriptive research methods. After using this method, the research found that many students actively participated in learning. However, the shortcoming still found were that this method resulted in a class that was not conducive. This invites teachers not to forget the teacher's role in classroom control. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Masalah keaktifan belajar siswa adalah salah satu masalah yang terjadi di dalam komunitas kelas. Keaktifan merupakan hal penting bagi siswa untuk melatihnya menjadi seorang yang mau menggunakan semua kemampuannya untuk memahami ilmu pengetahuan. Masalah keaktifan dapat terjadi karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran, hal ini sejalan dengan siswa sebagai manusia yang bernatur dosa. Siswa masih bisa memilih untuk menuruti rasa malas, bosan bahkan memberontak akan segala sesuatu yang tidak sesuai bagi dirinya. Selanjutnya, ketidakaktifan siswa juga akan mempersulit pembelajaran secara berkelompok. Jadi, keaktifan perlu diupayakan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sebagai cara penyaluran materi menjadi salah satu cara mengupayakan keaktifan belajar siswa. Metode diskusi dapat menjadi pilihan yang dapat digunakan untuk menarik perhatian atau minat siswa karena guru melibatkan mereka di dalam pembelajaran. Tentu dalam paper ini akan dibahas bagaimana penggunaan metode diskusi dapat mengupayakan keaktifan siswa dengan metode penelitian kualitatif-deskriptif. Setelah menggunakan metode ini, ditemukan beberapa keberhasilan yaitu banyak siswa yang ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran pada sebuah kelas. Namun, pada kesempatan mengajar di kelas lainnya, kekurangan yang ditemukan yaitu metode ini menghasilkan kelas yang tidak kondusif. Hal ini mengajak guru untuk tidak melupakan peran guru dalam pengendalian kelas.
Guru Kristen sebagai Pembimbing dan Penuntun dalam Konsep Kelas Tiga Dinding Ki Hajar Dewantara Melalui Pembelajaran Autentik [The Christian Teacher as Mentor and Guide in Ki Hajar Dewantara's Third Wall Classroom Concept Through Authentic Learning] Sarali Sihombing; Pitaya Rahmadi
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 1 (2024): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i1.7788

Abstract

The Christian teacher as guide and mentor is not focused on academic achievement only, but rather guides and assists students to become like Christ and responsible individuals. However, the reality is that many teachers still adopt traditional learning, neglect other skills, and distance themselves from Biblical truth. This article presents the role of the Christian teacher as a guide and mentor in the context of the relevance of science to the environment, especially Ki Hajar Dewantara's "Three Wall Classroom" concept through authentic learning based on biblical insights using a literature review. As a result, Christian teachers as mentors and guides are able to create holistic learning, meaningful and relevant learning, collaborate with reality, and bring students to the knowledge of God. In conclusion, the Christian teacher as a guide and mentor in the "Three Walls Classroom" through authentic learning is to center learning on Christ, motivate student development in all aspects, and become an agent of restoring students' relationship with God. As a suggestion, a teacher must understand the calling as a ministry. For future writers, it is suggested to dig deeper into educational issues and add relevant evidence or data.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru Kristen sebagai pembimbing dan penuntun bukanlah guru yang berfokus pada pencapaian akademik, melainkan membimbing dan mendampingi siswa serupa dengan Kristus dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Namun, realitanya banyak guru masih mengadopsi pembelajaran tradisional, mengabaikan keterampilan lain, dan memberi jarak dengan kebenaran Alkitab. Karya tulis ini memaparkan peran guru Kristen sebagai pembimbing dan penuntun dalam konteks relevansi ilmu pengetahuan dengan lingkungan terkhusus konsep "Kelas Tiga Dinding" Ki Hajar Dewantara melalui pembelajaran autentik berlandaskan wawasan Alkitabiah menggunakan kajian literatur. Hasilnya, guru Kristen sebagai pembimbing dan penuntun mampu menciptakan pembelajaran holistis, pembelajaran bermakna dan relevan, berkolaborasi dengan realita, dan membawa siswa kepada pengenalan akan Allah. Kesimpulannya, guru Kristen sebagai pembimbing dan penuntun dalam Kelas Tiga Dinding melalui pembelajaran autentik adalah memusatkan pembelajaran pada Kristus, memotivasi perkembangan siswa dalam segala aspek, dan menjadi agen pemulihan hubungan siswa dengan Allah. Sebagai saran, seorang guru harus memahami panggilannya sebagai suatu pelayanan. Bagi penulis selanjutnya, disarankan menggali lebih dalam isu pendidikan dan menambah bukti atau data relevan.
Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Xii Ipa Pada Mata Pelajaran Fisika Febri Dian Santoso; Yohanes Edi Gunanto
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.7930

Abstract

The background of this writing is based on the fact that critical thinking skills in Indonesia are categorized as low. Students' critical thinking skills are very important in the digital era. Technology plays an important role in education, especially for Christian teachers to have relevant competencies as facilitators. This writing aims to find out what competencies Christian teachers need to develop students' critical thinking skills in the digital era. The author uses a qualitative descriptive method in this research. The research results show that the competence of Christian teachers as facilitators is crucial for developing students' critical thinking skills in the digital era. In developing students' critical thinking skills in the digital era, Christian teachers as facilitators must operate within the framework of Christian education, which is based on Biblical truth. This approach aims to restore the image and likeness of God, which has been distorted in students. Humans, as images of God, possess unique qualities, making it essential for Christian teachers to develop students holistically. Holistic student development involves teachers fulfilling their role as facilitators in Christian education. The recommendation for further research is to examine the role of Christian teachers beyond that of facilitators in developing students' critical thinking skills in the digital era to evaluate the effectiveness of these roles.BAHASA INDONESIA ABSTRACTLatar belakang penulisan ini adalah fakta bahwa kemampuan berpikir kritis di Indonesia dikategorikan rendah. Kemampuan berpikir kritis siswa sangat penting di era digital. Teknologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, khususnya bagi guru-guru Kristen untuk memiliki kompetensi yang relevan sebagai fasilitator. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa kompetensi guru Kristen yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di era digital. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru Kristen sebagai fasilitator sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di era digital. Dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di era digital, penerapan peran guru Kristen sebagai fasilitator perlu dilakukan dalam kerangka pendidikan Kristen yang mendasarkan pendidikannya pada kebenaran Alkitab untuk mengembalikan gambar dan rupa Allah yang telah terdistorsi dalam diri siswa di era digital. Manusia adalah gambar dan rupa Allah yang memiliki keunikan masing-masing. Oleh karena itu, hal ini membuat guru-guru Kristen harus mengembangkan siswa secara holistik. Pengembangan siswa secara holistik dilakukan dengan menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam pendidikan Kristen. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah meneliti efektivitas peran guru Kristen lainnya  dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa di era digital.
Peran Guru Kristen dalam Mengembangkan Keterampilan Kolaboratif pada Pembelajaran Abad ke-21 berdasarkan Filsafat Pendidikan Kristen Putri Subur Tarisah; Destya Waty Silalahi
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.8289

Abstract

21st century learning that is influenced by technology is expected to be able to equip and facilitate students with 6C skills, one of which is collaboration skills. Collaboration skills possessed by students provide many benefits in the learning process. In fact, there is evidence in the field proving that students have low collaboration skills caused by many factors, one of which is the role of the Christian teacher. Christian teachers as individuals who realize that they have been redeemed and become servants of God have an important role in helping students to meet educational demands that are influenced by the times, such as developing collaboration skills. The purpose of writing this paper is to describe the role of Christian teachers in developing collaboration skills in the midst of 21st Century Education using the literature review method. The results of this research are that collaboration skills are an important component in carrying out the Great Commission and the Law of Love established by God, especially as the image and likeness of a Trinitarian God, so that the role of Christian teachers is needed in developing students' collaboration skills. The conclusion of the study is that teachers can act as guides and facilitators by providing correct understanding and facilitating students in developing collaboration skills. The suggestion that can be given is that Christian teachers must be able to develop students' collaboration skills by being active in the learning process and taing into account the needs of students and trying to facilitate them.BAHASA INDONESIA ABSTRACTPembelajaran abad 21 yang dipengaruhi oleh teknologi diharapkan mampu membekali dan memfasilitasi mahasiswa dengan keterampilan 6C, salah satunya adalah keterampilan kolaborasi. Kemampuan kolaborasi yang dimiliki oleh siswa memberikan banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Kenyataannya, terdapat fakta di lapangan yang membuktikan bahwa siswa memiliki keterampilan kolaborasi yang rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah peran guru Kristen. Guru Kristen sebagai pribadi yang menyadari bahwa dirinya telah ditebus dan menjadi hamba Tuhan memiliki peran penting dalam menolong siswa untuk memenuhi tuntutan pendidikan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, salah satunya adalah mengembangkan keterampilan kolaborasi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru Kristen dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi di tengah-tengah Pendidikan Abad 21 dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan kolaborasi merupakan komponen penting dalam menjalankan Amanat Agung dan Hukum Kasih yang ditetapkan oleh Allah, terutama sebagai gambar dan rupa Allah Tritunggal, sehingga peran guru Kristen sangat dibutuhkan dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah guru dapat berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dengan memberikan pemahaman yang benar dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi. Saran yang dapat diberikan adalah guru-guru Kristen harus dapat mengembangkan kemampuan kolaborasi siswa dengan cara aktif dalam proses pembelajaran dan memperhatikan kebutuhan siswa serta berusaha memfasilitasi mereka.
Paskah Kristiani Menggenapi Kovenan Mesianik Dalam Kejadian 3:15 [The Christian Passover Fulfills the Messianic Covenant in Genesis 3:15] Tjutjun Setiawan; Fery Rondonuwu; Sri Darajat Suaji; Simon Simon
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 1 (2023): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i1.6494

Abstract

Passover celebrations are always repeated every year for Christians, although not as festive as Christmas. Christian Passover events are a series of events from the death of Jesus Christ on the cross and His resurrection on the third day. There have been many attempts to reduce the events of the cross and deny the crucified figure of Jesus Christ. This research tries to explore and examine the meaning of Easter in Christianity and how it relates to the Messianic Covenant in Genesis 3:15. The method used is qualitative with a literature review approach, examining the red threads of the Old and New Testaments regarding Passover, where in the conclusion there is a relationship between Genesis 3:15 concerning the Messianic covenant as a type and its antitype or fulfilment is in the event of the cross, and this is a work God's salvation in overcoming human sin, on the one hand God's justice is satisfied by punishing sin on the cross, and on the other hand it shows God's love for humans. Thus, as people who believe in Jesus Christ, they must understand the meaning of this Passover in their daily lives, and moreover, theological high school students and church pastors must understand that and educate the congregation to maintain the spirit of Passover. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Perayaan Paskah selalu berulang setiap tahun bagi umat Kristiani, meskipun tidak semeriah Natal. Peristiwa Paskah adalah suatu rangkaian peristiwa dari kematian Yesus Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga. Banyak upaya untuk mereduksi peristiwa salib dan menafikan sosok Yesus Kristus yang tersalib. Penelitian ini mencoba menggali dan mengkaji makna paskah dalam kekristenan dan apa hubungannya dengan kovenan Mesianik dalam Kejadian 3:15. Metode yang dipergunakan adalah kualitatif dengan pendekatan kajian Pustaka, menelisik benang merah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang Paskah, di mana dalam simpulan terdapat hubungan antara Kejadian 3:15 tentang kovenan Mesianik sebagai tipe dan antitipenya atau penggenapannya ada pada peristiwa salib, dan ini merupakan karya keselamatan Allah dalam mengatasi dosa manusia, di satu sisi keadilan Allah terpuaskan dengan menghukum dosa di salib, dan di sisi lainnya menunjukkan kasih Allah pada manusia. Dengan demikian sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus harus memahami makna Paskah ini dalam kehidupan sehari-hari dan terlebih bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi dan para gembala gereja harus memahami itu dan mengedukasi jemaat untuk tetap menjaga semangat Paskah.

Page 11 of 14 | Total Record : 138