cover
Contact Name
Kani Mahardika
Contact Email
kani.mahardika@email.unikom.ac.id
Phone
+6281221746321
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Dipati Ukur No.112-116, Kota Bandung, Jawa Barat
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Wilayah dan Kota
ISSN : 23557281     EISSN : 26859378     DOI : https://doi.org/10.34010/jwk
JWK: Jurnal Wilayah dan Kota is an academic journal published two times annually (April-November) by Program of Regional and City Planning (Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer) Universitas Komputer Indonesia. This journal publishes original researches in multi concepts, theories, perspectives, paradigms and methodologies on regional and city planning.
Articles 94 Documents
IDENTIFIKASI ALIH FUNGSI LAHAN DARI SEKTOR PERTANIAN KE SEKTOR JASA DAN PERDAGANGAN KECAMATAN TELUK JAMBE TIMUR, KABUPATEN KARAWANG Moechtar, Wisnu Pratama; Warlina, Lia
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i01.2451

Abstract

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian menjadi salah satu permasalahan yang ada di Kabupaten Karawang. Kondisi tersebut dikarenakan adanya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sehingga kebutuhan akan ruang semakin meningkat, terutama yang terjadi di Kecamatan Teluk Jambe Timur yang mulai terlihat mengalami alih fungsi lahan pertanian ke sektor jasa dan perdagangan pada tahun 2013-2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alih fungsi lahan yang terjadi, melihat persepsi masyarakat dan petani mengenai alih fungsi lahan yang terjadi serta melihat dampak yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan di Kecamatan Teluk Jambe Timur. Metode penelitian digunakan analisis kuantitatif dan overlay peta Kecamatan Telukjambe Timur. Data primer melalui kuesioner serta data sekunder melalui dinas-dinas terkait dan studi literatur atau referensi lainnya. Dalam kurun waktu 5 tahun (2013- 2018) alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Teluk Jambe Timur, ada penurunan luas lahan pertanian sebesar 578,8 Ha (lahan kebun) dan 89,76 ha (lahan sawah). Namun disisi lain ada penambahan guna lahan sektor jasa dan perdagangan yang sebelumnya tahun 2013 belum memiliki sektor jasa dan perdagangan, pada tahun 2018 bertambah memiliki sektor jasa dan perdagangan dengan masing-masing luas lahan sebesar 54,74 Ha (sektor jasa) dan 39,88 Ha (sektor perdagangan). Persepsi masyaraka tentang kondisi lingkungan 47% berpendapat bahwa kondisi lingkungan semakin baik, sedangkan persepsi tentang persetujuan atas alihfungsi lahan terdapat 63% masyarakat tidak setuju dengan adanya alih fungsi lahan yang terjadi Kecamtan Teluk Jambe Timur. Persepsi masyarakat tentang manfaat alih fungsi lahan masyarakat sebanyak 75% mendapatkan manfaat positif karena adanya alih fungsi lahan. Sebanyak 32% masyarakat menjawab manfaat yang dirasa karena dengan adanya lapangan pekerjaan baru. Sedangkan menurut petani, terdapat 40% berpendapat adanya peningkatan harga lahan pertanian menjadi penyebab adanya alih fungsi lahan. Kata Kunci : Alih fungsi lahan, Persepsi Masyarakat dan Petani, Dampak
EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG Alam, M.F. I.; Warlina, Lia
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i01.2452

Abstract

Tempat pemakaman umum (TPU) selain digunakan untuk kegiatan pemakaman, juga berfungsi sebagai RTH perkotaan. TPU yang ada di Kota Bandung sudah hampir penuh digunakan. Bahkan, 13 TPU yang ada dan memiliki luas lahan 1.454.955 m2 berdasarkan survey yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung kini 96% telah terisi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi penyediaan lahan tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Bandung berdasarkan pedoman dan peraturan yang terkait dengan pemakaman. Sasaran yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu teridentifikasinya kondisi eksisting penyediaan lahan pemakaman di Kota Bandung saat ini melalui aspek-aspek utama pada pemakaman yaitu penggunaan TPU, penggolongan TPU, fasilitas TPU, sebaran lokasi TPU, dan pengelolaan TPU, mengevaluasi lokasi pemakaman ditinjau berdasarkan pola lokasinya, yaitu berdasarkan lokasinya dalam konteks tata ruang dan kedekatannya dengan elemen kegiatan kota, dan mengevaluasi penyediaan lahan pemakaman di Kota Bandung yang mengacu pada standar dan peraturan yang berlaku terkait dengan pemakaman di kawasan perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan dari 13 TPU di Kota Bandung terdapat tujuh TPU yang kritis karena keterbatasan lahan karena lahan pemakaman telah terisi penuh, dan terdapat enam TPU yang belum terisi penuh untuk pemakaman karena masih tersedia lahan. Berdasarkan evaluasi terhadap lokasi pemakaman berdasarkan konteks tata ruang dan elemen kegiatan yang berdekatan diketahui beberapa pemakaman yang secara lokasi tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987. Seluruh tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Bandung belum efektif menjadi salah satu elemen ruang terbuka hijau (RTH) publik karena masih minimnya fasilitas di setiap TPU dan juga masih banyaknya makam yang menggunakan perkerasan (tembok). Hal tersebut karena pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola dan kuantitas sumber daya manusia (pegawai) masih relatif rendah membuat kondisi TPU menjadi kurang tertib, nyaman, dan indah. Kata Kunci : Makam, Tempat Pemakaman Umum, Ruang Terbuka Hijau
DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN KE NON-PERTANIAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI Hatta, A.; Warlina, Lia
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i01.2453

Abstract

ABSTRAK The research objective were to identify land use change in Kecamatan Cibadak and to describe the impact of land use change toward farmer’s income. This research used primary and secondary data. Primary data was collected by distribution of questionary, while secondary data was obtained from related intitutions.overlay technique was used to identify land use change. In other hand, descriptive analysis was use to describe land use change impact toward on farmer’s income. The total change of land use was 1,86 % in seven years (2006-2013). The total change of land use was 1,19 % in three years (2013-2016). The total income of land use type settlement was 33,112 ha in the ten years. However, the total change of agricultural land was 19,699 ha. It were 11 farmers who convert their land stated that theor income were in change deu to land conversion. Their agricultural land was converted into built area. The farmers still own the land and the culding or houses. Kata Kunci : Guna Lahan, Perubahan Guna Lahan, Pemasukan
IDENTIFIKASI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI NON-PERTANIAN (INDUSTRI) DI KABUPATEN CIANJUR SERTA DAMPAK BAGI PEREKONOMIAN MASYARAKAT WILAYAH SETEMPAT DI DESA SUKASIRNA KABUPATEN CIANJUR Gustiwan, A.; Warlina, Lia
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i01.2454

Abstract

Sukasirna Village is one of ten villages that existed in Kecamatan Sukaluyu. The area of Kecamatan Sukaluyu is about 48.02 km2 or 4,802 ha. In the local Government Regulation No. 17 Year 2012 about Spatial Plan Kabupaten Cianjur in 2011 – 2031 set Kecamatan Sukaluyu bas set industrial zone. The research objectives area to identify land use change and it’s impact were to the economy of community in Desa Sukasirna. Data collection techniques were primary and secondary data collection. Primary data obtained from the results of observation and dissemination of questionnaires to the communities and farmers, while the secondary data obtained from relevant institutions agencies such as BAPPEDA, Badan Pusat Statistik, and the Office of Sukasirna Village. Method used for data analysis were descriptive analysis and overlay techniques for land use map in 2006, 2011, and 2016. The reseach resultan showed there was conversion of agricultural land into industrial land use. The area of agricultural land i.e ricefield in 2006 was 81.1 percent, in 2011 was 77 percent and in 2016, the area was 66.2 percent. The Langest conversion of agricultural land into industrial land was in 2011 to 2016 with an area of 57,37. The impact on livelihoods and people's income in 2016 had a decline in the number of farmers and there was an increasing livelihood of factory employees. The growth of industry increased the income of the community in 41 percent and additional income such as trading around the industrial area. Impacts on farmers led to a decrease in land ownership of farmers with a percentage of 48 percent, as well as other impacts on the environment were water pollution and air /sound pollution with a percentage of 70 percent. Kata Kunci : Guna Lahan, Perubahan Guna Lahan, Pemukiman, dan Pemasukan
IDENTIFIKASI POLA PERGERAKAN ORANG DAN BARANG ANTARA KOTA SURABAYA DENGAN KOTA-KOTA DI INDONESIA TIMUR Djami, N. J.; Suheri, Tatang
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 01 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i01.2455

Abstract

Pergerekan orang dan barang yang terjadi khususnya yang menuju Indonesia Timur rata-rata yang terbesar adalah yang melalui Kota Surabaya. Pola pergerakan orang dan barang membuat Pergerakan yang tercipta dengan didukungnya dari faktor jasa transportasi yang memadahi membuat Kota Surabaya menjadi salah satu pintu atau penghubung antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pergerakan orang dan barang antara Kota Surabaya dengan kota-kota di Indonesia Timur melihat dari data Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) yang berasal dari Kota Surabaya menuju kota-kota di Indonesia Timur terkhusus pada Kota Mataram, Kota Kupang, Kota Makassar, Kota Manado, Kota Ambon, dan Kota Sorong. Untuk metode penelitiannya penulis menggunakan metode Mixed Method atau meode campuran. Dan untuk analisisnya menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Dimana penulis hanya menggunakan data sekunder berupa data ATTN 2011, data RIPN 2016, data dari BPS masing-masing kota, dan studi literatur atau referensi lainnya seperti jurnal dan internet. pola pergerakan orang yang dari Kota Surabaya paling besar adalah Kota Mataram (88.957 orang/tahun) dan Kota Makassar (63.702 orang/tahun). Sedangkan untuk pergerakan barang yang dari Kota Surabaya paling besar adalah Kota Mataram (165.780 ton/tahun) dan Kota Makassar (145.096 ton/tahun). Sedangkan yang menuju Kota Surabaya baik orang maupun barang lebih di dominasi oleh pergerakan orang dan barang dari Kota Makassar dan Kota Mataram. Hubungan Pola pergerakannya dimana dilihat dari mikro dimana setiap Kota yang menjadi tujuan pergerakan orang dan barang tersebut merupakan Ibu Kota dan memilki bandaran berkelas Nasional dan Internasional, serta pelabuhan yang memiliki hirarki kelas utama dan kelas pengumpul. Sedangkan dari sektor makronya ketika di bandingkan maka pergerakan yang dari Kota Surabaya lebih besar yang menuju Indonesia Timur ketimbang pergerakan yang terjadi dari kota lainnya. Dari pergerakannya menyimpulkan bahwa Kota Surabaya merupakan kota penghubung yang menuju ke Indonesia Timur sehingga pertumbuhan di Indonesia timur ketimpangannya tidak terlalu jauh dari Indonesia bagian Barat Kata Kunci : Ketimpangan Wilayah, Pola Pergerakan, Hubungan Pola Pergerakan
PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN TK, SD DAN SMP BERDASARKAN SEBARANNYA (STUDI KASUS: KECAMATAN BANDUNG WETAN DAN KECAMATAN SUMUR BANDUNG) Saomi, Rinda F.; Syafriharti, Romeiza
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i02.3188

Abstract

ABSTRAK Kemacetan di Kota Bandung pada waktu pagi dan sore hari sangatlah tinggi, salah satunya kemacetan di area sarana pendidikan. Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur Bandung merupakan pusat Kota Bandung, dari dua kecamatan tersebut terdapat kelurahan diantaranya Kelurahan Tamansari, Kelurahan Citarum, Kelurahan Cihapit, Kelurahan Braga, Kelurahan Kebon Pisang, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Babakan Ciamis. Dengan ketersediaan sarana pendidikan yang terdapat di setiap kelurahan terutama sarana pendidikan TK yang dengan jangkauan radius 500 meter untuk berjalan kaki diharapkan penduduk sekitar pemukiman dapat mejangkau sarana tersebut dengan berjalan kaki (walkability), dan jangkauan sarana pendidikan SD dan SMP 1000 meter. Dengan adanya sistem zonasi yag ditetapkan oleh PERMENDIKBUD No. 14 Tahun 2018 penduduk hanya dapat mendaftar sesuai dengan zonasi yang terdekat dengan tempat tinggal. Sehingga dibutuhkannya kajian mengenai ketersediaan dan radius jangkauan sarana pendidikan di Kecamatan Bandung Wetan dan Sumur Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengrtahui ketersediaan sarana pendidikan yang tersedia dan yang dapat diajangkau oleh penduduk yang tinggal di sekitar Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan data primer dengan melakukan observasi lapangan terkait sarana pendidikan TK, SD, SMP yang tersedia dan data sekunder yang digunakan untuk menggali informasi terkait ketersediaan sarana yang tersedia dan gambaran umum wilayah yang di teliti. Dan kemudian akan di analisis menggunakan software ArcGIS dengan overlay dan buffering untuk mengetahui radius yang akan dijangkau dengan ketersediaan sarana pendidikan di lingkup studi. Kata Kunci : Kemacetan, Walkability, Sarana Pendidikan, Radius.
PELAYANAN SARANA PENDIDIKAN TK, SD DAN SMP BERDASARKAN SEBARANNYA (STUDI KASUS: KECAMATAN BANDUNG WETAN DAN KECAMATAN SUMUR BANDUNG) Saomi, Rinda F.; Syafriharti, Romeiza
Jurnal Wilayah dan Kota Vol 6 No 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i02.3188

Abstract

ABSTRAK Kemacetan di Kota Bandung pada waktu pagi dan sore hari sangatlah tinggi, salah satunya kemacetan di area sarana pendidikan. Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur Bandung merupakan pusat Kota Bandung, dari dua kecamatan tersebut terdapat kelurahan diantaranya Kelurahan Tamansari, Kelurahan Citarum, Kelurahan Cihapit, Kelurahan Braga, Kelurahan Kebon Pisang, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Babakan Ciamis. Dengan ketersediaan sarana pendidikan yang terdapat di setiap kelurahan terutama sarana pendidikan TK yang dengan jangkauan radius 500 meter untuk berjalan kaki diharapkan penduduk sekitar pemukiman dapat mejangkau sarana tersebut dengan berjalan kaki (walkability), dan jangkauan sarana pendidikan SD dan SMP 1000 meter. Dengan adanya sistem zonasi yag ditetapkan oleh PERMENDIKBUD No. 14 Tahun 2018 penduduk hanya dapat mendaftar sesuai dengan zonasi yang terdekat dengan tempat tinggal. Sehingga dibutuhkannya kajian mengenai ketersediaan dan radius jangkauan sarana pendidikan di Kecamatan Bandung Wetan dan Sumur Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengrtahui ketersediaan sarana pendidikan yang tersedia dan yang dapat diajangkau oleh penduduk yang tinggal di sekitar Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan data primer dengan melakukan observasi lapangan terkait sarana pendidikan TK, SD, SMP yang tersedia dan data sekunder yang digunakan untuk menggali informasi terkait ketersediaan sarana yang tersedia dan gambaran umum wilayah yang di teliti. Dan kemudian akan di analisis menggunakan software ArcGIS dengan overlay dan buffering untuk mengetahui radius yang akan dijangkau dengan ketersediaan sarana pendidikan di lingkup studi. Kata Kunci : Kemacetan, Walkability, Sarana Pendidikan, Radius.
IDENTIFIKASI SEBARAN LOKASI SERTA KESESUAIAN LOKASI TOKO SWALAYAN DAN PUSAT PERBELANJAAN DI KECAMATAN TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG Kurniawan, M. E.; Warlina, Lia
Jurnal Wilayah dan Kota Vol 6 No 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i02.3189

Abstract

ABSTRAK Kecamatan Telukjambe Timur merupakan wilayah perkotaan dengan fokus pengembangan dan penataan kawasan industri serta permukiman. Dari keduanya, maka terjadi fenomena multiplier effect yang berupa munculnya sarana perdagangan. Yang dimaksud sarana tersebut adalah retail modern yang berupa toko swalayan dan pusat perbelanjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya pola distribusi serta kesesuaian lokasi secara normatif kedua jenis retail modern di atas. Metode penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode yang pertama adalah pengambilan data melalui data primer dan data sekunder. Sedangkan untuk metode analisis data menggunakan perangkat lunak google earth dan ArcMap 10.3. Dalam mengolah data, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Adapun hasil analisis dan pembahasan penelitian ini adalah dapat diketahui penyebarannya dengan jenis acak atau mengelompok. Selain itu, tidak sedikit minimarket, supermarket, hypermarket, departement store, dan mall yang berlokasi pada kelurahan, jenis jalan, dan penggunaan lahan tertentu. Dari hasil tersebut juga dapat diketahui luas jangkauan pelayanan masing-masing terhadap kawasan permukiman. Sehingga ada kawasan permukiman yang terlayani serta yang tidak. Selanjutnya, beberapa retail modern tersebut diketahui ada yang sesuai dan tidak sesuai berdasarkan kriteria lokasi pendirian toko swalayan dan pusat perbelanjaan. Kriteria yang dimaksud terdiri dari kesesuaian lokasi berdasarkan fungsi jalan, jarak dengan pasar tradisional/pasar rakyat, serta jarak dengan kawasan industri. Hasilnya, lebih banyak toko swalayan dan pusat perbelanjaan yang telah sesuai dibandingkan yang tidak sesuai.   Kata Kunci : Toko Swalayan, Pusat Perbelanjaan, dan Pola Sebaran.
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN DAN PENCIPTAAN BRANDING KAWASAN KAMPUNG KOTA DI KAWASAN BLOK TAHU CIBUNTU, KELURAHAN BABAKAN, KOTA BANDUNG Sudrajat, F. I.; Suheri, T
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i02.3190

Abstract

ABSTRAK Pemerekan tempat (branding space) saat ini menjadi salah satu inovasi dalam mengembangkan suatu tempat atau kawasan agar dapat bersaing di tengah perkembangan zaman, pemerekan tempat tidak hanya berkutat pada jargon atau simbol-simbol tertentu, namun didalamnya diperlukan identitas yang merupakan modal utama untuk mengembangan kawasan tersebut agar dapat dikenal dan memiliki asosiasi khusus di benak masyarakat. Khususnya dalam konteks kampung kota, dimana biasanya kampung kota memiliki cap kumuh dan tidak teratur, pemerekan tempat ini bisa dijadikan solusi alternatif untuk menata kawasan tersebut ke arah yang lebih baik, pemerekan dilakukan berdasarkan identitas serta segala atribut yang ada di dalam kawasan kampung kota agar memiliki asosiasi positif di benak masyarakat. Penelitian ini akan mengidentifikasi bagaimana perkembangan kawasan blok tahu cibuntu yang merupakan salah satu kawasan kampung kota di Kota Bandung hingga memiliki identitas sebagai penghasil tahu berkualitas, produk tahu yang berasal dari kawasan tersebut memiliki asosiasi positif di benak konsumen, dan juga akan mengidentikasi bagaimana penciptaan branding di kawasan tersebut bisa dilakukan. Dengan melakukan metode penelitian kualitatif serta pendekatan etnografi diharapkan penelitian ini bisa mendapatkan gambaran utuh tentang bagaimana perkembangan kawasan tersebut sehingga memiliki identitas juga bagaimana penciptaan branding yang dilakukan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perkembangan kawasan tersebut hingga memiliki identitas sampai hari ini melalui proses yang panjang dan tercipta secara organik, dimana masyarakat secara turun temurun melakukan kebiasaan serta menjaga kearifan lokal yang ada, lalu penciptaan branding terjadi melibatkan pemangku kebijakan setempat yakni Kelurahan Babakan yang memiliki andil membuat kebijakan untuk menjadikan kawasan tersebut memiliki ciri khas, penciptaan branding juga meilbatkan seluruh komponen masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Kata Kunci : Branding Space, Kampung Kota, Pemerekan Tempat.
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN DAN PENCIPTAAN BRANDING KAWASAN KAMPUNG KOTA DI KAWASAN BLOK TAHU CIBUNTU, KELURAHAN BABAKAN, KOTA BANDUNG Sudrajat, F. I.; Suheri, T
Jurnal Wilayah dan Kota Vol 6 No 02 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v6i02.3190

Abstract

ABSTRAK Pemerekan tempat (branding space) saat ini menjadi salah satu inovasi dalam mengembangkan suatu tempat atau kawasan agar dapat bersaing di tengah perkembangan zaman, pemerekan tempat tidak hanya berkutat pada jargon atau simbol-simbol tertentu, namun didalamnya diperlukan identitas yang merupakan modal utama untuk mengembangan kawasan tersebut agar dapat dikenal dan memiliki asosiasi khusus di benak masyarakat. Khususnya dalam konteks kampung kota, dimana biasanya kampung kota memiliki cap kumuh dan tidak teratur, pemerekan tempat ini bisa dijadikan solusi alternatif untuk menata kawasan tersebut ke arah yang lebih baik, pemerekan dilakukan berdasarkan identitas serta segala atribut yang ada di dalam kawasan kampung kota agar memiliki asosiasi positif di benak masyarakat. Penelitian ini akan mengidentifikasi bagaimana perkembangan kawasan blok tahu cibuntu yang merupakan salah satu kawasan kampung kota di Kota Bandung hingga memiliki identitas sebagai penghasil tahu berkualitas, produk tahu yang berasal dari kawasan tersebut memiliki asosiasi positif di benak konsumen, dan juga akan mengidentikasi bagaimana penciptaan branding di kawasan tersebut bisa dilakukan. Dengan melakukan metode penelitian kualitatif serta pendekatan etnografi diharapkan penelitian ini bisa mendapatkan gambaran utuh tentang bagaimana perkembangan kawasan tersebut sehingga memiliki identitas juga bagaimana penciptaan branding yang dilakukan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perkembangan kawasan tersebut hingga memiliki identitas sampai hari ini melalui proses yang panjang dan tercipta secara organik, dimana masyarakat secara turun temurun melakukan kebiasaan serta menjaga kearifan lokal yang ada, lalu penciptaan branding terjadi melibatkan pemangku kebijakan setempat yakni Kelurahan Babakan yang memiliki andil membuat kebijakan untuk menjadikan kawasan tersebut memiliki ciri khas, penciptaan branding juga meilbatkan seluruh komponen masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Kata Kunci : Branding Space, Kampung Kota, Pemerekan Tempat.

Page 3 of 10 | Total Record : 94