cover
Contact Name
Ir. Jhon Hardy Purba, M.P.
Contact Email
jhon.purba@unipas.ac.id
Phone
+6236223588
Journal Mail Official
jhon.purba@unipas.ac.id
Editorial Address
Fakultas Pertanian, Universitas Panji Sakti Jl. Bisma No. 22, Banjar Tegal, Singaraja, Bali - 81117
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Agro Bali: Agricultural Journal
ISSN : -     EISSN : 2655853X     DOI : https://doi.org/10.37637/ab.v2i2
Core Subject : Agriculture,
Agro Bali: Agricultural Journal is an information media that contains articles from research, theoretical studies, and scientific writings on agriculture especially agrotechnology i.e.: agronomy, horticulture, plant breeding, soil sciences, plant protection, and other pertinent field related to plant production.
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2023)" : 30 Documents clear
Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pemberian Dosis Pupuk Guano Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Krokot (Portulaca oleracea L.) Dewi, Amniresta Syahda; Dewanti, F. Deru; Triani, Nova; Tarigan, Puji Lestari
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1255

Abstract

Krokot merupakan tanaman gulma yang memiliki banyak kandungan yang baik untuk tubuh. Krokot dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan dan dijadikan obat herbal. Banyaknya manfaat yang terkandung dalam krokot, tanaman ini memiliki potensi untuk pemanfaatannya sehingga dapat dibudidayakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi media tanam dan dosis pupuk guano yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman krokot. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur pada bulan Agustus hingga September 2022. Faktor pertama adalah komposisi media tanam (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu M1 : tanah + arang sekam (1:1), M2 : tanah + arang sekam + pupuk kandang ayam (1:1:1), M3 : tanah + arang sekam + pupuk kandang sapi (1:1:1) dan dosis pupuk guano (D) sebagai faktor kedua yang terdiri dari 4 taraf yaitu D0 : tanpa pupuk guano (kontrol), D1 : dosis pupuk guano 15 g.polybag-1, D2 : dosis pupuk guano 20 g.polybag-1, D3 : dosis pupuk guano 25 g.polybag-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam tanah : arang sekam : pupuk kandang sapi (1:1:1) dan dosis pupuk guano 15 g.polybag-1 memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah cabang, diameter tajuk tanaman dan berat segar tanaman krokot.
Respon Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) terhadap Lahan Salin di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, Indonesia Adrianus, Adrianus; Sarijan, Abdullah; Mekiuw, Yosehi; Rizal, Abdul; Yusuf, Mani
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1295

Abstract

Upaya meningkatkan produksi jagung terkendala dengan adanya alih fungsi lahan pertanian sehingga penggunaan lahan marginal menjadi solusi. Lahan salin merupakan kawasan lahan marginal dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman jagung yang belum dimanfaatkan secara optimal. Jagung memiliki daya adaptasi yang berbeda terhadap kondisi lahan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa varietas jagung yang tahan terhadap kondisi tanah salin. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Musamus bulan September hingga Desember 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 varietas jagung (Jawara, Sejoli, Gendis, serta Exsotic) dan diulang 3 kali. Tanah salin yang digunakan adalah tanah dari belakang kampus Universitas Musamus dengan jarak ke pantai sekitar 1 km. Pengujian menunjukkan tanaman memiliki keragaan pertumbuhan yang berbeda antar varietas dimana perbedaan ini lebih mengacu pada sifat genetis sebagaimana ditunjukkan oleh deskripsi tanaman. Varietas Exsotic menghasilkan tanaman tertinggi (148,87 cm), jumlah baris biji tertinggi (12,5 baris), dan bobot 100 butir biji tertinggi (13,5 g). Varietas Sejoli menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak (11,69 helai) dan diameter tongkol yang lebih besar (4,6 cm).  Varietas Jawara menghasilkan umur berbunga (44,47 hari) dan umur panen (83,45 hari) yang lebih cepat, sedangkan Varietas Gendis menghasilkan tongkol yang lebih panjang (17,9 cm) dibandingkan lainnya. Bila dibandingkan dengan deskripsi varietas, variabel pengamatan pertumbuhan maupun komponen hasil menunjukkan hasil yang lebih rendah. Rendahnya hasil ini diduga terkait adanya cekaman salinitas yang dialami sehingga tidak mampu untuk tumbuh dan memberikan hasil sesuai deskripsi. Keempat varietas yang dicobakan masih mampu untuk tumbuh dan memberikan hasil namun lebih rendah dibandingkan deskripsinya.
Pengaruh Aplikasi Mikroba terhadap Fisiologis Beberapa Varietas Padi Fase Vegetatif pada Kondisi Salin Tergenang Badrudin, Ubad; Ghulamahdi, Munif; Purwoko, Bambang Sapta; Pratiwi, Etty
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1279

Abstract

Padi merupakan makanan pokok di Indonesia yang produksinya harus ditingkatkan seiring bertambahnya jumlah penduduk. Lahan produktif beralih fungsi untuk kepentingan nonpertanian yang menyebabkan ketersediaan lahan untuk pertanian semakin sempit. Alternatif solusinya pemanfaatan lahan suboptimal (lahan salin menggenang). Tetapi, lahan ini dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman karena tingginya tekanan osmotik dan daya hantar listrik serta rendahnya ketersediaan oksigen yang dibutuhkan tanaman. Salah satu upayanya dengan aplikasi mikroba (pupuk hayati) dan varietas padi adaptif dan toleran. Pupuk hayati mampu memperbaiki kondisi salin menggenang dengan memfiksasi N, melarutkan fosfat dan kalium, memproduksi hormon pertumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh mikroba terhadap aspek fisiologi beberapa varietas padi pada kondisi salin menggenang. Penelitian berlangsung mulai bulan September-Desember 2022. Perancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor, yaitu jenis konsorsium mikroba (tanpa mikroba/M0; konsorsium mikroba 1/M1; konsorsium mikroba 2/M2; konsorsium mikroba 3/M3), dan varietas padi (Pokkali/V1; Biosalin 2 Agritan/V2; IR 29/V3). Variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan, klorofil (SPAD), jumlah stomata, klorofil a, klorofil b, prolin, enzim SOD, laju fotosintesis, konduktansi stomata, dan laju transpirasi. Data dianalisis dengan uji F, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan konsorsium mikroba berpengaruh sangat nyata terhadap kadar prolin, klorofil a, dan klorofil b, sedangkan varietas padi pada tinggi tanaman, jumlah stomata, dan laju transpirasi berpengaruh sangat nyata,namun tidak terdapat interaksi pada semua variabel pengamatan.
Kolonisasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Rizosfer Beberapa Vegetasi di Lahan Pasca Tambang Batu Bara dengan Tingkat Kelerengan Berbeda Wisnubroto, Muhammad Parikesit; Armansyah, Armansyah; Anwar, Aswaldi; Suhendra, Dede
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1514

Abstract

Kegiatan pertambangan khususnya batu bara berpotensi memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena menyebabkan kerusakan lahan. Adapun guna merehabilitasi lahan tersebut diperlukan suatu tindakan revegetasi, antara lain menggunakan bantuan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kolonisasi spora FMA yang mengindikasikan tingkat kecocokan antara FMA dengan vegetasi eksisting di lahan pasca tambang batu bara pada beberapa kelerengan yang berbeda, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu informasi awal dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk dikombinasikan dengan spora FMA yang mendukung langkah revegetasi tersebut. Tahapan kajian yang dilakukan ialah mengambil sampel tanah lahan bekas tambang batu bara, identifikasi vegetasi, ekstraksi spora, dan identifikasi spora FMA yang ditemukan. Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat kimia tanah serta pengamatan spora mikoriza pada lahan bekas tambang batu bara dilakukan berdasarkan random sampling pada kedalaman 0-20 cm dengan 5 tipe kelerengan, yaitu datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolonisasi mikoriza di dalam tanah lahan pasca tambang batu bara memiliki nilai persentase yang berbeda pada masing-masing tipe kelerengan, yaitu mencapai 30% (datar), 21,58% (landai), 13,16% (agak curam), 23,34% (curam), dan 6,19% (sangat curam). Semakin curam lereng, kolonisasi akan semakin menurun. Berdasarkan frekuensinya, Glomus sp. dapat ditemukan pada setiap tipe kelerengan, sehingga mengindikasikan bahwa jenis FMA tersebut mampu bersimbiosis dengan baik dengan tumbuhan yang ditemukan antara lain seperti Centrosema pubescens, Fimbristylis littoralis, Vigna luteola, Alysicarpus vaginalis, dan Mimosa sp. Persentase kolonisasi akar berkorelasi negatif dengan kadar P dan berkorelasi positif dengan kadar Ca dalam tanah. Persentase kolonisasi spora FMA tertinggi terjadi pada lereng datar dengan vegetasi Centrosema pubescens. 
Studi Karakteristik Spasial Lahan Kecamatan Bluto, Sentra Produksi Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl.), Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Rahman, Fahmi Arief; upriyadi, Slamet S; Suryawati, Sinar; Murtadlo, Mesi Khodijah; Khodali, Achmad
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1274

Abstract

Produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan dan teknik budidaya. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk pengelolaan dan pengambilan keputusan berbasis site-specific tentang kesuburan tanah secara presisi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik lahan terutama sifat kimia tanah di Kecamatan Bluto, wilayah sentra Cabe Jamu di Madura, dengan menggunakan GIS. Penelitian dilakukan di Bluto, Sumenep dari September hingga Desember 2022. Penelitian menggunakan metode fisiografik untuk memperoleh satuan pengamatan tanah (SPT) dengan melakukan tumpang susun peta RBI,  peta Kelerengan (hasil pengolahan data Digital Elevation Model (DEM) SRTM) dan peta Geologi. sampel tanah (top soil) dari setiap SPT diambil berdasarkan sistem diagonal. Sampel tanah selanjutnya dianalisis tekstur (Metode Pipet), pH (H2O) dan pH (KCl) (Metode elektrik), kadar C-organik (Metode Walkey-Black), N total (Metode Kjeldahl), P tersedia (Metode Olsen), Kation dapat ditukar (K-dd, Na-dd, Ca-dd, dan Mg-dd) dan KTK (NH4OAc pH 7.0). Data selanjutnya digunakan untuk membuat Peta Karakteristik Lahan menggunakan Metode Interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW). Hasil analisis karakteristik lahan secara spasial memberikan gambaran yang utuh sebagai acuan pengelolaan berbasis wilayah. Hasil analisis menunjukkan bahwa tekstur pada umumnya adalah lempung berpasir dan lempung, pH aktual agak alkali, pH potensial netral dan agak alkal, N total tergolong rendah hingga sedang, P-tersedia sangat tinggi, C-organik umumnya tergolong sedang dan tinggi, KTK didominasi kriteria sedang, Ca-dd seluruh wilayah sangat tinggi, Mg-dd sedang dan tinggi, Na-dd sangat rendah dan rendah, dan K-dd didominasi oleh kriteria tinggi. 
Analysis of Customer Satisfaction with Seller of Aglaonema Flower Plants Zulkarnain, Zulkarnain; Isnaini, Soni; Rakhmiati, Rakhmiati; Maryati, Maryati; Handayani, Etik Puji; Yatmin, Yatmin
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1224

Abstract

Ornamental plants are a type of plant that provides additional aesthetic value. One of the ornamental plants that is currently trending and popular with consumers is the aglaonema flower. Humans always need the aglaonema flower ornamental plant to fulfill consumer satisfaction. The research aims to determine the level of consumer satisfaction with the seller of aglaonema ornamental plants in Tulus Rejo Village, Pekalongan District, East Lampung Regency. The research location is in Rejo Ikhlas Village, Pekalongan District, East Lampung Regency with the consideration that this area is a production center for sales of aglaonema flower ornamental plants. The research respondents were 30 consumers who bought Aglaonema flowers from within and outside the Pekalongan area, determined by the census method. The sampling technique was accidental sampling technique. The analysis used is Customer Satisfaction Index (CSI) and Importance Performance Analysis (IPA). The results of the research on the sale of decorative aglaonema flower plants in Tulus Rejo Village, Pekalongan District, East Lampung Regency are in the "satisfied" category, this can be seen from the calculation CSI of 71.20 percent, which means consumers are satisfied with the seller of aglaonema ornamental plants on the attributes of aglaonema ornamental plants having good quality and quality so that they succeed in satisfying consumers of aglaonema ornamental plants.
Analisis Volatilitas, Integrasi Pasar Dan Transmisi Harga Cabai Merah Di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia Ginting, Nelva Meyriani; Lubis, Anita Rizky; Zendrato, Melvin
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1519

Abstract

Cabai merah merupakan komoditas ekonomi tinggi dan strategis di Sumatera Utara. Fluktuasi harga yang tinggi menimbulkan kerugian bagi produsen dan konsumen karena perubahan harga yang cepat, sehingga diperlukan arus informasi yang cepat. Adanya selisih harga yang besar antara harga cabai merah produsen dan harga konsumen menunjukkan bahwa volatilitas harga cabai merah disebabkan perbedaan biaya distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis volatilitas harga cabai merah, menganalisis integrasi pasar cabai merah dan menganalisis transmisi harga cabai merah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ARCH/GARCH untuk menganalisis volatilitas harga cabai merah, metode VECM (Vector Error Correction Model) untuk menganalisis integrasi pasar cabai merah, dan AECM (Asymmetric Error Correction Model) untuk menganalisis transmisi harga cabai merah di Provinsi Sumatera Utara. Hasil Penelitian menunjukkan harga produsen dan konsumen rendah karena volatilitas harga produsen dan konsumen rendah. Dalam jangka pendek, ada beberapa tingkat harga pasar yang tidak terintegrasi, tetapi dalam jangka panjang terjadi integrasi antara pasar produsen dan grosir. Harga produsen cabai merah ditransmisikan langsung ke harga konsumen cabai merah di Provinsi Sumatera Utara dalam jangka panjang. Di sisi lain, harga grosir dan konsumen cabai merah ditransmisikan langsung ke harga produsen dalam jangka pendek.
Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin terhadap Karakter Morfologi dan Agronomi Semangka (Citrullus lanatus) Puspitasari, Novita; Makhziah, Makhziah; Pribadi, Didik Utomo
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1311

Abstract

Semangka (Citrullus lanatus) adalah salah satu buah paling populer di Indonesia, salah satunya adalah semangka tanpa biji. Semangka tanpa biji merupakan semangka triploid hasil persilangan antara semangka diploid sebagai jantan dengan semangka tetraploid sebagai betina. Upaya peningkatan produksi semangka jenis yang berbeda memerlukan penggunaan teknologi rekayasa genetika dengan menggunakan kolkisin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Kolkisin dan lama perendaman terhadap karakter morfologi dan agronomi tanaman semangka (Citrullus lanatus). Penelitian dilaksanakan di Lahan Desa Sungegeneng, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. Rancangan penelitian menggunakan percobaan faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi dan lama perendaman kolkisin yang rancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan ulangan sebanyak 4 kali. Faktor pertama adalah konsentrasi kolkisin terdiri dari 5 taraf yaitu 0,00%, 0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20%, lama perendaman sebagai faktor terdiri dari 2 taraf yaitu 12 jam, 24 jam, sehingga didapatkan 10 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi antara konsentrasi kolkisin 0,20% dengan lama perendaman 24 Jam memberikan hasil terbaik pada fase bibit yaitu panjang bibit dan jumlah daun. Sedangkan pada fase tanaman tanaman terdapat pada parameter panjang tanaman, jumlah daun, Lingkaran Buah, Ukuran biji, Diameter Biji dan Berat 100 Biji. Konsentrasi kolkisin 0,20% memberikan hasil tertinggi pada diameter batang, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak. Lama perendaman 24 jam mampu memberikan hasil tertinggi pada jumlah daun umur muncul bunga, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak.
Potensi Alelopati Ekstrak Jerami Padi pada Dua Jenis Gulma dan Tanaman Kedelai Nisa, Diya Khoirun; Widaryanto, Eko; Sumarni, Titin
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1359

Abstract

Sistem rotasi tanam dan pengolahan tanah sebelum tanam ternyata masih menyisakan seed bank. Seed bank yang memiliki dormansi singkat dapat berkembang menjadi gulma masif dan bersaing dengan tanaman. Dua jenis gulma itu adalah Amaranthus spinosus dan Eleusine indica. Herbisida kimia sering digunakan untuk memberantas gulma secara berlebihan.  Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya: matinya organisme non target dan resistensi gulma. Penggunaan mulsa jerami dapat menekan populasi gulma. Namun, mulsa jerami memiliki kelemahan  diantaranya : imobilisasi N pada tanah dan inang penyakit soil borne. Pelepasan alelokimia yang lambat menyebabkan penghambatan pada gulma lambat. Jerami yang diekstrak dapat mempercepat proses penghambatan pada gulma. Penelitian dirancang pada rancangan petak terbagi (RPT) yang diulang 3 kali. Sebanyak 5 konsentrasi ekstrak jerami padi K1 (kontrol) K2 (25%), K3 (50%), K4 (75%) dan K5 (100%) dan diaplikasikan pada A. spinosus (T1), E. indica (T2) dan kedelai (T3) pada umur 24 HST. Tujuannya untuk mengetahui konsentrasi ekstrak jerami yang menghambat pertumbuhan pada setiap spesies gulma dan kedelai. Perlakuan K5 (100%) menghambat tinggi tumbuhan, jumlah dan luas area daun, indeks klorofil dan bobot segar tumbuhan.
Bridging Sorghum Yield Gap Through Up-Scaling Improved Technology in Wag-Himira Zone, Ethiopia Mihiretu, Ademe; Assefa, Netsanet; Wubet, Adane
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1117

Abstract

Up-scaling of improved sorghum production practices (Sorghum technology, hereafter) was carried out for three years to bridge the yield gaps in dry-land areas. It was explicitly aimed to create wider technology demand among major stakeholders. Their roles and linkages were also acknowledged to make technology diffusion viable. The new technology was promoted for 264 farmers; planting and related agronomic practices were done as per the package. Results revealed that the new technology had a 116.6% yield advantage over the local sorghum production practice. The technological gaps among the new and local practice were 1400 and 988.7 kg ha-1 for grain and straw yields, respectively. The technological index (53.8%) also proved that sorghum production would increase through tamping the extension networks, on top of up-to-date technology usage. despite, 83.6% of the farmers were applied the full technology package, 68.3% of them described as it was tough due to its labor-intensive nature. Labor shortage, lack of experience and technological obscurity of studied farmers were defies for complete technology package use. To bridge sorghum yield gaps sustainably, the new technology should further scale-out to other similar areas via founding robust-enough stakeholder linkage, and demand-driven distribution. 

Page 1 of 3 | Total Record : 30