Articles
150 Documents
DZUNNUN AL-MISRI
Ahmad Faqihuddin
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 9 No 1 (2018): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.174 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v5i1.390
Adalah Abu Al-Faiz Tsauban Ibn Ibrahim Al-Misri seorang sufi yang terkenal dengan julukan Dzunnun Al-Misri. Nama Al-Misri merupakan gelar yang diberikan kepadanya karena ia dilahirkan di Mesir. Masa hidupnya bertepatan pada kejayaan Bani Abbasiyah yaitu pada masa Harun Al-Rasyid dan pada masa itu ilmu pengetahuan, kebudayaan dan tradisi keilmuan Islam mengalami kemajuan yang pesat. Pada masa Dzunnun Al-Misri berkembang pula bidang keilmuan terutama ilmu tasawuf. Sifat Dzunnun yang wara’, zuhud, dan akhlak yang mulia mendukung teori-teori tasawuf yang dikembangkannya. Ia merupakan orang pertama yang meletakkan dasar-dasar teori tasawuf dan pengertian-pengertian yang khusus. Ia meletakkan dasar tasawuf dengan ma’rifah sehingga didunia Islam ia dijuluki sebagai Bapak Paham Ma’rifah. Ma’rifah adalah pengetahuan hakiki tentang Tuhan, dan Ma’rifah hanya terdapat pada kaum sufi yang sanggup melihat Tuhan dengan hati sanubari mereka. Dari pengertiannya Ma’rifah adalah mengetahui rahasia-rahasia Tuhan dengan sanubari.
STRATEGI DASAR TEAM WORK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TOTAL QUALITY MANAGEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Marliza Oktapiani
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 9 No 1 (2018): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.183 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v5i1.391
Total quality adalah sebuah ide yang harus dikomunikasikan. Dengan menggunakan kata "pelanggan" dan "kepuasan pelanggan" sangat diperlukan ketika membicarakan tentang TQM untuk menegaskan hubungan pelayanan suatu institusi dengan mereka yang membutuhkan pelayanan.Ini merupakan hal yang sederhana, tapi memiliki konsekuensi yang sangat penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Peningkatan mutu harus bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus-menerus dan berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Dalam manajemen peningkatan mutu terkandung upaya, antara lain (1) mengendalikan proses yang berlangsung di lembaga pendidikan, baik kurikuler maupun administrasi, (2) melibatkan proses diagnosis dan proses tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis, (3) peningkatan mutu harus didasarkan atas data dan fakta, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan mutuharus dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan, (5) peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di lembaga pendidikan, dan (6) peningkatan mutu memiliki tujuan yang menyatakan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik, orangtua, dan masyarakat.
PRINSIP- PRINSIP DALAM PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI MENURUT ISLAM
Ahmad Zubaidi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.185 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v9i1.395
Islam hadir, tidak sekedar membawa doktrin ketuhanan maupun moralitas semata, melainkan juga membawa aspek hukum yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan (tahqiq al-mashlahah) dalam kehidupan manusia. Karena itu, aspek-aspek ekonomi pun dibahas secara mendalam dalam Islam. Sumber-sumber hukum Islam memuat aturan-aturan yang berkaitan dengan aktifitas ekonomi. Termasuk produksi, distribusi dan konsumsi. Seperangkat aturan komprehensip ada dalam Islam untuk memastikan bahwa aktifitas ekonomi berujung kepada kemaslahatan manusia dalam kehiduapan dunia danakhirat. Artikel ini membahasi konsepsi produksi, distribusi dan konsumsi dalam Islam dengan metode deskripsi dan komparasi. Dari hasil deskripsi dan komparasi tersebut ditemukan bahwa Islam memiliki aturan tersendiri tentang produksi, distribusi, dan konsumsi. Dimana kesimpulan besarnya bahwa produksi, distribusi, dan konsumsi dalam Islam berorientasi pada kemashlahatan baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.
PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBANGUN EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA
Husnul Khotimah Sylvia
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.347 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v9i1.396
The role of the Government in developing and developing Islamic economics in Indonesia has a very urgent and important role capacity, because the determining factor for the sustainability of sharia economic development is the urgency of the government's role in several aspects; (1) The policy aspect of understanding the role of government according to Islam, (2) the basic aspects of Islamic economic policy, (3) the policy aspects of understanding the Islamic economic system, (4) the policy aspects of fulfilling the law, (5) the policy aspects of governance execution and development. If the five aspects can be fulfilled and carried out, then it is assured that Indonesia will experience overall economic growth, all levels of society will increase and there will be no imbalanced economic inequality.
HUBUNGAN ISLAM DAN BARAT
Ahmad Faqihuddin
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.151 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v9i1.397
Islam dan Barat merupakan dua peradaban besar dan penting yang ada di muka bumi saat ini, keduanya memiliki karakter dan ciri khas sendiri, dalam sepanjang sejarahnya, kedua peradaban ini telah melakukan interaksi yang panjang, berabad-abad dalam hubungan keduanya banyak diwarnai situasi baik yang manis maupun yang pahit, pernah tidak harmonis, berbenturan dan konflik. Dimulai dari keruntuhan Uni Soviet yang berideologi sosialis komunis yang merupakan sateru ideologi kapitalisme dalam hal ini Barat. Amerika Serikat yang berideologi kapitalis merasa satu-satunya ideologi yang bermain dalam percaturan politik internasional. Amerika Serikat merasa tidak ada lagi ideologi yang dapat menghalangi kepentingannya kecuali Islam.Dalam situasi dunia saat ini masih diwarnai tantangan yang sangat besar, sebagian besar penduduk dunia masih dilanda kemiskinan, ketidakadilan, dan aneka macam penyakit HIV, bencana alam, dan kerusakan lingkungan hidup, seharusnya tanpa memandang perbedaan latar belakang budaya dan peradaban bersatu membantu dalam menanggulangi bencana secara bersama dan mengedepankan dialog yang harmonis dan terbuka antara dunia Islam dan Barat untuk menumbuhkan sikap saling memahami dan menghormati adanya perbedaan.
DISKURSUS ISLAM NUSANTARA MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN
Abdul Hadi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.285 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v9i1.398
Menjaga identitas diri ditengah derasnya arus globalisasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan keteguhan mental dan semangat patriotisme yang tinggi. Tujuan penulis dalam artikel ini untuk mendiskripsikan diskursus Islam Nusantara baik dalam konsep, metodologi, maupun implementasi. Islam Nusantara seringkali dipandang negative oleh sejumlah kalangan dan dituduh membawa ajaran agama baru. Dalam prakteknya model ini jauh telah dicontohkan oleh Wali Songo ketika mereka berdakwah ditengah-tengah masyarakat mayoritas Hindu pada saat itu. Islam Nusantara adalah identitas Muslim Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah, toleransi dalam perbedaan, dan mengedapankan kemaslahatan agama dan bangsa diatas kepentingan individu dan kelompok tertentu. Ajaran Islam diseluruh dunia sepakat sumber utamanya adalah Alquran dan Assunnah, Bagi Islam Nusantara kedudukan Ijma’ dan Qiyas, dan Maslahah Mursalah menjadi instrumen penting dalam menjelaskan kedua sumber tadi. Dalam masalah akidah berkiblat pada pemahaman Almaturidi dan Asya’ari, dalam masalah fiqih lebih mengedepankan Madzhab Asyafii, dalam maslah Tasawwuf dan Akhlak berkiblat pada Al Ghazali. Islam Nusantara dalam menetapkan pemahaman keagamaan adalahmensinergikan antara akal dan wahyu,antara teks yang tersirat dan tersurat, antara kemaslahatan individu dan umum, haantara kebutuhan dunia dan kebutuhan akhirat. Tujuan utama dari Islam Nusantara adalah mewujudkan tujuan utama Risalah Rasul yaitu: Islam Rahmatan Lil Alamin.
PENERAPAN FINANCIAL TEHCNOLOGY PADA BISNIS KEUANGAN SYARIAH
Ahmad Zubaidi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 2 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.233 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v10i2.402
Di Indonesia Financial Technologi berkembang cukup pesat meskipun masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain seperti China, Hong Kongdan India. Saat ini, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan manajemen bisnis McKinsey Company dalam laporan terbarunyaberjudul Digital Banking in Indonesia: Building Loyalty and Generating Growth, tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan melalui fintech di Indonesiamasih sekitar 5%. Angka tersebut tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara China dengan presentasi 67%, Hong Kong 57% dan India 39%.Hal ini disamping sebagai peluang pasar yang besar juga memberikan solusi kepada umat Islam yang ingin bertransaksi secara syariah dengan memanfaatkan fintech. Bahkan Fintech syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keungan (OJK) telah melampaui target penyaluran pinjaman tahun 2018. Dua fintech syariah yang terdaftar di OJK, yaitu Dana Syariah dan Ammana telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 70 miliar dan Rp 7 miliar.Artikel ini akan menjelaskan bagaimana fintech dapat diterapkan dalam bisnis keuangan syariah, model-model penerapannya, kebijakan Otoritas JasaKeuangan, dan Fatwa-fatwa yang berkaitan dengan fintech.
PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBANGUN EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA
Husnul Khotimah Sylvia
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 2 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.289 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v10i2.403
The role of the Government in developing and developing Islamic economics in Indonesia has a very urgent and important role capacity, because the determining factor for the sustainability of sharia economic development is the urgency of the government's role in several aspects; (1) The policy aspect ofunderstanding the role of government according to Islam, (2) the basic aspects of Islamic economic policy, (3) the policy aspects of understanding the Islamiceconomic system, (4) the policy aspects of fulfilling the law, (5) the policy aspects of governance execution and development. If the five aspects can be fulfilled and carried out, then it is assured that Indonesia will experience overall economic growth, all levels of society will increase and there will be no imbalanced economic inequality.
ISLAMIC MICROFINANCE TOWARD THE REAL SECTOR
Ahmad Rodoni;
Novia Nengsih;
Lili Supriyadi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 2 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.408 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v10i2.404
Penelitian ini membuktikan bahwa lembaga keuangan mikro syariah belum berpengaruh signifikan dalam menumbuhkan sektor riil di level mikro. Hal ini disebabkan oleh dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Aspek internal meliputi sumber daya manusia, variasi produk, dan pemanfaatan teknologi. Aspek eksternal meliputi nasabah, kebijakan pemerintah, dan kapitalisasi ekonomi. Aspek eksternal berpengaruh lebih dominan dibandingkan aspek internal. Strategi yang harus dilakukan adalah memperbaiki strategi terhadap nasabah, dan optimalisasi penggunaan teknologi. Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif. Data primer penelitian diperoleh melalui observasi (wawancara dan kuesioner) kepada para pakar dan praktisi lembaga keuangan mikro syariah. Data sekunder berupa hasil temuan dari berbagai sumber berupa data, jurnal, buku, dan lain sebagainya yang terkait dengan penelitian penulis.
KOMPARASI KETAHANAN PANGAN DALAM ISLAM DAN PBB
Irhamsyah Putra
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 2 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (70.178 KB)
|
DOI: 10.34005/alrisalah.v10i2.405
Pangan lebih dari sekedar komoditas yang diperjualbelikan. Ia juga lebih dari sekedar nutrisi, pangan terkait dengan budaya psikologi hinga kebutuan sosial manusia. Konsep ketahanan pangan yang berlaku tidak berbeda jauh dengan ketahanan pangan yang ada dalam Islam akan tetapi suatu perbedaan yang mendasar, ketahanan pangan dalam Islam dikaitkan dengan keimanan kepada Allah S.W.T. Terkait dengan maqashid syari’ah yaitu, menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta benda. Bahkan pangan dalam keadaan tertentu bisa lebih menjadi prioritas dari pada ibadah itu sendiri.Dengan metode deskriptif komparatif penulis membandingkan konsep ketahanan pangan yang berlaku di Indonesia dan berbagai negara muslim lainya dengan ketahanan pangan yang pernah adadalam Islam serta pencapaian yang pernah diraihnya, seperti ketahanan pangan pada masa Umar bin Khatab, sampai masa Turki Usmani. Pencapaian ketahanan pangan yang menerapkan syari’at Islam adakalanya dicapai dengan sistim khuraj, serta kepemilikan tanah(Land Reform) yang pernah gagal diusahakan oleh Soekarno dan berhasil direalisaskian sampai berabad-abad yang dimulai pada masa Rasulullah S.A.W. Tidak hanya sampai di situ bahkan pada masa Turki Usmani, Imperium yang sudah mulai lemah ini telah memliki andil dalam menyelamatkan nyawa masyarakat Irlandia yang kelaparan.