cover
Contact Name
Badrah Uyuni
Contact Email
badrahuyuni.fai@uia.ac.id
Phone
+6285811994027
Journal Mail Official
admin.fai@uia.ac.id
Editorial Address
Fakultas Agama Islam | Universitas Islam As-Syafi'iyah Gedung Alawiyah Lt. 6, Jalan Raya Jatiwaringin No. 12 Pondok Gede, Jakarta, Indonesia, 17411
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
ISSN : 20855818     EISSN : 26862107     DOI : https://doi.org/10.34005/alrisalah
Al-Risalah focuses on publishing original research articles reviewing articles from contributors and current issues related to Islamic dawah, thought and education.
Articles 150 Documents
WOMAN, ISLAM, AND FEMINISM Badrah Uyuni
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v10i1.679

Abstract

This article discuss woman and feminism as one single aspect but have different in understanding. It firstly discuss about woman in Islam. It followed by Islamic feminist and and Islamic Feminist understanding. It then explores some Islamic traditions and values that quested by feminist such as: issue of Modesty (dress code) and social Interaction; movement and travel; female genital circumcision; prayer segregation; traditional jurisprudence; witness of woman; property rights; polygamy; interfaith marriage; husbands are a degree above their wives; a wife may remarry her ex-husband if and only if she marries another man, they have sex, and this second man divorces her; domestic violence; and woman to work, and in this discussion some Islamic perspectives tried to be given to answer those particular issues. And finally it tries to acknowledge the fact of feminism in Indonesia as a muslim country. Artikel ini membahas perempuan dan feminisme sebagai satu aspek tunggal tetapi memiliki sudut pandang yang berbeda. Artikel ini dimulai dengan membahas tentang wanita dalam Islam. Dilanjutkan dengan pembahasan tentang feminis Islam dan dan pemahaman Feminis Islam. Kemudian beberapa tradisi dan nilai-nilai Islam yang dipertanyakan oleh feminis seperti: masalah kesederhanaan (aturan berpakaian) dan Interaksi sosial; pergerakan dan perjalanan; sunat kelamin perempuan; sholat berjamaah; saksi wanita; hak milik; poligami; perkawinan beda agama; suami lebih tinggi kedudukannya dari istri mereka; seorang istri dapat menikah lagi dengan mantan suaminya jika dan hanya jika dia menikahi pria lain, mereka berhubungan seks, dan pria kedua ini menceraikannya; kekerasan dalam rumah tangga; dan wanita bekerja, dan beberapa perspektif Islam mencoba dihadirkan untuk menjawab isu-isu khusus tersebut. Dan terakhir, dalam artikel ini mencoba menghadirkan fakta feminisme di Indonesia sebagai negara muslim.
URGENSI TASAWUF DAN ETOS KERJA Farhat Abdullah
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 1 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i1.725

Abstract

Artikel ini merupakan diskusi dan eksplanasi umum tentang nilai-nilai tasawuf yang mempengaruhi keberhasilan kerja seseorang, dimana lebih banyak ditentukan oleh adanya etos kerja tinggi yang tertanam dalam dirinya dan bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Sehingga memiliki semangat untuk memberikan pengaruh positif kepadanya bahkan kepada lingkungannya. Paparannya bahwa kerja manusia dapat dipengaruhi oleh dimensi individual, sosial dan lingkungan alam. Bagi orang yang beragama, sangat memungkinkan bahwa etos kerjanya memperoleh dukungan kuat dari dimensi transcendental yang melampaui batas-batas nilai materi sehingga dipandang sebagai ibadah. This article is a general discussion and explanation of the values ​​of Sufism that affect the success of one's work, which is determined more by the existence of a high work ethic embedded in him and sourced from Al-Qurán and Hadith. So that it has the spirit to give a positive influence on human being even to his environment. It explained that human work can be influenced by individual dimensions, social and natural environment. For religious people, it is possible that the work ethic receives strong support from the transcendental dimension that transcends the boundaries of material values ​​so that it is seen as worship.
DAKWAH DALAM KELUARGA Neneng Munajah
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 1 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i1.740

Abstract

Artikel ini membahas keluarga sebagai objek prioritas dalam berdakwah. Hal ini dikarenakan setiap manusia, pasti menyerap pemikiran, ajaran, dan nilai-nilai agama yang hidup dalam keluarganya; keluarga adalah miniatur dari komunitas dan masyarakat Islam. Keluarga juga merupakan kelanjutan logis dari kedua fungsi keluarga di atas, maka institusi keluarga dengan sendirinya menjadi salah satu faktor penentu bagi kekuatan dan kelemahan umat Islam secara keseluruhan. Adanya globalisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat, termasuk dakwah. Seperti: melonggarnya ikatan keluarga, melemahnya ikatan-ikatan moral akibat dari paham serba halal, permissivenisme (al-ibahiyyah) dan paham hedonisme yang menyertai modernisme, serta kegoncangan jiwa yang mengganggu ketenangan dan kedamaian keluarga dan rumah tangga. Sehingga dakwah dalam keluarga menuntut aktualisasi sistem dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan keluarga. Di samping itu, dalam artikel ini penulis mencoba mengemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembinaan keluarga Islam sebagai pilar utama dakwah. Pertama, soal pembentukan keluarga melalui pernikahan. Kedua, soal pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama dalam keluarga. Ketiga, soal penegakan keadilan dan kesetaraan gender. Karena ketiga hal ini berpengaruh terhadap kekuatan dan ketahanan keluarga Islam. This article discusses the family as a priority object in da'wah. This is because every human being, must absorb the thoughts, teachings, and religious values ​​that live in his/her family; the family is a miniature of the Islamic community and society. The family is also a logical continuation of the two family functions above, so the family institution itself is one of the determining factors for the strengths and weaknesses of the Muslim community as a whole. The existence of globalization has had a significant impact on society, including propaganda. Such as: loosening of family ties, weakening of moral ties as a result of all-round understanding, permissivenism (al-ibahiyyah) and understanding of hedonism that accompany modernism, and the shock of the soul that disturbs the peace and peace of family and household. So preaching in the family demands the actualization of Islamic systems and values ​​in family life. In addition, in this article the author tries to put forward the main things that need to be considered in fostering Islamic families as the main pillars of da'wah. First, a matter of forming a family through marriage. Second, the education and the inculcation of religious values ​​in the family. Third, the matter of upholding justice and gender equality. Because these three things affect the strength and resilience of Islamic families.
AGAMA DAN FILSAFAT Ahmad Faqihuddin
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 1 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i1.742

Abstract

Ibnu Khaldun adalah salah satu pemikir yang teguh beriman kepada Allah dan orang yang teguh berpegang pada ajaran Islam. Dalam kitabnya Al-Muqaddimah selalu diselingi dengan nama Allah dan ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan pokok pembahasannya dan pada setiap penutup pasal selalu diakhiri dengan doa dan ayat-ayat Al-Qur’an. Jjika berbicara tentang agama, Ibnu Khaldun tidak lupa selalu mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Dalam berbicara tentang filsafat, Ibnu Khaldun terlebih dahulu menguraikan perkembangan filsafat Yunani terutama mengenai Plato dan Aristoteles yang membicarakan konsep Tuhan. Ibnu Khaldun juga mengkritik Plato dan Aristoteles, dikatakan bahwa keduanya memiliki konsep yang tidak jelas tentang Tuhan. Ibnu Khaldun juga mengkritik para filsafat dan filosof yang berusaha menjadikan filsafat sebagai sarana menjaga masalah keimanan, akan tetapi Ia tetap menghargai filsafat. Ibnu Khaldun adalah orang pertama yang telah membuat studi kritis terhadap filsafat karena keterbatasan pengetahuan manusia. Sedikit sekali ia menyinggung cara-cara spekulatif yang pernah dikemukakan Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan filosof-filosof lain. Ibnu Khaldun lebih cenderung kepada pendirian Ibnu Rusyd dalam pemikiran ketika berhadapan dengan Al-Ghazali, tapi sebagian para ahli mengatakan bahwa Ibnu Khaldun sedikit banyak dipengaruhi oleh pemikiran Al-Ghazali. Ibn Khaldun was one of the thinkers who firmly believed in Allah and firmly adhered to the teachings of Islam. In his book Al-Muqaddimah,he has always interspersed with the name of Allah and the verses of the Qur'an in accordance with the subject matter. And even at each closing the chapter, he always ends with prayer and verses of the Qur'an. Whenever talking about the religion Ibn Khaldun always quote the verses of the Qur'an and the hadiths of the Prophet. In talking about philosophy, he first described the development of Greek philosophy, especially about Plato and Aristotle who talked about the concept of God. Ibn Khaldun criticized Plato and Aristotle, saying that the two concepts about God were unclear. Ibn Khaldun also criticized philosophers and philosophers who tried to make philosophy a means of guarding the problem of faith. However he still respected the philosophy. Ibn Khaldun was the first to make a critical study of philosophy because of the limitations of human knowledge. He mentioned very little about the speculative ways that Al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rushd, and other philosophers have suggested. Ibn Khaldun was more inclined towards the establishment of Ibn Rushd in thought when dealing with Al-Ghazali, but some experts say that Ibn Khaldun was more or less influenced by Al-Ghazali.
KEUTAMAAN SYARIAT ISLAM Farhat Abdullah
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2019): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v10i1.767

Abstract

Artikel ini membahas tentang keutamaan syariat Islam. Adanya keinginan masyarakat muslim dunia kembali untuk tetap menggunakan syariat lslam, setelah sebelumnya hukum buatan manusia (wadh’iyah) lebih dominan diterapkan dari syariat lslam. Ada beberapa alasan mengapa syariat Islam menjadi utama dibandingkan lainnya, seperti: Al-Rabbaniyah, Al-Alamiyah, Syumul, Al-lshalah Wal Khulud, At-Taisir wa Raf’ul Kharaj, Ri’ayatul Masholih Al-Basyariyah, At-Tawazun Bainal Maddah War Ruh, At-Tawazun Bainal Aqidah wal Hayah, dan Al-Akhlaqiyah. Dengan prinsip-prinsip inilah lslam mengatur kehidupan manusia, agar segala sikap dan pandangan hidupnya dapat diterima oleh manusia lainnya. This article discusses the virtues of Islamic law. There is a desire for the Muslim community in the world to apply Islamic Sharia, after previously man-made law (wadh'iyah) was more dominantly applied than Islamic law. There are several reasons why Islamic law is the main rule compared to others, such as: Al-Rabbaniyah, Al-Alamiyah, Syumul, Al-lshalah Wal Khulud, At-Taisir wa Raf’ul Kharaj, Ri’ayatul Masholih Al-Basyariyah, At-Tawazun Bainal Maddah War Ruh, At-Tawazun Bainal Aqidah wal Hayah, dan Al-Akhlaqiyah. With these principles Islam governs human life, so that all attitudes and views of life can be accepted by other humans.
RISALAH DA’WAH PARA RASUL Imam Taufik Alkhotob
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 2 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i2.787

Abstract

Allah Tabâraka wa Ta’âlâ menjadikan umur da’wah ini sepanjang umur kehidupan bumi. Risalah da’wah ini hadir di tengah-tengah manusia yang mendiami bumi dengan beragam bentuk dan persoalannya. Sementara manusia hidup memerlukan bimbingan, arahan, serta petunjuk yang menghantarkannya kepada kehidupan yang benar. Maka Para Nabi dan Rasul yang Allah turunkan ke muka bumi adalah para utusan yang mendampingi manusia dalam petunjuk kebenaran. Tugas utama dan paling pokok dari da’wah para Nabi dan Rasul adalah; tauhidullâh. Karena tidak ada tujuan lain manusia diciptakan di muka bumi ini selain tauhidullâh itu sendir. Mengajak manusia untuk tunduk kepad Allah, beribadah secara paripurna dengan menjalankan semua syari’at-Nya. Oleh karenanya, apapun fungsi manusia dalam konteks khalifah di muka bumi ini, tetaplah dia sebagai manusia yang mentauhidkan Allah, beribadah dan tunduk hanya kepada Allah. Bukan tunduk kepada bentuk peribadahan kepada selainnya, dalam beragam bentuknya di zaman ini.
SEKULARISME SEBAGAI TANTANGAN DAKWAH KONTEMPORER Lukman Ma'sa
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 2 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i2.788

Abstract

The secularization project in the Islamic world has been going on for quite a long time, starting in the early 19th century, this ideology was under the rule of the western countries that colonized Muslim countries. likewise in Indonesia, this secularism under the Dutch colonialists. The Netherlands collaborates with Orientalist and Christian missionaries trying to secularize Indonesian Muslim communities. of course this secularization project has been opposed by Islamic figures. This paper tries to examine and describe secularism as an ideology and secularization process in Indonesia from the perspective of da'wah. the results of this paper prove that secularism is contrary to Islam, even wants to eliminate the role of Islamic religion in life. but ironically many Muslims who follow and have a secular understanding, they reject and blaspheme the Shari'ah, doubting the authenticity of the Qur'an, even do not believe in Islam as a true religion. of course this is a very serious da'wah problems, which requires serious attention and care from preachers (da’i) , ulama, and also da'wah institutions.
KRITIK ATAS METODE HERMENEUTIKA DALAM TAFSIR ALQURÁN Badrah Uyuni
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 2 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i2.792

Abstract

Hermeneutika sebagai metodologi yang diprakarsai sebagai alternative metode penafsiran Al-Qurán telah ditawarkan oleh Ilmuwan Barat dan Ilmuwan Muslim Moderat dan Liberal. Hanya saja hal ini menjadi perdebatan dalam internal kalangan ummat Islam dikarenakan hermenuetika berbeda dengan Tafsir maupun Ta’wil yang merupakan ilmu yang sudah disepakati dalam metodologi memehami Al-Qurán dan dengan hermenuetika semua hasil tafsir dan ta’wil yang dilakukan oleh ulama itu hanyalah penafsiran, dan karenanya bergantung pada subyektivitas orangnya. Ada 3 aliran utama dalam tubuh ummat ketika menyikapi metode hermeneutika untuk tafsir Al-Qurán. Yaitu: menerima, menolak sepenuhnya, dan menerima sebagian dengan beberapa alasan. Produk yang dihasilkan dari hermeneutika mengarah kepada suatu paham relativisme yang menganggap tidak adanya tafsir yang tetap. Dan akhirnya membuat konklusi general bahwa semua tafsir dianggap produk akal manusia yang relatif, kontekstual, temporal, dan personal. Akibat yang ditampilkan oleh metode ini pun tidak sesederhana yang diperkirakan namun berdampak tidak hanya pada hukum syariat Islam dan juga kepada factor ideology, sosial, psikologi, dan budaya Ummat Islam.
PROBLEMATIKA DAKWAH KONTEMPORER Dahrun Sajadi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 2 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i2.821

Abstract

Kegiatan dakwah kian hari kian mendapat tantangan yang makin kompleks. Paling tidak tantangan yang menghadang laju perkembangan dakwah Islam di Indonesia, menurut karakteristiknya ada dua bagian besar, yaitu klasik dan kontemporer. Klasik berupa praktek-praktek ritual yang bercampur animisme, dinamisme dan singkretisme. Sedangkan yang kontemporer berbentuk paham-paham keagamaan yang bercorak sekulerisme, pluralisme dan liberalisme. Selain itu, problematika dakwah hari ini juga berkenaan dengan faktor intern yang terjadi di dalam tubuh umat Islam sendiri yang dilaterbelakangi oleh unsur kebodohan, kemalasan dan ketidakmampuan. Berpangkal dari kebodohan, umat tidak kreatif dan tidak punya cara untuk melakukan ionivasi dan perubahan. Karena tidak kreatif dan tidak punya cara, umat menjadi malas untuk berkegiatan dan mengembangkan diri. Karena kebodohan dan kemalasan teerseb ut, maka umat tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri, bersaing dengan poihak lain, apaslagi memenangkan persaingan dalam kemajuan. Selain itu pula, ada faktor ekstern yang membuat dakwah semakin berat tantangannya, di antaranya faktor gencarnya serangan pemikiran (ghazw al-fikri) yang meliputi sekularisme, pluralismee, liberalisme, ditambah lagi serangan ideologi komunisme dan syi’ah. Semoga dakwah tetap berjalan melampaui setiap problematikanya.
KONSEP DAN PRAKTEK KESEHATAN BERBASIS AJARAN ISLAM Abdul Hadi
Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 11 No 2 (2020): Al-Risalah : Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafiiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/alrisalah.v11i2.822

Abstract

Quran’s Position Health is a state of complete physical, mental, spiritual and social wellbeing, which must be safeguarded not only through the maintenance of a health preserving regime at the personal/individual level, but also through the establishment of a health-protective and promoting family system and a health-protective and promoting social system.In the light of Quranic verses, present Islamic principles of health and healing. Quran’s injunctions regarding Health: Fundamental Duties and Fundamental Prohibitions Islam’s strategy for health and healing Prevention 1. Primary . Tahara . Nutrition .Exercise. 2- Secondary Treatment of Diseases Mental Health, spiritual Health Therapeutic Sociology . In Islam, health is not a separate entity but one of the essential constituents of peace, which comprise peace at the individual, family and social level. There are three tiers of society: individual, family and society. All three have equal importance and none can be sacrificed through the sword of the other. Health therefore too has to involve all the three. Alquran memandang kesehatan adalah suatu kondisi sehat secara menyeluruh, baik secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Hal tersebut harus terjaga tidak hanya dengan menjaga masalah kesehatan secara individu, tapi juga perlu menjaga sistem menjaga kesehatan keluarga dan menjaga sistem kesehatan masyarakat.Dalam isyarat ayat-ayat Alquran mengetengahkan prinsip-prinsip menjaga kesehatan dan penyembuhan, prinsip ini terkait dengan perintah dan larangan yang harus dipatuhi agar kesehatan tetap terjaga. Pertama terkait dengan masalah kebersihan, nutrisi, dan olah raga. Kedua terkait dengan diagnosa terhadap masalah ganguan mental, spiritual, dan terapi sosial.Dalam Islam, kesehatan bukanlah entitas yang terpisah tetapi salah satu unsur penting dalam mewujudkan kedamaian, Kesehatan individu, keluarga dan sosial sangat terkait satu sama lain, dan ketiganya harus diperlakukan dengan adil dan berkesinambungan. Tidak dibenarkan mengorbankan salah satu komponen untuk kepentingan komponen lainya, ketiganya memiliki kepentingan sama dan harus diperlakukan sesuai dengan prinsip kebutuhan dan urgensinya.

Page 5 of 15 | Total Record : 150