cover
Contact Name
Farikha Maharani
Contact Email
farikhamaharani@unwahas.ac.id
Phone
+6281325449347
Journal Mail Official
inovasitekim@unwahas.ac.id
Editorial Address
JL. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Inovasi Teknik Kimia
ISSN : 2527614X     EISSN : 25415891     DOI : http://dx.doi.org/10.31942/inteka
Core Subject : Engineering,
The Inovasi Teknik Kimia (INTEKA) journal focuses upon aspects of chemical engineering: chemical reaction engineering, environmental chemical engineering, material and food engineering . The INTEKA is an research journal and invites contributions of original and novel fundamental research. The journal aims to provide a forum for the presentation of original fundamental research, interpretative reviews and discussion of new developments in chemical engineering. Papers which describe novel theory and its application to practice are welcome, as are those which illustrate the transfer of techniques from other disciplines. Reports of carefully executed experimental work, which is soundly interpreted are also welcome. The overall focus is on original and rigorous research results which have generic significance.
Articles 270 Documents
DEGRADASI ZAT WARNA LITHOL DALAM MEDIUM AIR DENGAN RADIASI GAMMA Ahid Nurmanjaya; Sugili Putra; Kartini Megasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2121

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai degradasi zat warna lithol sebagai studi awal penghilangan tinta pada pembuatan kertas recycle dengan menggunakan radiasi gamma dalam medium air. Penelitian ini bertujuan menentukan pH efektif degradasi, menentukan dosis efektif dan menetukan persamaan kinetika degradasi. Proses iradiasi untuk penentuan pH efektif menggunakan dosis 3 kGy dengan variasi pH awal 7, 8, 9 dan 10. Sedangkan untuk penentuan dosis efektif dan penentuan persamaan laju degradasi diiradiasi pada dosis 1, 2, 3, 4, dan 5 kGy dengan pH awal 8. Pengaturan pH diatur dengan meneteskan NaOH 0,1 M. Penentuan pH dan dosis efektif ditentukan dengan menghitung efisiensi degradasi. Efisiensi degradasi dihitung dengan mengukur pengurangan intensitas warna sampel setelah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Analisis kualitatif dilakukan dengan mereaksikan cuplikan sampel dengan CaCl2. Hasil penelitian ini menunjukkan,  pH efektif untuk mendegradasi zat warna lithol adalah 7 dengan rerata efisiensi degradasi 97,40%. Tetapi, untuk aplikasi industri kertas recycle pH awal tidak berpengaruh. Dosis efektif untuk mendegradasi zat warna lithol konsentrasi 10 – 200 ppm adalah 4 kGy dengan rerata efisiensi 99,08% dan waktu yang lebih singkat. Untuk aplikasi dalam industri kertas recycle, dosis efektif diperoleh pada 1 kGy dengan konsentrasi zat warna di bawah 20 ppm. Persamaan kinetika degradasi untuk zat warna lithol adalah -(dCA)/dt= -rA=7,2556CA1. Kata kunci: degradasi warna, iradiasi gamma kertas recycle, zat warna lithol
VALIDASI METODE ANALISIS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Bekti Nugraheni; A.B. Anggoro
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1638

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu metode analisis. Pengembangan metode yang dilakukan yaitu menggunaan fase gerak asetonitril : 0,1 M dapar fosfat pH 4 (70 : 30). Selanjutnya dilakukan validasi ciprofloksasin. Parameter validasi dalam penelitian meliputi selektivitas, akurasi, presisi, linieritas, LOD dan LOQ. Kondisi HPLC meliputi perangkat HPLC merk Waters e2695 Separations, kolom SunfireTM C18 (150mmx 46 mm, 5µm), dan detektor PDA dan kecepatan alir 1,0 mL/menit. Penelitian ini diperoleh hasil selektif, hal ini dinyatakan dengan tidak munculnya puncak pada matriks. Metode analisis HPLC pada ciprofloksasin memenuhi kriteria keberterimaan nilai akurasi % recovery larutan konsentrasi ≥100 µg/mL adalah 100,40-103,88%. Memenuhi syarat uji presisi %RSD untuk larutan konsentrasi ≥100 µg/mL adalah <5,3%. Nilai r pada linieritas ≥0,9974 maka memenuhi syarat. Nilai LOD adalah 5,2471 µg/mL dan nilai LOQ adalah 17,4905 µg/mL. Kata kunci : ciprofloksasin, HPLC, validasi
PENGARUH PENAMBAHAN KITOSAN DAN GLISEROL PADA BIOPLASTIK DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS (Oriza sp.) Siti Iqlima Layudha; Rita Dwi Ratnani; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1939

Abstract

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui dan mudah diuraikan oleh alam. Bioplastik pada penelitian ini berbahan dasar air cucian beras dengan penambahan gliserol dan kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi gliserol dan variasi gliserol-kitosan pada bioplastik dari air cucian beras. Penelitian diawali dengan membuat selulosa bakteri atau yang sering disebut dengan nata dari air cucian beras menggunakan metode fermentasi. Tahapan dilanjutkan dengan melakukan variasi penambahan gliserol 1%, 2%, 3%, 4% dan penambahan kitosan 1%, 2%, 3%, 4% dengan cara merendam bioplastik-gliserol yang sebelumnya telah dikeringkan dalam larutan kitosan. Hasil karakterisasi uji tarik menunjukkan bahwa bioplastik dari air cucian beras dengan kekuatan tarik optimum pada variasi penambahan gliserol 1% yaitu 0,029 N/mm2. Sedangkan pada penambahan variasi gliserol-kitosan, bioplastik dari air cucian beras memiliki kekuatan tarik optimum pada penambahan kitosan 2%, yaitu 0,076212 N/mm2. Kata Kunci: Air cucian beras, gliserol, kitosan
PRODUKSI KARBON AKTIF DARI BUAH MANGROVE MENGGUNAKAN AKTIVATOR KALIUM HIDROKSIDA Paryanto Paryanto; Muhamad Eko Saputro; Restu Ari Nugroho
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2684

Abstract

Konsumsi karbon aktif di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan karbon aktif dalam bidang industri. Mangrove atau yang sering dikenal sebagai pohon bakau di Indonesia merupakan tanaman jenis Rhizopora yang dapat berfungsi sebagai penyaring udara panas dari laut serta penyerap gas karbon di udara. Setiap tahun hutan mangrove dapat menyerap 42 juta ton karbon di udara atau setara dengan emisi gas karbon dari 25 juta mobil. Oleh karena itu, mangrove diproses menjadi karbon aktif agar bisa dimanfaatkan. Bagian dari mangrove yang digunakan untuk pembuatan karbon aktif yaitu buahnya. Pembuatan karbon aktif terdiri dari 2 tahap yaitu proses aktivasi dan proses karbonisasi. Proses aktivasi terbagi menjadi dua, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Pada penelitian ini akan dibuat karbon aktif dari buah mangrove menggunakan metode aktivasi kimia, dengan kalium hidroksida (KOH) sebagai aktivatornya.  Sedangkan proses karbonisasi menggunakan 2 proses yaitu proses karbonisasi menggunakan furnace. Pada proses karbonisasi menggunakan furnace, bahan baku yang berupa buah mangrove diaktivasi menggunakan aktivator larutan KOH dengan variasi konsentrasi 0,5 M; 1 M; 1,5 M; 2 M; dan 2,5 M. Proses aktivasi bahan baku ini dilakukan selama 24 jam. Didapatkan luas permukaan karbon aktif optimum diperoleh pada saat konsentrasi KOH 0,5 M dengan luas permukaan 18,089 m2/g. Dengan jumlah bahan baku awal sebesar 750 gr  didapatkan produk karbon aktif sebesar 273 gr dan yield arang sebesar 36,4% dengan nilai laju konsumsi bahan bakar adalah 2,326 kg gas LPG/kg karbon aktif. Kata kunci: furnace, karbon aktif, mangrove
COMPARISON OF POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) AND ALUMINIUM SULPHATE COAGULANTS EFFICIENCY IN WASTE WATER TREATMENT PLANT Nofriady Aziz; Nuradam Effendy; Kris Tri Basuki
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1738

Abstract

Hospital waste water containing high organic compounds that can harm the environment if not done processing beforehand. One way to lower the price of contaminants contained in hospital wastewater is the process of physically-chemical treatment using coagulation process in the Waste Water Treatment Plant and the coagulation process requires coagulant optimally capable of reducing the organic content in the water treatment. The purpose of this research is to make the design of waste water treatment plant and compare the effectiveness of the use of poly aluminum chloride (PAC) and aluminum sulfate in water turbidity reduction of hospital waste at the Waste Water Treatment Plant design. So that at the Waste Water Treatment Plant produces effluents that comply with effluent hinted that diindentifikasikan in parameters such as BOD, COD and TSS. The WWTP design is Consist of equalization bath, bath coagulation, chlorination and sump. The study was conducted with the study of literature. Based on the research results with the use of a second dose of the coagulant optimum of 160 mg / l. The highest efficiency value to decrease BOD, COD, TSS and TDS looks at PAC coagulant aluminum sulfate compared with the percentage of 96.17%, while the PAC valued at 95% although if measured in terms of economical aluminum coagulants have more economic value namu in terms of environmental and safety the use of PAC is better than Alum. Therefore, in the coagulation process of hospital waste water is recommended to use coagulants PAC. Keywords :  Aluminum Sulfate, Coagulant efficiency, Hospital waste water, Poly Aluminium chloride
PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI AREN DENGAN PENAMBAHAN ALOE VERA Sari Purnavita; Wahyu Tri Utami
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2488

Abstract

Plastik biodegradable merupakan plastik yang mudah terdegradasi atau terurai pada kondisi dan waktu tertentu yang dipengaruhi mikroorganisme berbeda dengan plastik sintetis yang tidak dapat di urai mikroorganisme.Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh jumlah aloevera dan lama pencampuran pada proses pembuatan plastik biodegradable yang optimum terhadap karakteristik plastik. Variabel bebas yang digunakan yaitu lama waktu pencampuran saat proses ( 8 menit, 10 menit, 15 menit ) dan jumlah aloevera terhadap pati Aren ( 1%, 3%, 5%, 7%, 9% ). Variabel tetap penelitian ini yaitu tahapan proses, suhu (80oC), jumlah pati aren (5 gram), jumlah gliserol (1 ml), jumlah pelarut (75ml), jumlah PVA (2,5gram) dan kecepatan pengadukan (225rpm). Variabel terikat penelitian ini yaitu karakteristik plastik meliputi sifat mekanik (biodegradasi, ketahanan terhadap air dan ketahanan terhadap mikroba) dan fisik (ketebalan dan morfologi permukaan).Proses produksi plastik biodegradable dari pati aren  dan aloevera akan dilakukan secara dua tahap yaitu 1) Pembuatan gel aloevera dan 2) Pembuatan plastik biodegradable. Kata kunci: Aloevera, Pati Aren, Plastik Biodegradable
FORMULASI SABUN MANDI PADAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Muhammad Farid Aminudin; Nayyifatus Sa’diyah; Putri Prihastuti; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3025

Abstract

Sabun telah menjadi kebutuhan primer hampir di seluruh lapisan masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kimia dan farmasi, perkembangan kosmetik mulai bergeser ke arah natural product karena adanya trend back to nature. Salah satu bahan herbal yang dapat ditambahkan dalam sediaan kosmetik sabun mandi padat adalah ekstrak kulit manggis. Kulit buah manggis diketahui tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak, diantaranya adalah antosianin, tanin, xantone, dan senyawa asam fenolat. Xantone yang banyak terdapat pada kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan, antiproliferasi, anti-inflamasi, dan antimicrobial. Oleh karenanya dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada formulasi sabun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil analisa organoleptik, derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas serta pengaruh variabel penambahan ekstrak kulit manggis. Tahap dari penelitian ini meliputi formulasi sabun menggunakan 15 gram minyak kelapa dengan penambahan 12 gram NaOH serta variabel berubah ekstrak kulit manggis 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9 dan 1.1 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel sabun yang dibuat telah memenuhi Standar Nasional Indonesia 1994. Penambahan ekstrak kulit manggis tidak berpengaruh nyata terhadap uji derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas. akan tetapi berpengaruh terhadap warna sabun Kata kunci : formulasi, ekstrak kulit manggis, NaOH, sabun padat
KEMAMPUAN DAYA EMULSIFIER CORN LECITHIN YANG DIHASILKAN DARI WATER DEGUMMING PROCESS MINYAK JAGUNG Alwani Hamad; Andi Ghina Septhea; Anwar Ma’ruf
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i2.1654

Abstract

Lecithin adalah senyawa phospholipid yang mempunyai daerah polar dan non polar sehingga sangat efektif jika digunakan sebagai emulsifier. Vegetable lecithin yang ada di pasaran kebanyakan hanya berasal dari minyak kedelai, hal ini menunjukan bahwa perlunya mengkaji isolasi lecithin dari minyak nabati lain, seperti minyak jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya pengemulsi dari corn lecithin yang dihasilkan melalui proses water degumming minyak jagung. Metode isolasi yang digunakan adalah water degumming dengan mencampurkan sebanyak 250 ml minyak jagung dengan 15 ml aquades kemudian diaduk dan dipanaskan dengan suhu 70 - 85°C selama 2 - 2.5 jam. Gum mentah yang dihasilkan kemudian dikeringkan didalam oven dengan suhu 90°C selama 5 - 7 hari. Gum kering yang didapat kemudian dimurnikan menggunakan fraksinasi aseton (aseton deoily) dan fraksinasi alcohol (alcohol deoily). Selanjutnya corn lecithin diuji kemampuan emulsifiernya menggunakan parameter droplet microscopy dan indeks creamy.  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa corn lecithin memiliki indeks creamy yang lebih rendah dibanding kontrol, yaitu 41 - 47% dan signifikan sama dengan kemampuan daya pengemulsi dari emulsifier komersial (Gelatin, Ryoto, Quick,dan CMC) (p<0.05). Gambar droplet emulsi microscopy menunjukkan hasil droplet yang lebih kecil, seragam dan tidak membentuk flock. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa isolasi lecithin menggunakan proses water degumming pada minyak jagung dapat digunakan sebagai emulsifier yang mempunyai daya pengemulsi seperti emulsifier komersial makanan. Kata kunci:daya pengemulsi, emulsifier, lecithin, minyak jagung, water degumming.
Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Terong Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Dewi Purnamasari; Rissa Laila Vifta; Jatmiko Susilo
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2126

Abstract

Kulit terong ungu (Solanum melongena L.) mengandung senyawa bioaktif flavonoid dan alkaloid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui aktifitas antimikroba ekstrak etanol kulit terong ungu (Solanum melongena L.) terhadap Staphyloococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian antibakteri dilakukan menggunakan metode sumuran dengan 5 kelompok perlakuan. Jenis penelitian adalah eksperimental murni dengan post tes control design yang menggunakan kontrol positif Ciprofloxacin, kontrol negatif Aquadest, serta tiga variasi kontrol perlakuan. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 15%, 30%, dan 45% dengan pengamatan diameter zona hambat.. Data dianalisis menggunakan SPSS uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan diameter zona hambat pada variasi konsentrasi 15%, 30%, dan 45%. Aktifitas penghambatan yang sebanding dengan kontrol positif diperoleh pada konsentrasi 45% dengan rata-rata diameter zona hambat 2,68±0,16 cm pada Staphylococcus aureus dan 2,90±0,16 cm pada Escherichia coli (p-value 0.000).. Aktifitas daya hambat ekstrak etanol kulit buah terong menunjukkan spektrum luas bakteriostatik yang mana dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Kata kunci: antibakteri, escherichia coli, kulit terong ungu, staphyloococcus aureus,
ANALISA PROKSIMAT MIE BASAH YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN(Portunus pelagicus) Sufrotun Khasanah; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1643

Abstract

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis kekayaan laut yang cukup melimpah di Indonesia. Peningkatan produksi rajungan Indonesia jugadiikuti dengan peningkatan limbah padat berupa cangkang rajungan. Kalsium alami pada limbah cangkang rajungan dapat diaplikasikan sebagai bahan tambahan dalam suatu produk pangan diantaranya adalah mie basah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proksimat mie basah yang dihasilkan dari tepung terigu dengan fortifikasi tepung cangkang rajungan. Mie basah dibuat dengan variasi penambahan tepung cangkang rajungan (0-20%). Parameter yang diuji dalam analisa proksimat adalah kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat dan kalsium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar air, kadar abu, protein dan kalsium mie basah semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah tepung cangkang rajungan dalam formulasi mie basah. Sedangkan nilai kadar lemak dan karbohidrat mie basah semakin rendah dengan bertambahnya penambahan tepung cangkang rajungan. Kata kunci : fortifikasi, cangkang  rajungan, kalsium, mie basah

Page 3 of 27 | Total Record : 270