cover
Contact Name
Farikha Maharani
Contact Email
farikhamaharani@unwahas.ac.id
Phone
+6281325449347
Journal Mail Official
inovasitekim@unwahas.ac.id
Editorial Address
JL. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Inovasi Teknik Kimia
ISSN : 2527614X     EISSN : 25415891     DOI : http://dx.doi.org/10.31942/inteka
Core Subject : Engineering,
The Inovasi Teknik Kimia (INTEKA) journal focuses upon aspects of chemical engineering: chemical reaction engineering, environmental chemical engineering, material and food engineering . The INTEKA is an research journal and invites contributions of original and novel fundamental research. The journal aims to provide a forum for the presentation of original fundamental research, interpretative reviews and discussion of new developments in chemical engineering. Papers which describe novel theory and its application to practice are welcome, as are those which illustrate the transfer of techniques from other disciplines. Reports of carefully executed experimental work, which is soundly interpreted are also welcome. The overall focus is on original and rigorous research results which have generic significance.
Articles 270 Documents
OPTIMASI PEMBUATAN KARAGENAN DARI RUMPUT LAUT APLIKASINYA UNTUK PERENYAH BISKUIT Anes Agustin; Aprillia Intan Saputri; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1944

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas perikanan penting di Indonesia. Sampai saat ini sebagian besar rumput laut umumnya diekspor dalam bentuk bahan mentah berupa rumput laut kering, sedangkan hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, karagenan, dan alginat masih diimpor dalam jumlah yang cukup besar dengan harga yang tinggi. Karaginan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida galaktosa hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar karaginan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa. Karaginan biasa digunakan pada industry crackers, wafer, kue, dan jenis-jenis biskuit lainnya untuk mendapatkan tekstur yang renyah perlu ditambahkan karaginan. Tujuan dari pembuatan penelitian  ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan rumput laut sebagai bahan tambahan makanan, membuat tepung karagenan dengan bahan baku berupa rumput laut jenis Eucheuma Cottoni, serta membandingan kerenyahan antara biskuit yang diberi tepung karagenan dengan biskuit yang tidak diberi tepung karagenan.Proses pembuatan tepung karagenan dengan bahan baku rumput laut Eucheuma Cottoni ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu proses pengeringan, perendaman karaginan, ekstraksi karaginan, presipitasi, penepungan dan pengayakan. Kemudian dilakukan pembandingan dengan membuat dua sampel biskuit yang diberi dan tanpa diberi tepung karaginan, terakhir dilakukan pengamatan.Hasil analisis menunjukkan bahwa proses pembuatan tepung karagenan didapatkan rendemen rata-rata sebesar 24,30%. Kadar air yang terkandung dalam tepung karagenan sebesar 10,32%, kadar abu sebesar 15,81%, dan kadar sulfat sebesar 26,14%. Nilai kekuatan gel tepung karagenan sebesar 42,70 gram/cm2. Pada tepung karagenan tidak ditemukan pengotor maupun kandungan etanol sehingga tepung karagenan layak untuk dikonsumsi. Dari hasil uji organoleptik yang diambil dari 20 responden menyatakan bahwa biskuit yang diberi tepung karagenan lebih renyah dibandingkan dengan biskuit yang tidak diberi tepung karagenan. Kata kunci: karagenan, kerenyahan, rumput laut
STANDARISASI EKSTRAK TERPURIFIKASI DAUN MANGGA ARUMANIS (Mangifera indica L.) Dewi Andini Kunti Mulangsri; Elya Zulfa; Sugar Arifin; Masduki Faqih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3006

Abstract

Ekstrak etanol daun mangga arumanis perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin konsistensi mutu, keamanan dan efek yang dihasilkan. Purifikasi ekstrak dilakukan untuk menghilangkan adanya zat ballast yang tidak dapat menghasilkan efek terapi. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh dan mengetahui hasil standarisasi ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis (ETDMA). Daun mangga arumanis disari dengan metode maserasi, pelarut etanol 96%, dilanjutkan purifikasi ekstrak dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air panas-etilasetat. Standarisasi ETDMA dilakukan untuk parameter spesifik dan nonspesifik. Parameter spesifik meliputi uji organoleptis, kadar senyawa larut air dan larut etanol. Parameter nonspesifik meliputi kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan uji cemaran logam. Data standarisasi dianalisis secara deskriptif yang beberapa dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil uji parameter spesifik berupa ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis kental berwarna hijau kecoklatan, kadar senyawa larut air dan etanol masing-masing sebesar 22% dan 67,4 %. Hasil uji parameter nonspesifik berupa kadar air, susut pengeringan tidak memenuhi syarat, sedangkan kadar abu, kadar abu tidak larut asam, cemaran Pb dan Cd, cemaran mikroba memenuhi syarat. Jadi belum dapat dikatakan ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis terstandar. Kata kunci : Daun mangga arumanis, Mangifera indica L., Ekstrak terpurifikasi, Standarisasi Kata kunci : Daun mangga arumanis, Mangifera indica L., Ekstrak terpurifikasi, Standarisasi
PEMBUATAN VERNIS BERBAHAN GONDORUKEM YANG DIMODIFIKASI GLISEROL DAN PADUAN LINSEED OIL DENGAN MINYAK BIJI KARET MENGGUNAKAN METODE ESTERIFIKASI TANPA KATALIS Sri Sutanti; Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1743

Abstract

Pembuatan vernis dari gondorukem, perlu dilakukan modifikasi guna mengatasi kelemahan yang dimiliki gondorukem. Penelitian kali ini merupakan proses modifikasi gondorukem dengan menggunakan gliserol dan paduan linseed oil dengan minyak biji karet. Tujuan penelitian adalah mendapatkan rasio terbaik dari kedua minyak yang digunakan.Rasio minyak biji karet terhadap linseed oil dalam penelitian ini yaitu: 0% : 100%; 10% : 90%; 20% : 80%; 30%, : 70%; 40% : 60%; 50% : 50%;  60% : 40%; 70% : 30%; 80% : 20%; 90% : 10% dan 100% : 0%. Proses pembuatan vernis dilakukan dengan menggunakan metode esterifikasi tanpa katalis pada suhu 230oC – 250oC selama 4 jam. Selama proses dilakukan pengadukan menggunakan pengaduk mekanik. Vernis yang dihasilkan kemudian diaplikasikan pada panel kayu menggunakan spray gun.Vernis yang dihasilkan dianalisa kadar gliserol bebas, dan bilangan asam, sedangkan hasil aplikasinya dianalisa drying time, gloss level,daya rekat, hardness, serta pengamatan warna secara organoleptis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio 50% : 50% dan 60% : 40% menghasilkan vernis dengan karakter yang hampir sama dan lebih baik dibandingkan dengan rasio yang lain. Kata kunci: esterifikasi, gondorukem, linseed oil, minyak biji karet, vernis. 
KINETIKA HIDROLISIS PATI SINGKONG MANIS (MANIHOT ESCULENTA) PADA SUHU RENDAH Hargono Hargono
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2680

Abstract

Singkong manis (Manihot esculenta) merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh di daerah tropi, seperti di Indonesia. . Kandungan karbohidrat singkong manis mencapai 90,46%  sehingga layak dikonversi menjadi gula reduksi dan etanol. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan hidrolisis enzimatik pati singkong manis pada suhu 30°C sebagai alternatif pengganti hidrolisis konvensional yang membutuhkan suhu tinggi (90-125°). Jenis enzim yang digunakan adalah granular strach hydrolyzing enzyme (GSHE) yaitu StargenTM 002 yang merupakan enzim koktail yaitu campuran dari A. kawachi  α-amylase dari Trichorderma reesei  dan glucoamylase dari A. niger. Hidrolisis enzimatis dilakukan pada substrat pati singkong manis pada konsentrasi  100, 200, 300  dan 400 g/L, konsentrasi enzim  1.5% (w/w pati), selama 24 jam, pH 4, dan suhu 30°C. Selama hidrolisis 24 jam, kondisi terbaik dicapai pada waktu 12 jam yang menghasilkan gula reduksi masing-masing adalah 40,12; 58,32; 60,24 dan 61,34 g/L. Gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis pati singkong manis pada konsentrasi diatas 200 g/L hanya sedikit lebih besar dibandingkan gula reduksi yang dihasilkan  dari hidrolisis pati singkong manis pada konsentrasi 200 g/L. Hal ini menunjukkan terjadi  inhibisi substrat yang menghambat proses difusi. Parameter kinetika yaitu Vmaks dan Km ditentukan dengan persamaan Michaelis-Menten dan Lineweaver-Burk. Nilai Vmaks  dan Km yang diperoleh dari hidrolisis ini adalah  9,074 g/L.jam, dan Km 104,26 g/L. Nilai Km yang kecil menunjukkan bahwa untuk mencapai proses katalitik optimal dibutuhkan konsentrasi substrat yang kecil, sehingga akan meghemat biaya proses hidrolisis. Kata kunci: GSHE, gula reduksi, parameter kinetika, pati singkong manis, suhu rendah
AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA KEMANGI (Ocimum basilicum L.) PADA TAHU DAN DAGING AYAM SEGAR Alwani Hamad; Sintia Jumitera; Endar Puspawiningtyas; Dwi Hartanti
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1734

Abstract

Tahu dan daging ayam segar memiliki nilai protein yang tinggi membuat kedua bahan pangan ini bersifat mudah rusak akibat pertumbuhan bakteri. Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang dilaporkan sebelumnya memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antibakteri dari infusa kemangi terhadap makanan tahu dan daging ayam segar menggunakan metode turbidity serta mengidentifikasi kandungan golongan senyawa kimianya menggunakan metode screening fitokimia.  Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi infundasi dengan konsentrasi 5, 10, dan 20%.  Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada sampel tahu, infusa kemangi 10 dan 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 10 hari sedangkan pada konsentrasi 5% hanya 8 hari pada suhu kamar. Berbeda pada sampel ayam, infusa kemangi 5, 10 dan 20% berturut- turut dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 9, 12 dan 15 hari pada suhu 3- 7 oC. Hasil uji screening fitokimia menunjukkan bahwa dalam infusa kemangi positif terdeteksi saponin dan tanin Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa infusa kemangi dapat digunakan sebagai pengawet tahu dan daging ayam Kata- kata kunci:  aktifitas antibakteri, ayam, kemangi infusa, pengawet  tahu
EKSTRAKSI SAPONIN DARI DAUN WARU BERBANTU ULTRASONIK SUATU USAHA UNTUK MENDAPATKAN SENYAWA PENGHAMBAT BERKEMBANGNYA SEL KANKER Herry Santosa; Widya Sari; Noer Abyor Handayani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2484

Abstract

Saponin adalah glikosida dengan berat molekul tinggi, sebagian tersusun dari gula yang terhubung dengan triterpen atau steroid aglikon. Saponin dapat digunakan pada berbagai bidang diantaranya perikanan, tekstil, kosmetik, dan kesehatan. Di bidang perikanan saponin digunakan sebagai pembasmi hama udang, dalam industri tekstil sebagai deterjen, dalam bidang kosmetik digunakan sebagai pembentuk busa pada sampo. Di bidang kesehatan saponin dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian dimaksudkan untuk mengekstraksi saponin dari daun waru dengan menggunakan bantuan ultrasonik. Lebih jauh sasaran yang diinginkan dalam penelitian ini adalah (1) menentukan variabel paling berpengaruh diantara perbandingan berat umpan tiap satuan volume solvent, ukuran bahan baku, dan frekuensi ultrasonik, (2) optimasi terhadap variabel berpengaruh tersebut untuk mendapatkan hasil terbaik.Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan. Tahapan pertama dimaksudkan untuk membuat tepung daun waru. Tahap kedua dimaksudkan untuk mengekstrak tepung daun waru dalam rangka menentukan variabel paling berpengaruh dan tahap optimasi untuk menentukan kondisi operasi yang relatif baik. Tahap ketiga adalah tahap uji hasil terhadap saponin yang terekstrak.  Saponin dapat diekstraksi dari daun waru menggunakan pelarut larutan 30% berat etanol dengan bantuan ultrasonik. Ukuran daun waru merupakan variabel yang paling berpengaruh diantara perbandingan berat umpan tiap satuan volume solvent dan frekuensi ultrasonik.  Ekstraksi lebih baik dilakukan pada daun waru dengan ukuran 0,2mm. Kata kunci: ekstraksi, hibiscus tiliaceus, saponin, ultrasound
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GONDORUKEM-TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE FENTON (Fe2+/H2O2) UNTUK MENDEGRADASI COD Bella Paramaeshela; Suwardiyono Suwardiyono; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3021

Abstract

Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) adalah suatu industri kimia milik perhutani yang mengolah bahan baku berupa getah pinus menjadi produk gondorukem (gum rosin), terpentin dan produk derivatifnya. Industri tersebut menghasilkan limbah cair yang memiliki kandungan konsentrasi COD tinggi sebesar 3248 ppm. Salah satu metode pengolahan limbah yang dapat digunakan yaitu proses fenton. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses fenton terhadap pengaruh suhu, waktu kontak, dan konsentrasi Fe2+.Proses inidilakukan pada suhu 30 oC, 35 oC, 45 oC, 55 oC, waktu kontak 60, 120, 180, 240 menit, dan konsentrasi Fe2+ pada 129,92; 162,4; 216,5;324,8; 649,6 mg/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penurunan nilai COD tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan bertambahnya suhu proses, waktu reaksi tidak menunjukkan penurunan COD yang semakin besar dengan bertambahnya waktu kontak serta penambahan konsentrasi Fe2+tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap penurunan COD. Hasil penelitian ini mendapatkan kondisi optimum pada suhu 30 oC, waktu kontak 60 menit dan konsentrasi Fe2+ sebanyak 129,92 mg/L, yang mampu menurunkan nilai COD menjadi 480 ppm dengan efisiensi penurunan COD sebesar 85,2%. Kata kunci: Chemical Oxygen Demand (COD), fenton, gondorukem
PENGARUH MODIFIKASI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKA ENZIM -AMILASE DARI KECAMBAH KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk) Asvif Ma’rufah; Rita Dwi Ratnani; Indah Riwayati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i2.1650

Abstract

Biji buah nangka merupakan limbah buah nangka yang cukup melimpahyang  pemanfaatannya masih minim. Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi,biji nangka berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai tepung. Berbagai penelitian dari bahan-bahan tepung biji nangka telah dilakukan, tetapi modifikasi tepung biji nangka belum dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variable proses modifikasi yang meliputi waktu inkubasi dan persentase enzim a-amilase yang ditambahkan terhadap karakteristik tepung biji nangka termodifikasi, serta untuk mengetahui kondisi optimum proses modifikasi. Proses modifikasi tepung biji nangka dilakukan dengan menambahkan enzim a-amilase dari kecambah kacang hijau yang telah di blenderkedalam 180 gr tepung biji nangka, perbandingan kecambah kacang hijau dan air 1:1. kemudian diinkubasi pada suhu 30 oC selama waktu yang telah ditentukan,selanjutnya dikeringkan pada suhu 40 oC, setelah itu diayak dan dianalisis hasilnya. Variasi waktu inkubasi 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 hari, sedangkan variasi konsentrasi enzim yang ditambahkan 5%,10%,15%,20%,25% 30%, dan 35% (% b/b). Hasil penelitian menunjukan waktu inkubasi optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzima-amilase adalah dua hari. Pada waktu tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 14.57%, kadar lemak 0.42%, kadar serat2.57% , kadar abu 0.7%, kadar air 10%, DSA 31%, dan DSM 12.25%. Sedangkan  konsentrasi enzim optimum pada modifikasi tepung biji nangka menggunakan enzima-amilase adalah pada penambahan enzim 35% . pada konsentrasi tersebut dihasilkan kadar protein tertinggi, yaitu 17,59%, kadar lemak 0,34%, kadar serat 2,16% , kadar abu 0.73%, kadar air 10.15%, DSA 33%, dan DSM 11%. Kata kunci: modifikasi enzimatis, modifikasi tepung, tepung biji nangka.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Sri Wahyuni; Rissa Laila Vifta; Agitya Resti Erwiyani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2122

Abstract

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus muatans. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) sebagai kandidat antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni  dengan desain post tes control group design menggunakan metode difusi sumuran pada 5 kelompok perlakuan. Kontrol positif mengandung Ciprofloxacin, kontrol negatif mengandung aquadest, kontrol media dan kontrol pertumbuhan, perlakuan 1 ekstrak 30% b/v, perlakuan 2 ekstrak 40% b/v, Perlakuan 3 ekstrak 50% b/v. Data hasil di evaluasi menggunakan SPSS 24.0 For Windows dengan taraf kepercayaan 95%. Ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) menghasilkan zona hambat bakteri Streptococcus mutans dengan konsentrasi 30% sebesar 1,03 cm, konsentrasi 40% sebesar 1,45 cm, 50% sebesar 1,81 cm, kontrol positif sebesar 1,77 cm, dan kontrol negatif sebesar 0,00 cm. Ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) mempunyai aktivitas menghambat bakteri Streptococcus mutans. Pada konsentrasi 50% ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans yang sebanding dengan ciproploxacin. Kata Kunci: Antibakteri, daun Jati Belanda, Streptococcus mutans.
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENGGUNAKAN FOTOKATALIS TIO2 DOPAN-N Achmad Wildan; Erlita Verdia Mutiara
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1639

Abstract

Air limbah farmasi memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan. Air limbah tersebut dicemari oleh zat kimia organik dan anorganik. Limbah antibiotik seperti misalnya amoksisilin dapat bersama-sama dengan limbah anorganik seperti ion Cu(II) di perairan. Keberadaan ion Cu(II) dalam lingkungan dapat berasal dari pembuangan air limbah  yang berasal dari analisis bahan yang dilakukan oleh industri farmasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran dan pH larutan terhadap efektivitas proses fotodegradasi amoksisilin yang terkatalisis TiO2 Dopan-N dengan keberadaan ion Cu(II). Metode penelitian dilakukan dalam suatu reaktor tertutup yang dilengkapi dengan satu set alat pengaduk magnetik dan lampu tungsten sebagai sumber sinar tampak. Hasil kemudian dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui konsentrasi amoksisilin sisa dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) sisa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa amoksisilin yang terdegradasi meningkat dengan semakin lamanya waktu penyinaran. Peningkatan hasil fotodegradasi amoksisilin karena meningkatnya jumlah radikal •OH yang dihasilkan TiO2. Pada variasi pH larutan menunjukkan pH 5 sampai 7 efektivitas fotodegradasi amoksisilin mengalami kenaikan, kemudian mengalami penurunan pada pH 8. Kondisi reaksi yang menghasilkan proses fotodegradasi amoksisilin paling efektif yaitu pada kondisi larutan dengan pH 7 dengan waktu penyinaran 60 menit. Pada kondisi tersebut efektivitas fotodegradasi amoksisilin sebesar 32,25% dan ion Cu(II) yang tereduksi sebesar 69,13%. Kata kunci :amoksisilin, antibiotik, fotokatalis TiO2 Dopan-N, spektrofotometer serapan atom, tembaga

Page 4 of 27 | Total Record : 270