cover
Contact Name
Intan Permata Sari
Contact Email
intanpermata@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285292917330
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Bengkulu 38212, Kota Bengkulu, Bengkulu, Sumatera
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
ISSN : 26858703     EISSN : 26863308     DOI : http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga
Core Subject : Education, Social,
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles 79 Documents
Sakola Kaoetamaan Istri: Rejuvenasi Filosofi Pemikiran Raden Dewi Sartika dan Relevansinya terhadap Pendidikan, Bimbingan dan Konseling Muhammad Reza Septian
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.8438

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk merejuvenasi filosofi Pendidikan Raden Dewi Sartika sebagai strategi layanan bimbingan dan konseling. Ruang lingkup penelitian ini mencakup filosofi sunda, filosofi Pendidikan Dewi Sartika, dan strategi layanan bimbingan dan konseling. Metode penelitian yang digunakan Library research atau riset pustaka dari sumber-sumber yang relevan diperoleh dari internet, buku-buku, dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filosofi Pendidikan Dewi Sartika digali dari gapura panca waluya (gerbang lima kesempurnaan) yang mencakup cageur, bageur, pinter dan wanter yang relevan dalam strategi layanan bimbingan dan konseling. Cageur atau sehat adalah pribadi yang mampu mengatur diri dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sosial. Bageur atau baik merupakan kristalisasi dari akhlak yang bersumber dari ajaran dan nilai-nilai agama. Pinter atau pintar sebagai bagian dari dimensi kognitif, dalam layanan bimbingan konseling termasuk pada bimbingan belajar. Wanter atau berani ditunjukkan dalam kepercayaan diri individu
Anggaran Responsif Gender: Meminimalisir Disparitas Partisipasi dan Akses Perempuan dalam Pembangunan Hesti Aprianti
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.7505

Abstract

MDGs dan SDGs sebagai langkah pembangunan global untuk mengatasi berbagai isu dan permasalahan yang ada di dunia termasuk isu kesetaraan gender. Indeks pembangunan gender di Kota Bandung menunjukkan masih terdapat kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dengan perempuan. Maka dari itu anggaran responsif gender diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut dengan mengintegrasikan kebutuhan laki-laki maupun perempuan kedalam anggaran hingga tercapai akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan bagi semua gender. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk menganalisis penerapan dan kinerja penyusunan anggaran responsif gender yang ada di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yakni wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan penerapan anggaran responsif gender di DP3A belum menunjukkan hasil yang optimal, dikarenakan kurangnya data terpilah gender, perangkat daerah yang masih bias dan buta gender, serta sistem pengalokasian anggaran yang masih mengacu pada pagu perangkat daerah.
Pola Asuh sebagai Moderator Layanan Bimbingan dan Statregi Taktis Orang Tua terhadap Pembentukan Perilaku Etis Anak Zhila Jannati; Muhammad Randicha Hamandia
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.8760

Abstract

Krisis karakter yang mengaraah pada perilaku anak saat ini telah menjadi momok yang cukup menakutkan bagi kalangan orang tua khususnya, karena itu orang tua harus cermat dalam memperhatikan perkembangan perilaku anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk merepresentasikan pola asuh orang tua sebagai moderator layanan bimbingan dan statregi taktis dalam menumbuhkan perilaku etis anak. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021, lokasi penelitian di Desa Lingge Kab. Empat Lawang. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan (1) wawancara mendalam; (2) observasi langsung; (3) dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis model Miles dan Huberman. Hasil penelitian diperoleh temuan bahwa pola asuh yang digunakan orang tua dalam menanamkan perilaku etis pada anaknya menggunakan layanan bimbingan dengan pendekatan behavioral modelling. Hasil penelitian ini berkontribusi sebagai bahan pengayaan (tinjauan teoretik dan praktik) perihal pola asuh orang tua dan pengaruhnya dalam menanamkan perilaku etis pada anak berbasis layanan bimbingan.
Perempuan sebagai Kepala Keluarga: Tafsir Qira'ah Mubadalah Lili Rahmawati Siregar
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.9413

Abstract

Pada saat ini banyak fenomena terjadi seorang perempuan harus bekerja banting tulang untuk mencari nafkah untuk keluarganya sendiri sekaligus berperan sebagai ibu rumah tangga sedangkan suaminya tidak bekerja hanya mengandalkan istrinya sendiri. Fenomena ini bukan lagi hal yang langkah untuk ditemukan akan tetapi sudah banyak terlihat kejadian seperti ini yang membuat peran seorang istri menjadi ganda yaitu sebagai kepala keluarga begitu juga sebagai ibu rumah tangga. Seorang istri atau perempuan memiliki hak dan kewajiban sebagai istri dan itu sudah ditentukan dalam Al-qur’an. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi perempuan sebagai kepala keluarga dilihat dari Tafsir Qira’ah Mubadalah.
Kepemimpinan Peserta Didik Perempuan dalam Pandangan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Siwalan Nagita Histimuna Aisyah; R. Aini
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10105

Abstract

Pemahaman mengenai peran perempuan yang dari dulu selalu ditugaskan di dalam ranah domestik oleh konstruktif budaya dan kesalahan penangkapan makna dari teks agama secara tidak langsung membentuk stereotip jika perempuan tidak bisa maupun tidak boleh berkiprah di ranah publik termasuk memegang posisi kepemimpinan. Dalam hai ini dibutuhkan peran dari sekolah selaku institusi pendidikan tempat di mana seorang individu maupun kelompok dibentuk pemahaman dan pengetahuannya untuk mampu memahami konsep kesetaraan. Hal ini selaras dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan perempuan yang lebih spesifiknya peserta didik perempuan di institusi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Adapun informan yang diambil meliputi seluruh ketua kelas, beberapa peserta didik yang tidak menduduki posisi kepemimpinan, kepala sekolah, dua guru PAI, Waka Kesiswaan, dan seorang guru BK/BP. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan peserta didik perempuan didukung penuh dari berbagai pihak tentu dengan beberapa faktor pendukung yang melatarbelakanginya.
Makna Sompah Tanah Sebagai Mahar dalam Status Sosial Perempuan di Perkawinan Adat Suku Bugis di Kel. Pulau Kijang, Kab. Indragiri Hilir Lisda Lisda; Sri Wahyuni; Emmy Solina
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.9686

Abstract

Salah satu tradisi yang masih sering dijumpai adalah tradisi sompah tanah. Dalam penelitian ini peneliti fokus pada makna sompah tanah untuk pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mahar adat dalam sistem perkawinan adat masyarakat Bugis di Pulau Kijang. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, pengamatan dan dokumentasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahar adat adalah sebuah inti kebudayaan, dimana terdapat makna dan simbol sangat sakral yang masih sangat di percayai masyarakat pulau kijang.Analisis ini menggunakan konsep George Habert Med tentang teori kebudayaan khususnya mengenai simbol dan makna dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak bisanya digantikan tanah dengan benda lainnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tanah merupakan simbol yang memiliki makna, dimana maknanya adalahberupa status sosial bagi kedudukan seorang perempuan Bugis dan keluarga besarnya.Semakin luas tanah maka semakin tinggi nilai dari status sosial perempuan tersebut
Perbedaan Gaya Belajar Anak Laki-Laki dan Perempuan Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu Fitri Yanti; Alimni Alimni
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10584

Abstract

This study aims to determine whether there are differences in the learning styles of male and female students in learning Islamic Religious Education at SMP Negeri 2 Kota Bengkulu, in the 2022/2023 academic year. This type of research is comparative research. The data collection technique uses questionnaires with Likert scales. Hypothesis testing using the Way Anova test. The results showed that: 1) grade VIII students in PAI lessons tended to learn with auditory style, which was 71,29%. 2) Male students of grade VIII tend to learn with visual style, which is 911.7%. 3) Female students in grade VIII tend to learn with auditory style by 174%. 4) there is a significant difference between the learning styles of grade VIII male and female students in PAI lessons, where male students are more inclined to visual styles (p: 01.036) while female students are more inclined to auditory styles (p: 01.001).
Hak Dan Kewajiban Anak Laki-Laki Maupun Perempuan Dalam Keluarga (Kajian Gender) Rofiqotul Aini; Soffatul Umami
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang bagaimana hak dan kewajiban anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga serta seberapa proporsionalitas anak laki-laki dalam keluarga. Anak sebagai titipan amanah dari Allah Subhnahu wata'ala serta bibit insan manusia sebagai penerus perkembangan dan pertumbuhan insan sangat penting untuk kita melihat, mengerti, menjaga kesejahteraan dari sisi yang dipasang dalam keluarga. Anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga yang berkedudukan sebagai manusia yang harus patuh pada kedua orang tua juga memiliki hak dan kewajibannya masing-masing yang harus dipenuhi.Namun pada kenyataannya sering juga orang tua yang selalu membedakan anak laki laki dan perempuannya dalam melakukan peran atau tugas dalam keluarga sehingga tak dapat dihindari bahwa anak merasa terpilih karena adanya perbedaan gender.
Diskriminasi Gender terhadap Tokoh Perempuan pada Novel Kelir Slindet Karya Kedung Darma Romansha
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v4i2.8178

Abstract

This study aims to determine how the process of gender discrimination experienced by female charactersin the novel Kelir Slindet by Kedung Darma Romansha. This study uses the theory of genderdiscrimination. The object of research is the novel Kelir Slindet by Kedung Darma Romansha published byGramedia Pustaka Utama Book Publishers in 2014. In this study, two methods were used, namelytheoretically using an Ideological Feminist Literary Criticism approach, and methodologically using aqualitative descriptive approach. The results of the study found 4 forms of gender discriminationexperienced by female characters in this novel, namely: marginalization, stereotypes, violence, and doubleworkload. Safitri and Rukmini experience marginalization. Stereotypes are experienced by the charactersof Safitri and Saritem. Safitri and Ratini experienced violence. Saritem and Ibu Didi have a double burden.Kedung Darma Romansha tries to describe and explain how the lives of Indramayu women who work asprostitutes.
Representasi Perempuan Penyintas Kekerasan Seksual Dalam Film Demi Nama Baik Kampus Aldy Solehudin Mahendra; Ade Kusuma
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2023): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.10441

Abstract

Darurat kekerasan seksual tidak hanya dimaknai dengan semakin tingginya angka kekerasan seksual, namun justru akibat kegagalan penanganan kasus yang tidak tuntas. Pandangan atau penilaian mengenai kasus kekerasan seksual, khususnya kepada penyintas kekerasan seksual dapat menimbulkan sebuah stereotip. Stereotip semakin dikukuhkan dan disebarluaskan melalui media film. Film Demi Nama Baik Kampus mengisahkan tentang isu kekerasan seksual di lingkungan pendidikan atau kampus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji bagaimana perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan dalam film Demi Nama Baik Kampus. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan semiotika John Fiske yang mengacu pada teori kode-kode televisi. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif. Peneliti menganalisis level realitas, level representasi, level ideologi dalam film. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan sebagai kelompok subordinat. Pada film Demi Nama Baik Kampus, peneliti menemukan adanya konsep ideologi patriarki dan ketimpangan relasi kuasa dengan petunjuk tentang sosok tokoh utama yang diperlihatkan menjadi sosok yang lemah, sosok yang tidak memiliki kekuasaan, dan sosok yang menderita.