cover
Contact Name
Dyah Kusuma Wardhani
Contact Email
dyah.wardhani@ciputra.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.aksen@ciputra.ac.id
Editorial Address
UC Town, Citraland Surabaya 60219
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Aksen : Journal of Design and Creative Industry
ISSN : 24772593     EISSN : 24772607     DOI : https://doi.org/10.37715/aksen
Core Subject : Engineering,
This bi-annual journal published every April and October, managed by the Interior Architecture Department of Ciputra University. AKSEN-Journal of Design & Creative Industry invites professionals in the academic world, practitioners, researchers, and students to disseminate the latest ideas and knowledge in the field of Architecture, Interior Design, Creative Industry and Design Management.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 98 Documents
PENERAPAN KONSEP METAFORA INTANGIBLE FISIOLOGIS DAUN PADA TATANAN LAHAN Amrillah, Mutiah; Oktafiana, Brina; Salisnanda, Randy Pratama
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 1 (2023): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i1.3667

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang signifikan berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan yang semakin sempit di Kota Surabaya. Kejadian peralihan fungsi sektor pertanian menjadi sektor non-pertanian yang memiliki nilai ekonomis semakin meningkat, dan kurangnya minat masyarakat terhadap pengetahuan tentang teknologi pertanian semakin membuat masyarakat terasa asing pada bidang pertanian. Meningkatnya jumlah penduduk membuat permintaan bahan pangan hasil panen juga meningkat. Namun, ketersediaan lahan pertanian yang terus menurun di Kota Surabaya. Teknologi, Vertical farming menjadi metode yang banyak di gunakan pada pertanian. Tipe Controlled Environment Agriculture merupakan bentuk pertanian berbasis hydroponic yang dapat tumbuh dalam lingkungan terkendali untuk mengoptimalkan praktik hortikultura. Sehingga memerlukan desain bangunan yang bisa meningkatkan kapasitas hasil pertanian dalam suatu luas lahan yang semakin sempit. Perancangan bangunan harus selaras dengan penyediaan fasilitas pada lahan yang dapat membantu dalam mengedukasi masyarakat pada umumnya, dan masyarakat akademik pada khususnya, serta sebagai atraksi wisata yang menarik bagi masyarakat. Metode desain arsitektural yang digunakan adalah studi banding terkait objek fasilitas pertanian, tema metafora, dan tatanan terkait aspek arsitektural. Untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan (sayur dan buah) yang berkualitas dengan keterbatasan lahan, bangunan pusat pertanian dilengkapi dengan fasilitas edukasi dan rekreasi dengan Tema Metafora Intangible Fisiologis Daun. Konsepsi manifestasi daun yang identik dengan metabolisme tanaman, dengan meninjau karakter fungsi bangunan, diterapkan lebih lanjut dan detail pada bangunan melalui konsep Gerak Ria “Setangkai Daun” dan “Fisiologis Daun” pada tatanan lahan terkait zoning dan sirkulasi.
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL TROPIS PADA BANGUNAN COFFEE SHOP TANATAP AMPERA Duncan, Carlos; Khamdevi, Muhammar
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 1 (2023): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i1.4071

Abstract

Belakangan fenomena coffee shop di Indonesia telah berkembang dan bertumbuh secara pesat. Terutama pada kota-kota distrik seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan sebagainya. Dengan kondisi pemanasan global yang semakin parah ditambah kondisi Indonesia yang merupakan negara tropis, kenyamanan termal menjadi hal yang perlu diperhatikan pada setiap bangunan, misalnya ruang publik seperti coffee shop. Pada penelitian ini, objek yang akan dibahas adalah bangunan Coffee Shop Tanatap Ampera yang dirancang oleh RAD+ar dikepalai oleh Antonius Richard Rusli. Coffee Shop Tanatap Ampera, Jakarta Selatan merupakan bangunan yang menerapkan sebuah konsep tropis.Antonius Richard juga sempat memenangkan beberapa sayembara terkait Urban & Tropical Architecture. Bangunan ini juga mendapat beberapa ulasan positif terkait dengan kenyamanan termal di beberapa media daring. Seperti apakah kenyamanan termal pada Coffee Shop Tanatap Ampera, Jakarta Selatan? Penelitian ini menggunakan metodekualitatif untuk mengkaji objek penelitian dari data-data observasi, wawancara, dan simulasi computer (Ecotect dan Simscale). Hasil dari penelitian terkait kenyamanan termal pada bangunan Coffee Shop Tanatap Ampera menunjukkan bahwa indikator-indikator yang paling berdampak adalah peletakan dan orientasi bangunan, dimensi bangunan, dansistem penghawaan.
TINJAUAN SEJARAH, PENGARUH & TRANSFORMASI : PENGGUNAAN MOTIF HIAS TEMESIR BALI SEBAGAI ELEMEN PERANCANGAN INTERIOR Aulia, Izmi Tasya; Primayudha, Novrizal; Dewi, Riza Septriani
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 1 (2023): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i1.4085

Abstract

Pembahasan motif ragam hias temesir Bali sudah sering ditulis dalam penelitian-penelitian mengenai arsitektur dan ragam hias Bali, beberapa diantaranya fokus pada pengelompokkan dan penelusuran pemakaiannya di bangunan- bangunan masa lampau. Tulisan ini akan mencoba menampilkan argumentasi dari sisi yang jarang dibahas terkait dengan sejarah awal mula penggunaan motif ragam hias temesir yang merupakan sebuah hasil dari transaksi budayadi masa lalu. Penelusuran bahasan akan dilakukan dengan metode tinjauan literatur dengan mengambil karakter sampel dari beberapa publikasi ilmiah dari jurnal dalam pustaka digital dan didukung dengan beberapa berita-berita lima tahun terakhir. Fokus penelitian akan mengungkap tentang : 1) Sejarah kemunculan motif ragam hias temesir. 2) Pengaruh budaya luar yang memengaruhi perkembangan motif ragam hias temesir, dan 3) Transformasi penggunaanmotif ragam hias temesir sebagai elemen interior. Artikel ini diharapkan dapat mengisi ruang kajian ragam hias Bali dan memberikan signifikansi terhadap pemahaman awal dari motif ragam hias temesir untuk dapat dikaji lebih dalam lagi dalam penelitian-penelitian lanjutan di masa yang akan datang.
KRITERIA PEMANFAATAN RUANG BUNDARAN WARU SURABAYA DALAM MENDUKUNG KEHIDUPAN PERKOTAAN YANG KEBERLANJUTAN Bararatin, Kirami; Hayati, Arina
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 2 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i2.4197

Abstract

Misinterpreting the relationship between economic and environmental aspects of urban development can lead to excessive physical expansion at the expense of quality urban spaces, including green areas. In Surabaya, despite its active infrastructure development, there has been a reduction in green open spaces and the emergence of 'leftover' spaces requiring extensive redesign efforts. One notable example of lost space in Surabaya is Bundaran Waru, strategically positioned as a prominent entrance point and serving as a critical node for primary arterial road intersections. Bundaran Waru presents a unique opportunity to enhance Surabaya's positive image. This study aims to explore innovative ideas for harnessing the potential of Bundaran Waru's lost space, contributing to the city across multiple dimensions, including aesthetics, social dynamics, economics, and ecology, among others. The research begins with a literature review to identify suitable typologies for open spaces based on the primary function of arterial roads. The second phase involves direct observations to collect physical data, assess potential, and identify challenges. Subsequently, a descriptive qualitative analysis of the collected data is conducted to formulate design criteria rooted in the principles of public space design. The research findings underscore the strong potential of this space as a passive green open area capable of encapsulating the essence and identity of Surabaya. Keywords: lost space, green open space, ecology, arterial road, identity Kesalahan dalam menafsirkan hubungan antara aspek ekonomi dan lingkungan dalam pembangunan perkotaan dapat mengakibatkan perkembangan infrastruktur kota yang mengorbankan potensi ekologis ruang perkotaan, salah satu yang dikorbankan adalah ruang terbuka hijau. Di Surabaya, pengembangan infrastruktur terjadi secara pesat namun disatu sisi menyebabkan pengurangan ruang terbuka hijau dan munculnya ruang yang terbengkalai (lost space) yang memerlukan upaya perancangan ulang yang intensif. Salah satu contoh ruang terbengkalai di Surabaya adalah Bundaran Waru yang berlokasi di titik strategis tepatnya di area pintu masuk utama kota dan berfungsi sebagai persimpangan kritis antar jalan-jalan arteri utama. Berdasarkan posisinya tersebut, Bundaran Waru memiliki peluang unik dalam meningkatkan citra positif kota Surabaya. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif dalam memanfaatkan potensi ruang Bundaran Waru agar dapat memberikan kontribusi positif dalam berbagai dimensi, baik estetika, sosial, ekonomi, dan ekologi. Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur untuk mengidentifikasi tipologi pemanfaatan ruang yang sesuai berdasarkan fungsi utama lingkungan sekitar. Fase kedua melibatkan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data fisik, menilai potensi, dan mengidentifikasi tantangan. Selanjutnya, analisis deskriptif kualitatif dari data yang terkumpul dilakukan untuk merumuskan kriteria desain. Temuan penelitian menegaskan bahwa pemanfaat ruang Bundaran Waru berdasarkan potensi lingkungan diarahkan sebagai area terbuka hijau pasif yang mampu mencerminkan esensi dan identitas kota Surabaya.  Kata Kunci: ruang terbengkalai, ruang terbuka hijau, ekologi, identitas kota
PEMETAAN TIPOLOGI BANGUNAN DENGAN TEKNIK 360 DAN REALITAS VISUAL GUNA PEMAHAMAN KARAKTER VISUAL KOTA LAMA (JALAN PANGGUNG SURABAYA) Aryani, Ni Putu; Setia Budi, Hutomo; Kelly; Therayudha
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 1 (2023): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i1.4198

Abstract

 Jalan Panggung Surabaya mempunyai karakter visual kota tua dengan tipologi bangunan bergaya arsitektur Kolonial dan Cina. Namun seiring berjalannya waktu, kedua deretan bangunan tersebut banyak mengalami perubahan tipologi dan fungsi. Hal ini menyebabkan kualitas karakter visual kota lama menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada dua sisi bangunan jalan Panggung. Hasil identifikasi digunakan untuk membandingkan kondisi tipologi dan fungsi bangunan di kedua sisi jalan. Selanjutnya, data yang dihasilkan digunakan dalam Teknik 360 untuk penyajian realitas visual. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, membandingkan, dan menjelaskan kondisi bangunan saat ini. Hasil identifikasi digunakan untuk menandai setiap bangunan yang digabungkan dengan tampilan teknik 360. Sehingga, tampilan sepanjang jalan Panggung dalam realitas visual memiliki tambahan informasi pada masing-masing bangunan. Identifikasi bangunan menghasilkan perubahan yang berbeda pada sisi Timur dan Barat baik pada tipologi dan fungsi bangunan. Analisa perbandingan menghasilkan perubahan tipologi sisi Timur lebih banyak, tetapi perubahan fungsi bangunan lebih banyak di sisi Barat. Teknik 360 dan penambahan informasi pada setiap bangunan memperjelas tipologi bangunan saat ini yang ditampilkan dalam realitas virtual. Kesimpulan, penggabungan teknik 360 dan realitas visual pada sebuah wilayah membantu mempermudah memahami kualitas karakter visual wilayah tersebut berdasarkan data terakhir dan dapat dinikmati secara jarak jauh.
RANCANGAN HOTEL DAN RESORT LEMBANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU Malini, Risma; Andiyan; Izzati, Husna
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 2 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i2.4202

Abstract

West Bandung has many tourist attractions that can invite tourists to become the main holiday destination. The area that is famous for its many tourist attractions in West Bandung is the Lembang area. The development of tourism potential influences the need for supporting facilities, such as the need for accommodation or hotels. The aim of designing hotels and resorts is to meet the needs of tourists, apart from being a place of accommodation while hotels and resorts also function as recreational facilities. The location for the design of this Hotel and Resort is placed in the Lembang area, precisely on Jl. Raya Tangkuban Parahu. Hotel and Resort buildings are designed using a green architectural style. The application of a green architectural style in this design uses several principles, namely saving energy, utilizing energy sources and surrounding environmental conditions. The application of green architecture principles in thisdesign is using lots of openings in the building, utilizing sunlight to enter the room, using environmentally friendly materials and reusing liquid waste. Keywords: design, hotel, resort, green architecture ABSTRAKBandung Barat mempunyai banyak tempat wisata yang mampu mengundang wisatawan untuk dijadikan tujuan utama berlibur. Daerah yang terkenal banyak dengan tempat wisata di Bandung Barat yaitu daerah Lembang. Berkembangnya potensi pariwisata berpengaruh pada kebutuhan fasilitas penunjang, seperti kebutuhan berupa penginapan atau hotel. Tujuan dari perancangan hotel dan resort ini agar dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan, selain sebagai tempat penginapan sementara hotel dan resort berfungsi juga untuk sarana rekreasi. Lokasi perancangan Hotel dan Resort ini ditempatkan di daerah lembang tepatnya di jl. Raya Tangkuban Parahu. Bangunan Hotel dan Resort dirancang dengan mengusung gaya arsitektur hijau. Penerapan gaya arsitektur hijau pada perancangan ini menggunakan beberapa prinsip yaitu hemat energi, memanfaatkan sumber energi dan kondisi lingkungan sekitar. Penerapan prinsip arsitektur hijau pada perancangan ini yaitu menggunakan banyak bukaan pada bangunan, memanfaatkan cahaya sinar matahari masuk ke dalam ruangan, menggunakan material yang ramah akan lingkungan dan memanfaatkan kembali penggunaan limbah cair. Kata Kunci : perancangan, hotel, resort, arsitektur hijau
KAJIAN SPASIAL VIHARA AVALOKITESVARA PAMEKASAN Sahid, Ali Umar; Setyabudi, Irawan; Santoso, Dian Kartika
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 3 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i3.4257

Abstract

Pamekasan Avalokitesvara Vihara is a place of worship for Buddhists and also a tourist spot for all believers, both Buddhists and non-Buddhists. Located in Candi Village, Polagan District, Pamekasan City. This monastery is often used as a place of worship and tourism, studying the history of Buddhist culture, or even just for recreation. It started with the discovery of four statues in the Talang Siring beach area around three hundred years ago. Around the 1800s, the original monastery building was burned down, efforts to rebuild it were carried out in 1951. Currently, the monastery building is still being renovated in stages to get closer to the initial building form, apart from that there is also the addition of a new building function, namely a monk’s shrine. The problem faced by researchers is how to identify the use of space and the spatial dynamics of the spaces at the Pamekasan Avalokitesvara Vihara, in addition to the lack of vegetation arrangement and facility maintenance. This is due to the need to carry out architectural identification and analysis, so that the spatial side of the growth and development of space can be known. The analysis method was carried out using Participatory Mapping and Focus Group Discussion (FGD) instruments. The final result of this research is that the character of the historical landscape and the concept of space can be identified which are divided into 3 core zones, buffer zones and utilization zones. Keywords: Avalokitesvara Vihara, Culture, Ornamentation, Spatial
PENERAPAN POLA PARAMETRIK FORCE FIELD PADA PEMBUATAN POLA MOTIF KAWUNG UNTUK ELEMEN BANGUNAN Nurrachman, Irfan; Djakaria, Elliati
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 2 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i2.4332

Abstract

The kawung motif is one of the traditional batik motifs and has been known since the Mataram era. Now the kawung motif is not only used on batik cloth, but this motif has been used as part of the exterior and interior elements of buildings. The kawung motif as a building element is used on various materials. Whether found on fabric or as a building element, the kawung motif is often used repeatedly to form a grid pattern. In this horizontal and vertical repetition, a kawung motifis repeated while maintaining its shape, size and orientation. The parametric force field pattern is one of the parametric patterns that is commonly used in creating a shape using a Parametric Design approach. In a force field, the scale of each element that forms a grid pattern can vary, depending on how close the element is to the affector. In this study, we will show an algorithm that can produce a grid pattern from the kawung motif which has a parametric force field pattern. The aim of this study is to show that a certain algorithm, with certain user input, can produce various variations of grid patterns from the kawung motif. The algorithm for applying the force field was created by utilizing the Geometry Nodes feature of the Blender software and analog node diagram. From the results of this study it appears that the kawung motif can be displayed in a grid pattern but with various variations according to user input. Keywords: kawung, parametric design, force field, geometry nodes. ABSTRAKMotif kawung merupakan salah satu motif batik tradisional dan telah dikenal sejak zaman Mataram. Kini motif kawung tidak hanya digunakan pada kain batik saja, namun motif ini telah digunakan sebagai bagian dari elemen eksterior dan interior bangunan. Motif kawung sebagai elemen bangunan digunakan pada berbagai material. Baik yang terdapat pada kain maupun sebagai elemen bangunan, motif kawung amat sering digunakan secara berulang sehingga membentuk pola grid. Dalam pengulangan secara horizontal dan vertikal tersebut, sebuah motif kawung direpetisi dengan tetap mempertahankan bentuk, ukuran dan orientasinya. Pola parametrik force field merupakan salah satu pola parametrik yang umum digunakan dalam membuat sebuah bentuk yang menggunakan pendekatan Parametric Design. Dalam force field, skala dari setiap elemen yang membentuk pola grid dapat berbeda-beda, tergantung dari seberapa dekat elemen tersebut dengan affectornya. Dalam kajian ini akan diperlihatkan sebuah algoritma yang dapat menghasilkan sebuah pola grid dari motif kawung yang memiliki pola parametrik force field. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menunjukkan bahwa sebuah algoritma tertentu, dengan user input yang tertentu pula dapat menghasilkan berbagai variasi pola grid dari motif kawung. Algoritma untuk menerapkan force field dibuat dengan menggunakan node diagram analog dan memanfaatkan fitur Geometry Nodes dari piranti lunak Blender untuk visualisasinya. Dari hasil kajian ini tampak bahwa motif kawung dapat ditampilkan dalam pola grid namun dengan berbagai variasi sesuai dengan user inputnya. Kata Kunci: kawung, desain parametrik, force field, geometry nodes.
USERS PERCEPTION OF THE EFFECTS OF COLOR ON WELLNESS AND HABITABILITY IN INTERIOR ARCHITECTURE: A case study of selected public buildings in Afe Babalola University, Ado Ekiti, Ekiti State. Falusi, Tolulope; Benjamin , Afolabi
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 2 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i2.4419

Abstract

Psychologically, colors can produce certain feelings/ reactions, likewise in architecture, the colors of a building influence how users of the building feel. This in-depth study identified values of different colours used in the interior architecture of two purposively selected public buildings in Afe Babalola University, Ado-Ekiti (ABUAD). Effects of the colors on its users were analysed via descriptive statistics afterrandomly sampling 385 respondents. Slovin’s formula was used to get the population comprising staff and students of ABUAD. The study which employed a mixed method approach relied on a questionnaire, unstructured interview alongside observation as the primary data, and print materials among others. Findings from the study indicated that colors and good space complement other structural attributes for habitability while structural designs can also be used to strengthen human self-efficacy; needed as a form of wellness. Concerning colors used in the interior architecture, the visual comforts of staff and students in ABUAD have not been fully met. ABUAD Managements are therefore advised to consider the well-being of staff and students by addressing structures having dull and unimpressive colors; which are also poorly projecting her brand image. Architects/ Interior Designers should consider visual comfort when choosing colors of buildings for sustainable and maintained use. Keywords: Color, Habitability, Interior Architecture, Public Building, Visual Comfort & Wellness
WELLBEING AND WELLNESS: THE MAIN NEEDS FOR USERS OF INTERIOR DESIGN SERVICES Putri Refinda Yuan Ochtisha; Kusumowidagdo, Astrid
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 8 No. 3 (2024): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v8i3.4621

Abstract

The interior design business is growing along with customers' increasing interest in ease of service. Increased competition drives the need for differentiation by integrating well-being and wellness into building design through the Wellness-Centric Approach. This research aims to identify customer needs and preferences related to interest in well-being and wellness in building design. Involving observations from consultants, literature reviews, and surveys, the findings present an analysis of the industry, market forces, and key trends. Awareness of well-being and wellness in building design is increasing, although it is not yet aligned with the psychological aspects. Competition, consumer preferences, technology, and regulations affect service quality and pricing. The lack of wellness-focused consultants and technological knowledge, as well as government regulations, also play an important role. Key trends in wellness design include air quality, technology, color, eco-friendly materials, natural elements, and health representation, opening up competitive opportunities for well-being and wellness design. Opportunities arise from increased real estate investment and shifting consumer preferences due to the COVID-19 pandemic. Innovation in line with key trends and consumer awareness opens up opportunities for building design focused on health and well-being. The results show that well-being and wellness-oriented interior design provides a competitive advantage in the consulting business. Keywords: Interior Architecture, Competitive Advantage, Wellbeing, Wellness.

Page 8 of 10 | Total Record : 98