Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI DESAIN LANSKAP TERHADAP PERILAKU MANUSIA DI KAWASAN WISATA PANTAI PULAU DATOK KABUPATEN KAYONG UTARA Hadriyono, Hadriyono; Setyabudi, Irawan; Nailufar, Balqis
Fakultas Pertanian Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Datok Beach is one of the natural tourist attractions that has an attraction and has a very supportive tourism potential, is located across the province between North Kayong Regency and Ketapang Regency. The increasing number of visitors to the coast of Pulau Datok also has a positive impact on the economy of the local population and also leaves a negative impact on the beach, namely the behavior of visitors who do not dispose of garbage in place, vandalism and immoral acts that cause the quality of the islands coast to come. This study aims to determine the suitability of the carrying capacity of tourist areas with visitor behavior patterns whether it is in accordance with the carrying capacity of the tourist area standard with the appropriate identification, analysis, evaluation and design recommendations. This research method uses qualitative descriptive. The sampling technique was done by purposive sampling which is population sampling based on the criteria of gender and age, the sample obtained in the study location was divided into three samples, namely parents with 6 samples of 11 adolescents and children 5 samples. The results of this study for the carrying capacity of the island of Pulau Datok beach area still exist in some points that do not meet the standards that exist in the standard of carrying capacity of tourist areas so there should be a design recommendation that should be. Pantai pulau datok merupakan salah satu tempat wisata alam yang memiliki daya tarik dan memiliki potensi wisata yang sangat mendukung, Terletak dijalur lintas provinsi antara Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang. Semakin tingginya jumlah pengunjung terhadap pantai pulau datok juga berdampak positif bagi perekonomian penduduk setempat dan juga menyisakan dampak negatif terhadap pantai yakni perilaku pengunjung yang tidak membuang sampah pada tempatnya, vandalisme dan tindakan asusila yang menyebabkan turunya kualitas pantai pulau datok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian daya dukung kawasan wisata dengan pola perilaku pengunjung apakah sudah sesuai dengan daya dukung standar kawasan wisata dengan tahap identifikasi, analisis, evaluasi serta rekomendasi desain yang sesuai. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif . Teknik pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan sample populasi berdasarkan kriteria gender dan usia, sample yang didapat dilokasi penelitian dibagi menjadi tiga sample yaitu orang tua dengan 6 sample remaja 11 sample dan anak-anak 5 sample. Hasil dari penelitian ini untuk daya dukung kawasan wisata pantai pulau datok masih ada di beberapa titik yang belum memenuhi standar yang ada pada standar daya dukung kawasan wisata sehingga harus adanya rekomendasi desain yang seharusnya.
KAJIAN LANSKAP KAWASAN PESISIR WANOKAKA DI DESA WEIHURA KOTA WAIKABUBAK, NUSA TENGGARA TIMUR Talu, Timotius Tuangu; Setyabudi, Irawan; Hamzah, Amir
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is an archipelagic country that has abundant tourism potential. One of the tourism commodities in Indonesia is coastal tourism. Wanokaka Beach, located in Waihura Village, Wanokaka Subdistrict, West Sumba Regency has high tourism potential, which is a distinctive visual landscape, cultural objects and attractions of the local community which are the biggest and popular attractions in Sumba culture, namely the attraction of Pasola culture sea worms). From the above explanation, it is necessary to study so that tourism development does not lie behind the existing culture. In this study aims to identify or assess the coastal landscape of Wanokaka and find out the potential and constraints that exist in the Wanokaka Coast which can be developed as a tourist attraction. The approach of this research is descriptive qualitative conducted by observing directly and interviewing to find out the state of the coastal landscape and the activities of the community around the coast of the Wanokaka. The results of the research can be summarized in the form of conclusions or in writing back in writing about the condition of the landscape and the lives of the community, especially in the social and cultural fields. For the results of his research addressing Wanokaka beach has excellent landscape potential that must be developed such as the authenticity of nature with views and cultural tourist attractions that can add to the attractiveness of tourists. This ritual is expressed in the form of ritual Pasola (javelin throwing) and Nyale (sea worm harvest) which are held every year. behind the very strong potential and typical of Wanokaka beach there are obstacles that must be overcome such as accessibility, affordability of electricity, water, telecommunications and lack of community participation and government attention in developing existing potential. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki potensi wisata yang sangat melimpah. Salah satu komoditi pariwisata adalah wisata pesisir (coastal turism). Pantai Wanokaka yang berlokasi di Desa Waihura Kecamatan Wanokaka Kabupaten Sumba Barat memiliki potensi wisata yang tinggi yakni visual lanskap yang khas, objek dan atraksi budaya masyarakat lokal yang merupakan atraksi terbesar dan populer dalam budaya sumba yakni atraksi budaya Pasola (lempar lembing) dan Nyale (panen cacing laut). Dari penjabaran diatas maka perlu adanya kajian agar pengembangan wisata tidak bertolak belakan dengan budaya yang ada. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau mengkaji lanskap pesisir pantai Wanokaka serta mengetahui potensi dan kendala yang ada di Pesisir Wanokaka yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata. Pendekatan penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mengamati secara langsung dan wawancara untuk mengetahui keadaan lanskap pantai maupun aktivitas masyarakat di sekitar pesisir wanokaka. Dari hasil penelitian dapat di simpulankan berupa kesimpulan atau melarsirkan kembali secara tertulis mengenai kondisi lanskap dan kehidupan masyarakat terlebih khusus dibidang sosial dan budaya. Untuk hasil penelitiannya menujukan pantai Wanokaka memiliki potensi lanskap yang sangat baik yang harus dikembangkan seperti keaslian alam dengan view serta atraksi wisata budaya yang dapat menambah daya tarik wisatawan. Ritual ini diekspresikan dalam bentuk ritual Pasola (lempar lembing) dan Nyale (panen cacing laut) yang diadakan setiap tahun. dibalik potensi yang sangat kuat dan khas pantai wanokaka terdapat kendala yang harus diatasi seperti aksebilitas, keterjangkauan listrik, air, telekomunikasi serta kurangnya partisipasi masyarakat dan perhatian pemerintah dalam mengembangkan potensi yang ada.
DESAIN LANSKAP WISDESAIN LANSKAP WISATA REKREASI OELUAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARAATA REKREASI OELUAN KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Funan, Nemesius; Setyabudi, Irawan; Alfian, Rizki
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oeluan tourism object as one of the natural attractions and swimming pools in North Central Timor Regency is currently a reliable tourist asset because it has a future orientation to increase regional income. For this reason, it needs to be supported by the availability of tourism products including tourist attractions, transportation, service facilities, and information and promotions regarding the existence of tourist objects. The purpose of this study was to create an Oeluan recreational tourism landscape design in North Central Timor Regency. The stages of landscape architecture design start from identifying physical / biophysical aspects, analysis, proggramatic concepts and initial design, and design development. Oeluan recreational tourism landscape design uses the concept of back to nature with a blend of local culture in North Central Timor Regency. This is in accordance with the conditions of Oeluan tourism object, because most of the existing facilities are not compatible with nature or environmentally friendly, by utilizing the availability of natural materials around the site. So as to be able to rehabilitate the natural condition of the forest, as well as integrate the socio-cultural values of the community so that environmental conditions can be maintained and the creation of harmony between human life and the surrounding environment. The results obtained were in the form of Oeluan recreational tourism landscape design in North Central Timor Regency. The conclusion of this study is to recommend a recreational tourism landscape design that can meet the needs of visitors, while maintaining the preservation of forest ecosystems with spatial planning, activities, circulation, facilities and utilities, as well as analyzing the environment inside and outside the site. In addition, local people are involved in tourist attractions, become facilitators, guides, performing arts and culture, with the aim of increasing the economy of local communities. Obyek wisata Oeluan sebagai salah satu obyek wisata alam dan kolam renang di Kabupaten Timor Tengah Utara saat ini menjadi aset wisata yang dapat diandalkan karena memiliki orientasi kedepan menambah pendapatan daerah. Untuk itu perlu didukung dengan ketersediaan produk wisata diantaranya atraksi wisata, transportasi, fasilitas pelayanan, serta informasi dan promosi mengenai keberadaan objek wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat desain lanskap wisata rekreasi Oeluan Kabupaten Timor Tengah Utara. Tahapan desain arsitektur lanskap dimulai dari mengidentifikasi aspek fisik/biofisik, analisis, konsep proggramatik dan desain awal, serta pengembangan desain. Desain lanskap obyek wisata rekreasi Oeluan menggunakan konsep back to nature dengan perpaduan budaya lokal Kabupaten Timor Tengah Utara. Hal ini sesuai dengan kondisi keadaan obyek wisata Oeluan, karena sebagian besar fasilitas yang ada saat ini belum serasi dengan alam atau ramah lingkungan, dengan memanfaatkan ketersediaan material alami yang terdapat disekitar tapak. Sehingga mampu merehabilitasi kondisi alami hutan, serta memadukan nilai sosial budaya masyarakat agar dapat terpeliharanya kondisi lingkungan hidup maupun terciptanya keharmonisan antara kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Hasil yang diperoleh berupa rancangan lanskap wisata rekreasi Oeluan Kabupaten Timor Tengah Utara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merekomendasikan desain lanskap wisata rekreasi yang dapat mencukupi kebutuhan pengguna, serta tetap memperhatikan kelestarian ekosistem hutan dengan perencanaan tata ruang, aktifitas, sirkulasi, fasilitas, dan utilitas, maupun analisis lingkungan didalam maupun diluar tapak. Selain itu, masyarakat lokal dilibatkan pada atraksi wisata, menjadi fasilitator, pemandu, pertunjukan seni dan budaya, dengan maksud dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
PERANCANGAN LANSKAP PANTAI SENDIKI SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI DESA TAMBAK REJO, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Pain Pati, Petrus Paulus; Setyabudi, Irawan; Nuraini, Nuraini
Fakultas Pertanian Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sendiki Beach is one of the attractions located precisely in Tambak Rejo Village, Sumbermanjing Wetan Subdistrict, Malang Regency, East Java, which is full of various problems, such as low public awareness in maintaining and caring for environmental quality which affects up to physical and non-physical the area and the ecosystem of the region besides that is also the lack of promotion of tourist areas, so there needs to be a solution to the problem. The purpose of the research is to design the Sendiki Beach landscape based on edu-ecotourism by paying attention to aspects of ecotourism. This research was conducted through site surveys to obtain physical and non-physical data sites, while comparative studies in related libraries were used as references to the design. The research method is carried out qualitatively with data analysis using Focus Group Discussion. The flow of thought used, with the flow of thought from Gold and Rustam Hakim, adjusted to the science of agriculture and education. The design stage starts from the initial preparation, identifies physical, biophysical, socio-cultural and economic aspects, ecology, analysis and synthesis, determines design (ethnic and natural) themes and programatic design concepts. The design of the Sendiki Beach landscape uses the concept of social culture and nature with a blend of local culture and is supported by aspects of ecotourism, by means of integrating the social cultural values of the community and maintaining environmental conditions that are in harmony between human life and the surrounding environment. The results obtained are in the form of the design of the tourist landscape of Sendiki Beach as an ecotourism area (edu ecotourism). The conclusion of landscape design is in the form of a coastal landscape design or design that accommodates and supports the sharing of site user activities by paying attention to design concepts and paying attention to the objectives of the landscape design, namely the edu ecotouriesm area. Pantai Sendiki merupakan salah satu obyek wisata yang terletak tepatnya di Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang sarat dengan berbagai masalah, misalnya rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan merawat kualitas lingkungan yang berdampak sampai pada masalah fisik dan non fisik kawasan serta ekosistem kawasan disamping itu juga kurangnya promosi terhadap kawasan wisata, sehingga perlu adanya solusi atas masalah tersebut. Tujuan penelitian yakni Merancang lanskap Pantai Sendiki berbasis edu-ecotourism dengan memperhatikan aspek-aspek ekowisata. Penelitian ini dilakukan melalui survei lokasi untuk mendapatkan data fisik maupun non fisik tapak, sedangkan studi komperatif berupa pustak-pustaka terkait digunakan sebagai refrensi terhadap perancangan. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif dengan Analisis data menggunakan Focus Group Discussion. Adapun alur pikir yang digunakan, dengan alur pemikiran dari Gold dan Rustam Hakim, disesuaikan terhadap ilmu pertanian dan pendidikan. Tahapan perancangan dimulai dari persiapan awal, mengidentifikasi aspek fisik, biofisik, sosial budaya dan ekonomi, ekologi, analisis dan sintesis, menentukan tema perancangan (etnik dan natural) serta konsep desain programatik. Perancangan lanskap Pantai Sendiki menggunakan Konsep social cultuur and nature dengan perpaduan budaya masyarakat setempat dan didukung oleh aspek ekowisata, dengan dimaksud dapat memadukan nilai sosial budaya masyarakat serta terpeliharanya kondisi lingkungan hidup yang selaras antara kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Hasil yang diperoleh berupa rancangan lanskap wisata Pantai Sendiki sebagai kawasan ekowisata (edu ecotourism). Kesimpulan dari desain lanskap yakni berupa rancangan atau desain lanskap pantai yang menampung dan mendukung berbagi aktifitas pengguna tapak dengan memperhatikan konsep-konsep desain serta memperhatikan tujuan dari dari desain lanskap yakni sebagai kawasan edu ecotouriesm.
KAJIAN LANSKAP BUDAYA SUKU MATABESI DI KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR Pareira, Novica Christiani; Nuraini, Nuraini; Setyabudi, Irawan
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Matabesi tribe is the oldest tribe on the island of Timor which is located in the Umanen Fatuketi Village, Atambua Barat District, Belu Regency, East Nusa Tenggara Province. The life of the people of the Matabesi tribe is still dependent on nature, for example the use of reeds as material for roofing. The purpose of this study was to identify the characteristics of the Matabesi tribe's cultural landscape, and analyze the sustainability of the Matabesi tribe's cultural landscape. The research method is carried out qualitatively by describing the condition of architecture, cultural landscape, and activities that occur in the Matabesi Tribe area. The results of the study showed that the physical, biophysical, socio-cultural and economic values found in the Matabesi Tribe region are still well organized, and there are elements forming a landscape, includingUma, Aitos, Fatuklulik, Sadan Sri Fo’o Lakaan, We matan and Rate meo. Suku Matabesi merupakan suku tertua di Pulau Timor yang terletak di Kelurahan Umanen Fatuketi, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kehidupan masyarakat Suku Matabesi ini masih tergantung pada alam, contohnya pada penggunaan alang- alang sebagai bahan atap rumah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik lanskap budaya Suku Matabesi, dan menganalisis keberlanjutan lanskap budaya Suku Matabesi. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi arsitektur, lanskap budaya, dan aktivitas yang terjadi pada kawasan Suku Matabesi. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nilai-nilai fisik, biofisik, sosial budaya dan ekonomi yang terdapat pada kawasan Suku Matabesi masih tertata dengan baik, dan terdapat elemen pembentuk lanskap antara lain Uma, Aitos, Fatuklulik, Sadan Sri Fo’o Lakaan, We matan, dan Ratemeo.
REDESAIN KAWASAN WISATA REKREASI DI PANTAI CEPI WATU KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, NTT Lomes, Klementinus Lodofikus; Setyabudi, Irawan; Nailufar, Balqis
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Currently the development of tourism objects is increasing both natural, cultural and culinary tourism. The increasingly widespread tourism now results in local governments and local communities striving hard to use tourism potential resources. The design of recreational tourism areas is very important because it is basically an effort to increase tourist attraction. Cepi Watu Beach is one of the tourism potentials in East Manggarai Regency. But now Cepi Watu Beach is not arranged and managed optimally because on this beach there are several public facilities that have been damaged and there are no sellers of sofenir or food that can meet the needs of visitors. This study aims to study the potential and constraints in designing the recreational tourism area of Cepi Watu Beach to facilitate the activities of visitors. The method used in this study is a design method according to Simmonds (2006) which is modified. Redesign of the Cepi Watu Beach Tourism Recreation Area is a design that presents a new tourist area design based on existing potential within and outside the region both from the concept of zoning, material, circulation patterns and facilities. From the zoning concept using the concept of the traditional manggarai township which consists of natas, compang and mbaru gendang. For materials in this redesign use existing materials with the aim of minimizing material costs. The circulation pattern follows the songke motif, namely the rongong motif and the wela kaweng motif. While the form of buildings or facilities such as restaurants, gazebos and rental places follows the form of the Manggarai traditional house. Saat ini pengembangan obyek wisata semakin meningkat baik wisata alam, budaya, maupun kuliner. Semakin maraknya wisata saat ini mengakibatkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat berupaya keras dalam pemanfaatan sumber potensi wisata. Perancangan kawasan wisata rekreasi sangat penting karena pada dasarnya merupakan upaya untuk menambah daya tarik wisatawan. Pantai Cepi Watu merupakan salah satu potensi wisata yang ada di Kabupaten Manggarai Timur namun saat ini tidak ditata dan dikelola secara optimal dikarenakan di pantai ini ada beberapa fasilitas umum yang telah rusak dan tidak terdapat penjual sofenir maupun makanan yang dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkajian potensi serta kendala dalam meredesain kawasan wisata rekreasi Pantai Cepi Watu untuk memfasilitasi kegiatan para pengunjung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desain menurut Simmonds (2006) yang dimodifikasikan. Redesain Kawasan Wisata Rekreasi Pantai Cepi Watu merupakan perancangan yang menghadirkan rancangan kawasan wisata yang baru berdasarkan potensi yang ada dalam maupun luar kawasan baik dari konsep zonasi, material, pola sirkulasi maupun fasilitas. Dari konsep zonasi menggunakan kosep perkampungan tradisional manggarai yang terdiri dari natas, compang dan mbaru gendang. Untuk material pada redesain ini menggunakan material yang sudah adah dengan tujuan untuk meminimalisirkan biaya material. Pada pola sirkulasi mengikuti motif kain songke yakni motif renggong dan motif wela kaweng. Sedangkan bentuk bangunan atau fasilitas seperti rumah makan, gazebo dan tempat penyewaan mengikuti bentuk dari rumah adat manggarai.
KAJIAN PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT PRAIYAWANG SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI DESA RINDI KABUPATEN SUMBA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Nau, Dominggus Pati Maramba; Setyabudi, Irawan; Hamzah, Amir
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Praiyawang traditional village is a traditional village in Rindi Village, Rindi District, East Sumba Regency. The landscape characteristics of the Praiyawang village area consist of physical and biophysical characteristics. Physical characteristics include, elements forming the landscape and spatial layout of the area.The shape of the landscape forming of Praiyawang area is Uma batang (tower house), katuada (menhir), retaining maramba (tomb grave), menhir, sabana field. The spatial structure consists of macro, table and micro space. Macro spatial planning includes landscape spatial planning that supports all people's lives consisting of forest space, agriculture, settlements, and savannas. The meso room is part of the macro space which consists of the settlement environment of the indigenous village communities of Praiyawang. Meso space consists of residential building elements, namely Uma, Menhir, Reti, Penji, Katuanda and Vegetation. The distribution of community houses in the praiyawang traditional village has a circular pattern of settlements with lined up intersecting megalithic graves. Micro space includes the house and yard. The micro spatial of the Praiyawang custom village area can be seen from the division of space in a community house consisting of upper space (where the Gods and ancestral spirits), the living room (the place of man), the lower space (cattle), the porch of the house, and the kitchen. Biophysical characters in the area in the form of vegetation and animals. Vegetation found in the Praiyawang region consists of physical, economic and food functions. From the conclusions of this study, the proposed strategy is to develop the potential contained in the traditional village area as a cultural tourism area in accordance with its existence and not threaten the sustainability of the traditional village area. Kampung adat Praiyawang merupakan kampung tradisional di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur. Karakteristik lanskap kawasan kampung Praiyawang terdiri dari karakteristik fisik dan biofisik. Karakter fisik meliputi elemen pembentuk lanskap serta tata ruang kawasan. Elemen pembentuk lanskap kawasan Praiyawang yaitu, Uma batang (rumah menara), katuada (menhir), reti maramba (kuburan bangsawan), menhir, padang sabana. Tata ruang kawasan terdiri dari ruang makro, mesa dan mikro. Tata ruang makro meliputi tata ruang lanskap yang mendukung semua kehidupan masyarakat yang terdiri dari ruang hutan, pertanian, permukiman, serta padang sabana. Ruang meso merupakan bagian dari ruang makro yang terdiri dari lingkungan permukiman masyarakat kampung adat Praiyawang. Ruang meso terdiri dari elemen – elemen pembentuk permukiman yaitu Uma, Menhir, Reti, Penji, Katuanda dan Vegetasi. Penyebaran rumah masyarakat dikampung adat praiyawang memiliki pola permukiman yang melingkar dengan berjejeran mengelingi kuburan megalitikum. Ruang mikro meliputi rumah dan pekarangan. Tata ruang mikro kawasan kampung adat Praiyawang dapat dilihat dari pembagian ruang pada rumah masyarakat yang terdiri dari ruang atas(tempat para dewa dan arwah leluhur), ruang tengah (tempat manusia), ruang bawah (ternak) , teras rumah, dan dapur. Karakter biofisik pada kawasan berupa vegetasi dan satwa. Vegetasi yang terdapat pada kawasan Praiyawang terdiri dari fungsi fisik,ekonomi, dan pangan. Dari kesimpulan penelitian ini Strategi yang diusulkan adalah mengembangkan potensi yang terdapat pada kawasan kampung adat sebagai kawasan wisata budaya sesuai dengan keberadaan dan tidak mengancam keberlanjutan kawasan kampung adat tersebut.
DESAIN TAMAN RUMAH TINGGAL DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA DAN PENUNJANG PERTANIAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN CEMOROKANDANG DI KOTA MALANG Yani, Ahmad; Alfian, Rizki; Setyabudi, Irawan
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Garden house is a space deliberately created and arranged to meet the needs of its residents. Home gardens can also be used as agricultural land, especially in urban areas, in order to increase the economy of urban communities in general. The current problem in Cemorokandang is the increasing and overcrowding of the population, causing a lack of agricultural land. This study formulates that a park that can only be used as a beauty space can make a park more beneficial, both for the environment and the owner of the home garden that owns it. The purpose of this study is to determine the public perception of verticultural techniques to support agriculture in Cemorokandang residential areas in Malang City. This study uses a qualitative descriptive method in which data collection uses samples from the direct community, in order to find the suitability and needs of the community in urban residential areas of the park and agriculture. The results of this study created a design of a community home garden planted with vegetables and flowers in various forms, such as vertical gardens, patterned gardens and flowering gardens that are in accordance with the wishes of the people who can provide aesthetic value and economical support for urban agriculture in community settlements. The conclusion of this study is to create a garden design result with verticultural techniques that have residential gardens based on pavement and non-pavement elements and can be used to increase the aesthetic and economic value of urban communities in residential areas in Cemorokandang by using vegetables and fruits that have value economy for the owner of this park. This research is expected to be able to provide knowledge to urban communities in general. Taman rumah adalah sebuah ruang yang sengaja dibuat dan ditata untuk memenuhi kebutuhan penghuninya. Taman rumah juga dapat dijadikan sebagai lahan pertanian, terlebih pada kawasan perkotaan, guna untuk menambah perekonomian masyarakat kota pada umumnya. Permasalahan yang terjadi di Cemorokandang saat ini ialah semakin meningkat dan padatnya jumlah penduduk, sehingga menyebabkan kurangnya lahan pertanian. Penelitian ini merumuskan bahwa taman yang hanya dapat dijadikan untuk ruang keindahan saja bisa mampu menjadikan taman yang lebih bermanfaat, baik untuk lingkungan dan pemilik taman rumah yang memilikinya. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui persepsi masyarakat tentang teknik vertikultur untuk menunjang pertanian pada kawasan permukiman Cemorokandang di Kota Malang . Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang di mana pengambilan datanya menggunakan sampel dari masyarakat langsung, guna untuk mencari kesesuaian dan kebutuhan masyarakat pada kawasan permukiman perkotaan terhadap taman dan pertaniannya. Hasil dari penelitian ini menciptakan desain taman rumah tinggal masyarakat yang ditanami sayur dan bunga dengan beragam bentuk, seperti taman vertikal, taman berpola dan taman berbunga yang sesuai dengan keinginan masyarakat yang dapat memberikan nilai estetik dan juga ekonomis sebagai penunjang pertanian perkotaan pada permukiman masyarakat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah menciptakan hasil desain taman dengan teknik vertikultur yang memiliki taman permukiman berdasarkan elemen perkerasan dan non perkerasan dan dapat digunakan untuk meningkatkan nilai estetika dan ekonomis masyarakat perkotaan pada kawasan permukiman di Cemorokandang dengan menggunakan tanaman sayur dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi bagi pemilik taman ini. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan terhadap masyarakat perkotaan pada umumnya.
KAJIAN LANSKAP BUDAYA SUKU BOTI DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN-NTT Nubatonis, Wardy; Setyabudi, Irawan; Hamzah, Amir
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia's current Culture and Landscape is a combination of various diverse interactions of natural, cultural and historical heritage. The formation of this diversity is not only from the local or national cultural sense, but also from the dynamic instruction of various ethnic immigrants from various countries who bring their respective cultural trends. The formation of this diversity is not only from the local or national cultural sense, but also from the dynamic instruction of various ethnic immigrants from various countries that bring their respective cultural trends. The method used in this research is Qualitative and Quantitative Methods where the purpose of this method is in-depth understanding of a problem being studied. Based on the results of processing expert respondent data, it was found that the highest priority or highest alternative recommendation for developing the Boti landscape was preservation and the lowest priority rating was conservation The physical characteristics of the Boti tribe include the architecture of traditional houses, the use of customary lands, places of worship, land use. Cultural characteristics of the Boti tribe landscape consist of the population of the Boti tribe villagers in Kie District, Timor Tengah Selatan Regency - NTT The recommendation for tourism development in the Boti tribal region is preservation. Budaya dan Lanskap Indonesia saat ini adalah gabungan dari berbagai interaksi warisan alam, budaya, dan sejarah yang sangat beragam. Pembentuk keragaman ini tidak hanya dari akal budaya lokal atau nasional, tetapi juga dari dinamisnya instruksi beragam etnis pendatang dari berbagai negara yang membawa trend budayanya masing- masing. Tujuannya adalah mengidentifikasi kondisi fisik budaya suku Boti dalam kaitanya dengan arsitektur dan lanskapnya dan kajian lanskap budaya suku Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif dan Kuantitatif dimana tujuan dari metode ini adalah pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan yang sedang dikaji. Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi alternatif rekomendasi pengembangan lanskap suku boti adalah preservasi dan peringkat prioritas terendah adalah konservasi Karakteristik fisik lanskap suku boti meliputi keadaan .arsitektur rumah adat, tata guna kawasan adat, tempat ibadah, tata guna lahan. Karakteristik budaya lanskap suku boti tediri dari jumlah penduduk desa suku boti Kecamatan Kie Kabupaten Timor Tengah Selatan- NTT Rekomendasi pengembangan wisata pada kawasan suku boti adalah preservasi.
DESAIN TAMAN VERTIKAL DENGAN KONSEP URBAN FARMING UNTUK FASADE PADA CLUSTER PERUMAHAN DI LOWOKWARU Masito, Masito; Setyabudi, Irawan; Alfian, Rizki
Fakultas Pertanian Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Housing in Lowokwaru is a housing that is strategically located with a modern form and has enough land to arrange a park. On the housing estate there is also a narrow housing area and function shifting for each land in its use, so the solution of this research wants narrow land use with the concept of verticulture and urban farming, in housing facade clusters in poor lowokwaru using qualitative methods with sampling 20 houses which is around the lowokwaru sub-district of Malang city. This form of the results of the research design itself applies various designs that are suitable for the size of the house and the sampling of the housing. This research forms a design that makes the home page in accordance with its functions and residents of the house can carry out activities according to their needs such as farming in front of the house. verticultural application in lowokwaru housing, with designs such as verticulture of walls, vertical culture, vertical culture of fences, vertical shelf culture, hydropinics and aquaponics can overcome the problem of the function of a garden. Perumahan di daerah kecamatan lowokwaru merupakan perumahan yang letaknya strategis dengan bentuk yang modern dan mempunyai lahan yang cukup untuk menata sauatu taman. Pada lahan perumahan tersebut ada juga lahan perumahan yang sempit dan pengalihan fungsi untuk setiap lahan dalam penggunaanya. Penelitian ini ingin pemanfaatan lahan sempit dengan konsep vertikultur dan urban farming,dalam cluster fasade perumahan di lowokwaru malang yang menggunakan motode kualitatif dengan pengambilan sample 20 rumah yang ada di kecamatan lowokwaru kota malang. Hasil penelitian ini menerapkan berbagai desain yang sesuai dengan ukuran rumah dan pegambilan sample pada perumahan tersebut. Penelitian ini membentuk suatu desain yang membuat halaman rumah sesuai dengan fungsinya dan penghuni rumah dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kebutuhan misalnya bercocok tanam didepan rumah. Penerapan vertikultur di perumahan lowokwaru, dengan desain vertikultur dinding, vertikultur gantung,vertikultur pagar, vertikultur rak, hidropinik dan aquaponik bisa mengatasi masalah pengalihan fungsinya sebuah taman.
Co-Authors Ade Rohan ahmad yani Akbar, Moch. Azkari Hisbulloh Albina, Katarina Alfian, Rizki Alfian, Rizki Amir Hamzah Angwarmas, Faustinus Balqis Nailufar Bere, Orry Boro, Hendrikus Menasa Budiyono, Debora Christo Mario Fraya Diaz DA COSTA, OSVALDO ANTONIO Desi Kurnia Eri Yusnita Arvianti Fedrich Pernandes Funan, Nemesius Hadriyono, Hadriyono Hastutiningtas‬, ‪Wahidyanti Rahayu Hendra Kurniawan Hendra Kurniawan Hendrikus Ngaga Hesti Triana Soelistyari Hidayatullah, Wawan Istikomayanti, Yuswa Jeko, Heribertus Karunia Setyowati Suroto Kogoya, Wes Kristoforus Wasa Ngama Lak'apu, Mieswandi Petronikus Leki, Agripina Lesu, Yohanes S. Lomes, Klementinus Lodofikus Lorenzo Agustino Soget Maemunah, Neni Mali, Benyamin Arkadius Maria Nelde Olo Masito, Masito Meta Jitro Gege Minggu, Hendrikus Mochmmad Azkari Hisbulloh Akbar Nailufar, Balqis Nailufar, Balqis Nailufar, Balqis Nailufar, Balqis Nau, Dominggus Pati Maramba Neksen Bere, Huanda Gregorius Neto Nunes, Francisco do Everaldo Niis, Maria Sofiana Novita, Retno Ayu Dewi Nubatonis, Wardy Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Pain Pati, Petrus Paulus Pareira, Novica Christiani Permana, Deril Aria Petrus Paulus Pain Pati Pora, Maria Parni Pratama, Wanda Andika Ramadan Ramadan Riyanto Djoko Rizki Alfian Rizki Alfian Sahid, Ali Umar Santoso, Dian Kartika Suroto, Karunia Setyowati Talu, Timotius Tuangu Viktor Tharigas Sianus Agus Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas Wilhelmus Bernadus Bisa Wiwin Seputri Kariam