cover
Contact Name
Moh. Zainol Kamal
Contact Email
tafhimilmi@gmail.com
Phone
+6281936427791
Journal Mail Official
tafhimilmi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
Tafhim Al-'Ilmi : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam
ISSN : 22524924     EISSN : 25797182     DOI : 10.37459
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Tafhim Al-‘ilmi merupakan jurnal ilmiah dengan terbitan berkala setiap enam bulan yang diterbitkan dengan menggunakan peer review. Jurnal ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil telaah pustaka dan penelitian yang telah dilakukan para akademisi dengan bidang kajian pendidikan dan pemikiran keislaman dalam bentuk artikel ilmiah
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 135 Documents
ZAKAT KONSUMTIF DAN ZAKAT PRODUKTIF Safradji Safradji
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 1 (2018): 30 September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i1.3246

Abstract

Zakat is an annual tithe on one’s weath on possessions and is one of Islamic’s obligations and one of its five mainpillars. The Prophet Muhammad PBUH said: “Islam was bult upon five pillars: to witness that there is not god butAllah and that Muhammad is His serveant and messenger, performing prayer, giving alms (Zakat), performingthe pilggrimge, and fasting the month of Ramadan.” (Sahih al-Bukhari). The benefits of zakat is 1. SatisfyingAllah SWT and gaining His pleasure and them gaing Paradise in the Hereafter, as the duty of paying zakat is akind of worship ordered by Allah SWT. 2. Purifying the heart from the love of material. 3. Protecting the societyfrom crime as the poor people would be satisfied by what the rich peole pay to them. 4. Uniting the society wherethe poor feel the brodherhood with the rich and vice versa.Key Word: Zakat of konsumtive, Zakat of productive AbstrakZakat adalah kewajiban tahunan terhadap seseorang yang memiliki harta dan merupakan salah satu kewajibanIslam dan salah satu dari lima pilar utamanya. Nabi Muhammad saw mengatakan: “Islam adalah salah satu pilardari lima pilar: yaitu, menyaksikan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah nabi danutusan-Nya, melakukan sholat, memberikan sedekah (Zakat), menunaikan haji, dan berpuasa bulan Ramadan.“(Sahih al-Bukhari). Manfaat zakat adalah 1. Melaksanakan perintah Allah SWT dan mendapatkan rido-Nya danuntuk mendapatkan surga di akhirat kelak. Sebagai kewajiban, membayar zakat adalah jenis ibadah yangdiperintahkan oleh Allah SWT. 2. Memurnikan hati dari kecintaan terhadap materi. 3. Melindungi masyarakat darikejahatan karena orang miskin akan senang dengan apa yang orang kaya tunaikan kepada mereka. 4.Menyatukan masyarakat di mana orang miskin merasakan yang dirasakan orang kaya, begitu juga sebaliknya.Kata Kunci: Zakat Konsumtif, Zakat Produktif
PENDIDIKAN AKHLAK: DASAR PEMBINAAN MORAL GENERASI BANGSA Edyanto Edyanto
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 1 (2018): 30 September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i1.3247

Abstract

Moral education is seen as part of national education goals. Moral education is considered as the first step indirecting students to a better path. This assessment is very realistic, considering the condition of students todayis increasingly alarming. Even though they are in an educational institution, students prefer to be uneducated.Some of them are trapped in various social crimes. Starting from criminal, criminal and other crimes. Thisappalling condition is a reflection for all parties, especially education practitioners. Education practitionersconsider it important to find alternative ways to improve this educational condition. There are educationaldirections and missions that are uprooted due to the temptations of the times. Thus, moral or moral educationwhen a situation like this is considered to be the answer to this problem.Key Word: Pendidikan, Akhlak, Moral Bangsa AbstrakPendidikan akhlak dipandang sebagai bagian tujuan pendidikan nasional. Pendidikan akhlak dinilai sebagailangkah awal dalam mengarahkan anak didik ke jalan yang lebih baik. Penilaian ini sangat realistis, mengingatkondisi pelajar dewasa ini semakin memprihatinkan. Meskipun berada di dalam lingkungan lembaga pendidikan,namun anak didik lebih suka menjadi oknum yang tidak terdidik. Sebagian dari mereka terjebak dalam berbagaikejahatan sosial. Mulai dari tindak pidana, kriminal dan kejahatan lainnya. Kondisi yang memprihatinkan inimenjadi bahan renungan bagi semua pihak lebih-lebih para praktisi pendidikan. Para pemerhati praktisi pendidikanmenganggap penting dalam mencari jalan alternatif untuk membenahi kondisi pendidikan ini. Ada arah dan misipendidikan yang tercerabut akibat godaan zaman. Maka, pendidikan moral atau akhlak di saat situasi seperti inidianggap akan menjadi jawan persoalan ini.Kata Kunci: Pendidikan, Akhlak, Moral Bangsa
Pemikiran dan Perjuangan Kiai Ahmad Ghazali Salim dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madura Moh. Anwar
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 1 (2018): 30 September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i1.3248

Abstract

The purposes of this study are, first describing and analyzing the thought and effort of KH. Ahmad Ghazali Salimin Arabic learning in Madura. Second, describing and analyzing the methods used by KH.Ahmad Ghazali Salimin that Arabic learning in Madura. This study uses qualitative analysis research with exponent study approach,and the collection of data is conducted by interview, observation and documentation, all of which are used toanswer the problems of thought and effort of KH. Ahmad Ghazali Salim in Arabic learning in Madura.in this study,researcher found several findings of KH. Ghazali Ahmad Salim’s thought, effort and methode in Arabic learning.(1) The effort that conducted by KH. Ahmad Ghazali Salim in Arabic learning are; establishing the developmentbases of Arabic language in some islamic boarding schools, establishing his own islamic boarding school whichis specialized in the development of Arabic and islamic studies in Madura namedMa’had Darul -lughah Wa Al -Dirasat Al - Islamiyah, teaching Arabic language in various cottages and Universities in Madura. (2) KH. AhmadGazali Salim’s thought in Arabic language learning is, that his thought is original and accordance with the views ofmodern learning theories, especially behaviorism theory that emphasizes the external aspects of learners bycreating an arabic environment, giving stimulus and response to them, also kognitifisme learning theories thatemphasizes the internal aspects of the students that realized by providing subject matter intensively through thelearning process that involves an element of sense (cognitive) to digest and understand the subject matter. (3) Themethod applied by KH. A. Gazali Salim in Arabic learning includes four skills, namely; listening, speaking, readingand writing skills, that accordance with the Arabic popular learning methods that can be found in the book oflearning methods explained by the Arabic learning method experts.Key Word: KH. A. Gazali Salim, Thought, Struggle and Arabic Language AbstrakAdapun tujuan dari penelitian ini, Pertama, mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran dan usaha KH. AhmadGazali Salim dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madura. Kedua,mendeskripsikan dan menganalisis metodeyang digunakan oleh KH. Ahmad Gazali Salim dalam pembelajaran Bahasa Arab di Madura. Penelitian inimenggunakan penelitian analisis kualitatif dengan pendekatan studi tokoh, dan pengumpulan datanya dilakukandengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang semuanya digunakan untuk menjawabpermasalahn tentang pemikiran dan usaha KH. Ahmad Gazali Salim dalam pembelajaran Bahasa Arab diMadura.Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa temuan tentang pemikiran, usaha dan metode KH.Ahmad Gazali Salim dalam pembelajaran Bahasa Arab. (1) Adapun usaha yang dilakukan beliau lakukan ;mendirikan markas pengembangan bahasa arab di beberapa pondok pesantren di Madura, Mendirikan pondokpesantren sendiri yang khusus dalam pengembangan Bahasa Arab dan Kajian–Kajian Ke-Islaman,mengajarBahasa Arab diberbagai Pondok-Pesantren dan Perguruan Tinggi di Madura. (2) Adapun Pemikiran KH.Ahmad Gazali Salim dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah, bahwa pemikiran beliau merupakan pemikiranyang orisinil dan sesuai dengan pandangan teori-teori pembelajaran modern terutama teori pembelajaranbehaviourisme yang menekankan pada aspek eksternal pembelajar dan teori pembelajaran kognitifisme yangmenekankan pada aspek internal siswa (3) Adapun metode yang diterapkan KH. A. Gazali Salim dalam pembelajaranBahasa Arab sangat sesuai dengan metode-metode pembelajaran Bahasa Arab yang populer dan terdapatdalam buku-buku metode pembelajaran yang ditulis oleh para pakar metode pembelajaran Bahasa Aarab.Kata Kunci: KH. A. Gazali Salim, Pemikiran, Perjuangan dan Bahasa Arab
NILAI-NILAI SUFISTIK DALAM QASIDAH “AGHIBU” KARYA SYAIKH ABDURRAHIM BIN MUHAMMAD WAQI'ULLAH Al-BAR'I AL-YAMANI Uswatul Jannah
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 1 (2018): 30 September 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i1.3249

Abstract

The research entitled Sufistic Values in the Qasidah "Aghibu" of Shaykh Abdurrahim bin MuhammadWaqi'ullah Al-Bar'i Al-Yamani departs from an academic anxiety and anomaly about a famousqasidah entitled Aghibu which is often screened in various mosques in Surabaya . But, the audiencedoes not know and understand its meaning, let alone the poet himself. The people in theneighborhood are more familiar with the famous singer of this qasidah, namely Misyari Rasyid Al-Afasy and the Naqshabandi Tariqa group. These various problems led the Researcher to study moreabout the Aghibu qasidah starting from any theme that was carried in it, as well as revealing thevarious messages and sufistic values contained in the qasidah. To achieve these objectives, theresearcher used a descriptive-qualitative method with an intrinsic approach, namely Sufistic literature.Sufistic literature is a part of pure art that deals with transcendental and divine problems, so that itoriginates in the reality of life which cannot be explained through rational logic understanding (‘amrulghaib). According to researchers, this is in line and in accordance with the Aghibu qasidah which isladen with divine meanings and is a representation of the reality of sufism life. The results showedthat the big theme raised by Aghibu was pure servitude to Allah SWT. and make Him the center of allaction. Therefore this qasidah contains sufistic values which must be passed by a salik in trainingspiritual sensitivity through the attitude of (a) khauf and roja '; (b) syukur; (c) taubat; (d) muraqabah,(e) dawamus shalah, (f) husnuddzan billah: (g) dzikrullah; and (h) mahabbah.Keyword: Sufistic Literature, Sufistic Values, Qasidah Aghibu AbstrakPenelitian berjudul Nilai-nilai Sufistik dalam Qasidah “Aghibu” Karya Syaikh Abdurrahim binMuhammad Waqi’ullah Al-Bar’i Al-Yamani ini berangkat dari sebuah kegelisahan akademis dankeganjilan tentang satu qasidah berjudul Aghibu yang terkenal dan sering diputar di berbagai masjiddi Surabaya, namun para penikmatnya justru tidak paham dan mengerti maknanya, apalagi untukmengenal penyairnya sendiri. Masyarakat di lingkungan tersebut lebih mengenal munsyidnya yaituMisyari Rasyid Al-Afasy dan kelompok thariqah Naqsyabandi. Berbagai persoalan tersebutmengantarkan Peneliti untuk mengkaji lebih lanjut tentang qasidah Aghibu dimulai dari tema apa sajayang diusung di dalamnya, serta menguak berbagai pesan dan nilai-nilai sufistik yang terkandungpada qasidah tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, Peneliti menggunakan metode deskriptifkualitatifdengan pendekatan intrinsik yaitu sastra sufi. Sastra sufi adalah bagian dari seni murni yangberkenaan dengan transedental dan masalah-masalah ketuhanan, sehingga ia bersumber padarealitas kehidupan yang tidak dapat dijelaskan melalui pemahaman logic rasional (‘amrul ghaib).Hemat peneliti, hal ini selaras dan sesuai dengan qasidah Aghibu yang sarat dengan maknaketuhanan dan merupakan representasi dari realitas kehidupan sufisme. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa tema besar yang diangkat Aghibu adalah penghambaan murni pada Allah SWT.dan menjadikan Dia sebagai pusat segala tindakan. Maka dari itu qasidah ini mengandung nilai-nilaisufistik yang harus dilalui seorang salik dalam melatih sensitifitas ruhani melalui sikap (a) khauf danroja’; (b) syukur, (c) taubat; (d) muraqabah, (e) dawamus shalah, (f) husnuddzan billah: (g) dzikrullah;dan (h) mahabbah.Kata Kunci: Sastra Sufistik, Nilai Sufistik, Qasidah Aghibu
REPRESENTASI CINTA PADA ALLAH DALAM SYAIR RABI’AH AL-ADAWIYAH DAN SYAIR HUSAIN MANSHUR AL-HALLAJ (Kajian Sastra Bandingan): (Kajian Sastra Bandingan) Tati Nurhayati
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3421

Abstract

This article aims to examine and describe the representation love for God in the poems both of Rabi'ah al-Adawiyah and al-Hallaj. This study is a comparative literature study, in order to find the relation between the two poems. The method used in this study is descriptive analysis method and comparative method. The results of this study show the meaning of Rabi'ah al-Adawiyah’s love poems and al-Hallaj's love poems. Then it was found that there was a relation between similarities or similarities in terms of the main meanings both of poems, there were also differences in terms of certain meanings and in terms of the style of presentation. Key word: Representation of Love in Allah, Rabi'ah al-Adawiyah’s poems, al-Hallaj's poems. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan memaparkan mengenai representasi cinta pada Allah dalam syair Rabi’ah al-Adawiyah dan syair al-Hallaj. Kajian ini merupakan kajian sastra banding, guna menemukan keterkaitan antara kedua syair tersebut. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis dan metode komparatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan makna dalam syair cinta Rabi’ah al-Adawiyah dan syair cinta al-Hallaj. Kemudian ditemukan adanya keterkaitan kemiripan atau persamaan dalam segi makna pokok kedua syair tersebut, juga terdapat perbedaan pada segi makna tertentu dan dari segi gaya penyajiannya. Kata Kunci:Representasi Cinta Pada Allah, Syair Rabi’ah al-Adawiyah,Syair al-Hallaj.
Kepemimpinan Kiai: (Analisis Modalitas Kepemimpinan Kiai Kampung Dalam Tradisi Kompolan) Syafiqurrahman Syafiqurrahman; Mohammad Hosnan
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3422

Abstract

Besides being a Qur’an teacher, the leader of village (Kiai) become community leaders; almost all aspects of people's lives were deferred to the kiai, ranging from religious, educational, social, political, and so on, including the village kiai becoming the traditional leaders of the Kompolan. village kiai use the characteristics of charismatic-collective leadership and transformative leadership. While the capital used is cultural, symbolic modality, which then gives birth to economic capital. Under his leadership, Kompolan was able to contribute to creating an atmosphere of togetherness and unity among individuals in society, developing and strengthening religious knowledge, contributing to empowerment in the economic sector of society, creating a space of actualization for the community. Selain menjadi guru ngaji, kiai kampung juga menjadi pemimpin masyarakat; hampir dalam semua aspek kehidupan masyarakat ditangguhkan kepada kiai, mulai dari persoalan keagamaan, pendidikan, sosial, politik, dan seterusnya, termasuk kiai kampung menjadi pemimpin tradisi kompolan. kiai kampung menggunakan karakter kepemimpinan karismatik-kolektif dan kepemimpinan transformatif. Sedangkan modal yang digunakan adalah modalitas kultural, simbolik, yang kemudian melahirkan modal ekonomi. Di bawah kepemimpinannya, kompolan mampu memberikan kotribusi dalam menciptakan suasana kebersamaan dan kebersatuan antar individu di masyarakat, pengembangan dan pemantapan ilmu keagamaan, memberikan sumbangsih pemberdayaan di bidang ekonomi masyarakat, menciptakan ruang aktualisasi bagi masyarakat. Kata Kunci (Keyword): Kepemimpinan, Kiai Kampung, Tradisi Kompolan.
Pembelajaran Inovatif Berbasis IT Sebagai Budaya Pengembangan Bahasa Arab Di Era Digital Subhan Wahyudi Ibnu Surahwan
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3423

Abstract

Metode dan Strategi pembelajaran bahasa arab disuatu lembaga sangatlah beragam sesuai dengan corak serta karakter yang dimilikinya. Ironinya tidak sedikit dari para pendidik yang belum menguasai materi bahasa arab secara komunikatif, padahal mereka mahir dalam menekuni bahasa arab secara struktural. Metode Pendekatan Komunikatif ini adalah salah satu tawaran alternatife bagi para pendidik khususnya dalam peningkatan mutu kualitas pembelajaran bahasa arab secara praktis dan efisien. Abstract Arabic language learningMethods and Strategies for institutions are extremely diverse sector in accordance with its style and character . The irony is not a bit of educators who have not mastered the Arabic language in communicative material, although they are proficient in Arabic structurally. Communicative Approach method is one of the offers alternatives for educators , especially in improving the quality of learning the Arabic language in a practical and efficient.
ANALISIS STILISTIKA DALAM PUISI ما أنا إلّا هو KARYA MAHMŪD DARWῙSY Fahmi Firmansyah
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3424

Abstract

Mahmūd Darwīsy is a famous Palestinian poet. He is known as a humanist poet, most of whose poems are resistance themes. The style of poetry writing is more like the classical Arabic writing style with simple and beautiful words but rich in meaning. One of his poems that has a beautiful classic writing style is ما أنا إلّا هو (mā anā illā huwa). So, the stylistic study was seen as more appropriate to dissect the beauty of Mahmoud Darwish's poetry writing style. In accordance with the stylistic theory initiated by Syihabuddin Qalyubi, this analysis examines the style of poetic language ما أنا إلّا هو by Mahmūd Darwīsy from the domain of phonology, morphology, syntax, semantics and imaginary of the poet. It aims to find out how beautiful the poem is and what message the poet wants to convey to the listener and or poet reader ABSTRAK Mahmūd Darwīsy merupakan penyair kenamaan Palestina. Ia dikenal sebagai penyair humanis yang kebanyakan dari puisinya bertema perlawanan. Gaya penulisan puisinya lebih mirip gaya penulisan arab klasik dengan kata-kata yang sederhana dan indah namun kaya akan makna. Salah satu puisinya yang memiliki gaya penulisan klasik nan indah adalah ما أنا إلّا هو (mā anā illā huwa). Maka, kajian stilistika dipandang lebih tepat untuk membedah keindahan gaya penulisan puisi karya Mahmūd Darwīsy ini. Sesuai dengan teori stilistika yang digagas oleh Syihabuddin Qalyubi, analisis ini membedah gaya bahasa puisi ما أنا إلّا هو karya Mahmoud Darwish dari ranah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik hingga imageri-nya. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa indah puisi tersebut dan pesan apa yang hendak disampaikan penyair bagi pendengar dan atau pembaca puisinya. Kata Kunci: Stilistika Puisi, Mahmoud Darwish, mā anā illā huwa.
Perkembangan Filologi di Kawasan Timur Tengah Arif Hidayatulloh
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3425

Abstract

Egypt is important to be the object of research because it represents one of the universities considering those who are familiar with writing. In addition, according to Al-Hajiri, Egypt is a state of the Middle East (Arab) in the world of philology in modern times. This can be seen from the attention and philology activities carried out by Egyptian researchers who have preceded researchers from other Arab countries. During the Abbasiyah dynasty, in the government of Khalifahal-Mansur (754-775), HarunAlrasyid (786-809), and al-Makmun (809-833) manuscript studies and knowledge and knowledge about policy making, and policy developments related to the development of government al-Makmun. Hunain was one of the most prolific translators of the time and had the most knowledge. He mastered Arabic, Greek, and Syriac (syiria). The scientific activities carried out by Hunain bin Ishaq are quite interesting and very useful for other scientists. among others, inventorying any Greek manuscripts that have been translated into Syriac (Syrian) or Arabic, and other texts that have never been translated. Besides Hunain, the historical translator of classical works also replaced the names of great contemporary interpreters from Nestorian and Jacobite Christians such as Ibn Na'imah and al-Himshi (835 AD), Abu BisyrMatta (900 AD), Yahya bin Adi (974 AD ) and others. The only prominent Muslim translator today is Tsabit bin Qurra. Thanks to the dedication of these translators, Aristotle's logical thoughts were increasingly recognized and understood in the Arab world. Mesir penting untuk menjadi objek penelitian karena merupakan salah satu universitas yang akrab dengan tulisan. Selain itu, menurut Al-Hajiri, Mesir adalah negara Timur Tengah (Arab) di dunia filologi di zaman modern. Ini bisa dilihat dari perhatian kegiatan filologi yang dilakukan oleh peneliti Mesir daripada peneliti lainnya di negara-negara Arab lainnya. Selama dinasti Abbasiyah, pada pemerintahan Khalifah al-Mansur (754-775), Harun Alrasyid (786-809), dan studi naskah al-Makmun (809-833) dan pengetahuan tentang pembuatan kebijakan, dan perkembangan kebijakan terkait dengan pengembangan pemerintahan al-Makmun. Hunain adalah salah satu penerjemah paling produktif saat itu dan memiliki pengetahuan paling banyak. Dia menguasai bahasa Arab, Yunani, dan Syria (syiria). Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh Hunain bin Ishaq cukup menarik dan sangat bermanfaat bagi ilmuwan lain. antara lain, menginventarisasi naskah-naskah Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Syria (Syria) atau Arab, dan teks-teks lain yang belum pernah diterjemahkan. Selain Hunain, penerjemah historis dari karya-karya klasik juga menggantikan nama-nama penerjemah besar kontemporer dari Kristen Nestorian dan Jacobite seperti Ibn Na'imah dan al-Himshi (835 M), Abu BisyrMatta (900 M), Yahya bin Adi (974 M) ) dan lain-lain. Satu-satunya penerjemah Muslim terkemuka saat ini adalah Tsabit bin Qurra. Berkat dedikasi para penerjemah ini, pemikiran logis Aristoteles semakin diakui dan dipahami di dunia Arab. Keywords: Philology, development of the Arab World, Middle East, Egypt
Ragam Perspektif Profesi Guru Misnatun Misnatun
Tafhim Al-'Ilmi Vol. 10 No. 2 (2019): 01 Februari 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Aqidah Usymuni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.856 KB) | DOI: 10.37459/tafhim.v10i2.3426

Abstract

The meaning of teachers is related for the life philosophy of a community. Which generally secular western society tends to regard the teacher as an sich companion for students, their interests are not more than just the transfer of knowledge. Even in a more extreme level, religious symbols strictly prohibited into the classrooms. The fact is truly turned to the experience and teachings of Islam. In Islam teachers are not only seen as a 'bank' whose job is only saving and transfer of knowledge, but more that, the teacher is the one who has the moral responsibility, spiritual, and intellectual integrally. Abstrak Makna guru berhubungan erat dengan falsafah hidup suatu masyarakat. Masyarakat barat yang umumnya sekuler cenderung memandang guru sebagai teman bagi peserta didik, kepentingannya tidak lebih dari sekedar transfer pengetahuan. Bahkan dalam tataran yang lebih ekstrim, simbol-simbol keagamaan dilarang ketat masuk ke dalam ruang-ruang kelas. Kenyataan tersebut sungguh berbalik dengan pengalaman dan ajaran Islam. Dalam Islam guru tidak hanya dipandang sebagai ‘bank’ pengetahuan yang tugasnya hanya menyimpan dan mentrasfer pengetahuan, tetapi lebih dari itu, guru adalahorang yang memiliki tanggungjawab moral, spiritual, dan intelektual secara integral.

Page 4 of 14 | Total Record : 135