cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 428 Documents
ANALISIS DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR (DTBPA) DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA IKAN INTENSIF (STUDI KASUS: KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA) Sutjinurani, Tjut; Suharyanto, Suharyanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.018 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.1.10

Abstract

Abstrak: Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya perairan waduk melalui kegiatan tambahan saat ini cenderung mengabaikan fungsi utama dari pembangunan waduk itu sendiri. Akibat dari kegiatan perikanan Keramba Jaring Apung (KJA) dan perubahan fungsi lahan pada Daerah Tangkapan Air (DTA), eutrofikasi menjadi masalah utama di Waduk Cirata. Berdasarkan parameter kualitas air pH, ammonia (NH3), nitrit (NO2), nitrat (NO3), fosfat (PO4), DO dan BOD dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, hanya parameter pH dan nitrat yang menunjukkan kesesuaian terhadap baku mutu kualitas air PP No. 82 Tahun 2001 kelas II.Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) dan penentuan alokasi jumlah limbah dari DTA serta KJA yang diperbolehkan masuk ke dalam Waduk Cirata dilakukan sebagai dasar dalam pengelolaan berdasarkan PERMENLH No. 28 Tahun 2009. Nilai DTBPA Waduk Cirata untuk parameter total P dan total N berturut-turut adalah 381.372,62 ton P/tahun dan 2.709.103,33 ton N/tahun. Beban pencemar aktual untuk parameter total fosfor adalah sebesar 197 mg P/m3 dan untuk parameter total nitrogen adalah sebesar 5.096 mg/m3, dengan perkiraan jumlah petak aktual sebanyak kurang lebih 60.000 petak. Jumlah petak keramba jaring apung harus dikurangi agar sesuai dengan ketentuan SK Gubernur Jabar No. 41 Tahun 2002, sehingga pengurangan sebanyak 80,37% untuk parameter total P dan 81,14% untuk parameter total N. Pengurangan jumlah petak KJA di area waduk dan sistem kelembagaan antara pemerintah, masyarakat dan berbagai pihak terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan pengawasan sumberdaya merupakan merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan eutrofikasi di waduk. Kata kunci: Waduk Cirata, eutrofikasi, Keramba Jaring Apung (KJA), Daerah Tangkapan Air (DTA), Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) Abstract : The development and utilization of water resources reservoir through additional activities tend to ignore the primary function of the reservoir itself. Because of the high nutrient from floating cage aquaculture and land use changes in the catchment area of the reservoir, eutrophication become a major problem in Cirata Reservoir. Based on the water quality parameters pH, ammonia (NH3), nitrite (NO2), nitrate (NO3), phosphate (PO4), DO, and BOD from 2005 until 2015, only the parameters of pH and nitrate demonstrate the suitability of the water quality standards based on PP No. 82 of 2001 class II. Calculation of Total Maximum Daily Load (TMDL) and the determination of the allocation of the amount of waste from the DTA and the KJA is allowed to enter into Cirata performed as a basis for management based on Regulation of the Minister of Environment no. 28 of 2009. TMDL value of Cirata Reservoir for the parameters total P and total N in a row is 381,372.62 tons P/year and 2,709,103.33 tons N/year. Actual pollution load for total phosphorus parameters amounted to 197 mg P/m3 for total nitrogen parameter is equal to 5,096 mg N/m3, with an estimated amount of the actual plot of approximately 60,000 plots. Total plot floating cages should be reduced to conform with the provisions of the Decree of the Governor of West Java no. 41 of 2002, so the reduction of as much as 80.37% for the parameters total P and 81.14% for total parameter N. Reduction of the number of plots KJA in the area between the dam and the institutional system of government, the public and various stakeholders in the planning, implementation, utilization, and monitoring of natural resources is the most appropriate solution to overcome the problem of eutrophication in the reservoir. Key words: Cirata Reservoir, eutrophication, floating cage aquaculture, catchment area, Total Maximum Daily Load (TMDL)
PENGENDALIAN KONTAMINASI LOGAM BERAT DI INDUSTRI TAHU DENGAN KONSEP HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) Nur Fithri, Arsyi; Oginawati, Katharina; Santoso, Muhayatun
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17, No 1 (2011)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.996 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2011.17.1.1

Abstract

Abstrak:  Tahu merupakan salah satu makanan populer yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Proses pengolahan tahu melibatkan banyak alat dan bahan sehingga dibutuhkan suatu sistem penjaminan keamanan pangan, yaitu dengan aplikasi konsep HACCP yang berdasarkan pada sistem pencegahan. Dalam penelitian ini, ditentukan critical control point (CCP) pada setiap tahapan produksi, yaitu pada bahan baku, pengolahan, dan produk akhir dengan  menganalisis potensi bahaya melalui pengamatan langsung di lapangan serta pengujian di laboratorium, terutama terhadap kemungkinan kontaminasi logam berat, yaitu tembaga (Cu) dan seng (Zn). Penelitian ini dilakukan pada suatu industri tahu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang memakai susu sebagai campuran bahan bakunya. Adapun yang menjadi titik uji adalah air baku, kacang kedelai, kedelai giling, susu sapi segar, sari kedelai, serta produk akhir berupa tahu susu putih dan tahu susu kuning. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi rata-rata Cu dalam kacang kedelai dan kedelai giling melebihi kontrol atau batas kritis (baku mutu yang ditetapkan pemerintah), sedangkan konsentrasi rata-rata Zn melebihi kontrol pada kedelai giling, tahu susu putih, dan tahu susu kuning. Dari hasil analisis bahaya tersebut, ditetapkan pemilihan bahan baku dan produk akhir sebagai critical control point (CCP). Oleh karena itu, diperlukan evaluasi dan tindakan koreksi untuk menanggulangi titik kritis yang melebihi kontrol tersebut, antara lain dengan perawatan peralatan dan pemilihan bahan baku berkualitas baikAbstract : Tofu is one of popular foods which frequently consumed by Indonesian people. Tofu production process involves a lot of equipments and ingredients so that required a food safety assurance system through the application of HACCP concept which based on the prevention system. In this study, determined critical control points (CCPs) at each production stage, like in the raw materials, processing, and in the final product by analyzing the potential hazards through field observation and testing in laboratory, especially to the possibility of heavy metals contamination, such as copper (Cu) and zinc (Zn). The research was carried out at a tofu industry in Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat who use milk as the mixture of raw material. Meanwhile, the test points are raw water, soybeans, milled soy, fresh cow's milk, soymilk, and the white milk-tofu and yellow milk-tofu as the final products. Test results show the average of Cu concentration in soybeans and milled soy exceed the critical limit or the control (the quality standard determined by government), whereas the average concentration of Zn exceed the control in milled soy, in the white milk-tofu, and in the yellow milk-tofu. From the results of the hazard analysis, determined the selection of raw materials and the final product  as the critical control points (CCPs). Therefore, evaluation and corrective action needed to tackle the critical points that exceed the control, among others, by equipment maintenance and selection of good quality raw materials.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PDAM BERDASARKAN JALUR HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT INDIKATOR KINERJA Rubhasy, Inna; Iqbal, Rofiq
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.676 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.1.6

Abstract

Abstrak: Peningkatan kinerja PDAM merupakan salah satu cara untuk mencapai target akses aman air minum 100% di tahun 2019. Pencapaian akses aman air minum 100% dilihat dari jumlah penduduk yang terlayani air minum yang merupakan salah satu indikator kinerja yang dibuat BPPSPAM  (Badan  Peningkatan  Penyelenggaraan  Sistem Penyediaan  Air  Minum)  di Indonesia.  Tujuan penelitian ini adalah  untuk  mengidentifikasi  jalur  hubungan  sebab-akibat antar  indikator  kinerja  dalam  peta  strategi  BSC  yang  dapat  digunakan  untuk  PDAM  Way Agung di masa depan. Dalam studi ini menggunakan dua metode, yaitu FAHP dan penelitian eksperimental.  Metode  FAHP  untuk  menghitung  bobot  indikator  sebagai  penentu  indikator penyebab dan akibat, sedangkan metode penelitian eksperimental untuk mengetahui indikator yang memiliki hubungan. Setelah mencari subvariabel yang sama dalam 18 indikator kinerja BPPSPAM, indikator-indikator kinerja ini terindikasi memiliki 19 hubungan sebab-akibat. 19 hubungan sebab-akibat tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam peta strategi BSC sehingga terdapat 16 jalur sebab-akibat. Kata kunci: BSC strategy map, Fuzzy-AHP, jalur sebab-akibat Abstract: Performance  improvement  of  water  utilities  (PDAM)  is  one  way  to  achieve  the target of 100% safe access of drinking water in 2019 in Indonesia. Achievement 100% safe access  of  drinking  water  seen from  total population  served  drinking  water  which is  one  of performance indicators set by BPPSPAM, a board formed to improve water supply systems in Indonesia. The aim of this study is to identify causal paths between performance indicators of This study is using two methods, which is FAHP and experimental research. FAHP method is to calculate weight of performance indicator as a judgment of causes and effects indicators, while experimental research is to identify indicators which have a relationship. After search the similar subvariables in the 18 performance indicators of BPPSPAM, these performance indicators  identified  have  19 cause-effect relationships.  Then these  relationships applied in BSC strategy map so there are 16 causal paths Keywords: BSC strategy map, Fuzzy-AHP, a causal path
AKUMULASI MERKURI (HG) PADA IKAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DAN IKAN LIAR DI WADUK JATILUHUR Suprian, Chefin; S. Salami, Indah Rachmatiah
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 17, No 2 (2011)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.834 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2011.17.2.7

Abstract

Abstrak: Ikan hasil produksi Waduk Jatiluhur dicurigai mengandung senyawa kimia berbahaya karena air waduk diduga kuat sudah tercemar limbah industri dan pakan ikan sendiri, selain akibat pencemaran dari Sungai Citarum dan Sungai Cilalawi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontaminasi logam berat merkuri pada air, ikan budidaya air tawar keramba jaring apung, dan ikan liar di Waduk Jatiluhur. Jenis sampel ikan dipilih berdasarkan ikan yang banyak dibudidayakan di Waduk Jatiluhur, yaitu Ikan Nila, Mas, dan Red Devil. Dari pemeriksaan yang dilakukan diketahui nilai rata-rata kandungan Hg dalam ikan Red Ikan Nila, Mas, dan Red Devil berturut-turut adalah 1,38.10-6; 1,74.10-6; 3,61.10-6 mg/kg. Dari ketiga jenis ikan yang dijadikan penelitian urutan konsentrasi Hg dalam ikan diurutkan dari yang terbesar, yaitu Red Devil > Mas > Nila. Konsentrasi Hg terbesar berdasarkan organ yang diteliti adalah insang > daging > kulit. Konsentrasi Hg dalam ikan tergolong sangat kecil jauh dari batas nilai 0,5 mg/kg yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan POM no. HK.00.06.1.524011. Walaupun konsentrasi Hg kecil, tetap harus diwaspadai karena sifatnya yang sulit tereliminasi. Konsentrasi logam dalam ikan biasanya menggambarkan besarnya konsentrasi Hg pada perairan tempat ikan berada. Hal ini sesuai karena konsentrasi rata-rata Hg dalam air pun sangat kecil ±1,79.10-6 mg/l yang nilainya jauh dari baku mutu yang ditetapkan PP RI no.82 tahun 2001 kelas III untuk perikanan, yaitu sebesar 0,002 mg/l. Dengan kondisi demikian maka ikan yang dibudidayakan di KJA dan ikan liar di Waduk Jatiluhur dianggap masih aman untuk dikonsumsi.Kata kunci: Akumulasi, keramba jaring apung, merkuri, Waduk Jatiluhur Abstract : Jatiluhur fish production have been suspected to contain dangerous chemicals because the water in reservoir allegedly contaminated by industrial waste and fish food itself, besides contamination from Citarum River?s and Cilalawi River?s pollution. This research was conducted to determine the mercury heavy metal contamination in water, fish cultured on cage aquaculture, and wild fish at Jatiluhur Reservoir. The species of fish samples were selected based on fish that mostly cultured at Jatiluhur Reservoir, such as Tilapia, Common Carp and Red Devil. From the examination it was known that the average Hg content in Red Devil, Common Carp, and Tilapia were 1.38.10-6; 1.74.10-6; 3.61.10-6 mg/kg, respectively. From those three species of fish that used for research, Hg concentrations from the highest were Red Devil > Common Carp > Tilapia. The highest concentration of Hg based on the organ sorted from the largest were gill > muscle > skin. Hg concentrations in fish were very small from standard quality 0.5 mg/kg defined by Head Regulation of Badan POM no. HK.00.006.1.524011. Even Hg concentrations were small, but its existence still had to be concern because Hg is difficult to be eliminated. Hg concenctrations in fish usually show Hg concencrations in water where fish lived. That was in accordance with the average concentration of Hg in water ±1.79.10-6 mg /l (very small) which value was far from the standard quality defined by PP R no.82 year 2001, class III for fisheries which was 0.002 mg/l. Under these conditions fish that cultured on cage aquaculture and wild fish at Jatilhur Reservoir were still safe for consumption.  Key words: Accumulation, cage aquaculture, mercury, Jatiluhur Reservoir
DEGRADASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH LAUNDRY SECARA FOTOKATALIS MENGGUNAKAN ZNO DAN IMPREGNASI ZNO/ZEOLIT Nicelia, Minda; Notodarmojo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.174 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2017.23.2.7

Abstract

Abstrak: Usaha laundry  merupakan usaha yang sedang menjamur di kota Bandung. Usaha ini membawa manfaat untuk kondisi ekonomi masyarakat, tetapi disamping itu juga mempunyai dampak negatif bagi lingkungan karena adanya timbulan limbah. Limbah deterjen termasuk polutan lingkungan karena didalamnya terdapat Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) yang bersifat toksik dan dapat mencemari badan air. Metode alternatif yang dapat digunakan adalah fotokatalis dengan menggunakan katalis semikonduktor ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite dengan proses oksidatif menggunakan spesi radikal OH yang menghasilkan CO2 dan H2O. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja fotokatalis dan efektivitasnya menggunakan ZnO dan impregnasi ZnO/zeolite serta menentukan pH optimum, dosis optimum, dan kinetika laju reaksi yang terjadi. Limbah yang digunakan adalah artifisial surfaktan jenis LAS dalam reaktor fotokatalis yang dilengkapi dengan UV A (? = 365 nm). Parameter yang diuji adalah degradasi surfaktan dengan metoda MBAS. Pada perolehan data awal didapat karakteristik awal limbah sebesar 32.06 mg/L. Proses fotokatalis dengan ZnO dan ZnO/zeolit pada variasi pH menghasilkan efisiensi penyisihan yang baik pada kondisi asam sebesar 93.66% dan 47.03%. Sementara dosis optimum yang didapat untuk ZnO sebesar 0.5 g/L dan 0.25 g/L untuk impregnasi ZnO/zeolit. Penyisihan menggunakan ZnO lebih baik dari pada penggunaan hasil impregnasi ZnO dengan zeolit dengan penyisihan hingga 90% dengan mengikuti laju reaksi orde 1 atau sama dengan kinetika reaksi Langmuir-Hinshelwood. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode impregnasi ZnO/zeolit tidak efisien digunakan sebagai untuk mendegradasi senyawa LAS dan mungkin perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendegradasi senyawa LAS dengan menggunakan metoda impregnasi. Kata kunci: limbah laundry, LAS, fotokatalis, ZnO, impregnasi ZnO/zeolite. Abstract : Laundry is a booming business in Bandung. This venture brings substantial benefits to economic conditions, but in addition it also has a negative impact on the environment due to the waste product. Detergent?s wastewater including environmental pollutant that has Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS) which is toxic and can contaminate the water body. Some treatment can be used is photocatalyst using a Zinc Oxide (ZnO) and impregnation of ZnO/zeolite with oxidative processes using OH radical spesies that produce CO2 and H2O. This study aim to determine the working principle of photocatalyst and effectiveness using ZnO and impregnation of ZnO/zeolite, determine the optimum pH, optimum dose, and the kinetics model of reaction. The waste used is an artificial surfactant (LAS type)on the reactor photocatalyst with UV A lights (? = 365 nm). The parameters were measured the surfactant degradation with MBAS method. On the acquisition of preliminary data obtained initial characteristics of waste by 32.06 mg/L. Photocatalyst process with ZnO at pH variation has good removal efficiency under acidic conditions with initial concentration of 31.45 mg/L with an efficiency of 93.66% and 47.03% for impregnating ZnO/zeolite. The optimum doses for ZnO catalyst about 0.5 g/L and 0.25 g/L for ZnO/zeolite impregnating. LAS degradation using ZnO can degrade the organic compound of LAS is better than ZnO/zeolite with degradation result reach 90%  following the first order reaction or Langmuir-Hinshelwood kinetics. So from this experiment, we can conclude that the impregnation of ZnO/zeolite not efficient for degrade LAS compound within surfactant and need to do the next experiment of LAS degradation with impregnation method. Keywords: Laundry wastewater, LAS, photocatalyst, ZnO, impregnation ZnO/ zeolite
POTENSI PEMBENTUKAN PRODUK HASIL DEGRADASI SENYAWA ORGANIK LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR LIMA KOMPARTEMEN Myrasandri, Puteri; Syafila, Mindriany
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 18, No 1 (2012)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.881 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2012.18.1.8

Abstract

Abstrak:  Industri  tahu di Indonesia  kebanyakan  merupakan  industri  skala kecil yang berkembang  dengan  pesat. Penggunaan  air  yang  signifikan  pada  proses  pembuatan  menghasilkan  limbah  cair  yang  jumlahnya  besar  pula. Teknologi pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan  bakteri merupakan alternatif   yang potensial  untuk  dikembangkan  karena  teknologinya  sederhana,  dan  hemat  energi.  Salah  satu  contohnya  adalah Anaerobic Baffled Reactor yang merupakan modifikasi dari tangki septik konvensional dengan adanya penambahan sekat-sekat  pada tangki septik. Penelitian  ini bertujuan  untuk mengetahui  proses pengolahan  limbah cair industri Tahu  di  Bandung  Utara  dengan  menggunakan   Anaerobic   Baffled  Reactor  skala  laboratiorium   dengan  lima kompartemen. Pada percobaan ini akan dipelajari degradasi senyawa organik terlarut pada tiap kompartemen. Beban Chemical Oxygen Demand terlarut influen adalah sebesar 8.000 mg/L dan reaktor dioperasikan  pada HRT 96 jam dan 72 jam. Kondisi steady-state diindikasikan dengan nilai Chemical Oxygen Demand terlarut yang stabil, dengan produksi  Total  Asam  Volatil  dan etanol  paling  besar  terjadi  pada  waktu  operasi  jam  ke-48.  Penyisihan  organik tertinggi dihasilkan oleh HRT 96 jam sebesar 53,34%. Biogas berupa gas metan yang terbentuk sebesar 14,0-14,6% (v/v) pada HRT 96 jam dan 29,1-29,6% (v/v) menunjukkan proses asidogenesis yang lebih dominan daripada metanogenesis.Kata kunci: Anaerobic Baffled Reactor, biogas, limbah cair tahu, Chemical Oxygen Demand terlarut, Total Asam Volatil. Abstract: Tofu industry is one of the fast-growing industries among the small-scale industries in Indonesia. In the process of tofu production, the significant usage of water results in tremendous amount of wastewater. Treatment of tofu wastewater has become an obstacle because of the high capital cost and limited resources. Biological treatment using microorganism, more specifically bacteria, is a potential alternative to be developed because the technology is relatively simple and has a low energy usage. An example of this kind of treatment is Anaerobic Baffled Reactor, which is a modification  of conventional  septic tank with the addition of baffles. In this experiment,  a laboratory- scale  Anaerobic  Baffled  Reactor  with  five  compartments  was  used.  The  degradation  of organic  matter  in each compartment was studied. Tofu wastewater used in this experiment was from a tofu industry in North Bandung Area with soluble COD 8.000 mg/L. Reactor was operated at HRT of 96 and 72 hours. Steady-state condition achieved was indicated  by the stabilized  soluble  Chemical  Oxygen  Demand.  The highest  Volatile  Fatty  Acid and ethanol production occur in the 48th  hours of reactor operation. Significant organic removal occur on HRT of 96 hours at 53,34%. The production of biogas as methane was 14,0-14,6% (v/v) at HRT 96 hours and 29,1-29,6% (v/v) at HRT 72 hours showing a dominant acidogenesis process compared to methanogenesis process.Key words: Anaerobic Baffled Reactor, biogas, Soluble Chemical Oxygen Demand, tofu wastewater, Volatile Fatty Acid
PENGGUNAAN LEMPUNG SEBAGAI ADSORBEN DAN COAGULANT AID DALAM PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR TEKSTIL Dwipayani, Andita Rachmania; Notodarmodjo, Suprihanto
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 19, No 2 (2013)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.043 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2013.19.2.3

Abstract

Abstrak: Terdapat dua sub penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, yang keduanya dilakukan secara batch pada temperatur kamar. Sub penelitian pertama adalah uji adsorpsi terhadap kemampuan masing-masing lempung dalam menyisihkan parameter COD air limbah. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti antara lain pH air limbah, dosis lempung, dan waktu kontak. Air limbah yang digunakan berasal dari efluen unit produksi tekstil dengan konsentrasi COD pada rentang 230-285 mg/L. Tujuan penelitian adalah memperoleh kondisi optimum penelitian pada kemampuan kedua jenis lempung untuk menyisihkan parameter COD air limbah. Setelah didapat kondisi optimum, dilakukan analisis terhadap kinetika penyisihan COD menggunakan model isoterm Langmuir dan Freundlich. Kondisi optimum pada penggunaan lempung sawah dan coklat antara lain pada pH 7, dosis lempung sebesar 15 gr/L dan 30 mg/L. Penyisihan COD mencapai stagnan ketika waktu kontak mencapai 120 menit. Pada kondisi ini, penyisihan COD yang terjadi pada lempung sawah dan coklat mencapai 48,5% dan 26,65%. Faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorben lempung terkait dengan sifat morfologi lempung yang digunakan. Sub penelitian yang kedua adalah studi mengenai potensi lempung sebagai coagulant aid. Variabel penelitian yang dilakukan yaitu variasi dosis lempung dan pH air limbah. Pada penggunaan koagulan alum sebesar 30 mg/L, penambahan dosis lempung sawah sebanyak 30 mg/L mampu meningkatkan efisiensi penyisihan COD dari 12,07% menjadi 13,2%. Namun efisiensi ini belum bisa mengimbangi efisiensi penyisihan COD dengan penggunaan alum sebesar 40 mg/L, yaitu 17,24%.
INTERNAL DOSE DETERMINATION ON HUMAN AS RESULT OF PROCESSED KANGKUNG (IPOMOEA REPTANS) CONSUMPTION CONTAMINATED BY RADIONUCLIDE CESIUM-134 AND STRONTIUM-85 Putra, Didi Prabowo; S. Salami, Indah Rachmatiah; Tjahaja, Poppy Intan
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 15, No 2 (2009)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.643 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2009.15.2.1

Abstract

Abstract: Research has been done to find out internaL dose that can be received by human as result of consumption kangkung that growth in contaminated soil by caesium-134 and strotium-85. Kangkung was planted in soil contaminated with caesium-134 and strontium-85 for 70 days. After harvesting, a part of the plant separated and the other part being washed and boiled and then the radionuclide content for all of the plant were measured using spectrometer gamma. From the measurement and calculation, washing, boiling and sauteing process gives quite significant impact in reducing activity percentage of radionuclide which were about 23,5, 14,4 and 9,8 for strontium- 85 and 28,2, 58,5 and 47,4 for caesium-134. The result of equivalent dose calculation showed that each internal dosesis still bellow the limit of 5 mSv/year, and the dose was 0,053 mSv/year until 0,137 mSv/year.  Key words: kangkung, contamination, cesium-134, strontium-85, activity, internal dose Abstrak: Penelitian dilakukan untuk mengetahui dosis interna yang dapat diterima oleh manusia akibat mengkonsumsi kangkung yang tumbuh pada tanah terkontaminasi oleh radionuklida cesium-134 dan stronsium-85.Penelitian dilakukan dengan cara menanam tanaman kangkung pada media tanah terkontaminasi Cs-134 dan Sr-85selama 70 hari. Setelah panen, sampel tanaman diproses dengan pencucian, perebusan dan penumisan kemudiadiukur kandungan radionuklidanya dengan menggunakan spektrometer gamma. Dari hasil pengukuran diperolehbahwa ketiga proses memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penyisihan radioaktivitas dari sampeltanaman, yaitu sebesar 23,5, 14,4 dan 9,8 untuk stronsium-85 dan 28,2, 58,5 dan 47,4 untuk cesium-134. Hasilperhitungan dosis ekivalen menunjukkan nilai dosis interna dari masing-masing radionuklida berada dibawahambang batas sebesar 5 mSv/tahun, yaitu bernilai antara 0,053 mSv/tahun sampai 0,137 mSv/tahun.
PERHITUNGAN PENURUNAN BEBAN EMISI PENCEMARAN UDARA DARI PEMBANGUNAN JALUR TOL JORR W2 DI DKI JAKARTA Siami, Lailatus; Sofyan, Asep; Frazila, Russ Bona
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 2 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2242.607 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.2.6

Abstract

Abstrak: Sebagai pusat urbanisasi, mobilitas barang dan manusia di Kota Jakarta memiliki rutinitas transportasi yang padat setiap hari. Hal ini ditandai dengan adanya orientasi mobilitas manusia dari perumahan di sekeliling Jakarta (Jabodetabek) menuju tempat kerja di Kota Jakarta. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar ±8% per tahun, sektor transportasi memiliki dampak berupa kemacetan dan pencemaran udara. Dari penelitian sebelumnya (Darmanto, 2012) sektor dominan dalam penyumbang emisi CO dan PM10  adalah sektor transportasi sebesar 78,85% dan 99,94%. Sehingga, diperlukan penanganan khusus pada sektor transportasi. Pendekatan pada jaringan jalan yang kompleks di Jakarta dilakukan dengan menggunakan model jaringan jalan. Sehingga didapatkan volume kendaraan tiap ruas jalan untuk dihitung beban emisinya. Berdasarkan hasil representasi dari model jaringan jalan, ruas jalan dengan volume tertinggi berada di jalan tol Cawang dan jalan utama pada jalan Ciputat Raya. Hasil dari inventarisasi emisi pada ruas jalan berbeda ? beda pada tiap jenis polutan. Hal ini dipengaruhi oleh proporsi jenis kendaraan yang ikut menentukan faktor emisi. 70,68% beban emisi didominasi oleh polutan CO sebesar 973.734,26 ton/tahun. Sistem transportasi di Jakarta disusun dalam pola transportasi makro (PTM). Dan pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),   terdapat beberapa rencana prioritas untuk pembangunan transportasi. Salah satunya adalah pembangunan tol dalam kota maupun tol luar kota. Pada studi ini, skenario yang dipilih adalah pembangunan jalur tol JORR W2 (Jakarta Outer Ring Road West 2). Jalur tol ini Di daerah Kebon Jeruk ? Ulujami yang juga dijadikan akses bus. Dari skenario ini, didapatkan penurunan beban emisi sebesar  2% untuk polutan NOx; 1,6% untuk polutan NO2; 0,4% untuk polutan CO; 0,8% untuk polutan PM10 dan 0,1% untuk polutan VOC.  Kata kunci: Sektor transportasi, model jaringan jalan, RPJMD, JORR W2, penurunan emisi Abstract : As the center of urbanitation for goods and human, Jakarta surely have a dense of mass transportation everyday. It is showed by the mobile of human from the surround (Jabodetabek) to workplace in Jakarta. By the 2011, the rate of vehicle number is ±8% each year. It is a common that transportation sector has a traffic congestion and traffic air pollution impact. Previous study (Darmanto, 2012) showed the dominant sector of highest emission of CO and PM10 from transportation sector as 78,8 % and 99,4%. So it will be necessary to take particular handling from transportation sector. The approach of complex road networking uses road networking model. So that, flow of vehicle in every road derived to be calculated in emission inventory. Based on emission inventory of road segmentation, Cawang road highway has the highest number for number of vehicle. And so does Ciputat Raya road. The result of emission inventory for each road is different for each parameter. Due to the proportion of vehicle which determine the factor emission. 70,68% CO as the highest emission is 973.734,26 ton/year. Transportation system in Jakarta conduct in Jakarta?s macro transportation (JMT) master plan. And in RPJMD (Mid-term action), there are some specific priority of transportation action. It is highway road development inner and outside of Jakarta. In this study, scenario will be do in development of Jakarta Outer Ring Road West 2(JORR W2). And the suitable scenario highway development in Kebun Jeruk ? Ulujami for bus ccesable. Based on the scenario, reduction of NOx emission is 2%; 1,6% for NO2 emission; 0,4% for CO emission; 0,8% for PM10 emission and 0,1% for VOC emission.  Key  words:  Transportation sector,  traffic  networking model,  Mid-term action,  JORR  W2,  emission reduction
GREYWATER IN INDONESIA: CHARACTERISTIC AND TREATMENT SYSTEMS Firdayati, Mayrina; Indiyani, Asri; Prihandrijanti, Maria; Otterpohl, Ralf
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 21, No 2 (2015)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.803 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2015.21.2.1

Abstract

Abstract: Lacking in centralized wastewater treatment plant exist in all Indonesian cities. Drainage and river suffer from domestic wastewater contaminants. It also increases cost of water treatment plant operation if river used as water source. Using of greywater treatment system is believed as new solution. This paper will review application of greywater treatment in Indonesia. Some projects exist but most of them need supports from third party and their initial costs are high. Thus, low cost and reuse system in small community or household are important. Researches showed that constructed wetland is quite promising because the reduction of BOD concentration can reach 60-94%. However, land requirement and greywater generation could be the limitation and Anaerobic Baffled Reactor can be used as an alternative. Key words: domestic wastewater, greywater, reuse, decentralized wastewater treatment system, low cost treatment system, constructed wetlands

Page 10 of 43 | Total Record : 428