Articles
251 Documents
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA CAPRES DAN CAWAPRES R.I.
NFN Rosliani
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2006): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v3i1.768
Bahasa Indonesia yang digunakan Capres sangat bervariasi, baik ragam bahasa resmi maupun bahasa percakapan. Ragam bahasa resmi digunakan oleh semua capres, sehingga memberi simpulan semua capres merupakan calon pemimpin yang menjunjung bahasa persatuan. Dengan demikian, presiden pilihan rakyat tersebut dapat memperlihatkan wibawa bangsa Indonesia dalam komunikasi antaretnik dan antarbangsa. Bahasa Indonesia yang digunakan cawapres tidak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan capres. Kesalahan pelafalan, penggunaan kata tidak baku, dan kemubaziran kata-kata masih ditemukan dalam berita, hasil wawancara, dan dialog yang diadakan Komisi Pemilihan Umum. Dengan demikian, usaha untuk menjunjung bahasa persatuan masih memerlukan usaha yang terarah dan terencana.
Medan Makna
Sampul Dalam
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 13, No 1 (2015): Vol. 13, No. 1, Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v13i1.1217
Perbandingan Struktur Melodik Intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa antara Penutur di Medan dan Solo
Wawan Prihartono
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v11i1.824
Abstract :The thesis title is Intonation Java Language Speech of Declarative Mode Native in Medan (Comparison with Intonation Java Languages Speech of Declarative Mode Native in Solo). The goal of the study is to measure the meaning and the significan of differences in duration of speech sounds silables declarative mode of the Java language which is spoken by native speakers of Javanese in Medan and Solo. This study uses quantitative method with experimental approach. The determination of the samples in this study are using nonprobability purposive sampling with 40 people as samples. Data processed using praat program to identity of intensity, frequency and duration. Once measured, performed statistical tests which using SPSS (Statistics Package for Social Scientist) apply Independent Sample T-Test to determine whether significant differences in the average indices of the two groups of variables. The analysis showed that the average intonation declarative mode of performative speech spoken by speakers of Medan show any significance difference in the mean duration of speech sounds silabis mode declarative performative spoken by speakers of Solo. Keywords: Intonation, Declarative Mode, Java Language in MedanAbstrak :Penelitian ini mengkaji Struktur melodik Intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Medan (Perbandingan dengan Struktur melodik intonasi Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Solo). Tujuannya adalah mengukur rerata dan signifikansi perbedaan struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif bahasa Jawa yang dituturkan oleh penutur bahasa Jawa di Medan dan Solo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimental. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan NonProbability Sampling dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 40 orang. Data diolah menggunakan program praat untuk mengetahui ukuran durasi. Setelah diukur, dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS (Statistics Package for Social Scientist) yang menerapkan Independent Sample TTest untuk mengetahui signifikan tidaknya perbedaan rerata indeks dari dua kelompok variabel. Hasil analisis menunjukan bahwa rerata struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif performatif yang dituturkan oleh penutur Medan menunjukan signifikansi perbedaan dengan rerata struktur melodik intonasi tuturan modus deklaratif performatif yang dituturkan oleh penutur Solo. Kata Kunci: Struktur melodik Kalimat Deklaratif, Bahasa Jawa penutur Medan
CITRA PEREMPUAN DALAM CERITA RAKYAT KERAJAAN MURSALA LEGENDA PUTRI RUNDUK
tiflatul husna
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 16, No 2 (2018): Medan Makna Desember
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v16i2.2277
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penggambaran tokoh perempuan, (2) perlakuan yang diterima tokoh perempuan dari tokoh laki-laki, dan (3) peran gender tokoh perempuan dalam cerita rakyat Kerajaan Mursala: Legenda Putri Runduk. Objek penelitian berupa cerita rakyat. Pengumpulan data menggunakan teknik baca berulang-ulang dan pencatatan. Teknik analisis data bersifat deskriftif. Temuan penelitian (1) penggambaran tokoh perempuan ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek fisiologis, aspek sosiologis, dan aspek psikologis. (2) perlakuan yang diterima tokoh perempuan dari tokoh laki-laki berdampak pada tinggi atau rendahnya tokoh perempuan dalam pandangan masyarakat. (3) peran gender dalam penelitian ini terbagi dua yaitu peran domestik dan publik.
Opera Batak Sampuraga: Penciptaan Seni Opera Batak
Enrico Alamo
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 12, No 1 (2014): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v12i1.1023
Opera Batak Sampuraga is a play that began from the experience of seeing a site Sampuraga Hot Water Pond, located in the area Sirambas Mandailing. and stories are told from the mouth to mouth (oral literatur). Then do the rearrangement of both characterizations and events that happen by using some structures of modern theater of Indonesia, because Batak Opera has some similarities with the structure of modern theater plays Indonesia. Opera Batak Sampuraga as the field of art creation, experiencing a touch of creativity include the presence of various elements of art from other regions. Sampuraga play is a human obsession and ambition in reaching goals, which requires sacrifice, although eventually a curse that will befall. Opera Batak similar expression pattern play in the play-the play is too modern Indonesian theater-style realism with representation approach is realized with the flowing fabric of conflict.
TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN DALAM BAHASA MELAYU LANGKAT
T. Syarfina
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 14, No 1 (2016): Vol. 14, No. 1, Juni 2016
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v14i1.1172
Language is a tool that plays a role in human life to declare or express feelings, the events that are experienced by individuals and shared by a set of language users. Discuss regional languages still play an important role in the life of Indonesian people. It is clearly seen that most of Indonesian speakers still use the local language or local language as a mother tongue. Language areas, in particular have accrued as a mother tongue, and has a function as a symbol of regional identity, means of transportation or communication in daily activities, both within and between groups keluaraga speakers of that language. This study talked about speech acts and politeness Malay Langkat. The problem is studied in terms of speech acts, kesatunan tactics, and typology of politeness.
KEARIFAN LOKAL CERITA RAKYAT MELAYU LANGKAT
Rosliani Nfn;
Hasan Al Banna;
Melani Rahmi Siagian
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 13, No 2 (2015): Vol. 13, No. 2, Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v13i2.1206
Malay culture is regarded as a globalized culture. Folklore is part of Malay culture. Langkat Malay community must understand and feel has a wealth of literary folklore mainly so that their lives are not uprooted from their own culture. Langkat Malay community has a very rich cultural potential, one of which is folklore. Folklore contains noble cultural values and local wisdom that can make its owner into a modern society that is characterized by Indonesia. To unravel this case used qualitative methods to the theory of narrative structure and functional. The results showed that the structure of gender relations, men dominate women and one brave woman story rights. Then the local wisdom that can be taken is to be fair, thoughtful, honest, caring for the environment, and responsible can make life better. Especially this attitude must be owned by a leader.
Penggunaan Kosakata Baku Bahasa Indonesia Masyarakat Berpendidikan di Kota Medan
Martin Martin
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2008): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v5i1.805
Penggunaan bahasa Indonesia secara formal masih dirasakan belum memadai atau menggembirakan jika dilihat dari segi ketaatan terhadap kaidah bahasa. baik di kalangan masyarakat umum, maupun khususnya di kalangan berpendidikan di kota Medan. Asumsi dasar ini dapat terlihat pada penggunaan bahasa dalam laporan teknis ataupun dalam berita tulisan di koran. Tampaknya masih lebih diutamakan penggunaan bahasa asal dapat dimengerti atau bahasa yang biasa digunakan oleh banyak orang daripada bahasa yang takluk kepada kaidah.Kata Kunci: bahasa baku, masyarakat berpendidikan
LEKSIKON KEKERABATAN ETNIK MELAYU BANGKA DI KOTA PANGKALPINANG
Rahmat Muhidin
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 17, No 2 (2019): Medan Makna Desember
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v17i2.2142
This is research aims to identity and classify the kinship lexicon then explain the role and meaning in Bangkanese Malay greetings. The research used descriptive method. The technique used was ethnographical interview. Bangkanese Malay ethnic in communicating either in nuclear family based on matchmaking or bloodline (offspring). That research result showed that the role and meaning of lexicon kinship dislayed that the people considered as close relatitive are family. Family relation is both consanguine and afinal. It is categorized into ego aligned, over ego, and below ego.
Analisis Struktur Aktan dan Model Fungsional "Legenda Putri Hijau"
Sahril Sahril
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26499/mm.v11i1.1011
Abstract :Princess Legend of the Green is one of the literary tradition of the Malay community and society Karo in North Sumatra. This legend tells about the events of the war between the Kingdom of Aceh with the Kingdom Delitua. The story in Legend of Princess Green contains action, characteristics of the characters, the story and the plot is very interesting. Green Princess Legend of research conducted to determine the structural and functional aktansial scheme contained in the story and find the main frame forming a story. The problems of this study were (1) How aktansial scheme and the functional structure of the Green Princess Legend of story? (2) What is the correlation actant scheme and the functional structure of the Green Princess Legend of story? The approach used in this study is objective approach is the approach that focuses on literature or literary texts and more emphasis on literature as an object of research focus. Research target is the structure of the Green Princess Legend of story text. The data of this study is the story structures containing actant scheme and the functional structure of the story contained in the Legend of the Green Princess. The method used in this research is a method for assessing the structural model of Greimas about Green Princess Legend of story structure based scheme actants and functional structure. Her actants already complex structure and functional analysis of the model has met three steps. Thus, it can be concluded that the Princess Legend of the Green storyline could be said to satisfy the structural and functional theory of Greimas. All structures actants are met and all stages in the functional model are met.Keywords: legend green princess-actant structure and functional modelAbstrak :Legenda Putri Hijau adalah salah satu karya sastra tradisi masyarakat Melayu dan masyarakat Karo di Sumatera Utara. Legenda ini menceritakan tentang peristiwa peperangan antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Delitua. Cerita dalam Legenda Putri Hijau mengandung aksi, karakteristik tokoh, isi cerita dan alur yang sangat menarik. Penelitian Legenda Putri Hijau dilakukan untuk mengetahui skema aktansial dan struktur fungsional yang terkandung dalam cerita dan menemukan kerangka utama pembentuk cerita. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah skema aktansial dan struktur fungsional dalam cerita Legenda Putri Hijau? (2) Bagaimanakah korelasi skema aktan dan struktur fungsional dalam cerita Legenda Putri Hijau? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan obyektif yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada karya sastra atau teks sastra dan lebih menekankan pada obyek sastra sebagai fokus penelitian. Sasaran penelitian adalah struktur teks cerita Legenda Putri Hijau. Data penelitian ini adalah struktur-struktur cerita yang mengandung skema aktan dan struktur fungsional yang terdapat dalam cerita Legenda Putri Hijau. Metode yang digunakan dalam penelitan ini yaitu metode struktural model Greimas karena mengkaji tentang struktur cerita Legenda Putri Hijau berdasarkan skema aktan dan struktur fungsionalnya. struktur aktannya sudah kompleks dan analisis model fungsional telah terpenuhi ketiga tahap-tahapnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita Legenda Putri Hijau bisa dikatakan memenuhi struktural dan fungsional dari teori Greimas. Semua struktur aktan terpenuhi dan semua tahap dalam model fungsional terpenuhi.Kata kunci: legenda putri hijau-struktur aktan dan model fungsional