cover
Contact Name
Soni Akhmad Nulhaqim
Contact Email
jkrk.fisip@gmail.com
Phone
+6281322312268
Journal Mail Official
jkrk.fisip@gmail.com
Editorial Address
Pusat Studi Konfilk dan Resolusi Konflik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran Gedung A FISIP-UNPAD Lt. 2 Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor, Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
ISSN : 26558823     EISSN : 26561786     DOI : https://doi.org/10.24198/jkrk.v1i1
Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik yakni memuat hasil-hasil penelitian lapangan dan dan atau kajian pustaka mengenai isu-isu konflik dan resolusi konflik di tingkat nasional, regional dan internasional.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik" : 8 Documents clear
ANALISIS KONFLIK KERUSUHAN ETNIS LAMPUNG DAN BALI BERDASARKAN KONSEP PENAHAPAN KONFLIK Azzahra, Farrelia; Faijah, Anisa Safaatul; Adiansah, Wandi
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44114

Abstract

Keberagaman menjadi ciri dari kekayaan negeri. Keberagaman tersebut tentu saja menjadi kekuatan, namun tidak bisa dipungkiri, kekayaan juga muncul sebagai ancaman perpecahan. Perpecahan tersebut seringkali dipicu oleh konflik-konflik yang terjadi karena berbagai perbedaan di dalam masyarakat. Konflik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat oleh karena itu, perlu adanya alat untuk membantu mengurangi dampak buruk dari konflik itu sendiri. Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu kabupaten multikultural. Yang mana di daerah tersebut terdapat keanekaragaman suku dan budaya. Ada beberapa suku yang mendiami kabupaten tersebut seperti suku Lampung, Jawa, Sunda, Bali dan ada beberapa suku Batak oleh karena itu Lampung Selatan sering disebut sebagai kabupaten multikultural. Terdapat beberapa alat yang digunakan untuk menganalisis konflik, salah satunya penahapan konflik yang dikemukakan oleh Nulhaqim. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penggunaan penahapan konflik sebagai alat untuk melakukan analisis konflik etnis Lampung dan Bali Provinsi Lampung yang berada di bagian selatan pulau Sumatera. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode pengumpulan data yang digunakan dalam yakni studi literatur. Hasil penelitian ini adalah terdapat pemicu serta penyebab dari konflik Lampung dan Bali, akibat dari konflik tersebut menyebabkan beberapa kerugian sebagai dampak dari terjadinya konflik. Dalam penanganan kasus konflik Bali dan Lampung ini, terdapat beberapa upaya resolusi konflik yang dilakukan oleh berbagai pihak. Diversity is a characteristic of the country's wealth. This diversity is of course a strength, but it cannot be denied that wealth also appears as a threat to division. These divisions are often triggered by conflicts that occur due to various differences in society. Conflict cannot be separated from social life, therefore, there is a need for tools to help reduce the negative impacts of conflict itself. South Lampung Regency is a multicultural district. In this area there is ethnic and cultural diversity. Several tribes inhabit the district, such as the Lampung, Javanese, Sundanese, Balinese and there are several Batak tribes, therefore South Lampung is often referred to as a multicultural district. There are several tools used to analyze conflict, one of which is conflict phasing proposed by Nulhaqim. The purpose of writing this article is to determine the use of conflict staging as a tool for analyzing the ethnic conflict in Lampung and Bali, Lampung Province, which is in the southern part of the island of Sumatra. This research uses a descriptive qualitative approach. The data used in this research is secondary data with the data collection method used in namely literature study. The results of this research are that there are triggers and causes of the Lampung and Bali conflicts, the consequences of these conflicts cause several losses as a result of the conflict. In handling the Bali and Lampung conflict cases, there were several conflict resolution efforts carried out by various parties.
LOMPAT BATU NIAS SEBAGAI IKON PEMERSATU MASYARAKAT NIAS DESA BAWOMATALUO MENURUT PERSPEKTIF RELASIONALITAS ARMADA RIYANTO Giawa, Agus Man
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.43518

Abstract

Tradisi Lompat Batu Nias menjadi ciri khas dari masyarakat Nias. Lompat Batu tidak dapat dipisahkan dalam acara-acara besar masyarakat Nias. Para pemuda yang berhasil melompati batu dianggap dewasa dan bisa bergabung sebagai prajurit perang.  Pertunjukan Lompat Batu Nias dapat disaksikan dalam acara besar masyarakat Nias dan hari besar Nasional NKRI. Kajian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam tradisi Lompat Batu Nias sebagai ikon pemersatu masyarakat pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia. Masyarakat Nias yang dulunya menjadikan Lompat Batu sebagai latihan untuk perang sekarang menjadi ikon pemersatu serta mempererat tali persaudaraan di tengah perkembangan zaman yang semakin maju. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan studi pustaka. Hasil dari penelitian adalah lompat Batu tidak hanya dipandang lagi sebagai tolak ukur kedewasaan, ketangkasan, kemandirian dan keberanian sebagai pemuda Nias. Peneliti menemukan bahwa Lompat Batu sebagai ikon pemersatu masyarakat Nias. Di samping itu, penelitian ini untuk mempromosikan Lompat Batu Nias sebagai ikon pemersatu masyarakat Nias. The tradition of the Nias Stone jump became a characteristic feature of the Nias community. The Rock jump cannot be separated in the major occasions of the Nias community. The young me who managed to jump the stones for adults and can join as war soldiers. The development of the Nias Stone Lompat can be witnessed in a large event of the Nias community and the NKRI National Big Day. This review aims to dig into the philosophical values contained in the tradition of the Nias Stone Lompat as the icon of the Nias island community, in North Sumatra, Indonesia. The Nias community used to make a Rock Lompat as a workout for war now become a unity icon as well as strengthening the fraternal cord in the middle of the progress of the advanced times. The method of research used is qualitative and library studies. The result of the research is the Stone jump is not only seen again as a benchmark of deity, dexterity, independence, and courage as Nias youth. Researchers found that the Stone Jump is the icon of Nias community uniter. In addition, this research promotes the Nias Stone jump as the icon of Nias community uniter.
ANALISIS KONFLIK SERTA RESOLUSI KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA DI ACEH SINGKIL Supriatna, Usup; Abimayu, Ragil
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44117

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang sebelumnya pernah ditulis dan dianalisis kembali berdasarkan beberapa aspek, yaitu peristiwa dari konflik, pemicu terjadinya konflik, penyebab dari konflik, dampak dari konflik, dan juga upaya resolusi konflik keagamaan Aceh Singkil. Metode yang digunakan dalam analisis tulisan ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, dengan melakukan  pengamatan terlibat dan studi dokumentasi. Tujuan dari analisis terhadap tulisan ini adalah untuk mengetahui akar masalah konflik, dengan cara menelusuri budaya masyarakat, hubungan antara umat Muslim dan Kristen, benturan budaya dan kepentingan,serta kronologi konflik. Selanjutnya peneliti menawarkan resolusi konflik melalui pendekatan yang dilakukan terhadap tulisan sebelumnya. This paper is the result of research that was previously written and re-analyzed based on several aspects, namely: the events of the conflict, the triggers for the conflict, the causes of the conflict, the impact of the conflict, and also efforts to resolve the Aceh Singkil religious conflict. The method used in the analysis of this paper uses case studies with a qualitative approach. The necessary data is collected using literature study, by conducting involved observations and documentation studies. The purpose of the analysis of this paper is to find out the root causes of the conflict, by tracing the culture of society, the relationship between Muslims and Christians, clashes of cultures and interests, and the chronology of the conflict. Furthermore, the researcher offers conflict resolution through the approach taken from previous writings. 
TRADISI TUDANG SIPULUNG SEBAGAI BASIS PERDAMAIAN DALAM PERSPEKTIF GEREJA TORAJA JEMAAT SERITI Ruminding, Valentino; Tampake, Tony; Harisantoso, Imanuel Teguh
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44995

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam rekonstruksi dan reaktualisasi Tudang Sipulung sebagai basis perdamaian, dengan memfokuskan perhatian pada pemaknaan Gereja Toraja Jemaat Seriti. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan jenis deskriptif. Dari hasil penelitian, Gereja Toraja Jemaat Seriti memaknai tradisi Tudang Sipulung sebagai basis perdamaian. Karena tradisi Tudang Sipulung dapat menjadi ruang negosiasi dan mediasi yang berlangsung berdasarkan prinsip-prinsip demokratis, dengan mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal seperti Sipakatau (saling menghormati atau menghargai), Sipakainge’ (saling menasehati atau mengingatkan) dan Sipakalebbi (saling memuliakan). Tudang Sipulung berasal dari bahasa Bugis, Tudang berarti duduk dan Sipulung berarti bersama atau berkumpul. Tudang Sipulung memuat makna kerendahan hati untuk mau duduk bersama dalam memecahkan suatu persoalan secara bersama-sama sehingga terbangun keselarasan dan kebersamaan yang penuh cinta kasih dan damai sejahtera. This research aims to contribute to the reconstruction and re-actualization of Tudang Sipulung as a basis for peace, by focusing attention on the meaning of the Seriti Congregation Toraja Church. The research method used is qualitative with a descriptive type. From the results of the research, the Toraja Church Seriti Congregation interprets the Tudang Sipulung tradition as a basis for peace. Because the Tudang Sipulung tradition can be a space for negotiation and mediation that takes place based on democratic principles, by prioritizing local wisdom values such as Sipakatau (mutual respect or respect), Sipakainge' (advise or remind each other) and Sipakalebbi (glorify each other). Tudang Sipulung comes from the Bugis language, Tudang means sitting and Sipulung means together or gathering. Tudang Sipulung contains the meaning of humility to want to sit together to solve a problem together so that harmony and togetherness full of love and peace can be built.
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN CARA PANDANG MAHASISWA DALAM MENCEGAH KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN KAMPUS Abdullah, Hanifiyatus Shamhah; Rinaldo, Rinaldo; Apsari, Nurliana Cipta
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44677

Abstract

Terdapat berbagai macam permasalahan sosial di dalam kehidupan masyarakat yang sangat sulit untuk ditangani. Salah satunya adalah tindak pelecehan atau kekerasan seksual. Tindak pelecehan atau kekerasan seksual dapat dipacu oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor lingkungan. Kasus pelecehan atau kekerasan seksual juga dapat terjadi di mana saja termasuk di dalam lingkungan kampus. Oleh karena itu, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap, serta cara pandang mahasiswa terhadap tindak pelecehan atau kekerasan seksual di lingkungan kampus. Metode penelitian yang digunakan menggunakan studi literatur dengan penggunaan serta penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa pemahaman mahasiswa mengenai kasus kekerasan atau pelecehan seksual sudah cukup baik. Mahasiswa juga sudah mengetahui bagaimana caranya bersikap serta memberikan pendapat terhadap kasus pelecehan atau kekerasan seksual. Various kinds of social problems in people's lives are very difficult to handle. One of them is sexual harassment or violence. Sexual harassment or violence can be triggered by various factors and one of them is environmental factors. Cases of sexual harassment or violence can also occur anywhere, including on campus. Therefore, the purpose of writing this article is to find out how the knowledge, attitudes, and perspectives of students towards acts of harassment or sexual violence in the campus environment. The research method used is a literature study with the use and distribution of questionnaires to students. The results of the study stated that students understanding of cases of violence or sexual harassment was quite good. Students also know how to act and give opinions on cases of sexual harassment or violence.
ANALISIS KONFLIK DI DESA WATMURI KECAMATAN NIRUNMAS Azhar, Jihan Kamilla; Fauzi, Rizki Muhammad; Nulhaqim, Soni Akhmad
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44108

Abstract

Masalah konflik agraria tentunya berdampak serius bagi kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya dapat mengancam mereka dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Maka dari itu, suatu konflik harus dapat dikelola atau diatasi dengan tepat agar tidak merugikan bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan analisis konflik berdasarkan data set menurut penahapan Nulhaqim dkk, yaitu peristiwa, pemicu, penyebab, dampak, dan resolusi konflik yang dilakukan. Metode yang dipakai pada penulisan artikel ini yaitu menggunakan metode studi kepustakaan. Hasilnya menunjukkan bahwa peristiwa konflik ini mulai dari 1977 sampai tahun 2005 dan terlibatnya dua Desa yaitu Watmuri dan Arma. Pemicu terjadinya konflik yaitu datangnya orang Arma ke Desa Watmuri dan mendapatkan tempat tinggal sementara, namun orang Arma merasa bahwa tanah tersebut adalah kepemilikannya. Selain itu, terjadinya pembunuhan orang Arma oleh Watmuri. Penyebab konflik terjadi yaitu adanya faktor ekonomi dan sosial. Dampaknya yaitu komunikasi kedua desa tersebut tidak berjalan baik dan kehidupannya tidak harmonis. Resolusi konflik yang dilakukan yaitu negosiasi, konsiliasi, dan mediasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, pemerintah desa, dan pihak-pihak lainnya. The problem of agrarian conflict certainly has a serious impact on people's lives. This certainly can threaten them in social and economic life. Therefore, a conflict must be managed or resolved properly so that it is not detrimental to people's lives. This study aims to describe the conflict analysis based on the data set according to the stages of Nulhaqim et al, namely the events, triggers, causes, impacts, and conflict resolution that was carried out. The method used in writing this article is to use the library study method. The results show that the events of this conflict started from 1977 to 2005 and involved two villages namely Watmuri and Arma. The trigger for the conflict was the arrival of the Arma people to Watmuri Village and getting a temporary place to live, but the Arma people felt that the land was theirs. Besides that, there was the killing of the Arma people by Watmuri. The cause of the conflict occurred, namely the existence of economic and social factors. The impact is that the communication between the two villages is not going well and their lives are not harmonious. Conflict resolution carried out is negotiation, conciliation, and mediation carried out by the local government, village government, and other parties.
PERAN SERIKAT PEKERJA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PEKERJA LOKAL DENGAN PEKERJA ASING TIONGKOK DI MOROWALI UTARA Sihite, Ganda Martunas; Malik, Ichsan; Sumertha KY, I Gede; Widodo, Pujo
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.46987

Abstract

Peristiwa yang terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah diawali dengan bentrokan maut antara pekerja lokal dan pekerja asing asal Tiongkok di area pabrik smelter PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI)  menewaskan dua orang pekerja. Kondisi bentrokan membuat mata publik terbuka, bahwa ada konflik horizontal yang terjadi di antara pekerja lokal dan pekerja asing di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran serikat pekerja dalam penyelesaian serta dalam pencegahan konflik antara pekerja baik pekerja lokal maupun pekerja asing yang berada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan pendekatan induktif sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan yaitu melalui data kepustakaan yang telah dikumpulkan dan menelaah data sekunder. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu serikat pekerja memiliki peran sebagai peacemaking dalam membangun jembatan komunikasi antara pihak yang berkonflik guna menciptakan hubungan harmonis antara pekerja dan penyambung aspirasi terkait hak-hak pekerja kepada perusahaan atau pemerintah. Serikat pekerja juga berperan menyelesaikan konflik dengan cara yang berbeda seperti musyawarah, pihak ketiga, komprontasi dan sebagainya. Sehingga peran serikat pekerja sangat signifikan dalam penyelesaian konflik dalam ketenagakerjaan. The incident that occurred in Morowali, Central Sulawesi began with a deadly clash between local workers and foreign workers from China in the smelter factory area of PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) killed two workers. Conditions of clashes make the public's eyes open, that there is a horizontal conflict that occurs between local workers and foreign workers in Indonesia. This study aims to identify and analyze the role of trade unions in resolving and preventing conflicts between workers, both local workers and foreign workers in Indonesia. This study uses qualitative research with descriptive methods and inductive approaches while the data collection technique used is through library data that has been collected and examines secondary data. The findings obtained in this study are that trade unions have a role as peacemakers in building bridges of communication between conflicting parties in order to create harmonious relations between workers and agents of aspirations related to workers' rights to companies or the government. Trade unions also play a role in resolving conflicts in different ways such as deliberations, third parties, confrontation and so on. So that the role of trade unions is very significant in resolving labor conflicts.
REKOMENDASI RESOLUSI KONFLIK DI DESA WADAS MENGGUNAKAN METODE TINJAUAN PUSTAKA Firamadhina, Fadhlizha Izzati Rinanda; Fauzi, Moch Reski
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v5i1.44113

Abstract

Tulisan ini berfokus pada analisis dan rekomendasi terhadap resolusi konflik di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Aspek yang diteliti dalam tulisan ini adalah resolusi konflik yang telah dilakukan atau telah diterapkan di Desa Wadas menggunakan pendekatan yang dijabarkan oleh Nulhaqim dkk serta merekomendasikan upaya resolusi konflik seperti apa yang sebaiknya dilakukan untuk meredakan konflik yang terjadi di Desa Wadas. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pendekatan studi pustaka, dimana penulis mendeskripsikan fenomena situasi dan masalah secara komprehensif dengan mengumpulkan dari sumber-sumber ilmiah yang relevan dengan tema yang dibahas. Tujuan penulis menganalisis permasalahan di Desa Wadas yakni agar memberikan gambaran secara komprehensif mengenai runtutan kronologi konflik yang terjadi di Desa Wadas serta menganalisis bagaimana resolusi yang sudah dilakukan dan direncanakan serta memberikan rekomendasi upaya resolusi konflik yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Desa Wadas. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan ini adalah terdapat beberapa rekomendasi resolusi konflik yang diusulkan oleh akademisi dan praktisi serta pemangku pemerintah. This paper focuses on analysis and recommendations for conflict resolution in Wadas Village, Purworejo District, Central Java Province. The aspect examined in this paper is the conflict resolution that has been carried out or has been implemented in Wadas Village using the approach described by Nulhaqim et al as well as recommending what kind of conflict resolution efforts should be carried out to mitigate the conflict that occurred in Wadas Village. This paper uses a qualitative research method with a literature study approach, in which the author describes the phenomena of the situation and problems comprehensively by gathering from scientific sources relevant to the themes discussed. The author's goal is to analyze the problems in Wadas Village, namely to provide a comprehensive picture of the chronological sequence of conflicts that occurred in Wadas Village and to analyze how the resolutions have been carried out and planned and to provide recommendations for conflict resolution efforts that should be carried out to resolve conflicts that occurred in Wadas Village. The conclusion that can be drawn from this writing is that there are several conflict resolution recommendations proposed by academics and practitioners as well as government stakeholders.

Page 1 of 1 | Total Record : 8