cover
Contact Name
Muhammad Shidiq
Contact Email
shidiqmuhammad17393@gmail.com
Phone
+6281222979930
Journal Mail Official
jurnalatrat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, kode pos: 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Atrat: Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23391642     EISSN : 27227200     DOI : http://dx.doi.org/10.26742
Atrat is a Journal of Visual Arts containing scientific papers which includes Fine Art and Design, publisher by Jurusan Seni Rupa STSI Bandung (p-ISSN 2339-1642 & e-issn 2722-7200). Jurnal Atrat also embodies the results of various forms of scientific research as well as the creation of artworks, which can become new knowledge published in scientific articles, so it is worthy to be read and understood by readers. Atrat aims to give land to Artists, Designers, Art Students, Teachers/ Lecturers, and Fine Arts Society to exchange insights.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA" : 11 Documents clear
TATA RUANG PERTUNJUKAN SEBAGAI SIMBOL INTERAKSI PEMAIN DENGAN PENONTON PADA SAUNG ANGKLUNG UDJO BANDUNG Santi Salayanti
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.354

Abstract

What makes someone enjoying events and performances in Saung Angklung Udjo among others is that they involve audience to participate in the shows. From the beginning, in the era of Udjo Ngalagena, this saung angklung had created a familial atmosphere in its interaction  with everyone, especially its neighbours. It has been a major appeal that many families dedicated themselves to Saung Angklung Udjo from generation to generation. Besides, a sense of dependency has been instilled, for example, one’s career is begun from helping to taking care of its surroundings, then gradually learning how to play angklung and finally mastering it. This atmosphere is felt so intense that its neighbours get used to participate in the shows. Evenmore, some of them who have shown their talent and perseverence can be included in a team of angklung players to perform abroad. Saung Udjo offers visitors many programs other than regular shows held two to four times a day. There are also collaborative shows or requested performances. In addition to that, many tourism and education programs are held in Saung Angklung Udjo. A relatively comprehensive commercial area provides several kinds of bamboo musical instruments, angklung development, and other souvenirs. Those advantages give Saung Angklung Udjo a favorable position compare to other saungs of angklung in Bandung (West Java). Of all interaction and benefits owned by Saung Angklung Udjo, performance service is the heart of all activities taking place in Saung Angklung Udjo. Keywords: Spatial Layout, Performance, Interaction_________________________________________________________ Suasana yang membuat seseorang menikmati kegiatan dan pertunjukan di Saung Angklung Udjo diantaranya adalah kegiatan pertunjukan yang melibatkan interaksi antara pemain dan penontonnya. Sejak berdirinya Saung Angklung ini pada jaman Udjo Ngalagena dahulu, mempunyai sifat kekeluargaan dengan siapa saja apalagi tetangga-tetangga sekitar. Daya tarik ini merupakan faktor utama yang terasa sampai sekarang, banyak keluarga yang mengabdi pada SAU secara turun temurun. Selain itu ditanamkan rasa ketergantungan, seperti contohnya karir yang dimulai hanya dari membantu membereskan lingkungan sekitar, lalu sedikit demi sedikit belajar dan menguasai angklung, karena lingkungan yang kuat inilah penduduk sekitar jadi tidak asing untuk terlibat dalam pertunjukan yang digelar, sampai akhirnya dikemudian hari dengan bakat dan keinginan yang keras seseorang dapat terbawa dalam tim pemain ke luar negri. Saung Udjo juga menawarkan banyak program-program yang ditawarkan kepada pengunjung, selain pertunjukan regular yang dilaksanakan dua sampai empat kali dalam sehari, ada juga pertunjukan kerjasama atau pesanan yang dilaksanakan diluar jam regular. Selain itu banyak juga program-program pariwisata dan pendidikan yang diselenggarakan di Saung Udjo. Fasilitas komersil yang cukup lengkap menyediakan  penjualan beberapa jenis alat musik yang terbuat dari bambu, pengembangan angklung, dan penjualan pernak pernik lainnya. Hal inilah yang menjadi nilai lebih yang dimiliki Saung Angklung Udjo dibandingkan dengan saung angklung lainnya yang ada di Bandung (Jawa Barat). Dari banyak jenis interaksi dan segala kelebihan yang dimiliki Saung Angklung Udjo, fasilitas pertunjukan adalah merupakan jantung dari segala kegiatan yang berlangsung di SAU.Kata Kunci: Tata Ruang, Pertunjukan, Interaksi
KLASIFIKASI TEKNIK STITCHING SULAMAN SEBAGAI SURFACE DESIGN TEKSTIL Mira Marlianti; Wuri Handayani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.349

Abstract

Textile plays a significant role in our life as one of our primary needs developing through times. Textile which is processed creatively creates fabric as a medium for creation and expression to add visual values aesthetically. This study aims to present  latest terms of the developing embroidery techniques (major and minor techniques), briefly identify those techniques, and finally compile the extent of state-of-the-art classification of embroidery techniques that were founded and are developing up to present. This article is the result of study using library research method on stitching techniques, especially embroidery on surface design textile. The result shows there is a development of classification of embroidery techniques and their subsidiaries. Yet, this article focuses on the classification of handmade, not machine-made stitching. Keywords: Textile, Surface Design, Classification, Stitching, Embroidery___________________________________________________________________Tekstil merupakan media yang berperan dalam kehidupan manusia dan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Tekstil yang diolah dengan kreatif dapat menjadikan kain sebagai media dalam berkreasi dan berekspresi sehingga menambah nilai visual secara estetis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai istilah-istilah kebaruan dari teknik sulam (teknik induk dan teknik turunan) yang berkembang, mengidentifikasi secara singkat mengenai teknik-teknik tersebut, dan akhirnya menyusun penyebaran klasifikasi kebaruan dari teknik-teknik sulam yang ditemukan dan berkembang hingga kini. Tulisan ini merupakan hasil penelitian dengan metode analisis kepustakaan (Desk Study/Library Search) mengenai teknik-teknik stitching khususnya sulam pada surface design tekstil. Hasil penelitian menunjukan adanya perkembangan klasifikasi dari teknik-teknik sulam dan turunannya. Yang mana dalam tulisan ini lebih terfokus pada klasifikasi sulam tangan (handmade stitching) bukan berupa sulam dengan mesin. Kata Kunci: Tekstil, Surface Design, Klasifikasi, Stitching, Sulam
POSTER ANTI NARKOBA MELALUI KARAKTER TOKOH WAYANG DALAM GAYA SENI PSIKEDELIK Mochammad Rio Dewanto; Widodo Widodo; Savitri Savitri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.355

Abstract

There is a need for an innovation in poster designs as media of information against narcotics in society by adopting traditional art, especially wayang. Wayang, acknowledged by UNESCO on November 7th, 2003 could be combined with psychedelic art that started to rise in 1950s to 1970s in order to give new color to wayang art as well as to attract society to pay attention to the information conveyed. Its combination is based on people’s enthusiasm that almost forget their traditional art as a result of cultural globalisation.Keywords: Narcotics, Wayang, Psychedelic________________________________________________________________Diperlukan sebuah inovasi baru terkait media informasi poster anti narkoba dimasyarakat dengan mengangkat seni budaya tradisional, khususnya wayang. Wayang, yang telah disahkan oleh UNESCO pada 7 November 2003 dapat dikombinasikan dengan gaya seni psikedelik yang masuk dan berkembang sejak tahun 1950-an hingga 1970-an untuk memberikan warna baru pada kesenian wayang serta menjadi daya tarik masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Penerapan pengkombinasian ini didasarkan pada antusias masyarakat yang hampir melupakan kesenian tradisional karena dampak dari globalisasi budaya.Kata Kunci: Narkoba, Wayang, Gaya Seni Psikedelik
TINJAUAN RUANG KOMUNAL PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR UMA, LAMIN DAN RUMAH GADANG Anastasha Oktavia Sati Zein
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.350

Abstract

Indonesian traditional houses are closely related to the culture to which they belong. It can be seen not only from their architectural forms but also from the functions and layouts inside them. Philosophy implemented in the buildings resulted from local customs of each society member passed on from generation to generation. Communal houses are not only found in a region. They are also seen in many regions of different location, culture and geography but share some similarities. Mentawai with its uma house, East Kalimantan with its lamin house and West Sumatra with its gadang house are a few example of them.Keywords: Vernacular Architecture, Communal Houses___________________________________________________________________Rumah tradisional di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang dimiliki, hal ini tidak hanya terlihat dari bentuk arsitekturnya saja tetapi juga pada fungsi dan tata ruang dalamnya. Filosofi yang diimplementasikan ke dalam bangunan merupakan hasil dari kebiasaan lokal yang telah turun – menurun terjadi dari setiap kelompok masyarakat tersebut. Rumah komunal atau rumah tinggal bersama pada bangunan tradisional Indonesia tidak hanya ditemukan di satu wilayah saja, hal ini juga terdapat pada beberapa wilayah dengan lokasi, kebudayaan, geografi yang berbeda namun dapat memiliki kesamaan, seperti Mentawai dengan rumah uma, Kalimantan Timur dengan rumah lamin dan Sumatra Barat dengan rumah gadangnya.Kata Kunci: Arsitektur vernakular, Rumah Komunal
PERANCANGAN SETTING PANGGUNG MUSIK “EMPTY SPACES: TRIBUTE TO LINKIN PARK” Al Anshari, Umair; Tornado, Anggiat; Sriwardani, Nani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Most stages of Linkin Park single concerts were designed with dystopian themes that showed dark space and gloomy atmosphere. Yet, a music performance entitled “Empty Spaces: Tribute to Linking Park”was intended to develop and create a different concept of music stage design though it still used dystopian theme. Dystopia is taken from a science fiction work by Thomas Moore. This stage design was aimed to find out how much did the stage setting give added value and selling point to the music performed. This music performance is an appreciation and a tribute to Linkin Park for their 15-year career in music. Besides, it was held to entertain Linkin Park fans or are better known as Linkin Park underground, especially in Bandung.Keywords: Stage Design, Empty Spaces, Dystopia________________________________________________________________Banyak setting panggung dari konser tunggal Linkin Park mengangkat tema dystopia dengan bentuk ruang yang gelap dan suasana yang suram. Namun pertunjukan musik berjudul “Empty Spaces: Tribute to Linkin Park” bertujuan untuk mengembangkan serta menciptakan konsep desain panggung musik yang berbeda walaupun masih satu tema dystopia. Dystopia diambil dari buku Scient Fiction karya Thomas Moore. Perancangan ini mencoba melihat seberapa besar daya nilai tambah dan nilai jual setting panggung terhadap musik yang ditampilkan. Tujuan dari pertunjukan musik ini ialah bentuk penghargaan serta persembahan terhadap grup musik Linkin Park atas eksistensinya di dunia musik Internasional selama 15 tahun lebih. Terlebih lagi untuk memberikan hiburan kepada pencinta Linkin Park atau biasa disebut Linkin Park Underground, khususnya di kota Bandung.Kata Kunci: Perancangan Panggung, Ruang Kosong, Distopia
PENGOLAHAN LIMBAH BAMBU MENJADI TRIMMINGS DAN AKSESORIS FESYEN Arsallya, Chita Fefri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Natural fiber has its own characteristics that might be able to create some innovative works. To optimize the use of various natural fibers, the writer treated bamboo waste to increase its value so that it becomes more interesting and varied. This is due to abundance of abandoned bamboo waste and lack of its utilization. This bamboo waste processing study was conducted through several experiments using some techniques that involve scouring and bleaching with chemicals ingredients and also some processing techniques. Products that will be produced in this exploration of bamboo waste processing are trimmings and fashion accessories. The results of this study are expected to reduce the disposal of natural waste such as bamboo waste. The products made from bamboo waste can be fashion items that increase their economic, aesthetics and functional values.Keywords: Bamboo Waste, Fashion Accessories, Trimmings___________________________________________________________________ Serat alam memiliki karakteristik tersendiri yang memungkinkan terciptanya karya-karya yang inovatif. Untuk mengoptimalkan penggunaan serat alam yang variatif, penulis mengolah limbah bambu untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut sehingga menjadi lebih menarik dan variatif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya limbah bambu yang dibuang begitu saja dan kurangnya pemanfaatan limbah bambu yang secara optimal. Penelitian pengolahan limbah bambu dilakukan dengan beberapa eksperimen menggunakan teknik scouring dan bleaching yang melibatkan zat kimia serta beberapa teknik pengolahan. Produk yang akan dihasilkan dalam eksplorasi pengolahan limbah bambu ini berupa trimmings dan aksesoris fesyen. Diharapkan hasil penelitian pengolahan limbah bambu ini dapat mengurangi pembuangan sumber daya alam berupa limbah bambu. Produk yang dihasilkan dapat menjadi produk fesyen yang optimal serta meningkatkan nilai ekonomi, estetika, dan fungsional dari limbah tersebut. Kata Kunci: Aksesoris Fesyen, Limbah Bambu, Trimmings
PERANCANGAN GAUN PESTA BAHAN LIMBAH KARUNG PLASTIK DENGAN APLIKASI MOTIF BATIK MEGAMENDUNG Midawati, Midawati; Winarno, Ari; Marlianti, Mira
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Design party gown waste materials sacks plastic with application a batik megamendung is an effort environment preservation and cultural integrated in a party gown. The benefit of the idea that the minimize waste sacks plastic difficult to decompose and reappointed a batik megamendung in a new look. And open new perseps that party gown not always have to use fancy material and expensive. As for levels that is 1. The design process among others making sketch design, master design, hanger design, hanger material, until real work 2. The production process among others clean waste, makes pattern gown, cut materials, sewing, and apply a batik megamendung of sequin in gown. The fashion show employed to deliver messages on the public especially woman and is expected to be an inspiration and motivation to achieve the environmental concervation efforts and Indonesian culture. Keyword: Party Gown, Waste Sacks Plastic, Motive, Batik, Megamendung________________________________________________________________ Perancangan  gaun pesta bahan limbah karung plastik dengan aplikasi motif batik megamendung merupakan upaya pelestarian lingkungan dan budaya yang dipadukan dalam sebuah gaun pesta. Manfaat dari gagasan tersebut yaitu meminimalisir limbah karung pastik yang sulit terurai dan mengangkat kembali motif batik megamendung dalam tampilan baru. Serta membuka persepsi baru bahwa gaun pesta tidak selalu harus menggunakan bahan mewah dan mahal. Adapun tahapannya yaitu 1) proses desain antara lain membuat sketsa desain, master desain, hanger desain, hanger material, hingga karya nyata; 2) Proses produksi antara lain membersihkan limbah, membuat pola gaun, memotong bahan, menjahit, dan mengaplikasikan motif batik mega mendung dari payet pada gaun. Fashion show digunakan untuk menyampaikan pesan pada masyarakat umum khususnya wanita dewasa dan diharapkan menjadi inspirasi sekaligus motivasi dalam mewujudkan upaya pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia.Kata Kunci: Gaun Pesta, Limbah Karung Plastik, Motif, Batik, Mega Mendung
TATA CAHAYA DALAM PAMERAN SENI RUPA: CAHAYA MEMPERKUAT INFORMASI YANG DISAMPAIKAN PERUPA Rachmat, Gerry; Safitri, Riana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lighting/ lamp is an artistic element which is quite important in performances and exhibitions. A lighting designer must learn the basic knowledge and mastery of lighting equipments to be applied and developed for artistic need of various events, such as in an exhibition. Lighting in an exhibition that illuminates all objects enables artists and audiences of the artworks to communicate with each other. All illuminated objects provide a clear picture about everything that will be communicated to the audiences of the artworks. With lighting, artists can present imaginative illusions. There are four basic functions of lighting, namely illumination, dimensions, selection, and atmosphere. The four basic lighting functions mentioned above do not stand separately. This means that each function has an interaction (interplay). In addition to the four principal functions above, lighting has supporting functions developed differently by every lighting designer.Keywords: Lighting, Exhibition, Information___________________________________________________________Tata cahaya/ lampu adalah unsur tata artistik yang cukup penting dalam pertunjukan dan pameran. Seorang penata cahaya/ lampu perlu mempelajari pengetahuan dasar dan penguasaan peralatan tata cahaya/lampu yang selanjutnya dapat diterapkan dan dikembangkan untuk kepentingan artistik berbagai acara, salah satunya adalah pameran. Tata cahaya/ lampu yang hadir di pameran dan menyinari semua objek sesungguhnya ingin menghadirkan kemungkinan bagi perupa dan penikmat karya-karya untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penikmat karya tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, perupa dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa difungsikan berkaitan dengan peran tata cahaya/ lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/ lampu ini ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir. Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya.Kata Kunci: Tata Cahaya, Pameran, Informasi
REPRESENTASI ISLAM: PAMERAN SENI RUPA ISLAM INDONESIA KONTEMPORER “BAYANG” Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.359

Abstract

In this paper the writer explores the capacity of Islamic identity and ummah to promote cross cultural understanding through displays of Islamic art and culture. The exhibition of contemporary Indonesian Islamic art entitled "Bayang", held by ITB alumni and INISAF Foundation at Galeri Nasional, 27 July-14 August 2011, was curated by Rizki A. Zaelani and A. Rikrik Kusmara. In the exhibition, there were more than 200 works in the form of two-dimensional works, three-dimensional works, installation or artworks done through digital technology. They represent the faces of contemporary Islamic art in Indonesia. Islam is the human belief system that keeps relevant life from past to present. The development of Islamic art today can be understood in the context of a culture change that is getting more visual. Keywords: Contemporary Islamic Art, Islamic Identitiy, Visual Culture________________________________________________________________Dalam tulisan ini saya mengeksplorasi kapasitas identitas Islam dan ummah untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya melalui pertunjukkan seni dan budaya Islam. Pameran seni rupa Islam Indonesia kontemporer bertajuk “Bayang”, yang diselenggarakan alumni ITB dan Yayasan INISAF di Galeri Nasional, 27 Juli-14 Agustus 2011, dikuratori Rizki A. Zaelani dan A. Rikrik Kusmara. Dalam pameran digelar sebanyak lebih dari 200 karya berupa karya dua dimensi, tiga dimensi, instalasi ataupun karya yang dikerjakan melalui teknologi digital. Mereka mewakili wajah-wajah seni rupa Islam kontemporer yang ada di Indonesia. Islam adalah sistem kepercayaan manusia yang menjaga kehidupan yang relevan dari masa lalu sampai sekarang. Perkembangan seni rupa Islam saat ini dapat dipahami dalam konteks perubahan budaya yang semakin visual.Kata Kunci: Seni Rupa Islam Kontemporer, Identitas Islam, Budaya Visual
PERANCANGAN ARTISTIK PANGGUNG PERTUNJUKAN MUSIK DIGITAL DENGAN GAYA MEDITERANIAN “PYRAMID” Cep Boby Hartanto; Gerry Rachmat; Ari Winarno
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.358

Abstract

The background of this stage design making is the writer’s interest to digital music that was heard and seen either through live performance or taped video. Generally, digital music performance with ancient Egypt concept is set on an outdoor stage. Thus, the writer tried to present another atmosphere in a digital music performance combined with ancient Egypt fantasy concept on a proscenium indoor stage. The style of ancient Egypt was selected based on rational that the modern development, especially in the field of music, could be be presented on the stage that has historical elements. It is aimed at harmonizing modern development and historic heritage without changing or reducing the historical values.Keywords: Digital Music, Egypt Concept________________________________________________________________Latar belakang perancangan ini adalah  ketertarikan penulis pada musik digital yang didengar dan dilihat baik secara langsung maupun melalui rekaman video. Pertunjukan musik digital pada umumnya  menggunakan latar belakang konsep mesir kuno pada panggung outdoor. Oleh karena itu, penulis mencoba nuansa lain pada tampilan pertunjukan musik digital yang digabungkan dengan fantasi mesir kuno di  panggung indoor prosenium. Pemilihan gaya mesir kuno berdasarkan pertimbangan bahwa perkembangan modern, khususnya pada bidang music, bisa dikemas dengan suguhan set panggung yang memiliki unsur sejarah. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan antara perkembangan modern dengan peninggalan sejarah tanpa mengubah atau mengurangi nilai sejarah tersebut.Kata Kunci: Musik Digital, Gaya Mesir Kuno

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 1 (2025): INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 2 (2024): KREATIVITAS DAN INOVASI SENI VISUAL DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 11 No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 11, No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 10, No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10 No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 1 (2022): TEKNIK DAN TEKNOLOGI MEDIA KARYA VISUAL Vol 10 No 1 (2022): MEDIA PENERAPAN KARYA RUPA DALAM TEKNIK DAN TEKNOLOGI Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9 No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI Vol 8, No 3 (2020): MOTIF, MAKNA, DAN MEDIA DALAM TEKNIK KARYA RUPA Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER Vol 7, No 1 (2019): IDENTITAS BUDAYA VISUAL: APRESIASI DAN EKSPLORASI Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA Vol 6, No 1 (2018): APLIKASI, STRATEGI, DAN ORIENTASI SENI DALAM RUPA, MEDIA, DAN WACANA Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL Vol 3, No 3 (2015): DIALEKTIKA RUPA DALAM KEBUDAYAAN KONTEMPORER Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA More Issue