cover
Contact Name
Asri Mutiara Putri
Contact Email
asri@malahayati.ac.id
Phone
+628595912060
Journal Mail Official
psikologi@malahayati.ac.id
Editorial Address
Program Studi Psikologi UNIVERSITAS MALAHAYATI Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Psikologi Malahayati
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 26568551     EISSN : 26847469     DOI : https://doi.org/10.33024/jpm.v2i2
JPM provides a platform to publish scientific articles about psychology, especially public mental health. It also seeks to advance the quality of research by introducing or elaborating new methods in psychology. This journal contains a script on Mental Health that includes: Fundamentals of Psychology Public Mental Health Clinical Psychology Educational Psychology Industrial and organizational psychology
Articles 157 Documents
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PEREMPUAN BERHIJAB DI SURABAYA Roiqotullaily Roiqotullaily; Ilham Nur Alfian
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8436

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara body image dan religiusitas dengan perilaku konsumtif pada remaja perempuan berhijab di Surabaya. Partisipan penelitian berjumlah 151 orang dengan rentang usia 13-18 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah perilaku konsumtif yang dikembangkan oleh Todani (2016), Serta alat ukur Body Image Questionnaire (BIQ) dari Banfield dan McCabe (2002) dan Comprehensive Measure of Islamic Religiusitas (CMIR) oleh Tiliouine & Belgoumidi (2009) yang diterjemahkan oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara body image dengan perilaku konsumtif, sedangkan religiusitas dan perilaku konsumtif tidak memiliki hubungan yang signifikan. Implikasi pada penelitian ini adalah penting bagi remaja untuk memiliki body image yang positif sehingga merasa puas terhadap penampilan sehingga tidak terjadi perilaku yang konsumtif. Selain itu, remaja dapat menjaga religiusitasnya agar tidak menurun. Kata kunci: Citra Tubuh, Religiusitas, Perilaku Konsumtif, Remaja Perempuan, Hijab. AbstractThis study aims to determine the corellations between body image and religiosity with consumptive behavior of hijab female adolescent in Surabaya. There were 151 participants in the study with an age range of 13-18 years. The measuring tool used is consumptive behavior developed by Todani (2016), as well as the Body Image Questionnaire (BIQ) measuring tool from Banfield & McCabe (2002) and the Comprehensive Measure of Islamic Religiosity (CMIR) by Tiliouine & Belgoumidi (2009) translated by researcher. The results of the study showed a significant relationship between body image and consumptive behavior. Meanwhile, religiosity and consumptive behavior did not have a significant correlations. The implication of this research is that it is important for adolescents to have a positive body image so that they feel satisfied with their appearance so that consumptive behavior does not occur. In addition, teenagers can maintain their religiosity so that it does not decrease. Keywords: Body Image, Religiosity, Consumptive Behavior, Female Adolescent, Hijab.
KEMATANGAN EMOSI DAN PEMAAFAN PADA REMAJA AKHIR PEREMPUAN YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME Angelita Sihotang; Arthur Huwae
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.7390

Abstract

AbstrakPersoalan hidup yang sering kali dihadapi oleh remaja akhir perempuan yang berasal dari keluarga broken home secara holistik menyebabkan munculnya masalah penyesuaian diri, menurunnya nilai akademis, menurunnya tanggung jawab sosial, dan menjadi pribadi antisosial. Agar individu mampu membangun relasinya dengan orang lain serta memperbaiki hubungan dengan orang tuanya, maka diperlukan cara untuk mengatasi serta menyembuhkan luka batin yaitu dengan cara memaafkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kematangan emosi dengan pemaafan pada remaja akhir perempuan yang berasal dari keluarga broken home. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasi. Partisipan penelitian berjumlah 31 remaja akhir perempuan yang berasal dari keluarga broken home (perceraian, KDRT, salah satu atau kedua orang tuanya meninggal) yang berusia 18-22 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran penelitian menggunakan Emotional Maturity Scale (α = 0,873) dan Transgression-Related Interpersonal Motivation Inventory (TRIM-18; α = 0,899). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif signifikan antara kematangan emosi dengan pemaafan pada remaja akhir perempuan yang berasal dari keluarga broken home (r = 0,533, p=0,001). Hasil penelitian ini memberikan gambaran positif bagi setiap individu yang berasal dari keluarga broken homen, agar dapat memaknai setiap perjalanan hidup untuk terus belajar berdamai dengan memberikan pemaafan agar berdampak pada peningkatan kesehatan mental. Kata kunci: Kematangan Emosi, Pemaafan, Broken Home. AbstractLife problems that are often faced by late teens who come from broken home families holistically cause problems of adjustment, a decline in grades, a decline in social values, and becoming antisocial. So that individuals can build relationships with other people and improve relationships with their parents, it is necessary to have a way to heal inner wounds, namely by forgiving. This study aims to see the relationship between emotion and forgiveness in late adolescent girls who come from broken home families. This study uses a quantitative method with a correlation design. The research participants were 31 late adolescent girls who came from broken home families (divorce, domestic violence, one or both parents died) aged 18-22 years using a purposive sampling technique. The measurement of the research used the Emotional Maturity Scale (α = 0.873) and the Transgression-Related Interpersonal Motivation Inventory (TRIM-18; α = 0.899). The results showed that there was a significant positive relationship between emotional maturity and forgiveness in late adolescent girls who came from broken home families with a value of r = 0.533 and a significance of 0.001 (p < 0.01). The results of this study provide a positive picture for each individual who comes from a broken home family, to be able to interpret every journey of life to continue to learn to make peace by giving forgiveness so that it has an impact on improving mental health.  Keywords: Emotional Maturity, Forgiveness, Broken Home
HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PENGGEMAR K-POP DI JABODETABEK Putri Nabilla
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.10705

Abstract

AbstrakPerilaku celebrity worship dikaitkan dengan psychological well-being yang rendah. Namun di sisi lain, celebrity worship juga dapat memberi manfaat sebagai penyangga stressor harian dan meningkatkan produktivitas sosial individu penggemar apabila ia berkumpul dengan suatu kelompok penggemar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship dan psychological well-being penggemar K-Pop di Jabodetabek. Metode pengambilan data yang digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah 103 responden penggemar K-Pop yang berasal dari Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara celebrity worship dan psychological well-being penggemar K-Pop di Jabodetabek. Analisis uji hipotesis menunjukkan celebrity worship tidak memiliki dampak signifikan terhadap psychological well-being responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini juga menunjukkan temuan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan antara celebrity worship dan psychological well-being. Namun, hasil penelitian ini hanya berlaku pada sampel dalam penelitian ini saja. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas dan generalisasi yang lebih luas, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dan representatif. Serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memprediksi psychological well-being penggemar K-Pop di Jabodetabek. Kata kunci: Psychological Well-Being, Celebrity Worship, Penggemar K-Pop  AbstractIt is known that celebrity worship behavior is associated with low psychological well-being. But on the other hand, celebrity worship can also provide benefits as a buffer for daily stressors and increase the social productivity of individual fans when they gather with a group of fans. This study aimed to investigate the relationship between celebrity worship and psychological well-being among K-Pop fans in Jabodetabek. A survey using a questionnaire was employed to collect data from 103 K-Pop fans. Results indicated no significant association between celebrity worship and psychological well-being in this group. Hypothesis test analysis shows that celebrity worship does not significantly impact the psychological well-being of the respondents. The results of this study also show different findings from previous studies that show a relationship between celebrity worship and psychological well-being. However, it should be noted that these results are specific to the sample studied, necessitating further research with a larger and more representative sample size. Additionally, other factors that could predict the psychological well-being of K-Pop fans in Jabodetabek should be considered for a more comprehensive understanding and broader generalization. Keywords: Psychological Well-Being, Celebrity Worship, K-Pop Fans
EFEKTIFITAS RELAKSASI PERNAFASAN DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA Achmad Rizki; Retno Edya Permatasari; Nisrina Raniah; Zeinie Dahlan; Soffie Balgies
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8264

Abstract

AbstrakLansia sangat sering sekali mengalami gejala psikologis yang menyebabkan lansia tersebut tidak dapat sehat pada fisik dan mentalnya. Masalah psikologi paling sering dialami oleh masa lansia adalah kecemasan karena pada masa lansia pikiran pikiran negatif dan terancam bahaya sangat sering terjadi hal tersebut menyebabkan lansia mengalami kecemasan. Masalah tersebut dapat dikurangi dengan teknik relaksasi pernafasan dalam karena teknik relaksasi tersebut dapat menyebabkan semua tubuh menjadi lebih nyaman dan tenang saat menghadapi segala macam tekanan dalam pikiran lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik relaksasi pernafasan dalam untuk menurunkan tingkat keceamsan lansia di UPT Dinas Soial Tresna Werdha Jember. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan one group pre test post test dengan mengungkap sebuah hubungan sebab akibat pada satu kelompok sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 25 lansia yang diperoleh menggunakkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik relaksasi terhadap tingkat kecemasan pada lansia. Maka dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi pernafasan efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan pada lansia di UPT Tresna Werdha Jember. Kata kunci: Relaksasi Pernafasan Dalam, Lansia, Tingkat Kecemasan AbstractIn the elderly very often experience psychological symptoms that cause the elderly to be physically and mentally unhealthy. The psychological problem most often experienced by the elderly is anxiety because in the elderly negative thoughts and threats of danger very often occur, causing the elderly to experience anxiety. This problem can be reduced by deep breathing relaxation techniques because these relaxation techniques can cause the whole body to become more comfortable and calm when facing all kinds of pressures on the minds of the elderly. This study aims to determine the effectiveness of deep breathin relaxation technique in reducing the level of anxiety of the elderly at UPT Social Services Tresna Werdha Jember. The research design used was pre-experimental with the design used in this study using one group pre-test post-test by uncovering a causal relationship in one sample group. There were 25 samples in this study obtained with purposive sampling. Result of this studye shows there is a significant effect on relaxation techniques on anxiety levels in the elderly. So it can be concluded that breathing relaxation techniques are effective in reducing anxiety levels in the elderly at UPT Tresna Werdha Jember. Keywords: Deep Breathing Relaxation, Elderly, Anxiety Level.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI PENGASUHAN DAN KETERLIBATAN AYAH DALAM PENCEGAHAN STUNTING Brioty Savita; Nur Ainy Fardana N.
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8456

Abstract

AbstrakStunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama di Indonesia sehingga diperlukan pola pengasuhan yang optimal untuk mendukung tumbuh kembang anak. Namun beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak masih sangat minim di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri pengasuhan dan keterlibatan ayah dalam pencegahan stunting dengan menggunakan skala Self-Efficacy for Parenting Task Index Items (SEPTI) dan alat ukur yang disusun oleh penulis berdasarkan teori keterlibatan ayah yang dikemukakan oleh Day & Lamb. Penelitian kuantitatif ini melibatkan 50 partisipan laki-laki yang berperan sebagai ayah dengan variasi usia antara 20-43 tahun. Analisis parametric dengan menggunakan Pearson Product Moment dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Hasilan alisis menunjukan korelasi positif (r=0,714; p=0,000) yang artinya jika efikasi diri pengasuhan meningkat maka keterlibatan akan meningkat. Sebagai bentuk implikasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perhatian dan dorongan terhadap efikasi diri ayah selama masa pengasuhan sehingga dapat berdampak pada meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Kata kunci: Efikasi Diri Pengasuhan, Keterlibatan Pengasuhan, Stunting, Ayah. AbstractIn order to assist children's growth and development, the best parenting practices are required because stunting is still one of Indonesia's major health issues. However, numerous studies have revealed that fathers' engagement in child care in Indonesia is still incredibly low. The Self-Efficacy for Parenting Task Index Items (SEPTI) scale and a measuring tool created by the authors based on the theory of father involvement advanced by Day & Lamb are used in this study to examine the relationship between parenting self-efficacy and father involvement in stunting prevention. 50 father-like male subjects ranging in age from 20 to 43 years were included in this quantitative investigation.This quantitative study involved 50 male participants who acted as fathers with an age variation between 20-43 years. Parametric analysis using Pearson Product Moment was carried out to see the relationship between the independent and dependent variables. The results of the analysis show a positive correlation (r=0.714; p=0.000) which means that if parenting self-efficacy increases, involvement will increase. As an implication of this research, it is necessary to pay attention and encourage father's self-efficacy during parenting so that it can have an impact on increasing father involvement in childcare. Keywords: Social Parenting Self-Efficacy, Parenting Involvement, Stunting, Fathers.
GAMBARAN CELEBRITY WORSHIP PADA DEWASA AWAL PENGGEMAR K-POP Fransiska Vania
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8112

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran celebrity worship pada dewasa awal penggemar musik K-pop. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dan observasi terhadapdua penggemar K-Pop.Seluruh responden berjenis kelamin perempuan dan berusia antara 21-25 tahun yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran celebrity worship berkaitan dengan reaksi emosi penggemar terhadap idolanya dimana subjek turut merasakan emosi yang dirasakan oleh idolanya, terkait pula dengan proses berpikir tentang idola yang mereka pahami, pikirkan, khayalkan, juga pendapat mereka mengenai idola mereka, serta perilaku sebagai penggemar yang terkait dengan hubungan parasosial dimana subjek rela menghabiskan uang untuk membeli barang-barang terkait idolanya, membuka foto idolanya ketika bosan di kelas, serta kecenderungan untuk selalu dekat dengan idolanya. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai pemaafan khususnya dari sudut pandang ilmu Psikologi, sebagaimana pengalaman mengenai celebrity worship pada dewasa awal yang menggemari K-Pop. Kata kunci: Celebrity Worship, Dewasa Awal, Penggemar K-Pop. AbstractThis study aims to determine the description of celebrity worship in early adulthood K-pop music fans. The research method used in this study is qualitative research with a phenomenological approach. Data collection was carried out by interview techniques, and observations of two K-Pop fans. female sex and aged between 21-25 years selected by purposive sampling technique. The results show that the image of worship celebrities is related to fans' reactions to their idols where the subject also feels the emotions felt by their idols, is also related to the process of thinking about idols that they understand, understand, imagine, as well as their opinions about their idols, as well as related behavior as fans. with parasocial relationships where the subject is willing to pay money to buy things related to his idol, open photos of his idol when bored in class, and the tendency to always be close to his idol. Keywords: Celebrity Worship, Early Adults, K-Pop Fans.
HUBUNGAN FANATISME DENGAN PERILAKU AGRESIF VERBAL SUPORTER SEPAK BOLA DI MEDIA SOSIAL MENANGGAPI KEBIJAKAN PSSI PADA MASA PANDEMI Gracia Yudi Utomo; Sri Aryanti Kristianingsih
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8319

Abstract

AbstrakSepak bola merupakan olahraga favorit banyak orang di dunia termasuk di Indonesia. Tingginya antusiasme dan fanatisme yang dimiliki para suporter terkadang menimbulkan suatu perilaku negatif, salah satunya adalah perilaku agresif verbal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme dengan perilaku agresif verbal kelompok suporter sepak bola di media sosial menanggapi kebijakan PSSI pada masa pandemi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain korelasional. Partisipan dalam penelitian berjumlah 138 orang, dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu accidental sampling. Skala yang digunakan terdiri dari skala fanatisme dan skala perilaku agresif verbal. Hasil analisis data menggunakan korelasi non parametrik Spearman’s Rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fanatisme dengan perilaku agresif verbal kelompok suporter sepak bola di media sosial menanggapi kebijakan PSSI pada masa pandemi. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi fanatisme yang dimiliki seorang suporter sepak bola akan diikuti pula perilaku agresif verbal yang tinggi, dan sebaliknya. Kata kunci: Fanatisme, Perilaku Agresif Verbal, Sepak Bola.  AbstractFootball is a favorite sport of many people in the world, including in Indonesia. The high enthusiasm and fanaticism of the fans sometimes lead to negative behavior, one of which is verbal aggressive behavior. This study aims to determine the relationship between fanaticism and verbal aggressive behavior of groups of football supporters on social media in response to PSSI policies during the pandemic. The research method used is quantitative with a correlational design. Participants in the study was 138 football supporters, obtained using the non-probability sampling technique, namely accidental sampling. The scale used consists of a scale of fanaticism and a scale of verbal aggressive behavior. The results of data analysis using Spearman's Rho non-parametric correlation show that there is a significant positive relationship between fanaticism and aggressive verbal behavior of groups of football fans on social media in response to PSSI policies during the pandemic. This means that the higher the fanaticism of a football supporter, the higher verbal aggressive behavior will be followed, and vice versa. Keywords: Fanaticism, Football, Verbal Aggressive Behavior.
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PEMAIN GAME ONLINE FREE FIRE Mutia Mawardah; Agung Sudewa
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8589

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Interaksi Sosial pada Remaja Pemain Game Online Free Fire. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara Regulasi Emosi dengan Interaksi Sosial pada Remaja Pemain Game Online Free Fire. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang remaja. Adapun untuk teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Regulasi Emosi dan skala Interaksi Sosial. Untuk teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Regulasi Emosi dengan Interaksi Sosial pada Remaja Pemain Game Online Free Fire. Sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu sebesar 45,4%. Kata kunci: Game Online Free Fire, Regulasi Emosi, Interaksi Sosial  AbstractThis study aims to determine the relationship between Emotion Regulation and Social Interaction in Adolescent Free Fire Online Game Players. The hypothesis put forward in this study is that there is a relationship between emotional regulation and social interaction in adolescents playing the Free Fire online game.The total sampling in this study was 110 adolescents. As for the sampling technique, purposive sampling and the measurement tools used in this study were the Emotion Regulation scale and the Social Interaction scale. For the analysis technique in this study using a simple regression analysis technique with the help of SPSS version 20.The results of research data show that there is a very significant relationship between Emotion Regulation and Social Interaction in Adolescent Free Fire Online Game. The contribution of the independent variable to the dependent variable is 45.4%. Keywords: Free Fire Online Game, Emotion Regulation, Social Interaction 
PEMAAFAN PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MEMILIKI RIWAYAT DIASUH DALAM KELUARGA YANG ABUSIVE Thesalonica Hilda Nussy
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8208

Abstract

AbstrakPemaafan atau forgiveness merupakan suatu konsep mengenai kemampuan seseorang untuk melepaskan segala emosi negatif yang dirasakan terhadap orang lain yang telah menyakitinya atau terkait suatu peristiwa menyakitkan yang pernah dialami. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini berfokus pada pengalaman serta proses pemaafan seorang individu dewasa awal yang pernah menjadi korban kekerasan di dalam keluarga, khususnya kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak. Penelitian ini melibatkan tiga orang responden yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Hasil temuan menunjukkan bahwa proses memaafkan pada tiap individu berbeda antara satu dengan yang lainnya karena didorong oleh faktor emosi, kognitif, dan relasi interpersonal masing-masing individu. Dari sisi emosi, ketiga responden merasakan emosi yang cenderung sama ketika mengalami peristiwa kekerasan. Namun demikian, keputusan untuk memaafkan yang dilakukan oleh responden penelitian ini juga terpengaruhi oleh emosi-emosi yang mereka rasakan kepada pelaku kekerasan. Selain itu, ketiga responden melalui proses berpikir yang kompleks dalam proses memaafkan. Di sisi lain, terdapat perubahan yang signifikan dalam relasi interpersonal antara responden dan para pelaku sebelum dan setelah melalui proses pemaafan. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pemaafan khususnya dari sudut pandang ilmu Psikologi, sebagaimana pengalaman pemaafan para korban kekerasan dalam keluarga. Kata Kunci: Pemaafan, Individu Dewasa Awal, Kekerasan Dalam Keluarga AbstractForgiveness is a concept about a person's ability to release all negative emotions felt towards others who have hurt him or related to a painful event that has been experienced. This qualitative research with a phenomenological approach focuses on the experience and process of forgiving an early adult individual who has been a victim of violence in the family, especially violence perpetrated by parents to children. This study involved three respondents who came from several regions in Indonesia. The findings show that the process of forgiving in each individual is different from one another because it is driven by emotional, cognitive, and interpersonal relationships of each individual. In terms of emotions, the three respondents felt the same emotions when experiencing violent events. However, the decision to forgive made by the respondents of this study is also influenced by the emotions they feel towards the perpetrators of violence. In addition, the three respondents went through a complex thought process in the process of forgiveness. On the other hand, there are significant changes in interpersonal relations between respondents and perpetrators before and after going through the forgiveness process. The implication of this research is to provide an overview of forgiveness, especially from the point of view of psychology, as well as the experience of forgiveness of victims of family violence. Keywords: Forgiveness, Early Adult Individuals, Violence In The Family
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA Sekar Nahdia Falcha; Sri Aryanti Kristianingsih
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i2.8320

Abstract

AbstrakPerkembangan teknologi yang berlangsung dengan cepat membuat mudahnya pertukaran informasi melalui media sosial. Pertumbuhan penggunaan media sosial membawa banyak dampak bagi setiap pengguna jejaring sosial, salah satunya interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram terhadap interaksi sosial pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif  dengan  desain  korelasional. Jumlah partisipan penelitian berjumlah 105 orang berdasarkan teknik non probability sampling yaitu accidental sampling. Skala yang digunakan terdiri dari skala intensitas penggunaan media sosial dan skala interaksi sosial. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik korelasi pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif dan tidak signifikan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan interaksi sosial. Hal tersebut bermakna tinggi atau rendahnya intensitas penggunaan media sosial instagram tidak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya interaksi sosial pada mahasiswa. Interaksi sosial mahasiswa tidak hanya tergantung pada faktor intensitas penggunaan media sosial instagram saja melainkan dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lainnya. Kata kunci: Intensitas Penggunaan Media Sosial, Interaksi Sosial, Mahasiswa. AbstractThe rapid development of technology makes it easy to exchange information through social media. The growth in the use of social media has many impacts on every user of social networks, one of which is social interaction. This study aims to determine the relationship between the intensity of Instagram social media use and social interaction among Satya Wacana Christian University students. The research method used is quantitative with a correlational design. The number of research participants was 105 people based on the non-probability sampling technique, namely accidental sampling. The scale used consists of a scale of the intensity of social media use and a scale of social interaction. The results of the study using the Pearson correlation technique show that there is a negative and insignificant correlation between the intensity of Instagram social media use and social interaction. This means that the high or low intensity of using Instagram social media does not affect the level of social interaction. Student social interaction does not only depend on the intensity factor of using Instagram social media, but is also influenced by other factors. Keywords: Social Media Usage Intensity, Social Interaction, Students College

Page 9 of 16 | Total Record : 157