cover
Contact Name
Asri Mutiara Putri
Contact Email
asri@malahayati.ac.id
Phone
+628595912060
Journal Mail Official
psikologi@malahayati.ac.id
Editorial Address
Program Studi Psikologi UNIVERSITAS MALAHAYATI Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Psikologi Malahayati
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 26568551     EISSN : 26847469     DOI : https://doi.org/10.33024/jpm.v2i2
JPM provides a platform to publish scientific articles about psychology, especially public mental health. It also seeks to advance the quality of research by introducing or elaborating new methods in psychology. This journal contains a script on Mental Health that includes: Fundamentals of Psychology Public Mental Health Clinical Psychology Educational Psychology Industrial and organizational psychology
Articles 157 Documents
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT X DITINJAU DARI KEPUASAN KERJA Kadek Nanda Ari Rianti; Luh Putu Ratih Andhini; Nyoman Trisna Aryanata
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.7566

Abstract

AbstrakOrganisasi ialah sistem yang terdiri dari individu yang saling berpengaruh bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tercapainya tujuan organisasi jika memiliki pengelolan sumber daya manusia yang baik, sehingga akan meningkatkan komitmen organisasi dan mendapat kepuasan kerja. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pada karyawan Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana. Subjek dalam penelitian ini yaitu 231 karyawan Rumah Sakit X. Teknik pengumpulan sampel penelitian ini menggunaan teknik simple random sampling. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepuasan kerja dan skala komitmen organisasi. Pengambilan data dilaksanakan secara online melalui google form. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kepusan kerja terhadap komitmen organisasi pada karyawan Rumah Sakit X. Kepuasan kerja memberikan kontribusi sebesar 38,3% terhadap komitmen organisasi dan 61,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Implikasi praktis yang dapat diberikan bagi direktur rumah sakit yaitu mengupayakan untuk bisa meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan tetap dan kontrak sehingga memiliki komitmen organisasi yang tinggi, serta akan berdampak pada tingkat turnover menjadi rendah. Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Karyawan  AbstractAn organization is a system consisting of mutually influential individuals who work together to achieve certain goals. The achievement of organizational goals if it has good human resource management, so that will increase organizational commitment and get job satisfication. This study aims to see the effect of job satisfaction on organizational commitment to the employees of Hospital X. This study uses simple linear regression. The participants in this study were 231 employees of Hospital X.  The sample collection technique in this study used a simple random sampling technique. The scale used in this study is the job satisfaction scale and organizational commitment scale. Data collection is carried out online via Google form. The results of the study showed a significant effect of job satisfaction on organizational commitment in Hospital employees X. Job satisfaction contributed 38.3% to organizational commitment and 61.7% was influenced by other factors. Practical implications that can be given to hospital directors are trying to increase job satisfaction for permanent and contract employees so that they have high organizational commitment and will have an impact on low turnover rates. Keywords: Job Satisfaction, Organizational Commitment, Employees
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KINERJA GURU SELAMA PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Merna Christina Latumahina; Doddy Hendro Wibowo
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8727

Abstract

AbstrakGuru merupakan pekerjaan yang bersifat professional, keberhasilan dalam dunia pendidikan juga ditentukan seberapa jauh kesiapan seorang guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan kinerja guru selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 128 guru SD Negeri Kecamatan “XX” dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan indikator pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Schutte Emotional Intelligence Scale (SEIS). Hasil analisis dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Correlation menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kinerja guru SD Negeri di Kecamatan “XX”. Implikasi penelitian ini adalah perlunya guru meningkatkan aspek kecerdasan emosional untuk mengontrol diri sehingga menjadikan kinerja guru semakin baik dalam menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kata Kunci: Kinerja Guru, Kecerdasan Emosional, Guru SD, PJJ AbstractThe teacher is a profession that is professional, success in the world of education is also determined by how far the readiness of the teacher. This study aims to determine the correlationbetween emotional intelligence and teacher performance during Distance Learning (PJJ). This study used a sample of 128 elementary school teachers in the "XX" district with a saturated sampling technique. The measuring instrument used in this study used indicators for the implementation of the Teacher Performance Assessment (PKG) and the Schutte Emotional Intelligence Scale (SEIS). The results of the analysis using the Spearman Correlation technique showed that there was a significant positive correlation between emotional intelligence and the performance of State Elementary School teachers in "XX" District. The implication of this research is the need for teachers to improve aspects of emotional intelligence to control themselves, so as to make teacher performance better in dealing with Distance Learning (PJJ). Keywords: teacher performance, emotional intelligence, elementary school teachers, PJJ
INTERVENSI TEAM BUILDING VIRTUAL DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELOMPOK Irin Riamanda; Asti Yuliadha; Fitri Auliani; Nada Salsabila; Rayhanah Rayhanah; Farah Salisha; Nadhira Aulia
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8782

Abstract

AbstrakPerkuliahan daring yang dilakukan karena pandemi Covid-19 menyebabkan adanya temuan konflik dan rasa tidak percaya yang dialami oleh mahasiswa baru di salah satu Fakultas di Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi team building dalam meningkatkan kepercayaan interpersonal antar anggota kelompok. Penelitian ini merupakan studi eksperimen sederhana satu kelompok studi sebelum dan sesudah tes (pre-experimental one group pre post study). Intervesi team building yang dilakukan pada penelitian ini berupa intervensi dalam jaringan (virtual). Subjek penelitian terdiri atas 13 mahasiswa baru. Subjek diberikan pengukuran melalui skala kepercayaan interpersonal sebelum dan setelah selesai intervensi dilakukan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan interpersonal anggota kelompok. Terdapat peningkatan kepercayaan interpersonal anggota kelompok setelah diberi intervensi. Meskipun diberikan secara virtual, perubahan yang signifikan ini dapat disebabkan oleh pengalaman virtual memberikan hal yang lebih berkesan sehingga membuat mahasiswa lebih engaged dengan kelompoknya. Studi pre-experimental ini dapat dijadikan landasan untuk melihat pengaruh intervensi team building terhadap kepercayaan interpersonal melalui studi eksperimen murni. Mengingat perkembangan teknologi yang begitu pesat, berdasarkan hasil studi ini juga dapat dikembangkan berbagai intervensi psikologis lainnya yang berbasis internet (virtual). Kata Kunci: Intervensi, Kepercayaan Interpersonal, Team Building Metode Daring   AbstractOnline lectures due to the Covid-19 pandemic led to findings of conflict and distrust experienced by new students at one of the faculties in Aceh. This study aims to determine the effectiveness of team building interventions in increasing interpersonal trust among group members. This study was a simple experimental study of one study group (pre-experimental one group pre post study). The team building intervention was a network intervention (virtual). The subjects consisted of 13 new students. Subjects were given measurements through the interpersonal trust scale before and after the intervention was completed. The measurement results showed that the intervention has an influence on the interpersonal trust of group members. There is an increase in interpersonal trust of group members after being given the intervention. Even though it was delivered virtually, this significant change could be caused by the virtual experience providing a more memorable thing that made students more engaged with their group. This pre-experimental study can be used as a reference to evaluate the effect of team building intervention on interpersonal trust by conducting a pure experimental study. Given the rapid development of technology, based on the results of this study, various other internet-based psychological interventions (virtual) can also be developed. Keywords: Intervention, Interpersonal Trust Virtual Team Building
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA NARAPIDANA LAKI-LAKI KASUS NARKOTIKA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH TAHANAN JEPARA Jessica Elfalianda Septhen; Sri Aryanti Kristianingsih
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8557

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada narapidana laki-laki kasus narkotika pada masa pandemi Covid-19 di Rumah Tahanan Jepara. Jumlah partisipan pada penelitian ini adalah 51 orang narapidana laki-laki dengan kasus narkotika pada masa Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Alat ukur yang digunakan adalah Social Support Scale yang disusun oleh Rizkita dan Hasnida (2018), berdasarkan teori dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (2006) dan resiliensi menggunakan The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang dikembangkan oleh Connor dan Davidson. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara dukungan sosial dengan resiliensi narapidana laki-laki kasus narkotika, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka akan semakin tinggi resiliensi narapidana laki-laki dengan kasus narkotika pada masa pandemi Covid-19. Implikasi hasil penelitian ini adalah penelitian ini dapat membantu menjelaskan bahwa dukungan sosial yang sesuai untuk narapidana dapat terus meningkatkan resiliensi pada narapidana selama menjalani masa pidananya di masa pandemi. Kata kunci: Dukungan Sosial, Resiliensi, Pengguna Narkotika, Narapidana Laki-laki. AbstractThe goal of this study is to ascertain the connection between social support and resilience in male inmates in drug cases at the Jepara Detention Center during the Covid-19 pandemic. 51 male detainees who had drug cases during the Covid-19 period participated in this study. This study uses Spearman Rank Correlation as a quantitative correlational method. The Social Support Scale, created by Rizkita and Hasnida, measures social support according to Sarafino's social support theory and resilience according to Connor and Davidson's Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC).With a r value of 0.647 and a significance value of 0.000 (p 0.05), the findings indicated a significant positive relationship between social support and the resilience of male prisoners in drug cases. This relationship indicates that the more social support, the greater the resilience of male prisoners. During the Covid-19 epidemic, men had drug cases. This study demonstrates a significant and direct link between social support and resilience among male drug-related detainees at the Jepara correctional facility. The findings of this study have important implications for understanding how effective social support for prisoners can continue to boost their resilience even while they serve their sentences during a pandemic. Keywords: Social Support, Resilience, Narcotics Users, Male Prisoners.
GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS FAMILY CAREGIVER PASIEN DIABETES MELLITUS: SEBUAH STUDI KASUS Salsabila Wulandari Aryatiningrum; Satiningsih Satiningsih
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8732

Abstract

AbstrakDiabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menyebabkan penderitanya membutuhkan bantuan perawatan dari family caregiver. Beban yang ditanggung oleh family caregiver dapat berpengaruh pada kesejahteraan psikologis mereka. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran kesejahteraan psikologis family caregiver pada rentang usia 20-21 tahun yang masih berstatus mahasiswa. Subjek pada penelitian ini berjumlah tiga individu yang terdiri dari dua wanita dan satu pria. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitataif dengan metode studi kasus. Data pada penelitian ini dihimpun dengan metode wawancara semi-terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran kesejahteraan psikologis yang berbeda pada masing-masing subjek. Penelitian ini berhasil menggambarkan dimensi kesejahteraan yang dikuasai mayoritas subjek yakni dimensi personal growth, environmental mastery, posistive relation, dan puspose in life. Namun ada dua dimensi yang mana dari ketiga subjek pada penelitian ini tidak semuanya dapat menguasai yakni dimensi autonomy dan self-acceptance. Penting bagi layanan kesehatan untuk memperhatikan kesejahteraan psikologis tidak hanya pada pasien namun juga pada keluarganya.Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Family caregiver, Kesejahteraan Psikologis   AbstractDiabetes mellitus is a degenerative disease that causes sufferers to need care assistance from family caregivers. The burden can affect family caregiver psychological well-being. This study aimed to get an overview of the psychological well-being of family caregivers in the age 20-21 years who are still college students. The subjects in this study were three individuals consisting of two women and one man. This research was conduct with a qualitative approach with a case study method. The data in this study were collect using a semi-structured interview method. The results of this study show a different overview of psychological well-being in each subject. This study succeeded in describing the dimensions of psychological well-being of the majority of subjects, namely the dimensions of personal growth, environmental mastery, positive relations, and puspose in life. However, there are two dimensions in which not all of the three subjects in this study could master the dimensions of autonomy and self-acceptance. It is important for health services to pay attention to psychological well being not only in patients but also in the patients’ family. Keywords: Diabetes Mellitus, Family caregiver, Psychological Well-Being
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA YANG MEMILIH TINGGAL SENDIRI (STUDI KASUS) Syifa Afanin Azzah Ciptasari; Rin Widya Agustin; Arif Tri Setyanto
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8806

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tujuan hidup wanita lanjut usia yang memilih tinggal sendiri melalui berbagai nilai sumber makna hidup serta mengungkap gambaran kebermaknaan hidup pada wanita lanjut usia yang memilih tinggal sendiri. Subjek berjumlah tiga orang wanita lanjut usia yang memilih tinggal sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengambilan data penelitian melalui wawancara dan observasi. Penelitian mengungkap alasan wanita lanjut usia memilih tinggal sendiri berkenaan dengan adanya perasaan nyaman, dapat dengan bebas mengatur, hidup mandiri, tidak tergantung, tidak merepotkan, serta menghindari konflik dengan anak. Peristiwa kehilangan pasangan hidup merupakan peristiwa yang sangat berat dan memicu timbulnya penghayatan tak bermakna yang dirasakan oleh wanita lanjut usia. Ketidakbermaknaan tersebut ditunjukkan dengan perilaku yang lebih sensitif. Melalui kehidupan sosial dalam berbagai aktivitas bermakna dan berkenaan dengan sumber makna hidup, masing-masing wanita lanjut usia menemukan kembali makna dan tujuan hidupnya. Lanjut usia akan merasa bahagia ketika dapat memberikan makna serta manfaat bagi sekitar dengan memaksimalkan, menghayati, serta menikmati berbagai peran relasi sosial dalam aktivitas bermakna. Kata Kunci: Kebermaknaan Hidup, Lanjut Usia, Tinggal Sendiri, Wanita AbstractThe purpose of this study is to identify the life goals of elderly women who choose to live alone through various values of the source of the meaning of life and to reveal a picture of the meaning of life in elderly women who choose to live alone. The subjects returned were three elderly women who chose to live alone. The method used in this research is a qualitative method with a case study design. Collecting of research data through interviews and observations. Research reveals the reasons for elderly women choosing to live alone with regard to feeling comfortable, being able to freely manage, living independently, not being dependent, not bothering, and avoiding conflicts with children. The event of losing a life partner is a very heavy event and triggers the emergence of meaningless feelings that are felt by elderly women. The meaninglessness is shown by a more sensitive behavior. Through social life in various meaningful activities and related to the source of the meaning of life, each elderly woman rediscovers the meaning and purpose of her life. Seniors will feel happy when they can provide meaning and benefits to those around them by maximizing, experiencing, and enjoying the various roles of social relations in meaningful activities. Keywords: The Meaning of Life, Elderly, Living Alone, Women
HUBUNGAN STRES DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA NARAPIDANA DI RUTAN KELAS IIB SALATIGA Eldania Natasya Putri
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8580

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara stres dengan perilaku agresif pada narapidana di Rutan Kelas II B Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis statistic non-paramestris dengan teknik korelasional.  Metode pengumpulan data menggunakan probability sampling dengan teknik systematic random sampling. Populasi penilitian adalah seluruh narapidana Rutan Kelas II B Salatiga yang berjumlah 150 orang dengan jumlah sampel yang ditentukan sebesar 105 orang (Laki-laki = 88 ; perempuan = 17). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aggression Questionnaire (α = 0.78) dan Perceived Stress Scale-10 (α = 0.72). Dari hasil analisis korelasional dengan uji spearman, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara stres dengan perilaku agresif pada narapidana di Rutan Kelas II B Salatiga. Rutan perlu melakukan penanganan guna mengurangi tingkat agresif narapidana melalui kegiatan-kegiatan positif yang dapat menyalurkan stress para narapidana. Kata Kunci: Agresif, Narapidana, Stres AbstractThe aims of this study was to determine whether there is a positive relationship between stress and aggressive behavior in inmates at Class II B Detention Center Salatiga. This study used quantitative methods and non-paramedical statistical analysis with correlational techniques. Data collection method using probability sampling with systematic random sampling technique. The research population was all inmates of the Salatiga Class II B Detention Center, totaling 150 people with a sample size of 105 people (male = 88; female = 17). The measuring tools used in this study were the Aggression Questionnaire (α = 0.78) and the Perceived Stress Scale-10 (α = 0.72). From the results of the correlational analysis with the Spearman test, the value of p = 0.000 was obtained. These results indicate that there is a positive relationship between stress and aggressive behavior in inmates at the Class II B Detention Center in Salatiga. The detention center needs to carry out treatment in order to reduce the aggressive level of inmates through positive activities that can channel the stress of the inmates. Keywords: Aggresive, Prisoner, Stress
“SAYA MAMPU BANGKIT KEMBALI!!” PENGALAMAN DUKA SERTA RESILIENSI PADA PENYINTAS COVID-19 YANG KEHILANGAN ORANG TUA SELAMA MASA PANDEMI Finsensia Mei Putri Sarumaha; Rudangta Arianti Sembiring
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8736

Abstract

AbstrakTerpapar Covid-19 bersamaan dengan kehilangan orang tua merupakan kondisi terburuk bagi sebagian individu yang mengalaminya. Untuk menyesuaikan diri pada kehidupan normal setelah karantina, diperlukan upaya ekstra untuk bangkit dan tetap menjaga kesehatan mental. Salah satu kunci untuk dapat kembali ke kehidupan normal yaitu kemampuan resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman kedukaan serta proses resiliensi pada penyintas covid-19 yang telah kehilangan orang tua selama masa pandemi. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis pada 3 responden penyintas Covid-19 berusia 18 dan 22 tahun yang kehilangan salah satu orangtua. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara semi-struktural dan observasi. Data dianalisis menggunakan teknik deskripsi tekstural, dengan teknik triangulasi waktu sebagai uji kredibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga responden mampu melewati masa kedukaan dan bertahan, karena memiliki kemampuan resiliensi yang didukung oleh faktor caring relationship, high expectation messages, dan opportunities for participation and contribution. Implikasi penelitian terutama bagi konselor yang mendampingi individu yang sedang mengalami kedukaan dengan kompleksitas faktor penyebab. Kata Kunci: Penyintas Covid-19, Pengalaman Kedukaan, Proses Resiliensi.  AbstractExposure to covid-19 along with the loss of parents is the worst condition for some individuals who experience it. Adjusting to a normal life after quarantine requires extra effort to get up and maintain mental health. One of the keys to a normal life is the ability to contingency. The study was intended to bring to light the sad experiences and consequences of referring to survivors of Covid-19 who had lost parents during the pandemic. Researchers are using qualitative approaches to the phenomenon with three respondents, 18 - and 22 years old Covid-19 survivors who lost one parent. The data collection technique used was semi-structural interviews and observations. Data is analyzed using a technical description with a time-triangulation test of credibility. The research suggests that the three respondents were able to go through the grief and endure, because they have increased capability that is supported by caring relationship factors, high expectation messages, and opportunities for participation and contribution. The research implications are especially for counselors who assist individuals who are experiencing grief with complexity of the cause. Keywords: Survivor Covid-19, Bereavement Experience, Resilience Proces
HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA REMAJA AKHIR Renita Sitompul; Maria Nugraheni Mardi Rahayu
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8827

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada remaja akhir. Metode penelitian yaitu kuantitatif dengan pemilihan subjek dengan teknik accidental sampling. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 242 orang dengan karakteristik remaja akhir berusia 18-21 tahun yang memiliki akun jejaring sosial dan aktif menggunakannya. Skala yang digunakan terdiri dari Interpersonal Orientation Scale dan Social Network Time Use Scale (SONTUS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada remaja akhir. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kebutuhan afiliasi remaja akhir, maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan situs jejaring sosialnya. Perlu adanya upaya mengembangkan kegiatan yang dapat mewadahi interaksi sosial remaja agar kebutuhan afiliasi remaja tidak hanya terpenuhi melalui situs jejaring sosial, namun juga interaksi di dunia nyata. Kata Kunci: Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial, Kebutuhan Afiliasi, Remaja Akhir  AbstractThe purpose of this study was to determine the relationship between the need for affiliation and the intensity of social networking site use in late adolescents. The research method is quantitative with the selection of subjects with accidental sampling techniques. Participants in this study were 242 people with characteristics of late adolescents aged 18-21 years who had social network accounts and actively used them. The scale used consists of interpersonal orientation scale and social network time use scale (SONTUS). The results showed that there was a significant positive relationship between and the intensity of social networking site use in late adolescents. There results indicate that the higher the need for late teen affiliates, the higher intensity of use of social networking sites. Efforts are needed to develop activities that facilitate social interaction for adolescence so that the need of affiliation are not only met through social networking site but also in real life interaction. Keywords: Social Networking Site Usage Intensity, Need For Affiliation, Late Adolescence
PSYCHOLOGICAL WELL BEING WANITA MENIKAH MUDA DI DESA CIGUGUR GIRANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Pricillia Steffany Angelin; Rudangta Arianti
Jurnal Psikologi Malahayati Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.8585

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan psychological well being pada wanita yang menikah muda di Desa Cigugur Girang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melibatkan dua orang wanita yang menikah di usia muda. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi yaitu dengan mewawancarai orang tua partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita muda yang sudah menikah memiliki psychological well being baik dalam dirinya. Terlihat dari dimensi psychological well being yaitu, self acceptance (penerimaan diri), hubungan positif dengan orang lain (positive relation with other), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan dalam hidup (purpose in life), dan pengembangan diri (personal growth) yang sebagian besar terpenuhi pada kedua partisipan. Remaja yang memasuki masa pernikahan perlu mempersiapkan diri menuju kedewasaan dan kematangan emosi untuk mendukung tercapainya psychological well being. Kata Kunci : Menikah Muda, Psychological Well Being, Wanita  AbstractThe purpose of this study was to describe psychological well-being in women who married young in Cigugur Girang Village, West Bandung Regency. This research uses a qualitative approach, involving two women who marry at a young age. Test the validity of the data in this study using triangulation, namely by interviewing the parents of participants. The results showed that young married women have good psychological well being in them. It can be seen from the dimensions of psychological well-being, namely, self-acceptance, positive relations with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life, and personal growth, most of which were met by both participants. Adolescents entering the marriage period need to prepare themselves towards maturity and emotional maturity to achieve psychological well being. Keywords: Early Married, Psychological Well Being, Women

Page 8 of 16 | Total Record : 157