cover
Contact Name
Erna Yovi Kurniawati
Contact Email
jurnal.ilmukebidanan@gmail.com
Phone
+6287739122352
Journal Mail Official
jurnal.ilmukebidanan@gmail.com
Editorial Address
Kampus Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Jl Pemuda Gandekan Bantul Yogykarta 55711
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JIK (Jurnal Ilmu Kebidanan)
ISSN : 24076872     EISSN : 25794027     DOI : 10.48092
Core Subject : Health,
JIK terbit pertama kali pada tahun 2014 dalam versi cetak, dan dipublikasikam secara online pada tahun 2015. Tujuan Jurnal Ilmu Kebidanan adalah menyebarluaskan hasil penelitian dan meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah melalui pendekatan interdisipliner dan multidisiplin. Proses pengiriman manuscript terbuka sepanjang tahun. Semua manuscript yang dikirimkan akan melalui peer review dan editorial blind review sebelum disetujui untuk diterbitkan. Terbit pertama kali pada tahun 2014, JIK telah menggunakan Open Journal System yang mewajibkan semua penulis untuk mendaftar terlebih dahulu sebelum diperbolehkan mengupload manuscript yang mereka tulis secara online. Setelah itu, editor, peer reviewer, dan penulis dapat memantau proses pembuatan manuscript. Jurnal Ilmu Kebidanan (JIK) merupakan jurnal yang dikembangkan untuk menyebarluaskan dan membahas literatur ilmiah dan penelitian lainnya tentang perkembangan kesehatan khususnya kebidanan. JIK dimaksudkan sebagai media komunikasi antar stakeholders penelitian kesehatan seperti peneliti, pendidik, mahasiswa, praktisi serta masyarakat umum yang memiliki kepentingan terhadap hal tersebut. Jurnal Ilmu Kebidanan memuat manuscript Ilmu Kesehatan yang meliputi: Kebidanan Kesehatan Reproduksi Kesehatan Ibu dan Anak Kebidanan Komunitas Keluarga Berencana Kebijakan Kesehatan (Kebidanan) Pendidikan Kebidanan Teknologi Kesehatan (Kebidanan)
Articles 157 Documents
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI KAMPUNG GAMBIRAN YOGYAKARTA amri wulandari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data Pusat Studi Seksualitas (PSS) PKBI DIY tahun 2008 di Yogyakarta menunjukkan bahwa remaja melakukan perilaku seksual berpelukan dalam pacaran 62,1%, bergandengan tangan 60,5 %, berciuman 59,1%, dan saling meraba mencapai 60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap seks pranikah pada remaja di Kampung Gambiran Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan pre-eksperimen, rancangan pretes-postes tanpa kelompok kontrol (one group pretest-postest), (cross sectional) di Kampung Gambiran Tahun 2017. Instrumen menggunakan kuesioner, dengan 27 pertanyaan yang valid dari 31 pertanyaan, dengan hasil uji validitas nilai r hitung > r tabel (0,444), dan reliabilitas nilai 0,905, uji analisis menggunakan t-test. Populasi penelitian adalah seluruh remaja di Kampung Gambiran yaitu berjumlah 55 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh. Jumlah sampel 48 orang, dengan kriteria inklusi remaja yang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, usia 14-19 tahun, belum menikah, bertempat tinggal di Kampung Gambiran, berpendidikan SMP dan SLTA. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap seks pranikah remaja di Kampung Gambiran dengan nilai t hitung sebesar 12,350 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh yang signifikan antara penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap sikap seks pranikah pada remaja di Kampung Gambiran Yogyakarta. Saran bagi remaja di Kampung Gambiran untuk meningkatkan wawasan dan informasi tentang kesehatan reproduksi agar membentuk sikap yang baik terhadap seks pranikah pada remaja.
KARAKTERISTIK REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA Anggit Eka Ratnawati; dian islami
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 20 tahun dan belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Pernikahan dini di Kabupaten Bantul tahun 2014 menduduki urutan kedua setelah Gunung Kidul. Pernikahan dini berdampak pada fisik yaitu alat reproduksi belum sempurna sedangkan pada mental yaitu emosi masih labil. Terlalu muda mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggungjawab dalam kehidupan berumahtangga bagi suami istri, abortus, kematian bayi dan ibu melahirkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik remaja yang melakukan pernikahan dini di Kecamatan Sewon Bantul Tahun 2017. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 70 remaja yang menikah pada bulan januari-Desember di Kecamatan Sewon tahun 2016. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling; Sampel penelitian berjumlah 60 remaja. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner; hasil uji validitas dari 30 butir pertanyaan, tiga butir pertanyaan tidak valid dan 27 butir pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai r hitung (0,0361)> r tabel dan reliabel (nilai r hitung 0, 908). Hasil uji analisis univariat menunjukkan 71,66% responden berpendidikan SMA, 58,34% responden pengetahuan cukup, 75% responden berpendapatan ? Rp 1.404.760,68,33% responden memiliki lingkungan keluarga cukup63,33% responden memiliki lingkungan sekolah cukup, 55% responden memiliki lingkungan masyarakat cukup, dan 100% responden menikah karena kemauan sendiri dan menghindari dosa. Sebaiknya tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan dini pada orang tua maupun remaja.
KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Meyska Widyandini; Esti Nugraheny; supahar
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketuban pecah dini (KPD) menyebabkan infeksi ibu, sedangkan infeksi sendiri merupakan penyebab ketiga kematian pada ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui kejadian KPD pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan analitik observasional rancangan kasus-kontrol, dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian seluruh ibu bersalin dengan KPD sebanyak 225 ibu. Sampel ibu bersalin dengan KPD (kasus) sebanyak 144 ibu secara purposive sampling dan ibu bersalin tanpa KPD (kontrol) sebanyak 144 secara systematic random sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpul data dan rekam medis pasien. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian, kejadian KPD di RSUD Panembahan Senopati berhubungan dengan beberapa faktor meliputi 1) faktor umur 20-35 tahun sebanyak 102 ibu (70,8%) dengan p-value 0,018 dan OR 1,96; 2) faktor usia kehamilan pre-term (<37 minggu) sebanyak 112 ibu (77,8%) dengan p-value 0,048 dan OR 1,84; 3) faktor riwayat KPD sebelumnya hanya berjumlah 13 ibu (9,0) % paling banyak dialami oleh ibu tanpa riwayat KPD sebelumnya sebanyak 131 ibu (91,0) dengan p-value 0,024 dan OR 3,47; 4) faktor pekerjaan, ibu yang bekerja yaitu sebanyak 90 ibu (62,5%) dengan p-value 0,01 dan OR 1,51; dan 5) faktor penyulit, malpresentasi dan malposisi sebanyak 125 ibu (86,8%) dengan p-value 0,00 dan OR 7,56. Kesimpulannya jumlah kejadian KPD yang tinggi pada ibu umur produktif yaitu umur 20-35 tahun dengan usia kehamilan preterm (<37 minggu), disertai dengan riwayat KPD sebelumnya dan penyulit malpresentasi/ malposisi, sebagian besar ibu adalah pekerja. Disarankan menyusun SOP deteksi dini kejadian KPD dan upaya promosi kesehatan mengenai faktor penyebab kejadian KPD.
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG BOUNDING ATTACHMENT Noor Hadiah; Eko Mindarsih; Lestariningsih
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab timbulnya gangguan bicara dan bahasa pada anak salah satunya disebabkan karena kurangnya pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang (bounding attachment). Salah satu prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment yaitu melalui pemberian informasi bertahap mengenai bounding attachment. Sewaktu pemeriksaan Ante Natal Care (ANC), Bidan berperan untuk selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba perutnya yang semakin membesar dan Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi. Berdasarkan studi pendahuluan masih ditemukan rendahnya pengetahuan (20%) dan sikap ibu hamil (30%) mengenai bounding attachment. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang bounding attachment. Design penelitian ini menggunakan pra eksperimental, rancangan one group pretest posttest. Populasinya adalah ibu hamil trimester II dan III sejumlah 53 orang. Sampel penelitian adalah ibu hamil berjumlah 47 orang dengan teknik insidental sampling. Penyuluhan dilakukan oleh peneliti menggunakan media leaflet, metode ceramah dan tanya jawab selama 15-20 menit. Instrument menggunakan kuesioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan hasil uji validitas ?0,360 dan reliabilitas 0,781. Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon dan Paired Sample t-test. Hasil: pengetahuan sebelum penyuluhan mean 10,80, setelah penyuluhan mean 12,76. Sikap responden sebelum penyuluhan mean 43,06 dan sesudah penyuluhan 44,62. Hasil Uji Wilcoxon pada pengetahuan diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p-value<0,05) dan hasil Paired Sample t-test pada sikap diperoleh nilai signifikansi sebesar 1,000 (p-value>0,05). Kesimpulannya ada Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Bounding Attachment dan Tidak Ada Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Ibu Hamil Tentang Bounding Attachment. Disarankan setiap ibu hamil perlu diberi penyuluhan khusus tentang bounding attachment.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DUSUN KEDATON PLERET BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017 Sri Sundari; nur latifah tanjung
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya kasus gizi buruk yaitu kurangnya asupan gizi dari makanan dan akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Pengetahuan gizi ibu dan sikap ibu memengaruhi status gizi balita, variabel pengetahuan gizi pada ibu merupakan faktor yang paling kuat hubungannya dengan status gizi balita, faktor lain yang mempengaruhinya yaitu pendidikan orang tua balita, ekonomi dan lingkungan.Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk balita berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan dalam kategori baik, cukup, kurang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu yang memiliki balita di Dusun Kedaton Pleret Bantul berjumlah 38 orang. Tekhnik sampling menggunakan total sampling, jumlah sampel 38 orang. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan hasil uji validitas dari 33 butir, sembilan butir tidak valid dan 24 butir valid dengan nilai r hitung (0,0361) > r tabel dan reliabel (nilai r hitung 0, 908). Menggunakan analisis univariat dan hasil uji analisis menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik dari usia 21 30 sebanyak 25 (65,8%), berdasarkan usia pendidikan SMP sebanyak 16 (42%), berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 33 (86,8%), berdasarkan pengetahuan tentang gizi buruk sebanyak 28 (73,7%). Kesimpulannya sebagian besar responden berpengetahuan baik dari usia 21-30, responden berpengetahuan baik berdasarkan pendidikan SMP dan berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi buruk pada balita, melalui sosial media baik tertulis maupun pertemuan di lapangan seperti di Puskesmas, dokter praktik, posyandu dan lainnnya.
EFEKTIVITAS PENGURANGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN AROMATERAPI INHALASI Esti Nugraheny; Sri Sundari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dalam proses persalinan. Namun berdasarkan data diketahui bahwa sekitar 13,9% wanita tidak dapat mengelola proses nyeri tersebut dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan jumlah persalinan dengan operasi sectio secaria atas permintaan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengurangan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan aromaterapi inhalasi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan disain pre post experiment design with control group dengan pendekatan prospektif. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin pada bulan Juni-Oktober 2018 di empat tempat Bidan Praktik Mandiri di wilayah Bantul dengan menggunakan teknik acidental sampling dengan sampel berjumlah 62 responden.Teknik pengumpulan data dilakukan secara observasi. Instrumen yang digunakan untuk mengobservasi nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dengan menggunakan skala 1-10 yang diadaptasi dari buku Potter Perry (2010). Proses analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa terjadi pengurangan intensitas nyeri persalinan pada kedua kelompok yang diberikan aromaterapi, namun penurunan tingkat nyeri lebih banyak terjadi pada kelompok dengan menggunakan aromaterapi kenanga dibandingkan kelompok dengan menggunakan aromaterapi lavender yaitu dengan penurunan tingkat nyeri 1,3 poin pada kelompok kenanga sedangkan pada kelompok lavender penurunan 0,5 poin. Disimpulkan bahwa, aromaterapi kenanga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengurangan rasa nyeri pada ibu bersalin kala 1 fase aktif secara non farmakologis.
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA BALITA DI POSYANDU KASWARI DUSUN KANGGOTAN KIDUL PLERET BANTUL YOGYAKARTA Arifah Istiqomah; Afifah Nuraini
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan kritis. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan diperlukan nutrisi dari makanan. Gangguan pola makan pada balita harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi kesulitan makan, kesulitan makan pada balita dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang balita. Diperlukan suatu strategi untuk mengetahui dan menanggulangi gangguan makan pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan makan pada balita di Posyandu Kaswari Dusun Kanggotan Lor Pleret Bantul. Desain penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kaswari berjumlah 83 responden, jumlah sampel 69 responden, dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan ceklist. Analisis data menggunakan univariat. Berdasarkan penelitian terjadinya faktor sulit makan karena nafsu makan didominasi oleh balita yang tidak mengalami gangguan nafsu makan sebanyak 64 orang (92,75%), namun 5 orang (7,25%) diantaranya mengalami kesulitan makan karena gangguan nafsu makan, sebanyak 61 orang (88,40%) tidak mengalami gangguan proses makan di mulut, namun sebanyak 8 orang (11,60%) mengalami gangguan makan di mulut, pada faktor gangguan pengaturan makan pada anak terdapat 67 orang (97,10%) yang tidak mengalami gangguan pengaturan anak, tetapi 2 orang (2,90%) diantaranya mengalami gangguan pengaturan makan pada anak. Berdasarkan penelitian Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan kesulitan makan karena faktor nafsu makan, tidak mengalami gangguan kesulitan makan karena faktor gangguan makan dimulut, dan tidak mengalami gangguan sulit makan karena faktor pengaturan makan dimulut. Saran bagi orangtua agar tidak memaksakan anak untuk makan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Ari Sulistyawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dengan nilai z skore TB/U kurang dari -2 SD.Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi balita di Dusun Teruman berjumlah 980 anak, sampel berjumlah 108 balita yang diambil melalui purpossive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan KMS (Kartu Menuju Sehat).Data univarat dianalisis secara deskriptif sederhana, data bivariat dianalisis menggunakan uji Chi Square dan data multivariat diuji menggunakan Regresi Logistik Ganda. Penelitian ini menemukan balita stunting sebesar 27.8%, faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah berat badan lahir (p=0,017;OR= 4.625), pengetahuan ibu tentang gizi (p=0.000;OR=0.208), pola perawatan kesehatan balita (p=0.000;OR=0.200), panjang badan lahir (p=0.000;OR=0.129), pendapatan perkapita (p=0.000;OR=0.129), dan pola pemenuhan gizi (p=0.000;OR=0.033). Riwayat sakit, status pekerjaan ibu, status pendidikan ibu, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, dan pengasuh utama tidak terbukti berhubungan dengan kejadian stunting. Balita dengan berat badan lahir <2.500 gram lebih berisiko 11 kali menderita stunting, panjang badan lahir <48 cm memiliki 0.2 kali risiko menderita stunting. Anak dengan pemenuhan gizi yang kurang memiliki risiko terkena stunting sebesar 0.26 kali, anak dengan kualitas perawatan kesehatan yang kurang baik memiliki risiko 0.2 kali lipat menderita stunting, ibu yang pengetahuannya tentang gizi kurang 0.14 kali lebih berisiko menderita stunting, dan anak dengan pendapatan perkapita keluarga rendah 0.1 kali lebih berisiko untuk tumbuh stunting. Disarankan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan ibu hamil dan pola asuh anak di saat sehat maupun sakit.
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL TAHUN 2016 Margiyati; Ispurwati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO), 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan, disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut atau keduanya. Anemia dapat menyebabkan abortus, prematur, persalinan lama, perdarahan, BBLR, hingga cacat bawaan pada bayi. Berdasarkan survey prevalensi anemia di wilayah D.I. Yogyakarta, Kabupaten Bantul persentase tertinggi sebesar 25.60%. Puskesmas Bambanglipuro mengalami peningkatan dari 19,21% pada tahun 2015 menjadi 19,91% pada tahun 2016. Adapun faktor karakteristik ibu yang mempengaruhi terjadinya anemia adalah umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, jarak kelahiran, dan status gizi ibu.Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil anemia di Puskesmas Bambanglipuro Bantul tahun 2016.Jenis penelitiandeskriptif dengan pendekatan retrospektif.Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang mengalami anemiadi Puskesmas Bambanglipuro Bantul tahun 2016. Teknik pengambilan sampel random sampling dengan rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 77 responden.Analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil Penelitian mengunakan analisis univariat 93,50% anemia ringan dengan karakteristik ibu hamil umur 20-35 tahun (83.10%), tingkat pendidikan SMA atau sederajat (61.05%), dengan multigravida (55.84%), berstatus bekerja (51.95%), status gizi mayoritas tidak KEK (74.03%), dengan spasing lebih dari 2 tahun (46.64%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulankan bahwajenis anemia yang paling banyak dialami ibu hamil di Puskesmas Bambanglipuro Bantul 2016 adalah anemia ringan, dengan karakteristik ibu umur 20-35 tahun, tingkat pendidikan SMA atau sederajat, dengan multigravida, berstatus bekerja, dengan status gizi baik, dengan jarak anak lebih dari dua tahun.
HUBUNGAN PARITAS DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL Susilawati; Marmi
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi anemia paling berisiko adalah balita sebesar 47%, dan pada wanita hamil sebesar 42%. Persentase anemia di wilayah D.I. Yogyakarta, tertinggi di Kabupaten Bantul yaitu 25.60%. Proporsi Anemia Puskesmas Bambanglipuro mengalami peningkatan dari 19,21% pada tahun 2015 menjadi 19,91% pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dan status kesehatan dengan kejadian anemia ibu hamil. Desain Penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil anemia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bambanglipuro pada periode 2016, sedangkan populasi kontrolnya adalah ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Pemilihan sampel pada kelompok kasus sebanyak 30 orang dan kelompok kontrol sebanyak 30 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling, sedangkan teknik uji statistiknya menggunakan uji Chi Square, dengan derajat kepercayaan 95%. Pada analisis univariat, diketahui paritas berisiko pada kelompok kasus sebanyak 21 orang (70%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 20 orang (66,7%). Sedangkan pada variabel status gizi, responden yang memiliki status gizi kurang sebanyak 15 orang (50%) pada kelompok kasus dan 5 orang (16,7%) pada kelompok kontrol. Analisis statistik menunjukkan nilai antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan paritas (OR= 5; CI 95% 1.61 hingga 17,65; p= 0.023) dan status gizi (OR= 5; CI 95%= 1,51 hingga 16,56; p= 0,018). Ada hubungan antara jumlah paritas dan status gizi dengan kejadian anemia ibu hamil, sebaiknya tenaga kesehatan meningkatkan proses pemberian KIE tentang paritas dan gizi sehat pada ibu hamil dan ibu – ibu yang mempersiapkan kehamilan.

Page 9 of 16 | Total Record : 157