cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
ISSN : 08534217     EISSN : 24433462     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Artikel yang dimuat meliputi hasil-hasil penelitian, analisis kebijakan, dan opini-opini yang berhubungan dengan pertanian dalam arti luas, seperti agronomi, ilmu tanah, hama dan penyakit tanamam, ilmu kehewanan, kedokteran veteriner, keteknikan pertanian, teknologi industri, teknologi pangan, ilmu gizi, keluarga dan konsumen, biometri, biologi, klimatologi, peternakan perikanan, kelautan, kehutanan, dan sosial-ekonomi pertanian yang telah dipertimbangkan dan disetujui oleh Dewan Editor. Keterangan mengenai peralatan, pengamatan, dan teknik percobaan akan diterima sebagai artikel CATATAN. Pedoman Penulisan dicantumkan pada setiap terbitan tercetak. Indeks Penulisan dan subjek serta daftar penelaan (mitra bestari) dicantumkan di tiap nomor terakhir pada setiap volume.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia" : 20 Documents clear
Kejadian Kasus Penyakit Newcastle di Peternakan Ayam Buras di Kabupaten Barru Winni Gusri Susanti; Ardilasunu Wicaksono; Chaerul Basri
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.379

Abstract

Penyakit Newcastle Newcastle disease (ND) merupakan penyakit virus pada ayam yang sangat menular dengan tingkat kematian yang tinggi. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh ND adalah kematian ayam dan menurunnya produksi telur pada ayam petelur. Penelitian ini bertujuan menganalisis data distribusi penyakit dengan mengukur kecepatan penyebaran penyakit serta menggambarkan distribusi penyakit secara spasial melalui pemetaan risiko kejadian ND pada peternakan ayam buras di Kabupaten Barru. Data diperoleh dari catatan kasus ND milik dinas terkait dan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis dengan menghitung tingkat insidensi dan menggambarkan peta risiko menggunakan sistem informasi geografi. Berdasarkan tingkat insidensi, kecepatan rata-rata penyebaran ND pada ayam buras di Kabupaten Barru adalah 13 kasus per 100.000 ekor-tahun. Kejadian penyakit paling tinggi terjadi di Kecamatan Soppeng Riaja dengan tingkat insidensi 14 kasus per 100.000 ekor-tahun, sedangkan tidak ada kejadian di Kecamatan Tanete Riaja. Wilayah berisiko tinggi adalah Kecamatan Soppeng Riaja sehingga langkah-langkah pengendalian perlu lebih ditekankan di wilayah tersebut. Kata kunci: penyakit Newcastle, tingkat insidensi, pemetaan risiko ayam buras, Kabupaten Barru
Pengelolaan Tanah dalam Pengetahuan Lokal dan Praktik Pertanian Berkelanjutan pada Masyarakat Arfak, Papua Barat Merry Toansiba; Els Tieneke Rieke Katmo; Krisnawati Krisnawati; Yustina Linda Dina Wambrauw
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.370

Abstract

Lahan sebagai salah satu faktor produksi membutuhkan pengelolaan yang baik terutama di daerah Pegunungan Arfak yang bertopografi ekstrem. Keanekaragaman hayati yang tinggi di sini menjadikan wilayah ini sebagai daerah konservasi dan iklimnya membuat Pegunungan Arfak menjadi sentra produksi sayuran dataran tinggi di Provinsi Papua Barat. Penelitian di kampung Indud, Ubesia dan Taigei, ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana petani Arfak menerapkan pengetahuan lokal mereka, yakni konsep igya ser hanjob dalam mengelola tanah guna mendukung usaha tani sayuran dataran tinggi yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode induktif dan teknik studi kasus untuk mendokumentasikan pengetahuan dan pengalaman 30 orang petani Arfak dalam sistem usahatani sayuran dataran tinggi yang dipilih dengan teknik snowball. Data dikumpulkan melalui wawancara (individu dan kelompok) dan pengamatan. Penelitian ini menemukan bahwa pengelolaan tanah berkelanjutan dalam kegiatan usaha tani sayuran dataran tinggi berbasis pada konsep ekologi masyarakat Arfak, yakni igya ser hanjob. Konsep ini mengatur wilayah kelola yang tepat untuk keperluan pertanian subsisten dan menjamin keberlanjutan lingkungan serta keberlanjutan pangan bagi keluarga. Konsep ekologis tersebut disosialisasikan secara turun temurun oleh perempuan sebagai salah satu penjaga pengetahuan lokal masyarakat Arfak. Namun, dalam kenyataannya terdapat ancaman terutama pemekaran wilayah dan proses transfer pengetahuan terhadap praktik pertanian subsisten yang berkelanjutan berdasarkan konsep ekologi masyarakat Arfak. Kata kunci: Igya ser hanjob, masyarakat adat arfak, pertanian berkelanjutan, pengetahuan lokal
Extraction and Characterization of Collagen from Sand Sea Cucumber (Holothuria scabra) Gita Syahputra; Hariyatun Hariyatun; Muhammad Firdaus; Pugoh Santoso
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.319

Abstract

Sand sea cucumber (Holothuria scabra) is an aquatic product that belongs to Echinodermata, a habitant in almost all Indonesian seas. The main component of the sea cucumber is protein, one of which is collagen. This study aimed to extract and characterize collagen from the species using the acid-base extraction method. The characterization of sea cucumber collagen includes molecular weight, amino acid components, Fourier transform infrared spectrophotometry, and scanning electron microscopy analysis. This study has successfully extracted collagen from the sample using an extraction system: NaOH 0.1 M; CH3COOH 0.1 M; and distilled water under 45°C treatments, gave 6% yield. The collagen has a molecular weight 110-130 kDa. Based on the infrared spectra, the specific functional groups of the collagen are amide A (3379.29 cm-1), amide B (2924.09 cm-1), amide I (1681.93 cm-1), amide II (1560.41 cm-1), and amide III (1249.87 cm-1). The collagen falls into type I. We suggest an alternative resource of collagen from sand sea cucumber, other than poultry and mammals. Keywords: characterization, collagen, extraction, fishery, sand sea cucumber
Analisis Elastisitas Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia Dian Hafizah; Dedi Budiman Hakim; Harianto Harianto; Rita Nurmalina
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.428

Abstract

Demand for food products is inevitable, this condition is related to food products as a staple food for the sustainability of human life. In Indonesia, the demand for food depends very much on the needs of the people. The purpose of this study is to analyze food demand in Indonesia which is divided into 4 categories of regions: rich cities, poor cities, rich villages, and poor villages need through research that can be obtained about getting assistance in accordance with the consumption demand of people in Indonesia. The research method used secondary data with panel data types obtained from SUSENAS data. The analytical method used to estimate the demand system was through econometrics demand, namely the QUAIDS model and then the data were processed using the SAS program. The results showed a comparison of the total number of households allocated specifically for food if sorted out, namely poor villages were higher then followed by poor cities, rich cities, and rich villages. When there is a change in income, poor rural households and poor cities when the public still responds by allocating a large part of their budgets to very basic trade such as other food and tobacco, rice, other oils, and household fats in rich villages and rich cities provide more responses to allocating their incomes to the trade in meat, fruits, vegetables, fish, eggs, milk, and processed foods. Keywords: Quadaric Almost Ideal System, income elasticity, consumption, demand food
Pengaruh Tomat Sambung Pada Intensitas Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum), Komponen Hasil Produksi, dan Kualitas Buah Lisa Navitasari; Tri Joko; Rudi Hari Murti; Triwidodo Arwiyanto
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.413

Abstract

Ralstonia solanacearum (Smith) is one of soil borne pathogens causes bacterial wilt diseases and R. solanacearum is difficult to control because it has a long survival in the soil and have many hosts alternatives. One alternative to control R. solanacearum and to increase productivity is by using grating with combination of resistant varieties of tomato as a rootstock and high production varieties of tomato as a scion. Several studies on grafting to suppress R. solanacearum were reported. However, study on grafting with combination between resistant tomato varieties (Amelia H7996) and high-production tomato varieties with R. solanacearum infestation and without R. solanacearum infestation on the component of yield and fruit quality is limited. The study aims to analyze the effect of grafting with R. solanacearum infestation to the intensity of bacterial wilt disease, component of yield, and fruit quality with R. solanacearum infestation and without R. solanacearum infestation. The result indicated that the intensity of bacterial wilt disease on grafted tomato did not significantly different from resistant rootstock but significantly different from scion. Infestation of R. solanacearum on grafted tomato can decreased the plant productivity that decreased the component of yield on grafted tomato. R. solanacearum infestation also decreased the fruit quality on diameters and fruit firmness. Nevertheless, R. solanacearum did not affect the Total soluble solid/TSS (°Brix). TSS on grafted tomato indicated that the value is taller than rootstock in the field with R. solanacearum infestation and in the field without R. solanacearum infestation. Keywords: fruit quality, productivity, Rasltonia solanacearum, tomato grafted
Perencanaan Penggunaan Lahan Berbasis Sumber Daya Air di Hulu DAS Cisadane Fulki Dwiyandi Araswati; Kukuh Murtilaksano; Yayat Hidayat
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.343

Abstract

Perubahan penggunaan lahan adalah salah satu penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Perubahan penggunaan lahan ini sejalan dengan perkembangan wilayah dan laju pertumbuhan penduduk pada suatu daerah yang akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat. Daerah aliran sungai (DAS) Cisadane Hulu merupakan sumber air baku bagi masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor, baik untuk kegiatan domestik maupun nondomestik sehingga perlu dipertahankan fungsi hidrologisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji ketersediaan dan kebutuhan air, mengkaji neraca air di DAS Cisadane Hulu, serta menyusun rekomendasi perencanaan pengelolaan lahan yang optimal. Penelitian dilaksanakan di DAS Cisadane Hulu pada tahun 2019. Analisis kebutuhan air menggunakan SNI 19-6728.1-2002 dan metode FJ Mock digunakan untuk mengetahui ketersediaan air serta penyusunan skenario perencanaan penggunaan lahan dalam memprediksi total limpasan. Terdapat enam skenario yang diterapkan yang meliputi 1) Penggunaan lahan eksisting pada tahun 2018, 2) Penggunaan lahan sesuai RTRW Provinsi Jawa Barat, 3) Rencana teknik rehabilitasi hutan dan lahan (RTk-RHL), 4) Implementasi fungsi kawasan hutan di Hulu DAS Cisadane, 5) Kombinasi antara skenario 2, 3, dan 4, dan 6) Aplikasi teknik agroforestry pada lahan pertanian/perkebunan berlereng curam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air di Daerah Tangkapan Air (DTA) Cianteun adalah sebesar 108.952.291 m3/tahun dan di DTA Cisadane Hulu sebesar 308.733.311 m3/tahun, serta ketersediaan air berdasarkan debit andalan periode 10 tahun di DTA Cianteun sebesar 248.584.986 m3/tahun dan di DTA Cisadane Hulu sebesar 301.882.316 m3/tahun. Hasil neraca air membuktikan bahwa ketersediaan air pada DTA Cianteun mengalami surplus sebesar 139.632.695 m3/tahun, sedangkan pada DTA Cisadane Hulu mengalami defisit sebesar -6.850.995 m3/tahun. Kata kunci: kebutuhan air, ketersediaan air, limpasan total, skenario perencanaan penggunaan lahan
Potensi Bakteri Endofit sebagai Agens Hayati untuk Mengendalikan Penyakit Blas pada Tanaman Padi Husda Marwan; Sosiawan Nusifera; Sri Mulyati
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.328

Abstract

Bakteri endofit merupakan salah satu kelompok mikrob yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agensia pengendalian hayati penyakit pada tanaman padi. Bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman padi varietas lokal di Jambi telah diteliti mampu mengendalikan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. Selanjutnya diteliti potensi bakteri endofit tersebut dalam mengendalikan penyakit blas yang sebabkan oleh Pyricularia oryzae dan pengaruhnya pada produksi padi. Isolat bakteri endofit diuji daya hambatnya terhadap P. oryzae menggunakan metode biakan ganda. Isolat yang mampu menghambat pertumbuhan mikrob tersebut secara in vitro, selanjutnya diujikan pada tanaman padi varietas Cisadane. Akar bibit padi direndam dalam suspensi bakteri endofit selama 6 jam kemudian ditanam pada media tanah dan pupuk kandang steril. Patogen diinokulasikan dengan menyemprotkan suspensi konidia mikrob pada permukaan daun padi pada 14 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 isolat bakteri endofit mampu menghambat pertumbuhan P. oryzae sebesar 26,56-79,69%. Perlakuan bakteri endofit pada bibit padi sebelum tanam mampu menghambat keparahan penyakit blas daun 23,90-65,42% dan blas malai 58,47-96,46%, serta meningkatkan persentase gabah terisi. Kata kunci: pengendalian hayati, padi, Pyricularia oryzae
Pengelolaan dan Analisis Nilai Tambah By-Products Industri Gula (Studi Kasus di Pabrik Gula Gempolkrep, Mojokerto, Jawa Timur) Relita Novianti; Yusman Syaukat; Meti Ekayani
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.400

Abstract

The sugar industry is one of the agriculture-based industries which use sugar cane as a raw material to produce sugar. The processing of sugar cane into sugar generates by-products such as bagasse, molasses, and filter cake which will cause environmental pollution if they are untreated. This research identified the utilization pattern of sugar industry by-products in Gempolkrep Sugar Factory and analyzed the added value from by-products utilization using Hayami Method. Based on the utilization pattern at Gempolkrep Sugar Factory, bagasse is used as an alternative raw material for electricity generation. Filter cake is used as raw material for compost fertilizer. Molasses is used as a raw material for bioethanol manufacture. The added value obtained from processing filter cake into compost is IDR141.335 per ton, while bioethanol products from molasses provide an added value of IDR752.645 per ton. Keywords: bagasse, bioethanol, filter cake, Hayami method, molasses, value added
Produktivitas Rumput Hamil (Panicum maximum cv Hamil) yang Ditanam Menggunakan Benih Berbeda Ahmad Fanindi; Endang Sutedi; Harmini Harmini
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.444

Abstract

Reproductive traits determine the selection method in plant breeding. The benggala grass of the Hamil cultivar was thought to be apomictic; thus, a study was conducted to determine its reproduction. The research began by studying the morphological characters, continued with observing the generative phase and seed production of the cultivar planted from seeds (generative) and from pols (vegetative). The experiment was conducted in the greenhouse of the Research Institute of Animal Production. The experimental design was a completely randomized design with ten replications, and the treatments were different types of plant materials: seeds and pols. The Hamil cultivar taken from RIAP Collection was planted in pots with a diameter of 40 cm and a height of 30 cm. The results showed that most of the morphological characters of the Hamil cultivar planted from seeds and from pols were not different (P >0.05), so it was presumed that they were apomictic. The difference in morphology was only in the length and width of the flag leaves and the length of the internodes, where the cultivars planted using seeds were higher. The production of seeds, pithy seed weight, and seed germination of cultivars planted using seeds were higher (P <0.05). Further research is needed to determine the apomixis properties based on cytologically Hamil cultivars. Keywords: apomixis, benggala grass, morphology, plnting material; seed
Seroprevalensi dan Faktor Risiko Rabies pada Anjing di Daerah Endemis Kabupaten Sukabumi Ardilasunu Wicaksono; Abdul Zahid; Etih Sudarnika; Dordia Anindita Rotinsulu; Denny Widaya Lukman; Sri Murtini; Yusuf Ridwan
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.26.3.436

Abstract

Sukabumi District is reported to date as an endemic rabies area in West Java Province. In supporting the rabies control programs, the occurrence of rabies needs to be determined to decrease the number of cases. This research aims to determine the seroprevalence of rabies and identify the risk factors associated with rabies in the district. The research was conducted in Jampang Tengah and Cisolok sub-districts with positive rabies cases on dogs and humans. The blood samples were taken from 191 selected dogs using simple random sampling. Rabies antibody titer was measured using ELISA, and the risk factor was identified using selected dogs’ data classified into intrinsic and extrinsic characteristics. Data were analyzed using the chi-square test and the calculation of the odds ratio. The results showed that the seroprevalence of rabies was 7.9% (4.9-10.9%). The average antibody titer was 0.23 EU with a minimum value of 0.03 EU and a maximum of 0.96 EU. Thus, as high as 7.8% of the population showed rabies seropositivity from the unvaccinated dogs, while among the vaccinated dogs, only 8.0% of the population with rabies protective antibody titer. The significant risk factor of rabies seroprevalence is the typology of raising area (p = 0.003), revealing that the dogs raised in the coastal area had the odds of 5.8 (1.6-21.2) higher to get the rabies seropositivity than the dogs raised in the highland area. Keywords: antibody titre, dogs, rabies, risk factor, seroprevalence

Page 1 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 31 No. 1 (2026): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 4 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 3 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 1 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 0 No. 00 (2025): inpress Vol. 29 No. 4 (2024): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 29 No. 3 (2024): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 29 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 29 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 4 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 3 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 27 No. 4 (2022): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 27 No. 3 (2022): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 27 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 27 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 4 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 26 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 4 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 3 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 4 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 3 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 3 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 23 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 22 No. 3 (2017): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 22 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 22 No. 1 (2017): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 21 No. 3 (2016): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 21 No. 2 (2016): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 21 No. 1 (2016): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 20 No. 3 (2015): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 20 No. 2 (2015): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 20 No. 1 (2015): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 19 No. 3 (2014): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 19 No. 2 (2014): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 19 No. 1 (2014): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 18 No. 3 (2013): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 18 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 18 No. 1 (2013): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 3 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 17 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 3 (2011): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 2 (2011): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 16 No. 1 (2011): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 15 No. 3 (2010): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 15 No. 2 (2010): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 15 No. 1 (2010): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 14 No. 3 (2009): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 14 No. 2 (2009): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 14 No. 1 (2009): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 13 No. 3 (2008): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 13 No. 2 (2008): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 13 No. 1 (2008): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 12 No. 3 (2007): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 12 No. 2 (2007): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 12 No. 1 (2007): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 11 No. 3 (2006): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 11 No. 2 (2006): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 11 No. 1 (2006): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 1 No. 2 (1991): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 1 No. 1 (1991): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia More Issue