cover
Contact Name
Randy Frank Rouw
Contact Email
randyrouw@gmail.com
Phone
+6282255902491
Journal Mail Official
jitpk@sttjaffray.ac.id
Editorial Address
Gunung Merapi 103 Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27227553     EISSN : 27227561     DOI : http://dx.doi.org/10.25278/jitpk.v1i2.487
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (pISSN: 2722-7553; eISSN: 2722-7561) merupakan jurnal kedua yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray; diterbitkan tahun 2020. Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang terdiri atas hasil penelitian ilmu teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar. Selain berfokus pada ilmu teologi dan pendidikan, jurnal kami juga menerima artikel yang membahas mengenai topik-topik berikut. Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi Praktika (kepemimpinan Kristen, misi kontekstual, agama dan budaya) Teologi Pastoral (Pelayanan Pemuda, gereja dan masyarakat) Ilmu Pendidikan Kristen Ilmu Pendidikan Teologi Teknologi Pembelajaran dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Remaja
Articles 35 Documents
Gambar Allah Menurut Kejadian 1:26-28 dan Implikasinya bagi Pengembangan Artificial Intelligence Andre Malau; Andrew Scott Brake
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.632

Abstract

AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan makna gambar Allah menurut Kejadian 1:26-28 dan implikasinya terhadap pengembangan Artificial Intelligence. Adapun metode penulisan yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan metode hermeneutik. Adapun metode hermeneutik yang dugunakan ialah hermeneutik terhadap Alkitab sebagai salah satu komponen teologi dalam mempelajari penafsiran Alkitab. Dari hasil analisis yang penulis lakukan didapati makna manusia sebagai gambar Allah adalah kemuliaan dari Allah kepada manusia dalam tanggung jawab menjadi wakil Allah di dunia. Pengajaran tentang gambar Allah dalam Kejadian 1:26-28 sangat menolong manusia untuk melihat kembali harkat martabat manusia sebagai ciptaan Allah yang diberi tugas untuk berkuasa atas dunia ini. Konsep manusia sebagai gambar Allah sangat relevan sebagai sikap kritis terhadap perkembangan AI yang mengancam harkat dan martabat manusia. AbstractThe purpose of writing this scientific paper is to explain the biblical study of the image of God according to Genesis 1:26-28 and its implications for the development of Artificial Intelligence. The writing method used is qualitative analysis with hermeneutic method. The meaning of man as the image of God is the noble task of man by being God's representative on earth. Humans receive a mandate from God to regulate life in a good direction, including in the development of Artificial Intelligence technology. Some of the implications that can be drawn from the changes are: The development of Artificial Intelligence should not deprive people of jobs. God gave the mandate to humans to rule over life, not over machines. The life of this world requires humans who are able to give moral judgment while machines to the highest level will not be able to have moral abilities. Second, the development of Artificial Intelligence should not be aimed at sexual gratification because Allah only created men and women to enjoy sexual relations and reproduce. Third, the development of Artificial Intelligence must not endanger human dominance because there is a risk in the occurrence of programming errors. Artificial Intelligence acts deviate from human desires and is detrimental to life.
Kepemimpinan Gereja Berdasarkan Efesus 4:11-16 dan Implikasi dalam Menjalankan Fungsi Kepemimpinan Hamba Tuhan Roy Kambey
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.577

Abstract

AbstrakKepemimpinan sangat penting bagi setiap institusi, tidak terkecuali gereja. Disfungsi dari kepemimpinan dalam gereja memang dapat membuat gereja tidak bertumbuh dan mati. Namun ada juga masalah lain dalam kepemimpinan gereja yang kadang tidak disadari, yaitu apa sebenarnya fungsi utama kepemimpinan dalam gereja? Untuk itu gereja perlu melihat kembali ke dalam alkitab untuk mengetahui rancangan Pendirinya tentang fungsi kepemimpinan dalam gereja. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan kebenaran tentang fungsi kepemimpinan dalam gereja berdasarkan Efesus 4:11-16 dan implikasi teologis dan praktis dari ajaran tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif yang bersifat penelitian literatur dengan menggunakan metode hermeneutik Alkitab. Setelah meneliti Efesus 4:11-16 maka dapat disimpulkan bahwa fungsi utama kepemimpinan dalam gereja bukanlah untuk melakukan seluruh pekerjaan pelayanan, melainkan untuk memperlengkapi semua orang kudus, yaitu setiap anggota jemaat, supaya mereka mampu dan memadai untuk melakukan pekerjaan pelayanan, baik kepada sesama orang percaya maupun kepada dunia. Dengan demikian maka tubuh Kristus akan dibangun sehingga menghasilkan kesatuan iman dan menjadi dewasa sampai mencapai kepenuhan Kristus, yaitu gereja menjadi perwakilan Kristus di dunia ini. AbstractLeadership is very important for every institution, including the church. Disfunctional leadership in the church actually can make the church stagnant and then die. However, there is another problem in church leadership that sometimes out of sight, namely, what is the main function of church leadership? The church need to go back to the Bible to find out the design of its Builder about the main function of church leadership. The aim of this study is to explain the truth about the function of church leadership according to Ephesians 4:11-16, and its theological and practical implication. This article used qualitative method in the form of literature research which used biblical hermeneutics. Having made some research of Ephesians 4:11-16, it can be said that the main function of the church leadership is not to do all the ministries, but to equip all the saints, i.e. every church member, so that they are able and sufficient to minister, both to the church and to the world. Then, the body of Christ shall built herself up to attain the unity of faith and to the measure of the stature of the fullness of Christ, i.e. the church become Christ’s representative in the world.
Studi Eklesiologi Kristologi pada Pelaksanaan Ibadah Online di Masa Pandemi Covid-19 Djoys Anneke Rantung; Daniel Ronda
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.654

Abstract

AbstrakArtikel ini membahas mengenai Eklesiologi Kristologi dalam Ibadah Online. Masalah yang penulis angkat adalah adanya anggapan bahwa eksistensi Kristologi tidak dirasakan dalam ibadah online; berbeda dari ibadah tatap muka. Metode yang penulis pakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan refleksi teologis. Kesimpulan dari artikel ini adalah ibadah bukan hanya akan menggetarkan hati jika dilakukan di gedung gereja seperti biasanya. Pemaknaan, pengenalan dan perjumpaan dengan Kristus dapat dialami juga dalam ibadah-ibadah online dan tak terbatas pada gedung gereja. Kristus terus dimaknai sebagai Tuhan yang mahahadir dan tidak melihat tempat serta tak terbatas ruang dan waktu. AbstractThis research discusses Christological Ecclesiology in Online Worship. The main problem author raises is the assumption that the existence of Christology is not felt in online worship; different from face-to-face worship. The method that the author uses in this article is the qualitative method with a thological reflection approach. The conclusion is thatworship will not only thrill if it is carried out in a church building. Meaning and encounteringwith Christ can also be experienced in online services and not limited to church buildings. Christ continues to be interpreted as th Omnipresence God; without focus on space and time.
Dengan Iman Meretas Pengharapan Dalam Penderitaan Dan Implikasinya Dalam Menghadapi Covid-19 Hans Lura; Hengki Wijaya
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.529

Abstract

AbstrakPandemi COVID-19 memaksa manusia di dunia ini entah secara pribadi, keluarga atau komunitas luas untuk hidup dalam ekstra luar biasa memproteksi kesehatan. Gereja pun dipaksa untuk memberikan pandangan dan kajian teologis tentang pandemi COVID-19. Metode yang digunakan penulisan ini yaitu metode kualitatif dengan menekankan pendekatan analitis argumentatif, reflektif naratif dan deskriptif terhadap fenomena penderitaan dan pandemi COVID-19. Tujuan tulisan ini yaitu memberi kajian reflektif teologis terhadap fenomena penderitaan dan pandemi COVID-19, serta menyatakan tanggung jawab orang percaya dalam rangka mengedukasi masyarakat menghadapi penderitaan dan pandemi COVID-19. Hasil kajian ini yaitu dari perspektif iman Kristen, penderitaan atau bencana memiliki makna transendental. Hal itu terkuak dalam jalan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus, ketika Dia berkata “sudah selesai” (Yohanes 19:30). Sehingga dengan iman kepada Yesus Kristus orang percaya bisa meretas pengharapan dalam penderitaan atau bencana, termasuk pandemi COVID-19. Meneladani Kristus menjalani penderitaan akan membuat orang bertumbuh lebih kuat dan memiliki spiritualitas yang baru.AbstractCOVID-19 pandemic forced people in this world, whether personally, with family or in the broader community, to live in extraordinary health protection. The Church was forced to provide theological views and studies on the COVID-19 pandemic. This study aimed to provide a reflective theological survey of the phenomenon of suffering and the COVID-19 pandemic and express the responsibility of believers to educate the community in facing misery and the COVID-19 pandemic. The method used in this study was a qualitative method that emphasises an argumentative, narrative and descriptive-analytical approach to the suffering phenomenon and COVID-19 pandemic. From the perspective of the Christian faith, suffering or disaster has transcendental meaning. It was revealed in Jesus' journey of suffering, death, and resurrection when He said, "It is finished" (John 19:30). So that with faith in Jesus Christ, believers can hack hope in suffering or disaster, including the COVID-19 pandemic. Following Christ’s example of suffering will make people grow better, stronger, and have a new spirituality.
Konseling Pastoral Oleh Guru PAK Sebagai Upaya Menanggulangi Hambatan Pertumbuhan Iman Siswa Di SMA Negeri 4 Manado Febriyanti Siramba
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i1.651

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Pastoral Konseling guru PAK sebagai upaya menanggulangi hambatan pertumbuhan iman siswa di SMA Negri 4 Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negri 4 Manado. Data di peroleh melalui wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil analisis data diperoleh indikasi bahwa (1) Pastoral Konseling guru PAK sebagai upaya menanggulangi hambatan pertumbuhan iman siswa. (2) Faktor-faktor penghambat pertumbuhan iman siswa, yaitu pergaulan, teknologi, kurang perhatian orangtua, dan stigma orangtua. (3) Upaya Pastoral Konseling guru PAK yaitu: Pertama, pengembalaan dan konseling; kedua, membangun sinergitas dengan orangtua; ketiga, membangun koordinasi atau kerjasama antara kedua belah pihak. Dari hasil temuan tersebut maka direkomendasikan pertama bagi guru PAK untuk dapat membimbing dan menolong siswa yang bermasalah di sekolah, mencari tahu akar masalah, mendidik dengan hati sehingga membangun jiwa murid. Kedua, orangtua melakukan kerjasama dengan guru PAK untuk menghilangkan hal-hal yang menghalangi Pertumbuhan Iman siswa dan supaya Pertumbuhan Iman di Sekolah tidak terhambat. Ketiga bagi pihak Sekolah agar dapat memperhatikan dan tidak mengabaikan Pastoral Konseling bagi siswa karena ini hal yang penting bagi spiritual siswa. AbstractThis study aims to determine the results of Pastoral Counseling for PAK teachers as an effort to overcome barriers to student faith growth at SMA Negeri 4 Manado. The method used in this research is qualitative and this research was conducted in SMA Negeri 4 Manado. Data were obtained through interviews and documentation studies. From the results of data analysis, there are indications that (1) Pastoral Counseling for PAK teachers is an effort to overcome barriers to student faith growth. (2) The inhibiting factors for the growth of students' faith, namely association, technology, lack of parental attention, and parental stigma. (3) Pastoral Efforts for Counseling PAK teachers, namely: First, pastoral care and counseling; second, building synergy with parents; third, build coordination or cooperation between the two parties. From these findings, it is recommended first for PAK teachers to be able to guide and help students who have problems at school, find out the root of the problem, educate with heart so as to build students' souls. Second, parents cooperate with PAK teachers to eliminate things that hinder students' Faith Growth and so that Faith Growth in Schools is not hampered. Third, for the school to pay attention and not ignore Pastoral Counseling for students because this is important for students' spirituality.
Ujian Abraham yang Melampaui Batasan Normal Berdasarkan Kejadian 22:1-19 Agustinus Patang
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i2.686

Abstract

AbstrakSalah satu tokoh Alkitab yang dikenal karena kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah ialah Abraham. Salah satu ujian terberat dan seolah-olah berada di luar batasan normal pemikiran manusiawi yang harus dihadapi Abraham ialah ketika Allah memberi perintah untuk mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ini merupakan wujud pro hidup. Namun, lewat kisah ini, kita dapat belajar juga bahwa ujian merupakan cara Allah bekerja dan berkaitan dengan kedaulatan-Nya. Metode yang dipergunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan penalaran induktif. Kesimpulan yang diperoleh melalui artikel ini adalah ujian dari Allah merupakan cara-Nya untuk menguji kesetiaan dan ketaatan umat-Nya.Kata-kata Kunci: Abraham, Ketaatan, Kesetiaan, Korban, Ujian
Membangun Indonesia dalam Perspektif Teologi Mala’bi’ Agustinus Agustinus; Fajar Gumelar
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i2.774

Abstract

Abstrak Kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk, yang terbangun dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, tidaklah lepas dari ancaman dan risiko perpecahan oleh ambisi pihak atau kelompok tertentu yang anti pluralisme. Oleh karena itu penting untuk selalu membangun konsep, pemahaman dan pengajaran yang dapat merangsang dan mengokohkan kebersatuan masyarakat dalam kepelbagaian itu, demi keberlangsungan kehidupan Indonesia sebagai sebuah negara. Konsep mala’bi’ dalam masyarakat Toraja dapat diterapkan dalam upaya membangun Indonesia yang menjunjung nilai-nilai lokal tentang kebaikan dan kemuliaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan kajian literatur pada konsep teologi mala’bi’ dan penelitian survei pada implementasi dalam konteks masyarakat Tana Toraja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai spiritual dari kata mala’bi mengajarkan dan mengajak masyarakat untuk  senantiasa meneruskan dan menerapkan hal-hal rohani atau spiritual dalam kehidupan. (2) Kata mala’bi’ ini harus menjadi moto dan motivasi bagi masyarakat untuk selalu mengupayakan perbuatan yang baik dan mulia, sehingga senantiasa tercipta penilaian dan perlakuan yang baik terhadap satu sama lain dalam interaksi masyarakat. (3) Penggunaan kata ini menunjukkan rasa bangga dan hormat terhadap karya cipta Tuhan, yang ditunjukkan dengan memelihara lingkungan atau alam sekitar. (4) Istilah mala’bi’ yang juga menunjukkan kekudusan dan kesucian dari benda-benda akan membantu menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk menjaga dan melestarikan benda-benda dan situs-situs peninggalan budaya atau sejarah, sebagai bagian dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. (5) Dalam penggunaannya untuk manusia, kata mala’bi’ ini hanya ditujukan kepada orang-orang yang menjaga kehidupannya, yang tidak melanggar aturan baik adat maupun pemerintah. Orang yang mala’bi adalah orang yang mempertahankan kemuliaan Tuhan dalam kehidupannya, menghargai adat budaya dan aturan kehidupan lainnya.
Kedaulatan Allah atas kehidupan Manusia: Kajian Narasi Kitab Ayub 42:7-17 Aldorio Flavius Lele
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i2.764

Abstract

AbstrakKedaulatan Allah menjadi isu yang penting dalam kitab Ayub terkait penderitaan yang dialaminya. Konklusi dan tujuan dari semua pengalaman yang ia jumpai di tulis secara mendarat pada bagian epilog dari kitab ini. Beragam pertanyaan teologis tentang kedaulatan Allah menjadi dasar penelitian ini, sehingga peneliti menelusuri topik ini dari sudut pandang pendekatan metode Narasi. Penjelasan tentang kedaulatan Allah terfokus: pertama, pada kesediaan TUHAN untuk berfirman kepada manusia sekalipun dalam masa kesukarannya; kedua, kedaulatan TUHAN untuk mendengar setiap doa dan menerima doa orang yang berkenan kepada-Nya, ketiga, kedaulatan TUHAN untuk memulihkan segala sesuatu, keempat, kedaulatan TUHAN untuk memberkati kehidupan yang telah diberikan kepada manusia. Berdasarkan kedaulatan Allah terhadap Ayub, dan semua tokoh yang terlibat dalam narasi ini, maka dapat dibuat dua implikasi yang menjadi acuan bagi kehidupan manusia secara khusus orang percaya, yaitu: pertama, setiap orang percaya sudah sewajarnya hidup sesuai dengan identitasnya sebagai umat Allah, yakni menjalani kehidupan yang benar; kedua, sekalipun dalam penderitaan orang percaya harus tetap setia untuk memperkatakan yang benar. 
Aplikasi Teori Belajar Sosial Albert Bandura Terhadap PAK Masa Kini Esti Regina Boiliu
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i2.649

Abstract

Artikel ini berisikan aplikasi teori belajar sosial Albert Bandura terhadap Pendidikan Agama Kristen masa kini. Dengan menggunakan studi kepustakaan di mana data didapat dari membaca literatur berupa buku dan jurnal yang terkait dengan topik bahasan. Dari hasil analisis beberapa sumber, Belajar mencakup segala kegiatan perubahan pola baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Ini berarti belajar merupakan Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) yang ditunjukan karena adanya perkembangan perilaku yang diakibatkan dari hasil pengalaman. Perubahan akibat proses belajar itu merupakan terjadi karena adanya dorongan intern dari individu (usaha dan minat) dan perubahan tersebut berlangsung lama. Selain itu, pengalaman belajar ini bukan hanya di dapat dalam ruangan tertentu saja, melainkan dalam kegiatan sehari-hari (sosial). Belajar merupakan kegiatan aktif yang dilakukan dengan sengaja namun memiliki tujuan yaitu untuk membekali peserta didik dalam menjalani kehidupannya. Artikel ini bertujuan untuk melihat bagaimana teori belajar Albert Bandura diaplikasikan pada bidang Pendidikan Agama Kristen masa kini. Kemudian, penulisan artikel ini juga menggunakan metode literature review, di mana sumber-sumber yang digunakan adalah sumber yang menulis tentang teori belajar Albert Bandura dan Pendidikan Agama Kristen. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan pemahaman yang baik bahwasannya teori belajar sosial juga merupakan salah satu teori yang dapat digunakan dalam bidang Pendidikan Agama Kristen. Teori belajar sosial Albert Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks hubungan timbal balik antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial.
Studi Peran Perempuan Dalam Pelayanan Penginjilan di Gereja Baptis Indonesia Kalvari Makassar Ilenus Penggu; Yunus D. A. Laukapitang
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v3i2.671

Abstract

AbstrakTujuan dalam penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman perempuan terkait dengan pelayanan penginjilan serta untuk melihat keterlibatan perempuan dalam pelaksanaan pelayanan penginjilan. Penulis meneliti di Gereja Baptis Indonesia Kalvari Makassar. Metode yang digunakan dalam  penulisan artikel ini adalah metode kualitatif yakni dengan wawancara serta observasi lapangan guna memperoleh informasi yang lebih akurat. Kesimpulan berdasarkan hasil didapati bahwa meskipun telah memiliki pemahaman tentang pelayanan penginjilan dan memiliki kerinduan dalam praktiknya, secara khusus di luar gereja, jemaat perempuan belum sepenuhnya melakukan. Penulis memberikan saran untuk mengembangkan pelayanan penginjilan melalui proses pemuridan.

Page 3 of 4 | Total Record : 35