cover
Contact Name
R Adi Deswijaya
Contact Email
adides2016@gmail.com
Phone
+6281215802433
Journal Mail Official
adides2016@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letjend. S. Humardani No. 1 Sukoharjo
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture
ISSN : 2657134X     EISSN : 26571625     DOI : https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i1.652
Core Subject : Education,
Kawruh Journal publishes all articles related to ideas or ideas, and research results in the fields of language education, literature and local culture.
Articles 134 Documents
PEMIKIRAN MITIS AKULTURATIF DALAM TEKS KI AGENG GRIBIG Darmoko, Darmoko
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.402

Abstract

Setelah Majapahit runtuh agama Islam masuk ke tanah Jawa melalui berbagai wilayah pesisir utara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Agama Islam yang disebarkan oleh raja dan wali lalu menjadi  pilar  bagi   kraton dan kadipaten berdiri di wilayah itu.  Para wali tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.  Ki Ageng Gribig merupakan salah satu wali yang populer di Jawa, khususnya di wilayah Jawa Tengah.  Menurut sejarah, beliau  keturunan  ke-5 Prabu Brawijaya, raja Majapahit dengan putri Cempa. P3KAG (Pengelola Pelestarian Peninggalan Ki Ageng Gribig) telah menulis tentang riwayat Ki Ageng Gribig ini. Bagaimana perjalanan Ki Ageng Gribig dari wilayah Tuban (Jawa Timur) ke Jatinom, Klaten (Jawa Tengah) dan bagaimana kiprah beliau di tempat yang baru itu, sebagai diskusi yang menarik. Paper ini membahas Integrasi Islam – Jawa melalui kajian teks Ki Ageng Gribig yang diterbitkan oleh P3KAG. Ki Ageng Gribig sebagai salah satu wali Allah yang sangat disucikan oleh masyarakat Jawa karena giat menyiarkan agama Islam dengan memadukan unsur-unsur budaya lokal Jawa. Mitos Ki Ageng Gribig menjadi arah dan pedoman bagi masyarakat pendukungnya. Metodologi deskriptif kualitatif dan kepustakaan dipergunakan untuk menguraikan akulturasi dan mitos orang suci. Teks Ki Ageng Gribig dibahas sedetail mungkin sesuai apa adanya dan didukung dengan kepustakaan yang memadai. Hasil pembahasan mengasumsikan bahwa kebudayaan Jawa dapat menerima dan mengolah masuknya Islam untuk disesuaikan dengan kepribadian setempat. Budaya religi yang telah berkembang lama tentang penghormatan kepada dewa, roh, atau sukma diakulturasikan dengan Islam. Kata kunci: Mitis, Jawa, Islam, wali, akulturasi
NILAI PENDIDIKAN SERAT JAYABAYA KARYA RADEN NGABEHI RONGO WARSITO Sumarsono, Djoko; Priyatiningsih, Nurpeni; Deswijaya, R. Adi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.403

Abstract

Penelitian ini terkait dengan ramalan Jayabaya Musarar berhubungan dengan makna yang terkandung dan nilai pendidikan didalamnya. Popularitas Jangka Jayabaya tergolong tinggi dikalangan masyarakat jawa secara umum dan masyarakat Kediri khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mitologi masih berakar kuat dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Serat Musarar adalah gubahan Raden Ngabehi Ranggawarsita yang perlu dilestarikan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam serat Musarar diantaranya:1) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai ini ditemukan diantaranya percaya dan ketaatan kepada Tuhan, 2) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, Nilai diantaranya kecerdasan, dan cinta ilmu, 3) Nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai ini ditemukan pada nilai gotong royong, patuh dan aturan sosial, dan keadilan, 4) Nilai yang berhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan, nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan 5) Nilai yang berhubungan dengan kebangsaan, nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman. Kata kunci: nilai pendidikan, ramalan, jayabaya.
SERAT WEDDHAKARANA: PANDUAN MERAIH KEINGINAN DALAM BUDAYA JAWA Qori Fadzilah, Rahma; Indria Ekowati, Venny
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan naskah, membuat transkripsi¸ membuat transliterasidan menyajikan suntingan teks, serta membuat terjemahan teks. Selain itu, juga mendeskripsikan ilmu firasat yang terkandung dalam teks Sêrat Weddhakarånå. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan filologi modern. Sumber data penelitian ini adalah naskah Sêrat Weddhakarånå yang disimpan di perpustakaan Balai Bahasa Yogyakarta, dengan nomor koleksi R00762. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu 1) inventarisasi naskah, 2) deskripsi naskah, 3) transkripsi teks, 4) transliterasi, 5) suntingan, 6) terjemahan, dan 7) pemaknaan teks. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Validitas data dilakukan dengan menggunakan validitas semantik. Reliabilitas yang digunakan, yaitu interatter dan intraratter.Namun pada artikel ini hasil penelitian filologi tidak disampaikan secara lengkap karena keterbatasan halaman. Hasil penelitian terhadap naskah Sêrat Weddhakarånåmenunjukkan bahwa kondisi naskah Sêrat Weddhakarånå keadaannya masihterawat, tulisannya jelas, dan mudah dibaca. Isi Sêrat Wéddhåkarånåberdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: terdapat sebab-sebab tercapainya keinginan yaitu diinginkan¸ difikirkan dan dilaksanakan. Selain itu agar keinginan itu terwujud¸ ada beberapa hal yang harus dijaga dan diusahakan menurut Sêrat Wéddhåkarånå yaitu kesehatan¸ ilmu pengetahuan dan ketrampilan¸ dan watak kelakuan baik. Beberapa hal tersebut harus dilakukan bersama-sama agar keinginan yang diharapkan dapat terwujud. Yang terakhir adalah cara-cara meraih kemuliaan dan keberuntungan menurut Sêrat Wéddhåkarånå itu ada dua. Yang pertama menurut hal gaib atau samar yaitu sebab kemuliaan dan keberuntungan adalah hasil dari perbuatan yang sudah dilalui sebelumnya, yang dinamakan beruntung itu merupakan mendapatkan sesuatu yang bukan dari hasil perbuatan yang dilaluinya¸ itu merupakan hadiah yang tidak disangka-sangka. Jadi jika manusia tidak mendaptkan keberuntungan dan kemuliaan tidak boleh mengeluh. Yang terakhir adalah sebab kemuliaan dan keberuntungan yang bisa dinalar yaitu berasal dari watak yang baik. Watak baik seperti rajin¸ berhati-hati dalam bertindak¸ pintar¸ serta bisa baik dalam pergaulan terhadap sesama.Keenam, membahas sebab-sebab tercapainya keinginan¸ bagaimana terwujudnya keinginan serta tata cara meraih keberuntungan dan kemuliaan. Kata kunci : Sêrat Wéddhåkarånå¸ keinginan, naskah, Jawa
LAKU DAN PENGETAHUAN SPIRITUAL KI AGENG PANDHANARAN DALAM LAKON WEDHARE SADAT TEMBAYAT Qonita Mahdiyah, Nada; Darmoko, Darmoko
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.405

Abstract

Salah satu jenis wayang yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah Wayang Tauhid. Pergelaran Wayang Tauhid yang didasarkan pada tujuan mensyiarkan agama Islam telah diciptakan oleh seorang dalang bernama Ki Sunardi Wiro Carito. Salah satu lakon yang sarat nilai agama, pengetahuan, dan pesan moral berjudul Wedhare Sadat Tembayat. Untuk mendapatkan pengetahuan keagamaan diperlukan tindakan spiritual dengan laku pengendalian hawa nafsu dan menjauhkan diri dari keramaian duniawi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan laku di dalam lakon sebagai nilai spiritual keagamaan seperti yang dijalankan oleh Ki Ageng Pandhanaran. Kajian terhadap data menggunakan pendekatan objektif dan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan perspektif religi yang ditunjang studi kepustakaan serta kerangka konseptual teoritis Etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa laku yang dijalankan Ki Ageng Pandhanaran menghasilkan pengetahuan keagaman yang diperoleh berdasarkan upaya melalui jalan yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga dengan ujian-ujian yang berhasil dikalahkan untuk mencapai tujuan keimanan dan keislaman. Kata kunci : laku, pengetahuan, magi, Wayang Tauhid, Islam
TINGKAT TUTUR BAHASA JAWA DALAM FILM KARTINI Ayu Rizky, Novia; Puspitorini, Dwi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.406

Abstract

Penelitian ini membahas tingkat tutur bahasa Jawa dengan pendekatan struktural dan sosiolinguistik.Masyarakat Jawa pada abad 19 yang digambarkan dalam film Kartini,yaitu masyarakat Jawa yangmenghormatiseseorang keturunan bangsawan. Hal tersebut terlihat dalam penggunaan tingkat tutur bahasa Jawa Ngoko dan Kramaketika penutur bertutur dengan mitra tutur yang bergelar bangsawan. Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara pandang penutur terhadap mitra tutur di dalam masyarakat Jawa. Pendekatan struktural digunakan untuk menentukan bentuk tingkat tutur. Pendekatan sosiolingistik dilakukan dengan menganalisis faktor yang melatarbelakangi pemilihan tingkat tutur. Teori tingkat tutur yang diajukan oleh Poedjasoedarma (1979) dan Harjawiyaya (2001) digunakan sebagai pisau analisis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak kemudian ditranskripsi. Sumber data penelitian ini adalah tuturan tokoh-tokoh dalam film Kartini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang menguatkan pemilihan tingkat tutur adalah status sosial, bukan relasi kekerabatan atau umur. Kata kunci: tingkat tutur bahasa Jawa; film Kartini; kesantunan; Ngoko; Krama
NILAI KARAKTER PADA PERIBAHASA, PEPATAH DAN SALOKA JAWA SEBAGAI PEMBELAJARAN KARAKTER UNTUK GENERASI PENERUS BANGSA Sawitri, Sawitri; Bengat, Bengat; Deswijaya, R. Adi; Priyatiningsih, Nurpeni
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.407

Abstract

Sifat atau karakter budi pekerti yang luhur diusahakan dan dibina. Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang ramah pada era modern menjadi sangat berkurang bahkan ada yang sudah sama sekali hilang. Rasa keprihatinan ini yang membuat penulis mengungkapkan dalam sebuah tulisan. Nilai karakter dari peribahasa, pepatah dan saloka meiliki nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa yang bermoral adalah bangsa yang menghargai dari nilai-nilai banganya sendiri. Padaperibahasan anak polah bapa kepradah, busuk ketekuk pinter keblinger, sedangkan saloka yaitu asu mbalang kalung wong. Peribahasa , pepatah, saloka dapat sebagai kiblat manusia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi sosok panutan bagi anak dan keturunan sehingga terselamatkan anak dan cucu bagi kehidupan yang semakin hilang budayanya. Nilai pendidikan karakter yang baik   menjadikan pribadi bangsa yang baik. Pendidikan karakter dapatdigunakan untuk generasi penerus kita bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nilai, Karakter , Peribahasa, Bebasan, Saloka.
KAIDAH PENANDAAN DALAM WANGSALAN TEMBANG Darmoko, Darmoko
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.650

Abstract

Wangsalan merupakan konstruksi bahasa Jawa  yang mengandung unsur teka-teki dan jawabannya (tebakannya) secara tersembunyi di dalam konstruksi bahasa tersebut. Ekspresi wangsalan dapat dipandang sebagai upaya penempaan orang Jawa dalam memahami relasi kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Upaya untuk memahami relasi kehidupan sebagai pencerdasan manusia Jawa untuk senantiasa mencari eksistensi dari kehidupan itu sendiri. Bentuk wangsalan bermetrum Pangkur di dalam Serat Rerepen karya KGPAA Mangkunagara IV di Surakarta sebagai data kajian. Persoalan yang muncul bagaimana orang Jawa melatih kecerdasan berfikir melalui wangsalan dalam bentuk tembang sehingga mendapatkan pemaknaan yang utuh dan padu. Pendekatan objektif dari Abram, metode deskriptif kualitatif dari Creswell, konsep etika dari Franz Magnis Suseno, dan Teori tentang tanda dari Chrales Sanders Pierce dipergunakan untuk menjawab persoalan penandaan konstruksi wangsalan tembang ini. Hasil kajian ini mengasumsikan bahwa wangsalan sebagai produk bahasa dan kebudayaan Jawa mengandung strategi pendidikan dan pemelajaran agar masyarakat menjadi cerdas dalam memaknai tanda-tanda simbolik yang terdapat di dalamnya. Kata-kata Kunci: kaidah, tanda, wangsalan, bahasa, Jawa.
BUDAYA PATRIARKI DALAM FILM KARTINI (2017) KARYA HANUNG BRAMANTYO Karkono, Karkono; Maulida, Justitia; Rahmadiyanti, Putri Salma
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.651

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya patriarki, perlawanan tokoh Kartini terhadap budaya patriarki, dan reaksi tokoh lain terhadap perlawanan Kartini dalam film Kartini. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sastra feminis dan semiotika. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah film Kartini dengan teknik pengumpulan data observasi atau pengamatan dan studi literatur. Adapun teknik analisis data dilakukan sejak, sebelum, selama, dan setelah proses penelitian. Hasil penelitian ini berupa kumpulan deskripsi budaya patriarki, perlawanan tokoh Kartini terhadap budaya patriarki, dan reaksi tokoh lain terhadap perlawanan Kartini dalam film Kartini. Kata kunci: Patriarki, Kartini, Budaya Jawa.
NEBUS KEMBAR MAYANG : RITUAL DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA YANG MASIH BERTAHAN Harsono, Harsono
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.652

Abstract

Nebus kembar mayang merupakan bagian dari rangkaian ritual pernikahan adat Jawa.pernikahan adat Jawa dapat ditemukan sitem nilai masyarakat Jawa yang didalamnya berisi konsepsi-konsepsi yang hidup di alam pemikiran sebagaian besar warga masyarakat Jawa, mengenai hal – hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ‘konsepsi’ hidup dari simbolisasi-simbolisasi dalam ritual yang masih bertahan dalam upacara pernikahan Jawa.Data diolah dengan menggunakan metode kontekstual dan metode pemahaman. Kedua metode ini digunakan sebagai upaya menemukan kaidah dalam tahap analisa data. Dalam analisis mengenai ritual ini, ditemukan konsepsi-konsepsi simbolisme dalam Nebus Kembar Mayangyang memberikan kekuatan pada masyarakat pelakuuntuk mengukuhkan eksistensi ritual ini sehingga masih dapat bertahan sampai sekarang. Kata-kata kunci: ritual, nebus kembar mayang, pernikahan jawa.
THE EFFORTS OF JAVANESE LANGUAGE IN CREATING INTERNET TERMS Ramadhan, Dimas; Puspitorini, Dwi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i1.653

Abstract

This research aims to know how Javanese language faces the progressof times. The presence of social media as a new medium in communicating demands Javanese language to make adjustments. One form of adjustment of Javanese language can be seen through the interface display of Javanese-language Facebook that fullof internet terms. This research examines how Javanese language creates and matches the Internet terms contained in the interface display of Javanese-language Facebook. This research uses a qualitative method that describes the findings obtained from the glossary of Javanese-language Facebook. The results of this research indicate that the term-matching on the interface display of Javanese-languageFacebook is mostly done by loan, not by translation or creating the term of internet in Javanese language. It proves that Javanese language is open and flexible to foreign influences. This is the characteristic that causes Javanese language to live and survive for centuries until now. Keywords: Javanese language, loan, progress, internet

Page 7 of 14 | Total Record : 134