cover
Contact Name
Ima Nurmalia Permatasari
Contact Email
ima.nurmalia@hangtuah.ac.id
Phone
+6285655855373
Journal Mail Official
jtropimar@hangtuah.ac.id
Editorial Address
Program Studi Oseanografi, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim No. 150, Sukolilo, Keputih, Surabaya 60111
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar)
Published by Universitas Hang Tuah
ISSN : 26563150     EISSN : 26567091     DOI : http://dx.doi.org/10.30649/jrkt.v2i2
Core Subject : Science, Social,
aim: Researchers and teachers for publishing the original articles of review articles Scope: Oceanography Physics, Geological Oceanography, Marine Chemistry and Marine Biology, Marine Ecology and Pollution, Marine Biotechnology, Marine Remote Sensing, Marine Geographic Information Systems, Hydrography, Marine Meteorology, Marine Acoustics, and coastal and marine resource management.
Articles 93 Documents
Analisis Pengaruh ENSO dan IOD Terhadap Evaporasi di Selat Makassar Menggunakan Metode Bowen Ratio Riza, Muhammad; Zetsaona Sihotang; Idris Mandang; Mustaid Yusuf
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i2.122

Abstract

Perpindahan panas global sangat penting untuk memahami mekanisme variabilitas iklim dalam skala global. Rasio Bowen dapat digunakan untuk menentukan fluks panas laten pada suatu permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi variabilitas evaporasi di Selat Makassar menggunakan metode bowen ratio dan kaitannya terhadap fenomena ENSO dan IOD dan Mengetahui durasi dari fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap perubahan evaporasi di Selat Makassar. Rasio Bowen dihitung dengan membagi nilai sensible heat flux dengan latent heat flux. Setelah mendapatkan nilai Rasio Bowen kemudian akan dicari cross-correlation diantara Rasio Bowen dan ONI (Ocean Nino Index) kemudian ditentukan berapa lama jeda waktu yang diperlukan untuk anomali di Samudera Pasifik berpengaruh ke Selat Makassar. Kemudian Cross-correlation dihitung kembali diantara Rasio Bowen dan DMI untuk melihat efek anomali di Samudera Hindia terhadap Selat Makassar. Data sensible heat flux dan latent heat flux didapatkan dari ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecasts) dianalisis dari tahun 1990-2022 dan akan dirata-ratakan perbulannya. Didapatkan hasil penurunan Rasion Bowen dari tahun 1990-2022 yang mengindikasikan evaporasi yang semakin rendah. Klimatologi Rasio Bowen menunjukkan evaporasi mengalami 2 kali puncak di bulan April dan November dengan nilai Rasio Bowen berturut-turut 0,133 dan 0,14. Korelasi silang Rasio Bowen dan ONI menunjukkan hubungan yang kuat dimana nilai R sebesar 0.65 dengan lag 2 bulan. Sedangkan korelasi silang Rasio Bowen dan DMI mendapatkan hasil R sebesar 0.13 dengan lag 1 bulan. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ENSO menjadi faktor yang memiliki efek besar terhadap evaporasi di Selat Makassar.
Analisis Spasio-Temporal Perubahan Garis Pantai di Wilayah Timur Kepulauan Bengkalis Tahun 2004-2024 Khaira, Annisa Ulfa; Rifardi; Dessy Yoswaty; Zulkifli; Ilham Ilahi
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i2.130

Abstract

Perubahan garis pantai merupakan fenomena dinamis yang didorong oleh interaksi proses alami dan antropogenik, termasuk transportasi sedimen, arus laut, aktivitas gelombang, dan intervensi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan garis pantai di Desa Pambang Pesisir, Kabupaten Bengkalis, selama periode 20 tahun (2004–2024) menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS C1 Level 2 tahun 2004, 2014, dan 2024. Metodologi yang digunakan meliputi analisis perubahan garis pantai melalui teknik penginderaan jauh dan pengukuran parameter fisika air laut seperti kecepatan arus dan tinggi gelombang. Hasil penelitian menunjukkan adanya tren penambahan garis pantai (akresi) di tiga stasiun pengamatan. Stasiun I, yang terletak di kawasan hutan mangrove, mengalami kemajuan garis pantai dengan laju 7,81 meter per tahun. Stasiun II, yang terletak di zona galangan kapal mengalami akresi sebesar 6,1 meter per tahun, sedangkan Stasiun III sebagai kawasan pariwisata, menunjukkan penambahan garis pantai sebesar 6,90 meter per tahun. Analisis pasang surut menunjukkan pola pasang surut campuran dengan dominasi semi-diurnal. Kecepatan arus bervariasi di berbagai stasiun, yaitu 0,29 m/s di Stasiun I, 0,33 m/s di Stasiun II, dan 0,36 m/s di Stasiun III, sedangkan tinggi gelombang masing-masing diukur sebesar 0,3 meter, 0,08 meter, dan 0,7 meter. Studi ini menyimpulkan bahwa perubahan garis pantai terutama dipengaruhi oleh kecepatan arus, energi gelombang, dan aktivitas antropogenik, terutama pembangunan struktur perlindungan pantai seperti tanggul. Temuan ini memberikan wawasan penting untuk pengelolaan dan perencanaan pembangunan pesisir yang berkelanjutan, dengan menekankan pentingnya mengintegrasikan dinamika alam dan dampak manusia ke dalam tata kelola wilayah pesisir.
Studi Kenaikan Muka Air Laut di Pesisir Lampung dan Banten menggunakan Satelit Altimetri Nadzir, Zulfikar Adlan; Agung, Haikhal Nuri; Fahrurozi, Fikri
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i2.137

Abstract

Perubahan iklim mendorong kenaikan muka air laut secara global yang berdampak signifikan terhadap wilayah pesisir, termasuk di Indonesia. Perubahan ini mengancam ekosistem, infrastruktur, serta kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi, menganalisis dan membandingkan tren kenaikan muka laut di wilayah pesisir Lampung dan Banten dengan menggunakan data satelit altimetri Jason-1, Jason-2, dan Jason-3 selama periode 2002–2019. Dalam penelitian ini, data altimetri berupa ketinggian permukaan laut (Sea Surface Height/SSH) diproses menjadi Sea Level Anomaly (SLA) dan Total Water Level Envelope (TWLE) dengan menerapkan koreksi umum seperti troposfer basah dan kering, ionosfer, bias gelombang laut (sea-state bias), dan pasang surut, yang kemudian divalidasi dengan data dari tiga stasiun pasang surut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tren kenaikan muka air laut di pesisir barat Lampung sebesar 5,46 mm/tahun, di Banten bagian selatan sebesar 2,84 mm/tahun, dan di Banten bagian utara sebesar 6,20 mm/tahun. Deret waktu TWLE menunjukkan korelasi yang kuat terhadap data pengukuran dari stasiun pasang surut, dengan nilai R = 0,93, yang menunjukkan konsistensi tinggi antara data satelit dan data lapangan. Temuan ini mengindikasikan bahwa pesisir dengan kemiringan batimetri yang landai cenderung mengalami laju kenaikan lebih tinggi dibandingkan dengan pesisir berlereng curam. Hal ini menegaskan bahwa satelit altimetri merupakan metode andal untuk pemantauan muka laut, bahkan di zona pesisir yang kompleks dan memiliki keterbatasan pengamatan. Hasil penelitian ini memiliki implikasi bagi perencanaan adaptasi perubahan iklim dan mitigasi bencana di wilayah pesisir Indonesia, terutama dalam pengembangan sistem pemantauan jangka panjang yang mengintegrasikan altimetri, pasang surut, dan GNSS.

Page 10 of 10 | Total Record : 93