cover
Contact Name
Dr. Ir., Nurtati Soewarno, M.T
Contact Email
nurtati@itenas.ac.id
Phone
+6222-7272215
Journal Mail Official
terracotta@itenas.ac.id
Editorial Address
Tata Usaha Prodi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Bandung - Itenas Gedung 17 Lantai 1 Jl. P.H.H. Mustofa No 23 Bandung - Jawa Barat 40124
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA
ISSN : -     EISSN : 27164667     DOI : https://doi.org/10.26760/terracotta
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA adalah Jurnal Ilmiah yang berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang-bidang utama : Perancangan Arsitektur (gedung), Stuktur dan Konstruksi, Teknologi Bangunan, Perencanaan Kota dan Asitektur Kota, Perumahan dan Permukiman, serta Teori-Metoda dan Sejarah Arsitektur.
Articles 125 Documents
Penerapan Langgam Arsitektur Indo-Eropa Pada Fasad Wendy’s Braga di Bandung Alfariza, Teuku Fathan; Anita, Juarni; Murtadho, Jabir; Prabowo, Eric; Erlangga, Fiddy
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9975

Abstract

Bandung direncanakan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Oleh karenanya hingga saat ini masih  terdapat banyak peninggalan Kolonial Belanda, salah satunya terdapat di sepanjang Jalan Braga. Braga merupakan salah satu jalan di kawasan pusat kota yang memiliki nilai historis dan telah ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya. Salah satu bangunan yang memiliki nilai sejarah adalah Wendy’s Braga. Bangunan ini dibangun tahun 1918 sebagai showroom mobil perusahaan Fuchs en Rens, sekarang berubah fungsi menjadi Restoran Wendy’s. Bangunan ini memiliki langgam Indo-Eropa karena menggabungkan langgam arsitektur kolonial modern dengan arsitektur tropis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi langgam Indo-Eropa pada fasad bangunan Wendy’s. Identifikasi bermanfaat untuk memperkuat eksistensi arsitektural sebagai bagian dari warisan budaya yang dilindungi. Metode studi yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui deskripsi sejarah bangunan Wendy’s dan implementasi unsur cagar budaya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ornamen Indo-Eropa yang diterapkan berupa desain fasad bangunan simetris, garis-garis horizontal di atas kusen jendela dan pintu, serta atap miring sebagai adaptasi terhadap iklim tropis.
Transisi Pola Sirkulasi Pendaftaran Konvensional Ke Digital, Studi Kasus RSUD Tarakan Jakarta Lumbanraja, Boi Dapot; Susetyarto, Martinus Bambang; Puspatarini, Retna Ayu
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 2
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i2.10911

Abstract

Saat ini pelayanan rumah sakit mengalami transisi dari manual ke digital. Perubahan ini memberikan dampak pada layanan rumah sakit seperti perubahan pola sirkulasi rumah sakit. Saat ini kajian perubahan pola sirkulasi akibat transisi ini belum banyak dilakukan. Riset ini merupakan riset terapan untuk mengkaji perubahan perilaku akibat perubahan layanan konvensional ke digital. Perubahan ini direspon dengan riset terapan secara mendalam sebelum melakukan perubahan tata letak ruang dan sirkulasi. Hal ini ditugaskan kepada peneliti untuk menyelesaikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perubahan pola sirkulasi alur pasien akibat transisi pendaftaran manual ke digital. Gambaran yang didapatkan adalah mendapatkan gambaran pola sirkulasi pada saat ini yang masih menggabungkan konvensional dan digital,  mendapatkan behavior mapping pendafataran online, dan menganalisa hasil data temuan . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi pola sirkulasi dengan teknik pemetaan perilaku, wawancara dengan nara sumber pengelola rumah sakit. Hasil data yang didapat dikoding dan di triangulasi. Kesimpulan didapatkan bahwa transisi dari konvensional ke digital membawa dampak pada tata letak dan sirkulasi. Perlu adanya penyesuaian dengan penambahan kapasitas tata letak dan sirkulasi bagi pasien pendaftar online dan pengurangan area pendaftar manual, termasuk pengurangan area layanan informasi.
Transformasi Ruang Dalam Rumah Tradisional Pesisir di Kampung Cungkeng, Kota Bandar Lampung Widya, Amelia Tri; Nurzukhrufa, Antusias; Basica, Embun Aura Annisa
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.10395

Abstract

Sebagai kampung transmigran Bugis-Makassar yang mendiami pesisir Kota Bandar Lampung, penduduk Kampung Cungkeng telah menghuni dan bertahan selama kurang lebih tujuh dekade lamanya. Transformasi fisik pada hunian merupakan proses dinamis selama berhuni, tidak terkecuali transformasi pada ruang dalam pada rumah tradisional Bugis-Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi transformasi ruang dalam pada rumah tinggal dan faktor penyebab transformasi di Kampung Cungkeng. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei, observasi, dan wawancara mendalam kepada pemilik rumah tinggal. Transformasi ruang dalam hunian diamati baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil penelitian menemukan pengalihan fungsi ruangan khususnya kolong hunian menjadi ruang servis, kamar tidur, dan ruang bersama. Selain itu, transformasi berupa penambahan ruang baru; pertumbuhan dan pembagian ruang dengan menambah/merobohkan dinding hunian; perluasan ruangan; dan perubahan zona ruangan. Adapun transformasi ruang dalam dipengaruhi oleh ketidakefisienan dan kebutuhan ruang karena penambahan anggota keluarga dan keterbatasan ruang gerak; kemampuan finansial; insentif perbaikan rumah; peluang ekonomi; dan ketersediaan lahan.
Penerapan Prinsip Akustik Ruang Auditorium (Studi Kasus: Auditorium Gedung Kuliah Umum 1 Institut Teknologi Sumatera) Gharata, Verza Dillano; Satria, Widi Dwi; Hidayat, Rahmad; Calista, Jinan Diva; Bastari, Anisah Shafiyyah Muchlas
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.10498

Abstract

Auditorium pada umumnya digunakan untuk mengadakan pertemuan, pertunjukan, dan kegiatan lainnya dengan jumlah tertentu. Salah satu faktor yang menunjang kenyamanan sebuah auditorium adalah bunyi (akustik). Pada ruang Auditorium Gedung Kuliah Umum 1 Institut Teknologi Sumatera (GKU 1 ITERA) akan dilakukan studi kasus untuk melihat kualitas suara yang ada di auditorium ini. Dalam kenyamanan suara pada sebuah auditorium, tentunya terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan seperti material yang dipilih serta mebel yang ada pada auditorium. Selain itu, tinggi dan panjang bangunan akan mempengaruhi kualitas akustik suatu ruangan dikarenakan persebaran suaranya harus merata. Hal tersebut juga dapat dipertimbangkan untuk peletakan posisi pengeras suara pada ruangan. Data penelitian diambil menggunakan metode pengamatan langsung. Pengamatan tersebut meliputi jenis material yang digunakan, pengukuran dimensi dan jarak menggunakan laser meter,  elemen arsitektur di dalamnya isinya melingkupi elemen dinding, lantai, plafon, jendela, dan furnitur. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas suara pada auditorium, antara lain jumlah pengeras suara untuk peningkatan intensitas suara, penambahan bahan peredam agar tidak ada gema yang berlebihan, penempatan mebel yang harus dikoordinasikan lebih awal kepada pihak stakeholder yang terkait, dan juga perlu dilakukan simulasi akustik sehingga diperoleh waktu dengung yang sesuai standar untuk fungsi auditorium.
Pedestrian Jalan Slamet Riyadi Surakarta Sebagai Pendukung Sustainable Development Goals Rakhmanty, Febrione Putri
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.8841

Abstract

Salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) adalah penyediaan akses universal terhadap ruang publik yang aman, inklusif dan mudah diakses. Dikaitkan dengan target tersebut maka peran ruang-ruang terbuka dalam kota termasuk jalur pedestrian menjadi krusial dalam pencapaian SDGs. Sebagai jalur pedestrian terpanjang di Kota Surakarta maka peran jalur pedestrian Jalan Slamet Riyadi menjadi penting demi mendukung terwujudnya target dari SDGs di Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kondisi fisik jalur pedestrian Jalan Slamet Riyadi saat ini telah mendukung penyediaan akses universal terhadap ruang-ruang publik yang aman, inklusif dan mudah diakses, dan hijau, terutama bagi perempuan dan anak-anak, manula dan orang dengan disabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Melalui metode ini peneliti akan melakukan survey langsung untuk mengetahui kondisi terkini sebenarnya di lokasi penelitian dihubungkan dengan variable-variabel yang mendukung SDGs. Berdasarkan hasil analisis akhir, diketahui bahwa dalam eksisting fisik jalur pedestrian Jalan Slamet Riyadi Surakarta saat ini dalam kondisi baik walaupun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk menunjang pengguna, sementara itu dari segi pemanfaatan saat ini jalur pedestrian tersebut tidak hanya digunakan oleh pejalan kaki, penyandang disabilitas ataupun pesepeda, namun juga sebagai lahan parkir dan akses kendaraan roda empat maupun roda dua.
Strategi Revitalisasi Taman Gajah Mada Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Aguspriyanti, Carissa Dinar; Zertson, Zertson; Husnul, Khayril; Sudirman, M Reza; Alifia, Nabila Dea; Suwarlan, Stivani Ayuning
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 2
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i2.11407

Abstract

Penurunan kualitas ruang menjadi salah satu faktor menurunnya minat masyarakat dalam mengunjungi taman kota, di samping adanya kecenderungan perilaku-perilaku negatif pengunjung yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan di taman tersebut. Minimnya akses terhadap ruang terbuka hijau yang berkualitas di perkotaan beresiko mempengaruhi kesehatan fisik dan mental masyarakatnya. Oleh karena itu, studi deskriptif kualitatif ini mengeksplorasi strategi revitalitasi salah satu ruang terbuka hijau publik di Kota Batam, yaitu Taman Gajah Mada, dengan pendekatan arsitektur perilaku. Data-data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi lapangan terkait kondisi lingkungan dan perilaku terbuka pengunjung yang ditekankan pada pola aktivitas, serta wawancara untuk mengetahui perilaku tertutup atau persepsi pengunjung. Hasil analisis perilaku menunjukan respon positif dan negatif yang kemudian menjadi dasar pertimbangan dalam merumuskan strategi revitalisasi. Adapun strategi tersebut disusun berdasarkan lima aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku manusia, yaitu ruang; ukuran dan bentuk; perabot dan penataannya; warna; suara, temperatur, dan pencahayaan. Studi ini juga menemukan bahwa salah satu faktor penting dan masih berkaitan dengan aspek ruang adalah ketersediaan kegiatan rutin komunal masyarakat di taman sebagai media promosi taman dan sekaligus melibatkan masyarakat untuk merawat taman tersebut secara tidak langsung. Keterlibatan masyarakat dapat menciptakan ikatan emosional dengan taman dan mendorong partisipasi aktif dalam menjaga dan memanfaatkan ruang tersebut.
Gemeente Semarang 1906 – 1942: Sebuah Riwayat Tata Kota Kolonial Mulyanto, Heru
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.10135

Abstract

Sebelum menjadi gemeente, kondisi sosial, ekonomi, tata kelola air, dan sebagainya berada di bawah kontrol langsung dari pemerintah koloni dengan model yang sama seperti kota-kota di Eropa. Namun semenjak desentralisasi diterapkan, Semarang berubah secara cepat, menjadi kota dengan fasilitas yang memadai dan dengan infrastruktur yang berkesinmabungan. Permasalahan yang dibahas dalam riset ini adalah bagaimana pemerintah Hindia-Belanda mengatur kota semarang yang tadinya sangat Eropa-sentris, menjadi kota yang disesuaikan bagi penduduk pribumi. Urgensi / tujuan penulisan artikel ini ialah untuk mengungkap kronologi dan proses awal pengesahan Gemeente Semarang hingga pembangunan berbagai fasilitas publik di sebagian besar bidang, yaitu artitektur kota, dinamika pelabuhan, eksistensi pasar, “kampongverbetering” (perbaikan kampung) dan dinamika Burgerlijke Openbare Werken di Kota semarang dalam merekonstruksi kota ini dalam bentuk Gemeente. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sejarah yang meliputi empat tahap: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, Historiografi. Hasil yang didapat adalah bahwa dilakukan sebuah “verbetering” atau perbaikan terhadap kampung-kampung di kota Semarang. Sementara dari segi pelabuhan, Semarang pada masa seelum desentralisasi telah dilakukan sebuah modernisasi oleh rezim Daendels.Dari segi arsitektur kota, sebelum dilakukan desentralisasi, model kota semarang hampir sama dengan Batavia yang mana, sungai merupakan urat nadi penting perekonomian masyarakat.
Analisis Pengaruh Koridor Jalan Braga Terhadap Lingkungan Permukiman di Kawasan Wisata, Jalan Braga Utomo, Regi Raihan; Sutarno, Wida Hamidah; Falah, Zildan Rasyid; Busono, Rr. Tjahyani; Yosita, Lucy
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 2
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i2.10641

Abstract

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang berada di Indonesia dengan potensi geografis yang memiliki daya tarik wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan internasional. Kota yang biasa disebut dengan sebutan “Bandung Lautan Api” ini memang memiliki daya tarik sendiri bagi para wisatawan seperti makanan daerah yang beragam hingga bangunan-bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Salah satu kawasan yang paling terkenal bagi wisatawan adalah Kawasan Braga. Kawasan Braga dinilai memiliki potensi wisata heritage untuk menarik minat para wisatawan dengan bangunan-bangunan bersejarahnya. Dengan memiliki potensi tersebut, pemerintah membuat permukiman pada sekitar Jalan Braga menjadi kampung wisata pada tahun 2019 dengan upaya mengembangkan pariwisata pada sektor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kawasan braga terhadap lingkungan permukiman yang berada di kawasan wisata Braga yaitu pada RW 08 yang berada di sebelah barat Jalan Braga. Pengambilan data diperoleh dengan cara melakukan observasi langsung (data primer) pada kawasan permukiman dan melakukan wawancara kepada ketua RW 08. Adapun studi literatur (data sekunder) yang diperoleh dari jurnal atau website yang sudah diteliti sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan bahwa pemukiman yang terletak pada kawasan-kawasan yang ramai memiliki potensi seperti membantu faktor ekonomi penduduk hingga sosial yang terjadi di kawasan permukiman. Namun, terdapat ancaman yang ditimbulkan oleh wisatawan yang dapat mengganggu para penduduk. Oleh karena itu, para wisatawan dan penduduk harus turut andil dalam menjaga lingkungan kawasan Braga.
Between Architecture, Story, and Place Identity: A Narrative Approach for Creative Placemaking in Museum Design Aguspriyanti, Carissa Dinar; Benny, Benny; Christine, Venita; Fernando, Delvin; Tan, Angelina
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.9183

Abstract

Museum architecture is required to tell a story more than just the physical building to be able to convey the knowledge and messages it carries. When architecture can be enjoyed physically and psychologically, architecture can be more memorable, easier to understand and appreciated by its users. How people value a place can be influenced by a narrative that gives character or identity to that place. Therefore, stories play a crucial role in making a place and shaping its identity. Placemaking concept has several types of approaches to transform spaces and enhance their significance. In particular, this study explored how to use narratives for creative placemaking in museum design, using a qualitative descriptive method that refers to the design process. Using narratives in architectural design has been well-known as storytelling architecture involving two techniques that are ‘storytelling as a metaphor’ and ‘storytelling through sequencing’. The results indicated that these techniques play a part in creative placemaking application which has three design principles, particularly in museum design. By incorporating storytelling techniques, architects and designers can create spaces that evoke emotions, foster connections, and enhance the overall experience of a place.
Konsep Informal Memorial sebagai Strategi Desain Pengembangan Kampung Lengkong Kyai Mahdiroh, Sheanne; Dewi, Julia; Wibisono, Andreas Yanuar
TERRACOTTA Journal of Architecture Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.10306

Abstract

Kampung Lengkong Kyai merupakan kampung bersejarah dengan adanya Taman Makam Pangeran Aria Wangsakara di dalamnya. Kampung bersejarah ini terletak di tengah-tengah pembangunan masif kawasan perumahan di Tangerang. Pada saat ini aktivitas di Lengkong Kyai tersegregasi antara aktivitas hunian perkampungan dan area memorial di Taman Makam Pahlawan. Kawasan Lengkong Kyai memiliki potensi untuk penggabungan aktivitas yang membuat kawasan ini lebih hidup serta memberikan benefit bagi warga kampung. Konsep informal memorial merupakan salah satu bentuk penggabungan antara ruang memorial dan ruang publik. Penggabungan aktivitas memberikan peluang untuk masyarakat Kampung Lengkong Kyai secara aktif menggunakan ruang publik yang terintegrasi dengan ruang memorial. Hasil penelitian menunjukkan adanya potensi untuk penggabungan aktivitas dengan menggunakan konsep informal memorial di kawasan Lengkong Kyai. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur, pemetaan dan observasi guna mengetahui peluang penggabungan aktivitas ruang memorial dan ruang publik. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa konsep yang bisa diterapkan pada layout kawasan. Konektivitas merupakan salah satu kunci untuk mengintegrasikan ruang memorial dan ruang publik di Kampung Lengkong Kyai. Kesimpulan akhir dari penelitian menemukan beberapa strategi desain yang dapat dikembangkan untuk merancang integrasi ruang memorial dan ruang publik di Kampung Lengkong Kyai.

Page 12 of 13 | Total Record : 125