cover
Contact Name
Achmad Suyono
Contact Email
achmadsuyono@polinema.ac.id
Phone
+62341-404424
Journal Mail Official
polinemajlt@gmail.com
Editorial Address
Politeknik Negeri Malang Jl.Sukarno Hatta 9 Malang Telp. (0341) 404424-404425 Fax. (0341) 404425
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Linguistik Terapan
ISSN : 20882025     EISSN : -     DOI : 10.33795
Core Subject : Education,
Jurnal Linguistik Terapan (JLT) terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan November yang berisi artikel ilmiah hasil penelitian atau kajian dalam bidang pengajaran bahasa, pembelajaran bahasa, pemerolehan bahasa, sosiolinguistik, psikolinguistik, penerjemahan, analisis wacana, pragmatik, bilingualisme, linguistik kontrastif, multilingualisme, komunikasi multilingual, leksikografi, linguistik komputasional, komunikasi berbantuan komputer, linguistik forensik, dan lain-lain, serta tinjauan buku dalam bidang-bidang tersebut.
Articles 85 Documents
Developing Communicative Skills-Based Reading Materials for Technical English Course of Civil Engineering Study Program State Polytechnic of Malang Widowati, Tutuk
Jurnal Linguistik Terapan Vol 1 No 1 (2011)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reading is the most suitable skill in English for Specific Purposes (ESP) teaching and learning process. However, other skills should be accommodated in it. This study aims at developing appropriate communicative skills‐based reading materials for Technical English 1 (TE 1) Course at Civil Engineering Study Program (CESP) State Polytechnic of Malang. The proposed materials had to go through expert verifications and revisions. Then the revised materials experienced field try‐outs and revisions to be validated as a final product. A recycle was done to strengthen the validation. There are 7 units of reading developed based on Contextual Teaching and Learning (CTL) method, completed with appropriate learning activities and assessment techniques. The implementation of CTL approach has brought about betterment in the teaching and learning process of TE 1 Course for CESP students State Polytechnic of Malang.
Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur Memprotes dalam Novel Stealing Home (Hati yang Terenggut) Karya Sherryl Woods Fitriana, Irta
Jurnal Linguistik Terapan Vol 5 No 1 (2015)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerjemahan tuturan/ tindak tutur merupakan kegiatan menerjemahkan yang cukup menarik mengingat proses pemahaman pesan harus dikaitkan dengan konteks (situasi tutur) yang melingkupinya. Perhatian terhadap konteks sangat diperlukan guna mempertahankan maksud tuturan agar tidak menimbulkan distorsi makna atau misunderstanding dalam bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Selain itu, jenis tindak tutur dalam Bsu tidak mengalami perubahan dalam bahasa sasaran (Bsa). Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk menganalisis teknik dan kualitas terjemahan (keakuratan dan keberterimaan) tindak tutur memprotes dalam novel Stealing Home (Hati yang Terenggut). Adapun tindak tutur memprotes merupakan bagian dari tindak tutur ekspresif. Hasil analisis menunjukkan 15 data tuturan memprotes. Adapun teknik penerjemahan yang digunakan sebanyak 11 teknik dengan frekuensi total penggunaan sebanyak 31 kali. Penggunaan sebelas teknik ini dinilai berdampak baik pada kualitas terjemahannya dan menghasilkan terjemahan yang akurat, berterima dan mudah dipahami.
Tren Kajian Terjemahan dan Industri Terjemahan Hariyanto, Sugeng
Jurnal Linguistik Terapan Vol 7 No 1 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di bidang kajian penerjemahan telah diteliti bagaimana terjemahan yang bagus itu seharusnya dilakukan, bagaimana penerjemahan mempengaruhi sistem sastra dan budaya lain, bagaimana penerjemahan dilakukan untuk menghasilkan respons yang diinginkan, siapa saja yang mempengaruhi penerjemahan, bagaimana penerjemahan bisa dikatakan sebagai alat untuk menguasai golongan terpinggirkan, dan akhirnya bagaimana mengamati fitur-fitur terjemahan dari berdasar pangkalan data teks terjemahan. Alur perkembangan ini membawa pada suatu kesimpulan bahwa penelitian di awal-awal masa berangkat dari intisari perihal penerjemahan dan bergeser serta bercabang hingga hal-hal yang tidak lekat terkait dengan intisari penerjemahan, mis. kajian poskolonial di bidang penerjemahan. Namun, ada juga yang berusaha kembali dengan membawa alat yang baru (studi korpus). Dari sudut pandang industri bahasa, ada tren yang tidak mungkin ditolak. Tren pertama adalah industri sekarang memandang terjemahan sebagai sarana untuk mencapai tujuan komunikasi (bisnis, politik, budaya, dll.). Tren kedua adalah semakin bagusnya teknologi komputer dan semakin maraknya penggunaan komputasi awan. Alhasil, perkembangan ini, didukung globalisasi ekonomi, telah banyak memaksakan perubahan dalam profesi terkait industri bahasa. Akhirnya, saya berpendapat bahwa kajian teori penerjemahan hendaknya kembali ke urusan dasar, yakni masalah pemindahan pesan dari suatu bahasa ke bahasa lainnya. Kajian terhadap tren perkembangan industri terjemahan memberi tahu kita di bidang pengajaran penerjemahan bahwa para peserta pengajaran perlu dibekali ilmu untuk menyintas tuntutan zaman. Jika yang diajarkan hanya ilmu-ilmu linguistik saja, ibaratnya kita mengajari mereka untuk menembak bayangan dari sosok yang sedang berlari
Frasa Nomina Endosentris Atributif Berpewatas Adjektiva dalam Bahasa Rusia dan Bahasa Indonesia: Aplikasi Analisis Kontrastif Dalam Penerjemahan Karyaningsih, Tri Yulianty
Jurnal Linguistik Terapan Vol 8 No 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Frasa nomina endosentris atributif berpewatas adjektiva adalah salah satu tipe frasa produktif dalam bahasa Rusia dan bahasa Indonesia. Akan tetapi, pada frasa kedua bahasa ini terdapat perbedaan akibat berbedanya sistem gramatika. Hal ini dapat menjadi kendala saat kedua bahasa tersebut digunakan secara bersamaan seperti dalam penerjemahan. Dalam makalah ini dibahas mengenai analisis kontrastif frasa dimaksud serta aplikasinya dalam penerjemahan dari bahasa Rusia ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Teori yang digunakan bersifat eklektik. Sementara deskripsi dan komparasi diterapkan sebagai metode penelitian. Data bersumber dari buku gramatika dan karya sastra. Terkait dengan analisis kontrastif, didapatkan hasil: 1) pada frasa nomina endosentris atributif bahasa Rusia adjektiva sebagai pewatas terletak di depan inti frasa, sedangkan pada bahasa Indonesia di belakang inti; 2) muncul perbedaan pada komponen pewatas akibat adanya perbedaan dalam kategorisasi (kelas) kata; 3) pada frasa nomina bahasa Rusia terdapat kategori gramatikal genus, jumlah, dan kasus yang membentuk relasi konkordansi nomina dengan adjektiva, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada. Hasil analisis kontrastif ini dapat diacu dalam penerjemahan frasa kedua bahasa sehingga terjemahan dapat berterima dan sesuai dengan kaidah gramatika masing-masing bahasa.
Analisis Wacana Kritis Pernyataan Mantan Ketua Umum PSSI dan Gubernur Sumatera Utara “Kalau Wartawan Nya Baik Nanti Timnas Nya Baik” dalam Tayangan Youtube Kompas TV Sukma, Albertus Dio; Mayasari, Mayasari; Hariyanto, Fajar
Jurnal Linguistik Terapan Vol 9 No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jlt.v9i2.90

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk mengetahui apa sebenarnya makna dibalik pernyataan Edy ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis model tiga dimensi Norman Fairclough. Fairclough memusatkan perhatian wacana pada bahasa. Fairclough menggunakan wacana menunjuk pada pemakaian bahasa sebagai praktek sosial, lebih daripada aktivitas individu atau untuk merefleksikan sesuatu. Analisis Norman Fairclough didasarkan pertanyaan besar, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Mendeskripsikan analisis dimensi teks dari wacana pernyataan Edy Rahmayadi, (2) Mendeksripsikan analisis dimensi kewacanaan yang tersebar dan dikonsumsi serta (3) Mendeksripsikan situasi, insitusional, dan sosial yang melatarbelakangi aspek kewacanaan yang terujar. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari literatur, buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dimensi teks berupa diksi, tema, serta modalitas yang telah dinarasikan. Praktik kewacanaan muncul atas sebab akibat Edy mengujarkan pernyataan ini serta praktik sosial budaya menunjukkan bahwa Edy Rahmayadi yang mempunyai jabatan ganda meskipun tidak melanggar aturan dalam undang-undang dan partai politik usungan beliau yang tidak mempunyai kepentingan insitusional dalam media Kompas TV.
Digital Photograph dalam Pengajaran BIPA di Polandia Cahyani, Hilda; Hoesny, Mariana Ulfah
Jurnal Linguistik Terapan Vol 9 No 1 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan penggunaan digital photograph dalam pengajaran Bahasa Indonesia tingkat menengah di Polandia. Dengan menggunakan foto digital yang memediasi antar budaya (diadopsi dari Kusumaningputri dan Widodo) kegiatan ini meliputi fase (1) mengumpulkan digital yang sarat budaya foto, (2) mengamati foto yang dipilih, (3) mendeskripsikan teks visual ini, (4) membandingkan dan membandingkan teks fotografi, dan (5) mengevaluasi informasi / data yang berkaitan dengan foto-foto yang dipilih yang menggambarkan realitas sosiokultural. kegiatan ini membutuhkan persiapan yang cukup matang dan serius bagi pemelajar bahasa, khususnya untuk mengumpulkan informasi, mencari gambar (memilih dan memilah gambar yang sesuai dengan topik), kemudian menginterpretasi gambar dan menceritakannya di kelas. Melalui fase yang panjang ini mahasiswa membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak yang harus mereka investasikan dalam proses pembelajaran. Persepsi mahasiswa menggambarkan refleksi positif terhadap penggunaan foto digital untuk pembelajaran BIPA. Pemelajar Bahasa Indonesia memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dikarenakan melampaui fase pembelajaran mandiri dan aktif pada saat mereka di kelas. Hal ini mendukung perkembangan bahasa mereka secara terarah dan baik.
The Order of Communication Acts in Online News (The Application of Pragmatics’ Speech in Journalism) Asidiky, Zakie
Jurnal Linguistik Terapan Vol 6 No 2 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article investigates the order of communication acts in online news as the application of Pragmatics on speech analysis in Journalism, This research aims to analyze and describe the communication acts used in a selected news on Jakarta Post and to find out the order of communication acts. In the news ‘Taxi protest turns violent as drivers target other drivers’, the writer found 5 (five) communication acts used in the narration. They are to describe, to report, to explain, to refer to and to tell. The speech act which is adopted by the used communication acts in the news narration is Representative. Meanwhile, the order of communication acts in the news is started by To tell and ended by To refer to.
Intercultural Communication in "Anna and the King": A Discourse Approach Pratiwi, Iwik
Jurnal Linguistik Terapan Vol 4 No 2 (2014)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The loads of value in “Anna and the King” (1999), a film based on a diary written by Margaret Landon in 1944 provides an accurate and extensive basis for exploration of interlanguage communication used in real life. It tells about the English woman who became a teacher in Siam in King Mongkut’s era and explores a continuous negotiation between cultural practices and other socio-political determinants which promote the Royal institution in the Thai everyday life. This paper is to reveal an interdiscourse communication represented in a scene taken from the film emphasizing on the situation represented in a dialogue in which members of different groups are in social interaction with each other and the interpretive processes they must bring to bear to understand each other in a highly altered hybrid and culturally mixed situation. The discussion is based on a discourse approach proposed by Ron Scollon, Suzanne Wong Scollon and Rodney H. Jones (2012) in their book: “Intercultural Communication”. The speech situation, speech events, and speech acts are outlined before discussing the grammar of context. Then the background discourse is elaborated before analyzing the occurring problems during the intercultural communication between Anna, an English woman and King Mongkut, a Siamese ruler. The discussion is mainly based on Western vs Eastern, Utilitarian vs Confucian, deductive culture vs inductive culture dichotomies. It is concluded that the miscommunication is due to different discourse system which includes ideology forms of discourse, partial socialization and different perception of face system.
Eufemisme dalam Wacana Lingkungan Sebagai Piranti Manifestasi Manipulasi Realitas: Perspektif Ekolinguistik Kritis Laili, Elisa Nurul
Jurnal Linguistik Terapan Vol 6 No 1 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nowadays, the language studies also uncover the language usage packaged in the diction and new terms created by the journalists in environmental discourses. For the certain reason, often journalists create and use the language features such as figure of speeches and language style. Euphemism is one of figure of speeches that often found in Indonesian mass media. Not only for language politization device, the use of euphemism on environmental discourse in Indonesian mass media is reflected in the use of new terms that often concealing the true facts about environment. Euphemism in environmental discourse is more various than in sociolinguistic scope, which often have the close relationship with taboo concept. Euphemism in environmental discourse not only replacing the taboo terms, but has more politically and ideologically usage. This paper will discuss about the use of euphemism in environmental discourse by the ecocritical discourse analysis perspective.
Keunikan dalam Kesemestaan Pada Penerjemahan Kecap Anteuran dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Inggris Mahmud, Erlina Zulkifli; Ampera, Taufik
Jurnal Linguistik Terapan Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keunikan dalam kesemestaan merupakan dua istilah dalam Ilmu Budaya yang berhubungan dengan sifat budaya yang berwajah dua; unik ‘unique/special’ dan sekaligus semesta ‘universal’. Fenomena ini digunakan untuk menunjukkan keadaan yang muncul pada kecap anteuran yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Kecap Anteuran ‘kata pengantar’ yang merupakan bagian dari objek penelitian pada makalah ini adalah salah satu jenis kata yang terdapat dalam Bahasa Sunda, bahasa daerah yang digunakan hampir di seluruh wilayah Jawa Barat. Bentuk dari kecap anteuran yang spesifik menjadikannya begitu unik, dan keunikannya memunculkan fenomena-fenomena bahasa manakala kata ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan segala unsur-unsur kesemestaan yang dimilikinya. Hampir selalu ada celah untuk menemukan padanan yang terdekat dan yang alamiah untuk memindahkan pesan yang dikandung pada sebuah kecap anteuran. Tentu saja masih tetap ada masa ketika penerjemah harus mentransfer kecap anteuran ini ke dalam bahasa sasaran melalui teknik borrowing ‘peminjaman’ apabila hal seperti ini memang tidak dapat dihindari lagi dan itu sah-sah saja dalam penerjemahan. Hal yang menjanjikan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada lagi yang tidak mungkin dalam menerjemahkan unsur-unsur bahasa yang unik seperti ini bila keunikan tersebut dapat ditempatkan pada suatu kesemestaan yang sudah pasti dimiliki oleh semua bahasa. Melalui metode deskriptif komparatif, pencandraan tentang keunikan dalam kesemestaan pada penerjemahan kecap anteuran ke dalam Bahasa Inggris menjadi tujuan dari penelitian ini.