cover
Contact Name
Ahmad Syauqi
Contact Email
sainsalami@unisma.ac.id
Phone
+62341551932
Journal Mail Official
syauqi.fmipa@unisma.ac.id
Editorial Address
Fakultas MIPA, Gedung Usman bin Affan Lantai 1 Kompleks Universitas Islam Malang, Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sains Alami (Known Nature)
ISSN : -     EISSN : 26571692     DOI : http://dx.doi.org/10.33474/j.sa.v3i2.8449
Alami menunjuk kepada material yang ada dalam makhluk hidup (ciptaan). Semua senyawa yang ada dalam tubuh makhluk hidup dan sintesis oleh peristiwa biokimia merupakan produk organik. Proses perubahan menuju mineralisasi oleh mikroorganisme merupakan peristiwa dekomposisi dan dalam hal ini juga terjadi dalam suatu kehidupan. Selanjutnya, biogeokimia merupakan suatu perputaran zat dan hal ini sangat penting dalam kehidupan.
Articles 105 Documents
POTENSI PENGEMBANGAN JALUR BIRDWATCHING BERDASARKAN DISTRIBUSI KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PRECET, WILAYAH RESORT PEMANGKUAN HUTAN WAGIR KPH MALANG Muhamad Atho' illah; Hasan Zayadi; Hamdani Dwi Prasetyo
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v5i1.12505

Abstract

Birdwatching is a form of nature tourism which has been continuously developed in Indonesia since the 2000s, because it has a promising econimic aspect for the tourism business world. Therefore, bird conservation efforts were needed based on community participation, one of which is through birdwatching activities that are packaged in the concept of ecotourism. Bird observations were carried out roaming on a predetermined observation path. The area used as the observation location is the forest around the Wagir RPH, the area of cultivated land and the residential area. These areas were taken because they are considered to represent the 3 types of ecosystems that exist in the Wagir RPH. Observations were made in two time, the first time started at 06.00-09.00 (morning observation), and afternoon observations at 13.00-17.00. The Pemangkuan Wagir Forest Resort area of KPH Malang has 19 species, namely Aegithina tiphia, Prinia superciliaris, Geopelia striata, Pericrocotus speciosus, Hemipus hirundinaceus, Prinia familiaris, Orthotomus sepium, Spilopelia chinensis, Centropus nigrorufus, Dicaeum trochileum, Lonchura leucogastroides, Halcyon cyanoventris, Nectarinia jugularis, Parus cinereus, Dinopium javanense, Pycnonotus goiavier, Pycnonotus aurigaster, Hypsipetes virescens, Megalaima javensis. With 13 families including Aegithinidae, Columbidae, Campephagidae, Cisticolidae, Cuculidae, Dicaeidae, Estrildidae, Halcyonidae, Nectariniidae, Paridae, Picidae, Pycnonotidae, Ramphastidae. These birds can be found directly or indirectly through sound. The results of this study indicate that the diversity index value=2.724, (medium category) in Precet RPH Wagir, KPH Malang, many interactions with farmers and pine tappers greatly affect the level of diversity of bird species and the presence of birds in that location.Keywords: Bird, Birdwatching, IUCN, KPH MalangABSTRAKWisata pengamatan burung liar (birdwatching) merupakan salah satu bentuk wisata alam sejak tahun 2000-an terus dikembangkan di Indonesia karena mempunyai aspek ekonomi yang cukup menjanjikan bagi dunia pariwisata. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi burung dengan berlandaskan partisipasi masyarakat, salah satunya melalui kegiatan birdwatching yang dikemas dalam konsep ekowisata. Pengamatan burung dilakukan secara jelajah pada jalur pengamatan yang telah ditentukan. Daerah yang dijadikan lokasi pengamatan adalah hutan di sekitar RPH Wagir, wilayah lahan yang diolah dan daerah pemukiman. Daerah-daerah tersebut dianggap mewakili 3 tipe ekosistem yang ada di RPH Wagir. Pengamatan dilakukan pada dua pembagian waktu, pertama dimulai pukul 06.00-09.00 (pengamatan pagi), serta pengamatan sore pukul 13.00-17.00. Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang memiliki 19 spesies yaitu Aegithina tiphia, Prinia superciliaris, Geopelia striata, Pericrocotus speciosus, Hemipus hirundinaceus, Prinia familiaris, Orthotomus sepium, Spilopelia chinensis, Centropus nigrorufus, Dicaeum trochileum, Lonchura leucogastroides, Halcyon cyanoventris, Nectarinia jugularis, Parus cinereus, Dinopium javanense, Pycnonotus goiavier, Pycnonotus aurigaster, Hypsipetes virescens, Megalaima javensis. Dengan 13 Famili di antaranya Aegithinidae, Columbidae, Campephagidae, Cisticolidae, Cuculidae, Dicaeidae, Estrildidae, Halcyonidae, Nectariniidae, Paridae, Picidae, Pycnonotidae, Ramphastidae. Burung-burung tersebut dapat dijumpai secara langsung maupun tidak langsung melalui suara. Penelitian yang telah dilakukan pada 3 jalur pengamatan yakni hutan pinus, hutan mahoni dan hutan lindung dengan ulangan sebanyak 5 kali, diperoleh 67 individu yang terbagi atas 19 spesies. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks keanekaragamannya 2,724 (kategori sedang) di Precet wilayah RPH Wagir KPH Malang, banyaknya interaksi dengan para petani maupun penyadap pinus sangat mempengaruhi tingkat keanekaragaman jenis burung dan keberadaan burung di lokasi tersebut.Kata kunci : Burung, Birdwatching, IUCN, KPH Malang
Gambaran Histopatologi Otak Pada Tikus Hipertensi (DOCA-Garam) yang Dipapar Ekstrak Metanolik Kombinasi Benalu Teh dan Benalu Mangga Model Preventif Dyan Aprillia Susanti; Nour Athiroh Abdoes Sjakoer; Nurul Jadid Mubarokati
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v5i1.15541

Abstract

Hypertension is an increase in blood pressure that exceeds normal limits. In patients with hypertension, systolic blood pressure is 140 mmHg and diastolic blood pressure is 90 mmHg and comes from a complex and interconnected environment. Hypertension is a non-communicable disease that can cause death in humans and is closely related to cardiovascular disease. Hypertension is considered the main cause of 9.4 million deaths that occur in the world's population every year. Disorders of blood vessels around the brain due to hypertension can cause death. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the methanolic extract of the combination of Mango Mistletoe and Mistletoe Tea (EMKBTBM) given to rats with hypertension model on the histopathological features of the brain in hypertensive rats (DOCA-salt) preventive model. The method used in this study was the true experimental method and the RAL research design on 25 male wistar rats with 3 treatments (PI, PII, PIII), (K-) group without any treatment (without administration of DOCA Salt and EMKBTBM) and (K+) using DOCA-Salt induction without giving EMKBTBM, and 5 times replication. The EMKBTBM was given with a ratio of mango mistletoe: tea mistletoe which was 3:1 and then given at a dose of 50, 100, 200 mg/KgBB in the treatment of PI, PII, PIII. Data analysis was carried out by using ANOVA statistical test using the JAMOVI application. Based on the results of the study, it was shown that giving EMKBTBM to rats had the effect of reducing the amount of damage (necrosis) in the white matter area of the brain. The administration of EMBTBM at a dose of 50 mg/KgBW was the most optimum dose in reducing the amount of white matter cell necrosis in the male wistar rat brain.Keywords:3 Brain Necrosis, Hypertension, Mango Mistletoe, Tea MistletoeABSTRAKHipertensi merupakan bertambahnya tekanan darah melebihi batas normal. Pada penderita hipertensi, tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik  90 mmHg serta berasal dari lingkungan yang kompleks dan saling berhubungan. Hipertensi ialah penyakit tidak menular yang dapat mengakibatkan kematian pada manusia dan berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Hipertensi dianggap sebagai sebab utama 9,4 juta kematian yang terjadi pada penduduk dunia pada setiap tahunnya. Gangguan pembuluh darah disekitar otak akibat hipertensi dapat menebabkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas Ekstrak Metanolik Kombinasi Benalu Mangga dan Benalu Teh (EMKBTBM) yang diberikan pada tikus model hipertensi terhadap gambaran histopatologi otak pada tikus hipertensi (DOCA-garam) model preventif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode true eksperimental serta desain penelitian RAL pada 25 ekor tikus wistar jantan dengan 3 perlakuan (PI, PII, PIII), (K-) kelompok tanpa perlakuan apapun (tanpa pemberian DOCA Garam dan EMKBTBM) dan (K+) menggunakan induksi DOCA-Garam tanpa pemberian EMKBTBM, serta 5x ulangan. Pemberian EMKBTBM dengan perbandingan benalu mangga : benalu teh yaitu 3:1 kemudian diberikan dengan dosis 50, 100, 200 mg/KgBB pada perlakuan PI, PII, PIII. Analisis data dilakukan dengan uji statistic ANOVA menggunakan aplikasi JAMOVI. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pemberian EMKBTBM pada tikus mempunyai efek yaitu dapat mengurangi jumlah kerusakan (nekrosis) di area white matter otak. Pemberian EMBTBM dengan dosis 50 mg/KgBB merupakan dosis paling optimum dalam menurunkan jumlah nekrosis sel white matter otak tikus wistar jantan.Kata kunci: Benalu Teh, Benalu Mangga, Hipertensi, Nekrosis Otak
Potensi Pengembangan Jalur Birdwatching berdasarkan Distribusi Keanekaragaman Burung di Precet, Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang Muhamad Atho' illah; Hasan Zayadi; Hamdani Dwi Prasetyo
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v5i1.12505

Abstract

Birdwatching is a form of nature tourism which has been continuously developed in Indonesia since the 2000s, because it has a promising econimic aspect for the tourism business world. Therefore, bird conservation efforts were needed based on community participation, one of which is through birdwatching activities that are packaged in the concept of ecotourism. Bird observations were carried out roaming on a predetermined observation path. The area used as the observation location is the forest around the Wagir RPH, the area of cultivated land and the residential area. These areas were taken because they are considered to represent the 3 types of ecosystems that exist in the Wagir RPH. Observations were made in two time, the first time started at 06.00-09.00 (morning observation), and afternoon observations at 13.00-17.00. The Pemangkuan Wagir Forest Resort area of KPH Malang has 19 species, namely Aegithina tiphia, Prinia superciliaris, Geopelia striata, Pericrocotus speciosus, Hemipus hirundinaceus, Prinia familiaris, Orthotomus sepium, Spilopelia chinensis, Centropus nigrorufus, Dicaeum trochileum, Lonchura leucogastroides, Halcyon cyanoventris, Nectarinia jugularis, Parus cinereus, Dinopium javanense, Pycnonotus goiavier, Pycnonotus aurigaster, Hypsipetes virescens, Megalaima javensis. With 13 families including Aegithinidae, Columbidae, Campephagidae, Cisticolidae, Cuculidae, Dicaeidae, Estrildidae, Halcyonidae, Nectariniidae, Paridae, Picidae, Pycnonotidae, Ramphastidae. These birds can be found directly or indirectly through sound. The results of this study indicate that the diversity index value=2.724, (medium category) in Precet RPH Wagir, KPH Malang, many interactions with farmers and pine tappers greatly affect the level of diversity of bird species and the presence of birds in that location.Keywords: Bird, Birdwatching, IUCN, KPH MalangABSTRAKWisata pengamatan burung liar (birdwatching) merupakan salah satu bentuk wisata alam sejak tahun 2000-an terus dikembangkan di Indonesia karena mempunyai aspek ekonomi yang cukup menjanjikan bagi dunia pariwisata. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi burung dengan berlandaskan partisipasi masyarakat, salah satunya melalui kegiatan birdwatching yang dikemas dalam konsep ekowisata. Pengamatan burung dilakukan secara jelajah pada jalur pengamatan yang telah ditentukan. Daerah yang dijadikan lokasi pengamatan adalah hutan di sekitar RPH Wagir, wilayah lahan yang diolah dan daerah pemukiman. Daerah-daerah tersebut dianggap mewakili 3 tipe ekosistem yang ada di RPH Wagir. Pengamatan dilakukan pada dua pembagian waktu, pertama dimulai pukul 06.00-09.00 (pengamatan pagi), serta pengamatan sore pukul 13.00-17.00. Wilayah Resort Pemangkuan Hutan Wagir KPH Malang memiliki 19 spesies yaitu Aegithina tiphia, Prinia superciliaris, Geopelia striata, Pericrocotus speciosus, Hemipus hirundinaceus, Prinia familiaris, Orthotomus sepium, Spilopelia chinensis, Centropus nigrorufus, Dicaeum trochileum, Lonchura leucogastroides, Halcyon cyanoventris, Nectarinia jugularis, Parus cinereus, Dinopium javanense, Pycnonotus goiavier, Pycnonotus aurigaster, Hypsipetes virescens, Megalaima javensis. Dengan 13 Famili di antaranya Aegithinidae, Columbidae, Campephagidae, Cisticolidae, Cuculidae, Dicaeidae, Estrildidae, Halcyonidae, Nectariniidae, Paridae, Picidae, Pycnonotidae, Ramphastidae. Burung-burung tersebut dapat dijumpai secara langsung maupun tidak langsung melalui suara. Penelitian yang telah dilakukan pada 3 jalur pengamatan yakni hutan pinus, hutan mahoni dan hutan lindung dengan ulangan sebanyak 5 kali, diperoleh 67 individu yang terbagi atas 19 spesies. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks keanekaragamannya 2,724 (kategori sedang) di Precet wilayah RPH Wagir KPH Malang, banyaknya interaksi dengan para petani maupun penyadap pinus sangat mempengaruhi tingkat keanekaragaman jenis burung dan keberadaan burung di lokasi tersebut.Kata kunci : Burung, Birdwatching, IUCN, KPH Malang
Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Antioksidan dalam Daun Zaitun (Olea europaea L.) dengan Metode DPPH Ulfi Abdul Rahman Oey; Tintrim Rahayu; Gatra Ervi Jayanti
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v5i1.15927

Abstract

Causes of degenerative diseases are caused by activities and unhealthy lifestyle. unhealthy lifestyle which in turn triggers free radicals. free radicals are moleculs that are not oxidized which cause the formation of new molecules that can damage body cells. free radicals can be overcome by giving natural antioxidants, one of which is form the olive plant (Olea europaea L.).The purpose of this study was to determine the effect of temperature treatment on antioxidant activity in olive leaves based on leaf age by calculating the IC50 value. The method used in this research is the DPPH method. Based on the results of the study, it can be concluded that the temperature of 31.6°c in young leaves according to calculations is categorized as a strong antioxidant because it provides a calculated value of 82.778 ppm and 165.093 ppm on old leaves and classified as moderate antioxidants, while temperature of 44°c give dominant level under 31.6°c with IC50 values 123.78 ppm for young leaves and 165.170 ppm for old leaves and classified as moderate antioxidants according to the theory that compounds that have very strong antioxidant activity values IC50 values are less than 50 ppm, strong if the IC50 are between 50 and 100, moderate antioxidant if the IC50 values are feasible 100-250 ppm, weak if the IC50 value is 250-500 ppm and inactive if the IC50 value is more than 500 ppm. and vice versa related to the selection of leaf age also affects the level of antioxidant activity seen from the comparison of results from the two treatments that young leaves have a higher level of antioxidant activity than old leaves in counteracting free radicals.Keywords : Temperature, Antioxidant, Olive (Olea europaea L.), DPPH.ABSTRAKPenyebab penyakit degeneratif disebabkan karena aktivitas dan pola hidup yang kurang sehat. Pola hidup kurang sehat yang pada akhirnya memicu radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak teroksidasi yang menyebabkan terbentuk molekul baru yang dapat merusak sel tubuh. Radikal bebas dapat diatasi dengan pemberian antioksidan salah satunya dari tumbuhan zaitun (Olea europaea L.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan suhu terhadap aktivitas antioksidan pada daun zaitun berdasarkan umur daun melalui perhitungan nilai IC50. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DPPH. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan suhu 31.6°C pada daun muda  menurut perhitungan IC50 dikategorikan sebagai antioksidan kuat karena memberikan nilai hasil perhitungan IC50  sebesar 82.778 ppm dan 165.093 ppm pada daun tua dan tergolong antioksidan sedang, sementara pada perlakuan suhu 44°C memberikan pengaruh lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan suhu 31.6°C dengan nilai IC50 sebesar 123.78 ppm untuk daun muda dan 165.170 ppm untuk daun tua dan tergolong antioksidan sedang sesuai teori bahwa senyawa yang memiliki nilai aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat apabila nilai IC50 bernilai antara 50 sampai 100, antioksidan sedang apabila jika nilai IC50 bernilai 100-250 ppm, lemah jika nilai IC50 bernilai 250-500 ppm dan tidak aktif jika nilai IC50 bernilai lebih dari 500 ppm, begitupun sebaliknya terkait pemilihan umur daun juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya aktivitas antioksidan dilihat dari perbandingan hasil dari kedua perlakuan bahwa daun muda memiliki tingkat aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan daun tua dalam menangkal radikal bebas.Kata Kunci : Suhu, Antioksidan, Zaitun (Olea europaea L.), DPPH.
Uji Limbah Hasil Fermentasi Buah Maja (Aegle marmelos) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa l.) Silvia Eka Safitri; Saimul Laili; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.8853

Abstract

The Maja plant is a plant of the Rutaceae family that from tropical and subtropical regions of America. The benefits of Maja fruit fermentation waste can be used as organic liquid fertilizer. Pakcoy mustard is a vegetable that is needed by humans to meet their daily needs. The need for the vegetable market, especially Pakcoy mustard, has increased from year to year. Fertilizing plants is redundant to replace nutrients transported by plants, especially if the soil used for plant cultivation has a low fertility level, one of which is by utilizing the fermented Maja fruit waste can be used as liquid organic fertilizer containing elements macro and micronutrients needed by plants. This study aims to determine the effect of giving Maja fruit fermentation waste to the growth of mustard Pakcoy and to determine the best concentration for the growth of mustard Pakcoy. The method used in this study was an experimental method using a one-factor completely randomized design study (CRD) with concentrations of 0%, 10%, 20%, 30%, and 40% respectively 4 times with 5 treatments. The parameters observed in this study included plant height, number of leaves, root length, wet weight, dry weight, and abiotic factors. The research data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), then if there was a significant difference, the LSD test was continued at 5%. The results showed that giving Maja fruit fermentation waste with a concentration of 40% affected increasing the wet weight of Pakcoy mustard with an average value of 82.50 grams.Keywords: Pakcoy Mustard, Maja Fruit Fermented Waste, Organic FertilizerABSTRAKTanaman maja adalah tumbuhan dari famili Rutaceae berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika. Manfaat limbah fermentasi buah maja dapat digunakan sebagai pupuk cair organik. Sawi Pakcoy adalah sayuran yang sering diolah oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Terjadi peningkatan kebutuhan pakcoy setiap periode tahun. Pemberian pupuk terhadap tanaman mutlak diperlukan untuk menggantikan unsur hara. Media tanam budidaya sawi pakcoy pada tanah dengan tingkat kesuburan rendah perlu pemupukan, salah satu alternatif dengan pupuk cair organik limbah fermentasi buah maja yang mudah diperoleh. Limbah tersebut terbukti mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah hasil fermentasi buah maja terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy pada konsentrasi yang paling baik bagi pertumbuhan. Metode penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL).Perlakuan konsentrasi dimulai dari 0%; 10%; 20%; 30%; 40% dengan 4 kali ulangan. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot basah, bobot kering, dan faktor abiotik. Analisis anova digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan kemudian dilanjut uji BNT 5%. Penelitian ini memberikan hasil bahwa pemberian limbah hasil fermentasi buah maja dengan konsentrasi 40% berpengaruh dalam peningkatan bobot basah sawi pakcoy dengan nilai rata-rata 82,50 g.Kata kunci : Sawi Pakcoy, Limbah Hasil Fermentasi Buah Maja, Pupuk Organik
Uji Efektivitas Residu Tembakau Sebagai Bioinsektisida Hama Plutella Xylostella pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Rina Alfi Hafiana; Saimul Laili; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.8895

Abstract

The mustard plant (Brassica juncea L) has been widely cultivated by local communities. The problem that occurs in mustard cultivation farmers is the attack of plant pests which can reduce the quality and quantity of mustard plants. The abundant amount of cigarette butts waste has the potential to be used as a source of insecticides. The nicotine in cigarette butts is acknowledge to be a potential nerve poison and is used as a raw material for various types of insecticides and the essential oil content in clove also contains eugenol which is a component that can be used as an inhibitor of bacterial and fungal proliferation and plays an effective role in controlling pests, can cause skin irritation, and other problems that will become contact poison for insect pests. One of the leaf destroying leaf plants is Plutella xylostella. This study aims to distinguish the effect of kretek cigarette butts and determine the effective concentration on pest mortality. This research was carried out at Biology Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Islamic University of Malang. The research method used an Randomized Block Design (RBD) experimental with 5 treatments and 4 replications. ANOVA test results show there are significant differences and the pest mortality tend to increase  after being treated. The most effective results are 25% solution concentrations with 6.75% mortality.  Keywords: Bioinsecticide, Cretek Cigarette Waste, Plutella xylostella Pest ABSTRAKTanaman sawi (Brassica juncea L) telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Permasalahan yang terjadi pada petani budidaya sawi adalah serangan hama tanaman yang dapat menurunkan kualitas  dan kuantitas tanaman sawi. Limbah puntung rokok jumlahnya yang sangat melimpah berpotensi untuk dimanfatkan sebagai sumber insektisida. Nikotin yang ada di puntung rokok diyakini dapat menjadi racun syaraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida serta kandungan minyak atsiri pada cengkeh juga mengandung eugenol yang merupakan komponen yang dapat digunakan sebagai penghambat perkembangbiakan bakteri dan jamur serta berperan efektif dalam mengendalikan hama, dapat menimbulkan iritasi kulit dan masalah masalah lain yang akan menjadi racun kontak untuk serangga hama. Salah satu hama tanaman sawi perusak daun yaitu Plutella xylostella. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan pengaruh limbah puntung rokok kretek dan mengetahui konsentrasi efektif terhadap mortalitas. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang. Metode penelitian menggunakan eksperimental Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan serta cenderung mengalami peningkatan mortalitas hama setelah diberi perlakuan. Hasil yang paling efektif yaitu dengan konsentrasi larutan 25% dengan mortalitas 6,75%.  Kata kunci : Bioinsektisida, Limbah Puntung Rokok Kretek, Hama Plutella xylostella
Uji Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos) Sebagai Antibakteri Pada Bakteri Escherichia coli Susi Apriliani; Ahmad Syauqi; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9907

Abstract

Maja fruit (Aegle marmelos) is a fruit that contains substances such as balm oil, 2-furocoumarins-psoralen and marmelosin (C13H12O). Maja fruit, roots and leaves have antibiotic properties. Plants that contain chemicals in the maja fruit can potentially act as antibacterials that inhibit bacterial growth. The bacteria that cause diarrhea are Coliform, Escherichia coli, Salmonella enterica and Shigella which are bacteria that cause food poisoning or gastrointestinal disorders. Chemical content of maja fruit (Aegle marmelos), namely alkaloids, terpenoids, coumarin, phenylpropanoids, tannins, polysaccharides and flavonoids. This study aims to determine the maja fruit extract has an anti-bacterial effect on minimum bacterial inhibitory growth and to determine the concentration of maja fruit extract on the minimum inhibitory growth of Escherechia coli bacteria. In this study, using the experimental method completely randomized design (CRD). Using 4 treatments and 6 repetitions. By using EMB and BGLB media. The mean of observations on the inhibitory growth test of Escherichia coli bacteria at a concentration of 19.2 was 0.43, a concentration of 35.7 was 0.48, at a concentration of 37.5 was 1.703 and a control was 0.33. Anova test results showed that there was a significant difference, after being treated with a concentration of 0%, 19.2%, 35.7% and 37.5%, the most effective results were with a solution concentration of 37.5% with an average of 1.703 mm.Keywords: Antibacterial, Maja Frutt, Escherechia coli ABSTRAK Buah maja (Aegle marmelos) adalah buah yang mengandung substansi seperti minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen dan marmelosin (C13H12O). Buah, akar dan daun maja mempunyai sifat antibiotik. Tumbuhan yang memiliki kandungan kimia pada buah maja dapat berpotensi sebagai antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri yang menimbulkan diare adalah Coliform, Escherichia coli, Salmonella enterica, Shigella yang merupakan bakteri penyebab keracunan makanan atau gangguan saluran cerna. Kandungan kimia dari ekstrak buah maja yaitu alkaloid, terpenoid, kumarin, pherilpropanoid, tannin, polisakarida dan flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak buah maja memiliki pengsruh antibakteri terhadap pertumbuhan hambat minimal bakteri Escherichia coli dan menentukan konsentrasi ekstrak buah maja terhadap pertumbuhan hambat minimal bakteri Escherichia coli. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Dengan menggunakan media EMB dan BGLB. Rerata pengamatan pada pertumbuhan uji daya hambat bakteri pada konsentrasi 19,2 % yaitu 0,43 mm, konsentrasi 35,7% yaitu 0,48 mm, konsentrasi 37,5% yaitu I,70 mm dan pada kontrol 0,33 mm. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan signifikan, setelah diberi perlakuan konsentrasi 0%,19,2%,35,7% dan 37,5% hasil yang paling efektif yaitu dengan konsentrasi larutan 37,5% dengan rata-rata 1,703 mm. Kata kunci : Antibakteri, Buah Maja, Escherechia coli
Uji Antibakteri Ekstrak Eucheuma cottonii Terhadap Bakteri Escherichia coli Sofiyatul Umaroh; Ahmad Syauqi; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9909

Abstract

Seaweed is a plant as a source of bioactive compounds which produces various kinds of secondary metabolites characterized by a wide spectrum of biological activity. Various benefits of seaweed, namely as a food ingredient, as an ingredient in the pharmaceutical industry and food industry. The content of bioactive compounds in seaweed as secondary metabolites is antibacteria, antioxide, and anticoagulant. Quite a few people know about Escherichia coli, which causes gastrointestinal infections, one of Eucheuma cottonii extract concentration in ethanol as an antibacterial against the growth of Escherichia coli bacteria and to study the maximum inhibition area of Eucheuma cottonii extract against Escherichia coli bacteria. In this study, an experimntal method was used completely randomized design (CRD). It used 4 treatments and 6 replications. By using EMB and BGLB media for antibacterial test. ANOVA test results showed that there was a significant of o%, 19,2%, 35,7%, and 37,5% the results with an average of 3 mm, at a concentration of 37,5% as highest concentration but still in a weak category.Keywords: Eucheuma cottonii, Antibacteria, Escherichia coli ABSTRAK Eucheuma cottonii adalah  salah satu tanaman sebagai sumber senyawa bioaktif yang menghasilkan berbagai macam metabolit sekunder yang dicirikan oleh spektum aktivitas biologis yang luas. Berbagai manfaat rumput laut yaitu sebagai bahan pangan, sebagai bahan industri farmasi dan industri makanan. Kandungan senyawa bioaktif pada Eucheuma cottonii sebagai metabolit sekunder adalah sebagai antibakteri, antioksida, antikoagulan. Beberapa masyarakat yang mengetahui tentang bakteri Escherichia coli sebagai  penyebab penyakit infeksi saluran pencernaan, bakteri Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh kosentrasi ektrak Eucheuma cottonii dalam etanol sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. dan mempelajari daerah hambat maksimum ektrak Eucheuma cottonii sebagai antibakteri pada bakteri Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Dengan menggunakan media EMB dan BGLB untuk uji antibakteri. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan signifikan, setelah diberi perlakuan konsentrasi 0%,19,2%,35,7% dan 37,5% hasil dengan konsentrasi larutan 37,5% dengan rata-rata 3 mm, pada kosentrasi 37,5% sebagagai kosentrasi tertinggi tetapi masih katagori lemah. Kata kunci : Eucheuma cottonii, Antibakteri, Escherichia coli
Penambahan Kultur Mikroba Jamur Mikroskopis pada Produk Delignifikasi Material Organik Durrotul Choiroh; Ahmad Syauqi; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9912

Abstract

Agricultural waste is also known as a berlignocellulosic material composed of three polymers. These polymers can produce valuable products such as fermented sugar. This study aims to study the changes that occur in delignified organic material products added with microscopic fungal cultures and different concentrations. This study used an experimental method with a mean comparison of two populations. Consisting of 2 treatments, the first A: 2.5% (11 replications) and the second B: 7.5% (11 replications), so that the total number of repetitions was 22 times. Using a consortium of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, and Candida sp. The media used in the study were Potato Dextrose Borth (PDB) media, Wang media, and papaya fruit extract. Papaya fruit extract also functions as a nutrient source for mushrooms. The pH used is pH 5. The fermentation process of the media added by delignification products of organic material with consortium fungi for 3 days (72 hours). Determination of glucose levels using the sulfuric-phenolic acid method with an ultra violet (UV) and visible light spectrophotometer. The data analysis used was the T-test. Changes that occur in delignification products of organic material when added with microscopic fungal cultures are the addition of glucose and there is a comparison of glucose levels at different concentrations. In treatment A the average glucose level obtained was 15.72375 mg / ml, while in treatment B the average glucose level obtained was 42.475 mg / ml. This proves that the two treatments were significantly different aimed at P>0.05.Keywords: Delignification, Organic Materia, Microbial Fungi (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp.), GlucoseABSTRAKLimbah pertanian disebut juga sebagai bahan berlignoselulosa tersusun oleh tiga polimer. Polimer tersebut dapat menghasilkan produk yang bernilai seperti gula hasil fermentasi. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik yang ditambahkan kultur jamur mikroskopis dan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini memakai metode eksperimental dengan desain perbandingan rerata dua populasi. Terdiri dari 2 perlakuan, yang pertama A: 2,5% (11 kali ulangan) dan yang kedua B: 7,5% (11 kali ulangan), sehingga jumlah total ulangan ada 22 kali ulangan. Memakai konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Media yang digunakan pada penelitian yaitu media Potato Dextrose Borth (PDB), media Wang, dan extrak buah pepaya. Ekstrak buah pepaya juga berfungsi sebagai sumber nutrien untuk jamur. pH yang digunakan yaitu pH 5. Proses fermentasi media yang ditambahkan produk delignifikasi material organik dengan jamur konsorsium selama 3 hari (72 jam). Penentuan kadar glukosa memakai metode asam sulfat-fenol dengan alat spektrofotometer sinar ultra violet (UV) dan tampak. Analisis data yang digunakan yaitu Uji-T. Perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik ketika ditambahkan dengan kultur jamur mikroskopis yaitu ada penambahan glukosa dan terdapat perbandingan kadar glukosa pada konsentrasi yang berbeda. Pada perlakuan A rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yaitu 15,72375 mg/ml, sedangkan pada perlakuan B rata-rata kadar glukosa yang didapat yaitu 42,475 mg/ml. Hal ini  membuktikan bahwa dari dua perlakuan berbeda nyata ditujukan pada P>0,05.Kata kunci : Delignifikasi, Material Organik, Jamur Mikroba (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., dan Candida sp.), Glukosa
Uji Efektivitas Daun Maja (Aegle marmelos) Sebagai Bioinsektisida Hama Plutella xylostella pada Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. italica) Silvia Fitrotul Azizah; Saimul Laili; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9965

Abstract

Indonesia has many insecticide producing plants that can be used as a control of plant pests.. Fermentation of squeeze maja leaves is suspected to be used as an herbal insecticide. Broccoli as a vegetable plant brassicacea tribe, one of the pests destroying broccoli plants is the caterpillar Plutella xylostella. The purpose ofthis research is to find out the effectiveness of fermentation of maja leaves as a pest of Plutella xylostella. Experimental research method is done using randomized design group (RDG) with 5 treatment concentrations sprayed fermentation maja leaves that is P0 = control (0%), P1 (25%), P2 (50%), P3  (75%), P4 (100%) and 4 repeats. Data from the analysis using Anova. The results showed Fhit > F(0.05) which is 11.12 > 3.26 there is a significant influence. But for the treatment of group Fhit < F(0.05) which is 1.15 < 3.49. The temporary conclusion of fermentation spraying of maja leaves has an effect  on the mortality of the pest Plutella xylostella, but has no significant effect on the treatment of the group.Keywords: Maja Leaf Fermentation Solution, Herbal Insecticide, Plutella xylostella Pest  ABSTRAKIndonesia mempunyai banyak tumbuhan penghasil insektisida yang dapat dimanfaatkan sebagai mengendalikan hama tanaman. Fermentasi perasan daun maja diduga dapat digunakan sebagai bahan insektisida herbal. Brokoli sebagai tanaman sayuran suku brassicacea, salah satu hama perusak tanaman brokoli adalah ulat Plutella xylostella. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas fermentasi perasan daun maja sebagai mengendali hama Plutella xylostella.Metode penelitian dilakakuan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan konsentrasi yang disemprot fermentasi perasan daun maja yaitu P0 = kontrol (0%), P1 (25%), P2 (50%), P3 (75%), P4 (100%) dan 4 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Anova. Hasil penelitian menunjukkan Fhit > F(0,05) yaitu 11.12 > 3.26 terdapat pengaruh yang signifikan. Tetapi untuk perlakuan kelompok Fhit < F(0.05) yaitu 1.15 < 3,49. Kesimpulan sementara penyemprotan fermentasi perasan daun maja berpengaruh terhadap mortalitas hama Plutella xylostella, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perlakuan kelompok.Kata kunci : Larutan Fermentasi Daun Maja, Insektisida Herbal, Hama Plutella xylostella

Page 8 of 11 | Total Record : 105