cover
Contact Name
Hendra Susanto
Contact Email
hesus@stiqsi.ac.id
Phone
+6281232233243
Journal Mail Official
jurnal@stiqsi.ac.id
Editorial Address
Pondok Pesantren Al-Ishlah, Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur
Location
Kab. lamongan,
Jawa timur
INDONESIA
Al-I'jaz: Jurnal Studi Al-Qur'an, Falsafah, dan Keislaman
ISSN : 27221652     EISSN : 27211347     DOI : https://doi.org/10.53563/ai.v3i1
Core Subject : Religion, Education,
Focus Al-I jaz adalah jurnal yang terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember), yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur. Fokus jurnal ini adalah untuk mendiseminasikan kajian akademis tentang Pemikiran Keislaman terkait Al-Qur’an, Falsafah dan Isu Keislaman Klasik dan Kontemporer, serta untuk memfasilitasi dialog akademis antara para akademisi dan peneliti yang berminat dalam kajian pemikiran keislaman terkait Al-Quran, Falsafah dan Isu Keislaman Klasik dan Kontemporer. Scope Al-I jaz memiliki ruang lingkup kajian dan penelitian yang mengkover beragam bidang terkait kajian Pemikiran Keislaman seperti: Tafsir, Hadits, Fiqh, Sejarah Islam, Hukum, Al-Quran dan Tafsir, Tasawuf, Ilmu Kalam, Politik, dan Filsafat serta Isu Keislaman Klasik dan Kontemporer (seperti relasi jender, demokrasi, Hak Azasi Manusia, Ekspresi dan Praktik Hidup masyarakat Muslim di seluruh dunia).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 74 Documents
Pemikiran Muhammadiyah Tentang Hadits Muhammad Arwani Rofi'í Rofi'í
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.6

Abstract

Muhammadiyah merupakan salah satu kelompok gerakan Islam besar di Indonesia, oleh karena itu sangat dibutuhkan sekali pengetahuan umat Islam tentang kelompok ini. Dalam Islam hadis merupakan sumber utama agama setelah al-Qur’an karena pentingnya kedudukan hadis dalam Islam, maka sangat penting sekali kita memahami pemahaman kelompok Muhammadiyah terhadap hadis. Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji pemahaman Muhammadiyah terhadap hadis adalah dengan metode penelitian kuantitatif dengan cara mengumpulkan data-data berupa teks-teks yang ada kemudian ditelaah untuk mendapatkan pemahaman dari teks tersebut atau dapat disebut dengan content analisys. Penelitian yang penulis dapatkan Muhammadiyah sangat memperhatikan kesahihan sebuah hadis sebagai rujukan dalam bersyariat terutama kritik dalam sanad hadis, dalam bidang Akidah Muhammadiyah hanya menerima hadis mutawatir, namun dalam beberapa hal juga terdapat perbedaan dalam penerapannya.
Aparatus Kritik Mustofa Al-Azmi pada Arthur Jeffery tentang Polemik Mushaf Ibnu Mas'ud : (Pendekatan Tekstologi) Fathurrofiq Fathurrofiq
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.8

Abstract

Western scholars, often called, the orientalists somehow develope their Islam and or Quranic study based on their own methodology regardless the metholology achieved by muslim scholars. One of them was Arthur Jeffery. He explained his findings on Quranic codification made by muslim generation at that time had disconsidered variant readings of Quran. But Uthman proclaimed Jeffery Unified that variants by burning other codice and material belong to the prophet champanion. In the name of Ibnu Masud he found, actually such variants became indication of unautheticity of Uthman codice. Following the way of Jeffery thought, of course, muslim understanding on the Quranic autheticity will be disrupted. The muslim however mostly will confuse whether the naration on Usthman codice valid or not. The naration made by Jeffery on what he called as Ibnu Masud codice however will distructed the established understanding. In countering so, Mustofa al-Azmi came with bright explaination that the Quranic study belongs to Jeffery lack of muslim tradition i.e. strong transmission of Hadith. Mustofa al-Azmi sharply responded Jeffery by explaining three issues. Firstly, he told the weakness methodology of Jeffery on the different arrangement of surah belong to Ibnu Masud codice. Secondly, He refuted Jeffery’s misleading in the omitting three surah in codice belonged to Ibnu Masud. The third, the correction to Jeffery’s claim that he found difference or variant reading of Ibnu Masud codice from our codice that referred to Uthman codice. The way Mustofa Al Azmy refuse Jeffery it is the critical aparatus or textual apparatus of Mustofa al-Azmi.
Urgensi Pendekatan Holistik dalam Metodologi Studi Islam: Kajian Pemikiran M. Amin Abdullah Piet Hizbullah Khaidir
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.9

Abstract

Metodologi Studi Islam dalam perdebatan ilmiah akademik dipersoalkan: apakah cukup menggunakan pendekatan normative saja, historis saja, atau gabungan keduanya ataukah tidak membutuhkan pendekatan sama sekali. Tulisan ini dengan menggunakan eksemplar kajian pemikiran Prof. M. Amin Abdullah membedah secara kritis bagaimana Metodologi Studi Islam seharusnya menyajikan kajian-kajian keislaman dan isu-isu keislaman. Penulis menguraikan apakah pendekatan normative, pendekatan historis dan gabungan keduanya beserta implikasinya jika diterapkan dalam kajian-kajian teks-teks keislaman dan isu-isu keislaman. Untuk mempertegas kajian metodologis ini, penulis juga menguraikan sedikit tentang pemikir lain yang serupa dengan Prof. Amin Abdullah, yaitu Prof. Fazlurrahman, dan membedah pemikiran Prof. Amin Abdullah yang diposisikan oleh penulis sebagai seorang Ghazalian dan Kantian. Penulis menggunakan pendekatan deskriptis analitis serta komparatif dalam menyajikan tulisan ini. Sehingga diharapkan dapat ditemukan telaah komprehensif atas dua hal: pemikiran Prof. Amin Abdullah dan pentingnya pendekatan holistik dalam Metodologi Studi Islam.
Antonimitas dalam al-Qur'an: Analisis Lafadh Antonim pada Q.S Al Hasyr Perspektif M. Ali Al-Khuli Fuji Lestari
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.10

Abstract

Ayat-ayat al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia di bumi. Oleh karena itu al-Qur’an menggunakan bahasa manusia dimana mereka hidup. Nabi Muhammad terpilih sebagai utusan untuk mensyiarkan agama Islam dengan pilar al-Qur’an sesuai lughah yang dipakai. Memahami al-Qur’an tidak cukup dengan membacanya saja, walaupun setiap bacaannya ada ganjarannya. Lebih daripada itu pemahaman pada bahasa yang disampaikan al-Qur’an patut dijadikan perhatian lebih guna mendapatkan pemahaman secara komprehensif dalam segala aspek petunjuk yang diperuntukan seluruh alam ini. Pemahaman secara linguistik seperti antonim dalam al-Qur’an atau dila>lah dalam Q.S al-Hasyr ini akan dibahas dalam artikel ini guna mencari antonim dalam surah tersebut berdasarkan kisaran makna dan jenis dari antonim perspektif semantik AL-Khulli. Adapun metode dalam tulisan ini dengan menggunakan semantik al-Khulli dengan berpacu pada teorinya tentang sembilan jenis antonim dalam bahasa Arab. Akan tetapi, dalam Q.S Hasyr. Dari kesimpulan nya terdapat lima jenis antonim yaitu:  Binary/ ???? ???, Bagian/ ???? ????, Affinity/ ???? ???????, Graded/ ???? ????, Conversense / ???? ???.  
Mengeksplanasi Mukjizat Al-Qur'an Mahfudhil Asrar
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.11

Abstract

Al-Qur’an merupakan sumber rujukan utama yang menempati posisi sentral bagi seluruh disiplin ilmu keislaman. Kitab suci tersebut, disamping menjadi huda (petunjuk), juga bayyinat min al-huda (penjelasan bagi petunjuk-petunjuk tersebut) serta menjadi furqan (tolok ukur pemisah antara yang benar dan yang salah). Dari sini, tidak heran jika Al-Qur’an mendapat perhatian yang amat besar dari semua pihak yang ingin memperoleh cahaya petunjuk dan/atau mengenal lebih dekat ajaran-ajaran Islam. Diantara keistimewaan Al-Qur’an bahawa ia merupakan kitab yang bersifat i’jaz (melemahkan dan meyakinkan para penentangnya). Allah menjadikannya sebagai tanda kekuasaan terbesar dan mukjizat teragung bagi pamungkas rasul-rasul-Nya, Muhammad saw. Bahkan Allah menjadikannya tanda kebesaran satu-satunya yang bersifat menantang. Allah tidak menantang orang-orang musyrik dengan setiap tanda (kejadian) yang Allah anugerahkan dengan segala keragaman dan kuantitasnya, kecuali Al-Qur’an. Dan akhirnya penulis menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu dibutuhkan masukan serta perbaikan yang sifatnya membangun dari para pembaca. Semoga tulisan yang singkat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
CSR (Corporatesocialresponsibility) dalam Perspektif Islam: Alternatif Strategi untuk Menciptakan GCC (Good Corporate Culture) di Masyarakat Anis Ulfiyatin Anis Ulfiyatin
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i2.18

Abstract

Tulisan ini akan membahas tentang konsep CSR (Corporate Social Responsibility) dalam perspektif kajian Islam sebagai strategi menciptakan GCC (Good Corporate Culture) di masyrakat. CSR sebagai sebuah konsep yang diyakini mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat. Banyak manfaat yang akan diterima perusahaan bila melaksanakan program CSR. Oleh karena itu perusahaan harus memaknai CSR sebagai sebuah kewajiban bukan kesukarelaan. Pelaksanaan CSR membutuhkan kerjasama dari semua pihak yang ada di perusahaan tersebut. Bila CSR telah dimaknai sebagai nilai-nilai perusahaan dan dilaksanakan secara kolektif, maka CSR akan menjadi budaya perusahaan. Salah satu keuntungan bagi perusahaan yang menjalankan program CSR adalah menciptakan image positif di masyarakat.
Revalidasi Metodologi Zaid B Tsabit dalam Pemushafan Al-Qur’an Fathurrofiq Fathurrofiq
Jurnal Al I'jaz Vol 2 No 1 (2020): June
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v2i1.20

Abstract

What Zaid b Tsabit did to collect the revelation of Quran, according to Muslim narratives was philologically perfect. At least, it is the most scrutinizing actever dealing with codifying scripture text. But to Western scholars (orientalists) view, it is not so. They find vague surrounding the Zaid b Tsabit works in the reign of either Abu Bakr or Uthman b Affan. The disputes on whether the Suhuf belong to Abu Bakr is official codex ot not, the Mushaf belong to Uthman was not soon widely accepted for example by Abdullah b Mas’ud the senior companion of the Prophet Muhammad in Kuffa, or the rising variants in reciting Quran were among the fertile lands for orientalists to criticize. Disputing Quran scientifically of course it is the challenge for Muslim to reaffirm his or her belief. So, it is open for whomever to criticize every aspect of Muslim life including their main theological source: Al-Qur’an. Responding the critics, thisresearch tries to revalidate philologically Zaid’s methodology. However, philology is scientific approach rooted from West tradition. In addition, to objectify, this research provides the comparasion of Zaid’s methodology to some philological experiences. The three examples of such experiences are philology belong to Alexandria school, philology of Bible, and philology of Nusantara. So, this research has two steps. Firstly, it explains the methodology belongs to Zaid its self philologically. Secondly in the same time, it compares to other philological experiences. By such explanation and comparison, this research try to reaffirm the very detailed and selective work of Zaid b Tsabit dealing with compelling the revelation of Qur’an.
Fungsi Al-Qur'an bagi Manusia Agus Salim Syukran Agus Salim Syukran
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i2.21

Abstract

Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah Swt kepada nabi dan rasul-Nya. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ini merupakan lanjutan dari kitab-kitab suci sebelumnya, seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, Zabur yang diberikan kepada Nabi Daud, dan Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa. Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur’an memiliki fungsi yang lebih luas daripada kitab-kitab sebelumnya. Tulisan ini mencoba meneliti fungsi al-Qur’an bagi manusia. Dengan mengambil perspektif al-Qur’an dan agama Islam, penelitian menunjukkan bahwa Allah Swt telah memberikan kepada al-Qur’an sejumlah nama yang menggambarkan fungsinya. Di antaranya Al-Huda (petunjuk), Al-Furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil), Al-Burhan (bukti kebenaran), Al-Dzikr atau Al-Tadzkirah (peringatan), Al-Syifa (obat penyembuh), Al-Mau’idhah (nasihat, pelajaran), dan Al-Rahmah (rahmat). Selain itu, sebagai kitab suci terakhir, al-Qur’an juga membawa fungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman, penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya, dan sumber pokok ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.  
Kebenaran dan Peranan Al-Qur’an dalam Kesempurnaan Sistem Imun Tubuh Manusia Rosydina Robi'aqalbi
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i2.22

Abstract

Al-Qur’an merupakan kitab yang tidak terbantahkan kebenarannya. Berbagai ilmuwan di seluruh belahan dunia tertarik untuk mengkaji secara ilmiah tentang bukti kebenaran firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an. Salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an adalah kebenarannya ketika berbicara tentang kesempurnaan penciptaan manusia. Salah satu kesempurnaan ciptaan manusia yang begitu mengagumkan terdapat pada sistem imun tubuh manusia. Tulisan ini akan mengkaji melalui literature review bagaimana sempurnanya cara kerja sistem imun yang dimiliki oleh manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Juga akan dibahas tentang peranan Al-Qur’an dalam meningkatkan imunitas tubuh manusia.
Sensibilitas Penerjemahan Al-Qur'an: (Studi Linguistik terhadap Best Practice Pembelajaran Terjemah Al-Qur'an) Fathurrofiq Fathurrofiq
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i2.24

Abstract

Kitab Al-Qur’an dan Terjemahnya (QT) memang tersedia di mana-mana dan memudahkan setiap muslim dan siapa saja untuk membaca. Namun ini tidak menjadikan umat Islam Indonesia lalu semata-mata bergantung pada QT dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an . Motivasi banyak umat Islam untuk belajar langsung menerjemahkan Al-Qur’an tetap tinggi. Buktinya, sejumlah buku yang berisi terjemahan Al-Qur’an kata per kata (TQK) banyak beredar di samping QIT. Aktivitas pembelaraan terjemahan kata per kata juga hidup menggejala di masyarakat perkotaan semisal Surabaya. Pada dasarnya, belajar terjemahan kata per kata menekankan pada pendekatan berbasis daftar kosakata (vocabulary) dan pemahaman gramatika bahasa Arab. Bagaimana menerjemahkan kata per kata yang bekerja dalam pikiran penerjemah (guru) terjemah Al-Qur’an adalah persoalan yang ingin dijelaskan oleh penelitian ini. Pendekatan linguistik dimanfaatkan untuk menjelaskan; 1) cara baca (act of reading) dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan 2) praktik menerjemahkan Al-Qur’an yang dilakukan guru-guru terjemah Al-Qur’an . Dengan metode etnografis, penelitian ini menjelaskan horizon pandang guru-guru terjemah dalam membaca referensi: QT danTQK untuk pengembangan pembelajaran terjemah Al-Qur’an. Dalam menerjemahlan Al-Qur’an termasuk TQK, sejumlah tantangan akan menghadang para guru. Tantangan ini muncul mengingat bahasa Al-Qur’an (bahasa Arab) berbeda dari bahasa Indonesia. Setiap bahasa memiliki keistimewaan gramatikanya sendiri-sendiri. Secara kultural dan natural, setiap bahasa mengembangkan sistem konvensi dan arbitrasinya masing-masing yang pasti berbeda satu denganbahasa-bahasa yang lain. Maka sesungguhnya praktik TQK adalah upaya menjembatani perbedaan tersebut