cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 317 Documents
Sampul Luar, Sampul Dalam & Daftar Isi Vol 4 No 2 Acta Vet Indones
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 2 (2016): Juli 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.116 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.2.i-vii

Abstract

Acta Vet Indones Vol 4 No 2 Sampul Luar, Sampul Dalam, Kata Pengantar, Guideline for Author, dan Daftar Isi
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Listeria monocytogenes dari Susu Sapi Segar di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Kusumandari Indah Prahesti; Ni Luh Putu Ika Mayasari; Ratmawati Malaka; Farida Nur Yuliati; Fachriyan Hasmi Pasaribu
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 2 (2017): Juli 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.097 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.2.57-65

Abstract

Listeria monocytogenes merupakan bakteri patogen yang dapat menginfeksi manusia melalui bahan pangan sehingga menimbulkan penyakit listeriosis. Wabah listeriosis terjadi akibat konsumsi bahan pangan yang terkontaminasi L. monocytogenes, di antaranya daging, susu, dan produk susu. Serotipe bakteri L. monocytogenes dikaitkan dengan kasus wabah epidemik dan sporadik listeriosis pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi L. monocytogenes dari susu sapi segar di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, melakukan analisis karakteristik molekuler, dan menentukan serotipe isolat bakteri L. monocytogenes yang diperoleh. Sebanyak 107 sampel susu diperoleh dari lima kecamatan di Kabupaten Enrekang dan dikumpulkan menjadi 31 sampel pool, kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri. Tahap pengayaan dilakukan dengan media Listeria enrichment broth (LEB) kemudian dilakukan kultur pada media Listeria selective agar base (LSA), dilanjutkan dengan uji biokimiawi. Isolat bakteri L. monocytogenes yang diperoleh dikonfirmasi dengan polymerase chain reaction (PCR) dan dilakukan pengurutan oligonukleotida. Identifikasi serotipe dilakukan dengan PCR multipleks. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 21 isolat merupakan bakteri L. monocytogenes dan analisis pengurutan oligonukleotida menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh memiliki kemiripan sebesar 99% dengan strain L. monocytogenes yang terdapat pada basis data GenBank. Identifikasi serotipe menunjukkan bahwa keseluruhan isolat termasuk dalam serogrup 2, yaitu serotipe 1/2c dan 3c.
Tampilan Estrus dan Angka Kebuntingan Sapi Bali Pascapemberian Ekstrak Pituitari Wilmientje Marlene Nalley; Petrus Kune; Thomas Mata Hine
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 2 (2017): Juli 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.818 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.2.74-80

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji potensi ekstrak pituitari sebagai sumber hormon alami yang murah dan aplikatif untuk meningkatkan produktivitas induk sapi bali. Kegiatan penelitian diawali dengan koleksi kelenjar pituitari dari rumah potong hewan dan diawetkan menggunakan aseton konsentrasi dengan bertingkat. Kelenjar pituitari kemudian dilarutkan dengan aquabidest menggunakan mortar  hingga  larut, larutan kelenjar pituitari disentrifugasi, dan supernatan disimpan sebagai ekstrak pituitari (EP). Dua belas ekor sapi bali dibagi ke dalam 4 kelompok. Kelompok I dosis 0 ml (P0, kontrol), kelompok II 10 mg/kg berat badan (BB) (P1), Kelompok III 20 mg/kg BB (P2), dan kelompok IV 30 mg/kg BB (P3).  Variabel penelitian adalah tampilan estrus, tingkat ovulasi, angka kebuntingan dan service per conception. Hasil penelitian menunjukkan pemberian  20 mg/kg BB EP pada induk sapi bali mampu memperpendek siklus estrus (P<0,05) yaitu 11,67 hari dibandingkan dengan kontrol 27 hari; meningkatkan angka kebuntingan hingga 100% vs 0%, dan menurunkan service per conception yaitu 1,00 vs 3,33. Tidak terdapat perbedaan dalam ovulatiton rate dalam  intensitas estrus antar perlakuan (P>0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah  esktrak pituitari dapat meningkatkan produktivitas induksi sapi bali, dengan dosis terbaik yaitu 20 mg/kg BB. 
Status Akrosom dan Kualitas Post-Thawed Spermatozoa pada Beberapa Rumpun Sapi dari Dua Balai Inseminasi Buatan Yulida Nofa; Ni Wayan Kurniani Karja; Raden Iis Arifiantini
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 2 (2017): Juli 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.416 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.2.81-88

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas dan status akrosom spermatozoa semen beku pasca-thawing beberapa rumpun sapi dari dua Balai Inseminasi Buatan (BIB). Semen beku dari sapi limousin, ongole, simental dan brahman yang di-thawing di dalam air hangat (37 oC) selama 30 detik dan kemudian dievaluasi motilitas spermatozoa, viabilitas, dan membran plasma utuh  (MPU). Evaluasi Status akrosom spermatozoa menggunakan pewarnaan Trypan Blue - Giemsa (TBG) dan Coomassie Blue (CB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas (51 ± 1,87%) dan MPU spermatozoa (72,53 ± 1,68%) dari sapi ongole lebih tinggi daripada rumpun sapi  yang lainnya pada BIB A (P<0,05). Namun, dari BIB B, motilitas dan MPU dari limousin lebih tinggi dari rumpun lainnya (P <0,05) dengan persentase masing-masing 51 ± 1,58% dan 72,60 ± 0,62%. Spermatozoa dengan TAU (95,40 ± 0,79%) dari rumpun sapi ongole menggunakan CBB G250 pada BIB B lebih tinggi dibandingkan 3 rumpun sapi lainnya (P<0,05). Akrosom spermatozoa dapat dievaluasi menggunakan TBG dan CBB G250. Namun, TBG lebih kompleks dan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan membutuhkan jangka panjang.
Penentuan Patogenesitas Molekuler Virus Newcastle Disease yang Diisolasi dari Ayam Komersial Tahun 2013-2016 Sarwo Edy Wibowo; Michael Haryadi Wibowo; Bambang Sutrisno
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 2 (2017): Juli 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.372 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.2.105-119

Abstract

Newcastle Disease (ND) atau yang dikenal dengan “Tetelo” masih menjadi masalah di peternakan unggas komersil, meskipun telah dilakukan vaksinasi ND secara rutin, namun wabah ND masih tetap terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui patogenesitas molekuler dan genotipe virus ND berdasarkan analisis sekuen fragmen gen F, serta melihat hubungan kekerabatan antara isolat dalam penelitian dengan isolat ND di Indonesia sebelumnya serta strain vaksin pada peternakan ayam yang menerapkan vaksinasi ND secara berkala. Penelitian ini menggunakan primer yang didesain dengan konsensus fragmen gen F dari GenBank dan desain dengan aplikasi amplifX pada posisi 91-800 nt dengan panjang 710bp. Urutan basa pada primer kemudian di cek dengan BLAST primer dan di uji spesifisitas dengan beberapa virus penyakit unggas yaitu vaksin infectious bronchitis (IB) 120, virus vaksin infectious laryngotracheitis (ILT), virus vaksin avian influenza (AI), dan virus vaksin infectious bursal disease (IBD). Delapan sampel paru diperoleh dari delapan peternakan ayam komersial di Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Magelang dan Muntilan. Tiga sampel diisolasi pada telur ayam berembrio dan diidentifikasi menggunakan uji HA dan HI. Lima sampel lain dilakukan ekstraksi secara langsung dari gerusan organ paru. Sampel di identifikasi dengan metode reverse transciptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mendeteksi gen F menggunakan  primer forward 5’ TCT CTT GAT GGC AGG CCT CTT G ‘3 dan reverse 5’ CCG CTA CCG ATT AAT GAG CTG AGT’3 dengan panjang produk 710 bp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel positif virus ND. Analisis hasil sekuen dengan menggunakan perangkat lunak MEGA v.7 didapatkan susunan asam amino penyusun cleavage site 112RRQKR↓F117 dan 112RRRKR↓F117yang menunjukkan bahwa virus ND tersebut digolongkan strain velogenik. Berdasarkan analisis pohon filogenetik isolat ND-Layer/GK-SR1/2013, ND-Lay/Pullet-80/ 27/16 (N), ND-Bro/Lingga 2L/24/2 (N), dan ND-Lay/Smg-P/2015 merupakan genotip VIIi, sedangkan 3 isolat ND yaitu ND-Bro/Yog-P/2015, JKT/P1/2016 (Jakarta), dan JKT/P2/2016 (Jakarta) merupakan ND genotip VIIh. Jarak genetik isolat yang diteliti dengan virus ND Indonesia yang pernah dilaporkan sebelumnya pada fragmen gen F posisi 91-798 berkisar 0,4 – 9,6 % dengan tingkat homologi mencapai 90,4 – 99,5%.
Respons dan Karakteristik Estrus setelah Sinkronisasi Estrus dengan Cloprostenol pada Sapi Friesian Holstein Musthamin Balumbi; Iman Supriatna; Mohamad Agus Setiadi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.465 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.1.29-36

Abstract

Penelitian tentang sinkronisasi estrus pada sapi perah Friesian Holstein (FH) menggunakan cloprostenol telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respons dan karakteristik estrus serta pengukuran nilai hambatan arus listrik lendir vagina. Penelitian dilakukan pada 20 ekor sapi FH dengan dua perlakuan injeksi cloprostenol, yaitu injeksi tunggal dengan keberadaan corpus luteum dan injeksi ganda dengan selang waktu injeksi 11 hari. Pengamatan estrus dan pengukuran lendir dilakukan lima hari berturut-turut setelah injeksi cloprostenol yang terakhir. Parameter pengukuran yang diamati meliputi respons, onset, dan durasi estrus, serta nilai hambatan arus listrik lendir vagina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi ganda menghasilkan respons estrus yang lebih baik dibandingkan injeksi tunggal (90% vs 70%), dengan onset estrus lebih pendek (47,55 jam vs 53,28 jam), dan durasi estrus lebih pendek (24,85 jam vs 23,55 jam). Data hambatan arus listrik lendir vagina pada kelompok injeksi ganda lebih rendah dibandingkan dengan injeksi tunggal (187,77 vs 192,14), dengan pola tinggi sebelum estrus, rendah pada saat estrus, dan tinggi kembali setelah estrus, baik pada kelompok injeksi tunggal maupun injeksi ganda. Dapat disimpulkan bahwa respons estrus pada kelompok injeksi ganda lebih baik dibandingkan dengan kelompok injeksi tunggal.
Efektivitas Insulin-Like Growth Factor-I (IGF-I) dalam Media Maturasi In Vitro Pada Pematangan Inti dan Fertilisasi Oosit Sapi Bali . Hasbi; Sri Gustina; Ni Wayan Kurniani Karja; Iman Supriatna; Mohamad Agus Setiadi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 6 No. 1 (2018): Januari 2018
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.643 KB) | DOI: 10.29244/avi.6.1.24-29

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas insulin-like growth factor–I (IGF-I) pada tingkat pematangan inti dan fertilisasi oosit sapi bali. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap. Tahap I, oosit dimatangkan secara in vitro dalam media 199 dengan penambahan 0 (kontrol), 50, 100, dan 150ng/mL IGF-I. Tahap II, oosit dimatangkan dalam media seperti pada penelitian tahap I, kemudian difertilisasi secara in vitro untuk mengamati pembentukan pronukleus. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumLah oosit yang mencapai tahap metaphase II (MII) dengan penambahan 0 (kontrol), 50, 100, dan 150ng/mL IGF-I dalam media maturasi. Berturut-turut adalah 80,6±7,6%; 81,5±8,6%; 87,5±6,9%; dan 84,1±12,4%. Penelitian tahap II menunjukkan bahwa tingkat fertilisasi pada penambahan 100 ng/mL IGF-I dalam media maturasi nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol dan penambahan 50 ng/mL IGF-I, yaitu berturut-turut 78,3±6,6%, 67,1±8,9%, dan 64,6±6,0% untuk dosis 100, 0, dan 50 ng/mL. Akan tetapi, peningkatan dosis pemberian IGF-I menjadi 150 ng/mL tidak meningkatkan tingkat fertilisasi yaitu 73,5±9,3%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwapenambahan IGF-I dalam media maturasi tidak mampu meningkatkan jumLah oosit yang mencapai tahap MII, namun penambahan 100 ng/mL IGF-I dapat meningkatkan jumLah oosit yang terfertilisasi.
Pola Resistensi Antibiotik pada Escherichia coli Penghasil ESBL dari Sampel Lingkungan di RPH-R Kota Bogor Ratna Normaliska; Mirnawati Bachrum Sudarwanto; Hadri Latif
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.18 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.42-48

Abstract

Extended spectrum β-lactamase (ESBL) adalah enzim yang dapat menghidrolisis berbagai jenis antibiotik β-laktam termasuk generasi ketiga sefalosporin spektrum luas dan monobaktam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kepekaan dan resistensi Escherichia coli penghasil ESBL terhadap beberapa antibiotik. Isolat Escherichia coli penghasil ESBL (n=10) diisolasi dari total 80 sampel lingkungan di RPH-R Kota Bogor, sebelum proses produksi, menggunakan metode difusi cakram pada media Mueller Hinton Agar (MHA) dan interpretasi hasil mengacu pada Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Hasil pengujian resistensi antibiotik menunjukkan isolat resisten terhadap penisilin 100%, amoksisilin 100%, streptomisin 70%, trimetoprim-sulfametoksasol 60%, dan tetrasiklin 30%. Bakteri E. coli penghasil ESBL di lingkungan RPHR Kota Bogor telah mengalami resistensi terhadap antibiotik dan berpotensi menyebarkan gen resisten tersebut ke bakteri lain. Hasil ini dapat menimbulkan risiko pada kesehatan masyarakat, oleh karena itu diperlukan evaluasi dan pengendalian lebih lanjut.
Performa Sapi Simmental yang Diberi Imbuhan Selenium dan Zink dalam Pakan Asep Kurnia; . Soeparna; Iis Arifiantini; Rahmat Hidayat
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.151 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.1.24-31

Abstract

Manajemen pakan pejantan sapi sangat penting di Balai Inseminasi Buatan (BIB). Beberapa mineral dilaporkan sangat penting dalam proses reproduksi pejantan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji performa sapi pejantan Simmental yang diberi imbuhan zink (Zn) dan Selenium (Se). Delapan belas ekor pejantan Simmental umur 7 tahun, milik BIB Lembang digunakan dalam penelitian ini. Pejantan dibagi tiga kelompok masing-masing 6 ekor. Kelompok I (R1) diberi pakan standar, kelompok II (R2) diberi pakan Standar dan imbuhan Zn dan Se minimal dan kelompok III (R3) diberi pakan Standar dan imbuhan Zn dan Se maksimal selama 60 hari. Parameter yang diukur adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), pertumbuhan kuku dan libido. Data awal dan akhir penelitian dibandingkan dengan Student T test dan data disampaikan dalam rerata ±SEM. Hasil penelitian menunjukkan imbuhan Zn dan Se dapat mempertahankan berat badan sapi Simmental, dan tidak ada perbedaan PBBH antar pakan yang diberikan. Pertumbuhan kuku dan libido juga tidak dipengaruhi oleh mineral yang diberikan.
Morfologi Kelenjar Anal Musang Luak Jantan (Paradoxurus hermaphroditus) Inggrid Trinidad Maha; Savitri Novelina; I Ketut Mudite Adnyane
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.737 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.33-41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi kelenjar anal musang luak jantan secara makroskopis maupun mikroskopis.Organ kelenjar anal dari satu ekor musang luak  (Paradoxurus hermaphroditus) jantan digunakan dalam penelitian ini. Musang luak jantan memiliki sepasang kelenjar anal yang berbentuk bulat terletak di bagian ventrolateral anus. Masing-masing kelenjar anal memiliki saluran eksretorius sekretori yang terletak dorsolateral di bagian zona kutaneus anal kanal. Pengamatan mikroskopis tampak kelenjar sebaceous dan kelenjar keringat apokrin di dinding kantung anal.  Hasil sekreta kelenjar anal terkumpul dalam sebuah kantung anal yang akan bermuara di anal kanal.

Page 8 of 32 | Total Record : 317